Anda di halaman 1dari 4

RESUME UU NO 6 TAHUN 1983

Penjelasan Pasal 2
Semua Wajib Pajak berdasarkan sistem self assesment harus mendaftarkan dirinya pada DJP untuk dicatat
sebagai WP dan sekaligus untuk mendapatkan (NPWP)..
Penjelasan Pasal 3
Ayat 1
Fungsi Surat Pemberitahuan adalah sebagai sarana Wajib Pajak untuk melaporkan dan
mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya terhutang.
Ayat 2
Dalam rangka pelayanan bagi WP formulir SPT disediakan pada Kantor-kantor di lingkungan DJP, Kantor
Pos dan Giro, Kantor Pos Pembantu, dan tempat-tempat lain yang ditentukan oleh DJP dan yang diperkirakan
mudah terjangkau oleh WP.
Ayat 3
SPT terbagi dua, yaitu SPT Masa dan Tahunan.
Ayat 4
Wajib Pajak memiliki hak untuk memperpanjang waktu penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan
sesuai dengan ketentuannya.
Ayat 5
Perlu kiranya ditetapkan persyaratan khusus dan menetapkan sanksi administrasi berupa pungutan bunga
bagi Wajib Pajak yang ingin memperpanjang waktu penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan
Ayat 6
SPT itu merupakan alat penelitian atas kebenaran penghitungan pajak terhutang yang
diberitahukan oleh Wajib Pajak, maka lampiran tersebut merupakan bagian dari SPT dan merupakan persyaratan
mutlak yang harus dipenuhi oleh Wajib Pajak.
Penjelasan Pasal 7
Wajib Pajak yang tidak menyampaikan SPT sesuai dengan batas waktu yang ditentukan,
dikenakan sanksi berupa denda administrasi yang ditetapkan sebesar Rp 10.000,- .
Penjelasan Pasal 8
Ayat 1
WP memiliki hak untuk melakukan pembetulan terhadap SPT dengan syarat belum dilakukan pemeriksaan
oleh DJP.
Ayat 2
Atas kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat pembetulan tersebut dikenakan sanksi
administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan.
Ayat 3
WP masih bisa mengungkapkan kesalahannya dan sekaligus melunasi jumlah pajak yang
sebenarnya terhutang beserta denda administrasi sebesar dua kali dari jumlah pajak yang kurang dibayar maka
terhadapnya tidak akan dilakukan penyidikan.

