berharga daripada sekedar mengharapkan hal besar tanpa upaya. Setiap hari kita melakukan berbagai kegiatan mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Belajar, bermain, berangkat sekolah, bekerja atau sekedar duduk merenung. Pernahkah kita menghayati makna semua kegiatan yang kita lakukan, menikmatinya atau sekedar menjalaninya? Seringkah kita merasa bosan dengan apa yang kita alami? Jika kita sudah memiliki pertanyaan- pertanyaan itu, SELAMAT!…berarti kita masih memiliki keinginan untuk tahu dan daya pikir yang dinamis. Pertanyaan itu pasti akan muncul ketika kita merasa jenuh dengan apa yang kita alami. Jenuh, bosan. Untuk mengatasinya, kita harus mencari tahu akar dari rasa jenuh itu, sehingga bisa menemukan cara untuk menyiasatinya. Umumnya, kita merasa jenuh karena ada yang kosong di hati kita. Itu bisa terjadi karena sesuatu yang bersifat monoton, rutinitas, dan gak ada harmoni. Tidak semua orang suka keteraturan, banyak yang menyukai tantangan. Sesuatu yang kita cari untuk mengatasi rasa jenuh ialah inspirasi. Sedangkan celah yang mampu menghilangkan rasa jenuh ialah kreasi. Inspirasi dan kreasi merupakan dua nilai idé yang bisa menyentuh rasa dan jiwa untuk berselera. Mengayuh pikir untuk terus mengalir dan bermuara pada satu karya yang bisa, biasa bahkan luar biasa. Inspirasi lahir dari penglihatan, pendengaran yang diteruskan ke ladang keinginan, harapan, impian dan cita-cita. Kreasi tumbuh karena adanya dorongan inspirasi untuk berani menciptakan dan mewujudkan sesuatu itu menjadi nyata. Banyak membaca bisa merangsang tumbuhnya inspirasi. Dengan banyak membaca, kita menjadi banyak belajar. Dengan banyak belajar, kita bisa menghasilkan kreasi dan karya. Membaca di sini bukan sekedar membaca serangkaian aksara, melainkan membaca dengan melibatkan unsur kepekaan telinga, hati dan pikiran, sehingga jiwa kita tergugah untuk mencipta. Medium seperti ini, tidak harus selalu hal-hal yang kelihatan besar, tetapi bisa dimulai dari hal-hal kecil yang kita alami sehari-hari yang justru membuat kita merasa jenuh tadi. Sebagai ilustrasi, kita sering merasa bosan makan cireng (penganan yang terbuat dari adonan tepung sagu yang digoreng) dengan rasa yang standard (asin gurih). Kebosanan itu bisa membuat kita berpikir untuk membuat aneka rasa cireng. Cireng isi oncom, isi ayam, isi keju, isi daging, dan isi sosis. Ketika pikiran ini menggugah perasaan dan keinginan kita untuk mencoba, maka inilah inspirasi. Inspirasi ini dapat dikembangkan menjadi sebuah ide kreatif dan menghasilkan karya yang disukai dan dinikmati orang lain. Ide kreatif inilah yang akan menjadi sebuah kreasi. Kreasi lahir dari keberanian mencoba dan berani tampil beda. Sesuatu yang dianggap kreatif ialah yang berbeda dari kebanyakan dan tak biasa. Pada awalnya, ilustrasi seperti cireng aneka rasa mungkin hanya satu atau dua orang saja yang mengembangkan, sehingga banyak penikmat kuliner yang berburu penganan tersebut sampai ke luar kota. Penganan yang berbeda dari rasa, kemasan, bahkan harga yang biasa. Dalam perkembangannya, banyak orang yang kemudian terinspirasi dan menciptakan rasa yang lebih variatif. So, orang yang mau membaca, berani mencoba dan menciptakan sesuatu dapat mengasah kecerdasan pikiran, perasaan dan tindakannya agar lepas dari kejenuhan. Bacalah dari sesuatu yang kita lihat, bacalah dari pribadi yang sering kita temui, bacalah dari pengalaman yang pernah dialami siapapun dan bacalah dari seluruh keinginan dan kenyataan. Lalu, cobalah melakukan sesuatu yang kita bisa, kita harapkan dan kita inginkan. Cobalah mewujudkan sesuatu yang kita baca menjadi nyata. Niscaya hidup lebih bermakna meskipun itu sederhana. Ide itu tidak pernah mati selagi kita masih memiliki rasa ingin tahu, mau berpikir dan mau berupaya mewujudkannya. Memaksimalkan Kerja Otak
Kecerdasan otak merupakan harapan, keinginan dan
kebutuhan semua orang. Otak yang cerdas pada dasarnya sangat ditunjang oleh kemampuan seseorang dalam memaksimalkan kerja otak itu sendiri, sehingga otak mampu menyerap berbagai informasi yang diterima untuk disimpan di memori otak. Dengan memaksimalkan kerja otak, berarti kita memaksimalkan kapasitas otak kita. Kapasitas dan kinerja otak kita sebenarnya lebih dahsyat dari tata surya. Berdasarkan penelitian, seumur hidup manusia hanya sekitar 20% kapasitas otak yang digunakan, 80% lainnya belum diketahui. Ini menguatkan indikasi keterkaitan antara kepikunan dengan optimalisasi otak kita. Melihat kemampuan dan kapasitas otak yang luar biasa, wajar saja kalau ada pernyataan bahwa tidak ada manusia yang bodoh. Kebodohan merupakan hal yang terimplikasi oleh kemalasan. Artinya, orang yang merasa tidak cerdas, sebenarnya bukan bodoh, melainkan kurang memaksimalkan kinerja dan kemampuan otaknya.
