Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MAKALAH

KIMIA RADIASI

INSTRUMENTASI NUKLIR

NAMA : RASMIANTI RASYID


NIM : H311 07 046

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2010
BAB I

PENDAHULUAN

Beberapa dekade terakhir, kita tidak lagi asing dengan kata-kata nuklir.

Sering kita mendengar istilah senjata nuklir, energi nuklir dan istilah lain yang

berkaitan dengan nuklir. Banyak orang mengatakan bahwa era nuklir berawal dari

tragedi pemboman Hirosima oleh Amerika.

Perkembangan pengetahuan nuklir terus dipelajari dan memasuki dunia

tidak hanya lewat perang senjata militer tetapi terutama dalam menyusun strategi

menyelesaikan masalah-masalah kemanusiaan seperti kesehatan, pangan, energy,

dan kemiskinan. Penggunaan nuklir untuk pembangkit tenaga listrik, hasil

samping reaksi ini dalam proses industri, terapi radiologis dan penelitian

radiokomia lainnya adalah sebagai contoh pemanfaatan energi nuklir bagi

peningkatan kesejahteraan manusia (Noor, 2003).

Berbicara tentang nuklir, erat kaitannya dengan radiasi atau radioisotop.

Berdasarkan sifatnya, penggunaan radioisotop dibagi menjadi 6 kategori, yaitu

(Noor, 2003):

1. Pengaruh radiasi pengionisasian dengan bantuan sinar untuk pengaktifan reaksi.

2. Penyerapan radiasi oleh materi untuk industry

3. Penetapan umur benda-benda tertentu

4. Transformasi baterai termonuklir untuk sumber listrik pesawat ruang angkasa

5. Pelacak radioisotop dalam proses fisis dan biologis

6. Pemantauan kualitas lingkungan melalui pengukuran radioaktivitas alamiah dan

buatan.
Pengukuran radioaktivitas dapat dilakukan dengan menggunakan

instrumentasi nuklir. Selengkapnya tentang instrumentasi nuklir akan dijelaskan

pada bab selanjutnya.


BAB II

INSTRUMENTASI NUKLIR

Secara garis besar, instrumentasi nuklir terbagi atas (Noor,2003):

1. Sumber radiasi; dalam hal ini adalah radionuklidanya

2. Detektor

3. Prosessor

Detektor merupakan alat utama dalam instrument nuklir. Detektot

diklasifikasikan berdasarkan fungsinya. Salah satu jenis detektor adalah detektor

ionisasi gas. Detektor ini merupakan salah satu detektor nuklir yang pertama kali

diperkenalkan dan masih digunakan hingga saat ini. Detektor ini memanfaatkan

hasil interaksi antara radiasi pengion dengan gas yang dipakai sebagai detektor.

Lintasan radiasi pengion di dalam bahan detektor dapat mengakibatkan

terlepasnya elektron-elektron dari atom bahan itu sehingga terbentuk pasangan ion

positif dan ion negatif. Karena bahan detektornya berupa gas maka detektor

radiasi ini disebut detektor ionisasi gas. Berikut adalah skema detector isian gas

(Anonim, 2010).
Detektor ionisasi gas berbentuk silinder yang diisi gas dan mempunyai dua

elektroda. Dinding tabung yang dipakai sebagai selubung gas sebagai elektroda

negatif (katoda). Kawat di tengah-tengah tabung berfungsi sebagai elektroda

positif (anoda). Kedua elektroda berfungsi sebagai keping-keping kapasitor.

Prossesor memiliki fungsi mengolah sinyal listrik dari detektor untuk

memberikan informasi sebanyak mungkin tentang radiasi yang dideteksi.

Kebutuhan akan instrumentasi nuklir semakin bertambah sehubungan

dengan makin meningkatnya penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi nuklir di Indonesia serta makin luasnya aplikasi teknologi nuklir

memasuki berbagai bidang. Telah dilakukan penelitian dan pengembangan

pembuatan prototip peralatan instrumentasi nuklir sampai saat ini. Hasilnya

berbagai alat dari yang sederhana sampai yang rumit untuk berbagai keperluan

dan telah dipergunakan di Batan serta instansi lain. Seperti sistem spektroskopi

nuklir dengan pencacah nuklir, sistem kontrol dan regulasi daya reaktor, serta

instrumentasi untuk proteksi radiasi/keselamatan radiasi, untuk kedokteran nuklir,

penyelidikan dan pengujian untuk industri serta instrumentasi nuklir untuk

pendidikan dan pelatihan (MW, 2004).

Sistem spektroskopi nuklir dan pencacah radiasi berfungsi untuk

menyelidiki dan menganalisis suatu radioisotop atau sumber radiasi. Prosesnya

adalah ketika radiasi nuklir yang dipancarkan oleh suatu sumber kemudian

mengenai detektor akan dikonversikan menjadi pulsa elektronik yang tingginya

merupakan proporsi dari distribusi energi atau spektrum energi radiasi tersebut.

Jadi ketika dilakukan penatahan (scanning) tinggi pulsa dari detektor

menggunakan alat spektrometer diperoleh keluaran (output) yang memberikan


informasi yang detail. Sehingga dapat digunakan untuk mengidentifikasi

radioisotop yang belum diketahui dan dalam pencacahan dapat membedakan

suatu isotop yang tercampur dengan isotop lain.

Instrumentasi nuklir yang lain adalah reakor nuklir. Ada tiga jenis reaktor

nuklir dilihat dari tujuan penggunaannya. Pertama adalah reaktor yang digunakan

untuk tujuan penelitian yang lazim disebut reaktor penelitian (research reactor).

Kedua adalah reaktor yang dirancang untuk menghasilkan listrik yang lazim

disebut reaktor daya (power reactor) dan digunakan dalam Pembangkit Listrik

Tenaga Nuklir (PLTN). Ketiga adalah reaktor yang dirancang berperan ganda,

yaitu sebagai penghasil listrik (berperan sebagai reaktor daya) dan produksi bahan

bakar fisi (membiakkan bahan bakar nuklir) yang lazim dikenal sebagai reaktor

pembiak (breeder reactor) (Akhadi, 2000).

Salah satu jenis reaktor adalah Triga 2000. Sistem instrumentasi reaktor

Triga 2000 dibangun sebagai sistem instrumentasi berbasiskan mikrokomputer.

Walaupun sistem instrumentasi reaktor tersebut mempunyai mode pengoperasian

reaktor secara manual dan otomatis, tetapi kinerja seluruh sistem tersebut sangat

tergantung sepenuhnya pada kondisi normal dari komputer yang terlibat beserta

sistem jaringan (network) antar sub sistem yang tercakup dalam keseluruhan

sistem instrumentasi reaktor tersebut (Sudjatmi, dkk., 2006).


DAFTAR PUSTAKA

Akhadi, M., 2000, Sentuhan Tekhnik Nuklirdalam Produk Elektronik,(Online),


(http://www.google.com), diakses tanggal 5 April 2010.

Anonim, 2010, Deteksi Radiasi Nuklir, (Online), (http://www.google.com),


diakses tanggal 5 April 2010.

MW, 2004, Instrumentasi Nuklir Produk Batan,(Online), (http://www.


suaramerdeka.com), diakses tanggal 5 April 2010.

Noor, A., 2003, Pengantar Kimia Radiasi, Edisi keenam, Yayasan Mitra Sains
Indonesia, Makassar.

Sudjatmi, K. A., Ilham, Y., Gayani, D., 2006, Sistem Instrumentasi dan Kendali
Reaktor Triga 2000, 58(06).

Anda mungkin juga menyukai