Penjelasan Pasal 9
Pasal 9 menjelaskan tentang sistematika penyampaian SPT.Beberapa hal yang hendak dijelaskan pada pasal
9 adalah:
1. Batas waktu pembayaran SPT Masa adalah 15 hari setelah masa pajak berakhir.(ayat 1)
2. Jika pada waktu pengisian SPT tahunan ternyata masih terdapat kekurangan pembayaran pajak yang
terhutang, maka kekurangan pembayaran pajak tersebut harus dibayar lunas sebelum SPT Tahunan itu
disampaikan.(ayat 2)
3. DJP memperkenankan WP untuk menunda pembayaran pajak terutang dengan syarat dan ketentuan yang
berlaku.(ayat 3)
Penjelasan Pasal 10
1. Semua penyetoran pajak dibayarkan ke Bank yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan (ayat1).
2. Hal tersebut digunakan untuk mempermudah system administrasi perpajakan (ayat 2).
Penjelasan Pasal 11
1. Apabila terjadi jumlah pajak yang telah dibayar lebih besar dari jumlah pajak yang terhutang, Wajib Pajak
berhak untuk meminta kembali kelebihan pembayaran pajak, dengan catatan Wajib Pajak tersebut tidak
mempunyai hutang pajak lain.
2. Keterlambatan Pemerintah dalam pengembalian kelebihan pembayaran pajak dikenakan sanksi 2%
perbulan (ayat 3).
Penjelasan Pasal 12
Saat terhutang pajak adalah:
1. Pada Suatu Saat, untuk Pajak Penghasilan yang dipotong oleh pihak ketiga.
2. Pada Akhir Masa, untuk Pajak Penghasilan karyawan yang dipotong oleh pemberi kerja, atau oleh pihak
lain atas kegiatan usaha, atau oleh pengusaha atas pemungutan Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa
dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
3. Pada akhir Tahun Pajak, untuk Pajak Penghasilan.
Penjelasan Pasal 13
1. Wewenang DJP untuk melakukan pemeriksaan dan mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak (ayat 1)
2. Sanksi Administrasi terhadap WP yang lalai terhadap kewajibannya sebagaimana diatur dalam ayat 1
( ayat2).
3. Sanksi administrasi dari suatu Ketetapan Pajak, karena melanggar kewajiban perpajakan (ayat 3).
4. Pengertian Kredit Pajak (ayat 4).
5. Kewenangan DJP untuk mengeluarkan SKP adalah 5 tahun ( ayat 6)
Penjelasan Pasal 14
1. Surat Tagihan Pajak memiliki kekuatan hukum yang sama dengan Surat Ketetapan Pajak (ayat 2).
Penjelasan Pasal 16
1. Apabila terdapat human error dalam SKP ,DJP berhak untuk memperbaiki baik secara jabatan maupun atas
permintaan WP.
Penjelasan Pasal 17
1. Surat Keputusan Kelebihan Pembayaran Pajak ( SKKPP ) dapat diterbitkan, setelah oleh Direktur Jenderal
Pajak diadakan penelitian atau pemeriksaan (ayat 1a).
2. Surat Pemberitaan dapat diterbitkan setelah oleh Direktur Jenderal Pajak diadakan penelitian atau
pemeriksaan (ayat 1b).
Penjelasan Pasal 19
1. Mengatur pengenaan bunga atas pajak yang tidak dibayar atau kurang dibayar pada saat jatuh tempo
pembayaran atau terlambat dibayar (ayat 1).
Penjelasan Pasal 22
Pada dasarnya pelaksanaan penagihan Pajak daluwarsa dalam waktu lima tahun, tetapi dapat saja
melebihi lima tahun apabila :
1. telah dikeluarkan Surat Tegoran dan Surat Paksa;
2. adanya pengakuan Wajib Pajak secara langsung atau tidak langsung antara lain :
a. dilakukan pembayaran hutang pajak itu;
b. diajukan permohonan penundaan pembayaran; atau
c. diadakannya pengangsuran pembayaran.
Penjelasan Pasal 24
Menteri Keuangan akan mengatur tata cara penghapusan dan menentukan besarnya jumlah piutang pajak
yang tidak dapat ditagih lagi.
Penjelasan Pasal 25
Pasal 25 berbicara tentang Keberatan,syarat-syaratnya serta tata cara penyampaian keberatan.Hal-hal yang
dibahas pada pasal 25 antara lain:
1. Batas waktu penyampaian kebertan (ayat 3)
2. Penggunaan tanda bukti/resi pada keberatan ( ayat 4 dan 5)
Penjelasan Pasal 26
1. DJP memiliki waktu 12 bulan untuk memproses keberatan WP (ayat 1).
2. WP harus membuktikan ketidakbenaran ketetapan pajak dalam keberatannya (ayat 2)
Penjelasan Pasal 27
1. WP memiliki hak untuk melakukan banding apabila keberatannya ditolak.
Penjelasan Pasal 28
1. Pada dasarnya setiap orang/Badan yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas diharuskan
mengadakan pembukuan. Tetapi bagi Wajib Pajak yang karena kemampuannya belum memadai,
dimungkinkan untuk dibebaskan dari kewajiban mengadakan pembukuan (ayat 1).
2. Pembukuan dan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan kegiatan usaha atau perusahaan harus
disimpan selama sepuluh tahun (ayat 2).
Penjelasan Pasal 29
1. DJP memiliki hak untuk melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan WP serta untuk tujuan lain.
2. WP wajib memberikan dokumen-dokumen yang dibutuhkan DJP untuk pemeriksaan (ayat 2).
3. Kerahasiaan terhadap dokumen-dokumen maupun pembukuaan dapat ditiadakan.
Penjelasan Pasal 32
1. Siapayang menjadi wakil untuk melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan Wajib Pajak terhadap Badan
(ayat 1).
2. WP memiliki hak untuk diwakilkan oleh orang hal dalam hal perpajakannya (ayat 3)
Penjelasan Pasal 34
1. Pegawai Pajak dilarang mengungkapkan rahasia WP (ayat 1).
2. Menteri Keuangan dapat memberikan izin kepada Badan-badan tersebut, untuk melihat bukti-bukti
perpajakan yang terikat dengan kerahasiaan wajib pajak (ayat2).
Penjelasan Pasal 36
1. Dalam hal yang demikian, sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan yang telah ditetapkan
dapat dihapuskan atau dikurangkan oleh DJP apabila kesalahan terdapat pada fiskus.
Penjelasan Pasal 38
1. Pelanggaran terhadap kewajiban perpajakan yang dilakukan oleh Wajib Pajak, sepanjang menyangkut
tindakan administrasi perpajakan dikenakan sanksi administrasi, sedangkan yang menyangkut tindak
pidana di bidang perpajakan, dikenakan sanksi pidana.
Penjelasan Pasal 41
1. Pejabat yang membocorkan rahasia WP akan diberikan sanksi (ayat 1).
2. Tuntutan pidana terhadap pelanggaran kerahasiaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)
sesuai dengan sifatnya, adalah menyangkut kepentingan pribadi seseorang atau Badan selaku Wajib
Pajak, karena itu dijadikan tindak pidana pengaduan (ayat 3)
Penjelasan Pasal 43
Ketentuan pidana di bidang perpajakan tidak saja ditujukan kepada diri Wajib Pajak, tetapi juga kepada
pihak lain yang ditunjuk sebagai wakil, kuasa atau pegawai Wajib Pajak yang diberi pelimpahan tanggung jawab
atau tanggung jawab secara renteng atas pelaksanaan kewajiban perpajakan Wajib Pajak yang dipercayakan dan
dikuasakan padanya.