Bila kita telaah, optimasi otak berkaitan dengan kerusakan
sel-sel otak dan penurunan fungsi otak yang disebabkan oleh pola hidup kita sendiri. Misalnya kita jarang atau bahkan mengabaikan hal-hal yang sebenarnya akan memperkuat daya ingat kita seperti belajar, menghafal sesuatu, atau meningkatkan frekuensi membaca dan menulis, serta kegiatan yang bersifat mensinergikan gerak tubuh dengan fungsi otak seperti menari, memainkan alat musik atau kegiatan hobi yang sebenarnya menyenangkan otak kita, sehingga kondisi senang ini dapat memaksimalkan kerja otak kita. Kemampuan otak manusia akan optimal jika fungsi kerja saraf-saraf otak terhubung dengan baik. Bergerak, bersuara, berpikir dan beristirahat merupakan bentuk aktivitas yang dapat memaksimalkan kerja otak, sekaligus akan menormalkan fungsi kerja otak. Artinya, pola hidup seimbang dan teratur merupakan perilaku yang dapat menjaga otak kita. Sinergi antara gerak tubuh dengan otak, memperbaiki gaya hidup, serta mengelola emosi merupakan cara memperlakukan otak dengan baik. Hal ini dapat menjaga optimasi otak dan memperbaiki kerusakan sel-sel otak yang menyebabkan kepikunan. Karena itu, beberapa cara sederhana berikut ini dapat dilakukan untuk memaksimalkan kerja otak kita, serta menjaga otak kita dari kepikunan.
1. Biasakan sarapan. Sarapan merupakan energi
untuk aktivitas kita. Dengan sarapan, berarti kita memiliki cadangan energi agar tetap fit dalam beraktivitas. Kenyatannya, banyak orang menyepelekan sarapan. Padahal, tidak mengkonsumsi makanan di pagi hari menyebabkan turunnya kadar gula dalam darah. Hal ini berakibat pada kurangnya masukan nutrisi pada otak yang akhirnya berakhir pada kemunduran otak. Karena itu pula, di bulan puasa kita dianjurkan untuk bersantap sahur. Tujuannya, agar ada cadangan energi untuk melakukan aktivitas selama seharian berpuasa. Nutrisi otak tidak hanya belajar dan menghapal, tapi juga makanan yang akan mentimulasi saraf-saraf kerja otak agar bekerja secara maksimal. Selain sarapan, mengkonsumsi makanan penambah daya ingat seperti minum teh dan pegagan juga sangat membantu asupan nutrisi otak. 2. Hindari terlalu banyak makan. Mengontrol nafsu makan sama pentingnya dengan mengontrol emosi. Terlalu banyak makan akan mengeraskan pembuluh otak. Dalam jangka waktu tertentu, pengerasan pembuluh otak biasanya menuntun kita pada menurunnya kekuatan mental. Terlalu banyak makan biasanya mengundang kantuk. Terlalu sering tidur umumnya berarti sering membuat otak tidak terpakai alias libur. Lama-lama otak menjadi tumpul, banyak lupa dan bisa saja menyebabkan kemunduran mental dan pikun. Tidak salah kalau Rasulullah SAW mengajarkan untuk makan ketika lapar dan berhenti sebelum kenyang karena perut yang terlalu penuh terisi makanan akan melemahkan pikiran, sehingga fungsi kerja otak tidak maksimal. 3. Menghindari Merokok. Selain berbahaya untuk jantung, paru-paru dan mengganggu fertilisasi, merokok juga berakibat sangat mengerikan pada otak kita. Merokok menyebabkan otak kita bisa menyusut dan akhirnya kehilangan fungsi-fungsinya. Ih… serem….Dengan menyusutnya otak dan hilangnya fungsi otak, kita rawan Alzheimer (pikun), apalagi di masa tua kelak. Bahaya merokok gak main-main, baik untuk perokok aktif maupun pasif. Kandungan nikotin berpengaruh besar terhadap kerusakan organ-organ tubuh manusia, termasuk otak kita. 4. Hindari mengkonsumsi gula berlebihan. Terlalu banyak mengkonsumsi gula bisa meningkatkan risiko berbagi penyakit, seperti diabetes. Bagi otak, terlalu banyak asupan gula akan menghalangi penyerapan protein dan gizi sehingga tubuh kekurangan nutrisi dan