Penjelasan Pasal 44
Penyidikan di bidang perpajakan adalah serangkaian tindakan penyidik untuk mencari serta mengumpulkan
bukti yang diperlukan, sehingga dapat membuat terang tentang tindak pidana di bidang perpajakan yang terjadi.
RESUME UU NO 7 TAHUN 1983

Penjelasan Pasal 2
1. Pengertian Subyek Pajak mencakup, baik orang pribadi atau perseorangan dan warisan yang belum terbagi
maupun badan (ayat 1).
2. Siapa-siapa yang termasuk kedalam subjek pajak (ayat 3)
3. Pengertian subjek pajak luar negeri serta perbedaanya dengan subjek pajak dlam negeri (ayat 4).
4. DJP berwenang menetapkan seseorang atau suatu badan berada, bertempat tinggal, atau berkedudukan.
Penjelasan Pasal 4
Pasal 4 secara umum berbicara tentang sumber-sumber penghasilan dan jenis-jenisnya seperti penghasilan
dari pekerjaan,penghasilan dari kegiatan usaha, penghasilan dari modal,dll.Pasal 4 juga berbicara tentang pengertian
harta,bunga,hibah,royalty dll.
Penjelasan Pasal 5
Pasal 5 berbicara mengenai objek pajak BUT (ayat 1).
Penjelasan Pasal 6
1. Mengenai ketentuan Penghasilan Kena Pajak serta penghasilan apa-apa saja yang tergolong kedalamnya
serta yang tidak tergolong kedalamnya (ayat 1).
2. Kepada orang pribadi atau perseorangan sebagai Wajib Pajak dalam negeri, untuk menghitung penghasilan
kena pajak, masih diberikan pengurangan berupa penghasilan tidak kena pajak (ayat 2).
Penjelasan Pasal 7
1. Penjelasan mengenai ketentuan Penghasilan Tidak Kena Pajak ( ayat 1)
2. Tambahan-tambahan penjelasan mengenai PTKP (ayat 2 dan 3).
Penjelasan Pasal 8
1. Bahwa penghasilan istri maupun kerugiannya merupakan penghasilan maupun kerugian suami (ayat1).
2. Penghasilan anak, termasuk anak angkat, yang belum dewasa juga digabungkan dengan penghasilan
orang tuanya (ayat 2).

Anda mungkin juga menyukai