perkembangan otak terganggu. Protein berguna untuk kecerdasan dan ketajaman daya ingat, sehingga jika asupannya terganggu, daya ingat akan melemah dan kurang konsentrasi. Sebaiknya, konsumsi gula sesuai kebutuhan tubuh saja, berimbang dengan kandungan gizi makanan lainnya. Sesuatu yang terlalu atau berlebihan memang tidak baik untuk kesehatan fisik, psikis dan otak kita. 5. Mewaspadai dan menghindari polusi udara. Saat ini memang cenderung sulit menghindari polusi udara karena polusi udara sudah merambah ke hampir tiap sudut wilayak negeri. Tetapi paling tidak kita harus bisa mengantisipasi dan mengurangi risiko terkena polusi itu. Otak adalah bagian tubuh yang paling banyak menyerap udara. Jika terlalu lama berada di lingkungan dengan udara yang penuh polusi akan membuat kerja otak tidak efisien. Logikanya, kita pasti merasa tidak nyaman ketika berada di lingkungan berpolusi, sesak, bau dan sebagainya. Dalam kondisi seperti ini, kita juga akan sulit mengoptimalkan pikiran dan memusatkan perhatian karena perasaan tak nyaman itu. 6. Tidur dan istirahat yang cukup. Tidur tidak sekedar mengistirahatkan tubuh, tetapi juga mengistirahatkan otak, khususnya serebral korteks. Serebral korteks ini adalah bagian otak terpenting atau fungsi mental tertinggi, yang digunakan untuk mengingat, memvisualisasikan dan membayangkan, serta menilai dan memberikan alasan sesuatu. Bila kita sering melalaikan tidur akan membuat sel-sel otak banyak yang mati kelelahan. Memaksakan otak bekerja keras tanpa istirahat sama dengan membunuh banyak sel-sel otak kita. Menurut penelitian, 24 jam saja kita tidak tidur, maka akan muncul gejala gangguan mental serius, seperti cepat marah, kehilangan memori, berhalusinasi dan berilusi. Ini merupakan reaksi dari kelelahan otak yang disebabkan pula lelahnya otot atau fisik kita karena tidak tidur. Jika sudah begini, jangankan memaksimalkan kerja otak, mengontrol emosi pun akan lebih sulit. 7. Tidur dalam gelap tanpa menutupi kepala. Ketika tidur, sebaiknya ada sirkulasi udara yang lancar. Biasakan untuk meminimalkan penggunaan lampu agar tercipta suasana kegelapan yang alami. Kegelapan ternyata bisa membantu mengatasi kelelahan tubuh dan pikiran kita, sehingga produksi hormon melatonin optimal. Hormon melatonin bermanfaat untuk menjaga irama tubuh dalam pengaturan tidur, meningktkan imunitas tubuh, membantu relaksasi otot, meningkatkan mood dan menghilangkan ketegangan pikiran. Membiarkan kepala terbuka saat tidur sama dengan menyerap asupan hawa yang penting untuk sirkulasi otak kita. Sebaliknya, menutupi kepala ketika tidur merupakan kebiasaan buruk yang sangat berbahaya. Karbondioksida yang diproduksi selama tidur akan trkonsentrasi, sehingga otak tercemari. Lama-lama otak menjadi rusak. 8. Jangan berpikir terlalu keras ketika sakit. Saat sakit, tubuh sedang mengalami penurunan kemampuannya. Bekerja keras, berpikir keras atau memaksakan belajar ketika kondisi tubuh sedang tidak fit akan berpengaruh terhadap daya otak kita. Jika dipaksakan, kerja otak menjadi tidak efektif dan bisa merusak sel-sel otak. Karena itu, para ahli medis sering menyarankan agar jangan banyak pikiran ketika sakit. Tujuannya, supaya kerja otak kita yang tidak optimal saat sakit tidak terlalu terbebani. Organ-organ tubuh manusia memiliki kelemahan, sehingga perlu dipulihkan dan diberi kesempatan untuk rehat (relaksasi). Berdoa dengan khusyuk merupakan cara terbaik yang bisa menumbuhkan penyerahan dan kepasarahan diri, serta ketenangan jiwa dan pikiran, sehingga bisa mempercepat proses penyembuhan. Koneksi spiritual dengan Sang Pencipta sangat berpengaruh terhadap kesehatan fisik dan psikis seseorang. Semakin sering kita bermunajat dan berserah kepada-Nya, semakin dekat kita dengan Dzat Yang Maha Menyembuhkan. Kedekatan ini yang akan membuat pikiran kita semakin positif , sehingga otak kita juga rileks dan cepat pulih. 9. Meningkatkan stimulasi otak. Berpikir adalah cara terbaik untuk melatih kerja otak. Kurang berpikir justru membuat otak menyusut dan akhirnya tidak berfungsi maksimal. Kontinyuitas berpikir yang baik terjadi ketika kita tetap belajar. Agama memberikan petunjuk yang sempurna dan bijaksana tentang ini. Manusia diwajibkan menuntut ilmu dari buaian hingga liang lahat. Artinya, kita wajib belajar sepanjang usia kita. Belajar tidak harus selalu diasumsikan dengan sekolah karena banyak sumber belajar yang sederhana dan mudah dijalani. Membaca buku-buku yang bermanfaat, membiasakan membaca Al-Qur’an setiap hari, serta menjalankan ibadah dengan khusyuk merupakan kegiatan belajar yang positif. Membaca dapat meningkatkan kemampuan daya ingat dan konsentrasi. Membaca Al-Qur’an merupakan energi positif bagi otak dan hati kita karena yang dibaca adalah pedoman dan tuntunan hidup yang mengarahkan daya pikir dan daya hidup kita ke jalan kebaikan dunia dan akhirat. Otak yang terstimulasi dengan energi positif akan bekerja secara positif dan maksimal, serta akan menghasilkan pemikiran-pemikiran positif, sehingga kepikunan dan kerusakan otak bisa dicegah. 10. Melakukan pembicaraan yang bermanfaat. Ngobrol, bercerita, curhat atau melakukan percakapan ternyata memiliki efek positif pada otak. Percakapan intelektual biasanya membawa efek bagus pada kerja otak yang dipicu oleh proses berpikir yang baik. Sharing masalah dengan orang yang tepat juga bisa menstimulasi otak kita untuk berpikir solutif dan terkontrol karena masukan yang tepat akan membuat wawasan berpikir kita semakin kaya. Dengan banyak menerima informasi yang berbeda, memori otak juga semakin terlatih, menyimpan dan menyalurkan informasi tersebut dengan terarah. Otak juga bisa jenuh kalau hanya terkurung dalam kebisuan dan menerima informasi yang monoton. Memanfaatkan kemampuan bicara kita untuk menerima dan menyampaikan hal yang bermanfaat baik untuk otak dan hubungan sosial kita. Mengikuti kegiatan sosial juga dapat menjadi sarana untuk melakukan pembicaraan dan kegiatan yang bermanfaat, sehingga keuntungan sosialisasi didapat, otak pun tidak cepat rusak. 11. Menulislah. Selain bicara, otak juga dapat dioptimalkan fungsi kerjanya dengan menulis. Menulis ekspresif seperti menulis diary atau menulis kronologis seperti menulis biografi, serta menulis ilmiah akan meningkatkan daya kerja otak. Membaca, berpikir dan menulis merupakan rangkaian stimulus otak yang komplit. Ketika menulis, otak kiri dan kanan kita ikut bekerja, sehingga keseimbangan fungsi otak tetap terjaga dan daya ingat kita terasah untuk mengolah ide menjadi kata dan bahasa yang dituangkan dalam kalimat-kalimat di tulisan kita. Saat ini, media menulis sudah semakin berkembang, menulis di blog bisa menjadi salah satu alternatif menulis dan sharing informasi dengan orang lain. Selain otak kita terasah, perasaan dan pemikiran kita tersalurkan juga bisa meluaskan hubungan sosial kita. Insya Allah jauh deh dari pikun. 12. Olahraga teratur. Olahraga penting untuk menjaga kebugaran tubuh dan mengaktifkan fungsi-fungsi organ tubuh. Jika koordinasi antarorgan tubuh terjalin dengan baik, maka asupan nutrisi juga lancar, sehingga tidak hanya tubuh yang fit, tetapi juga otak yang “cling”. Saat ini dikembangkan kegiatan olahraga yang berfungsi mengaktifkan fungsi kerja otak agar tergindar dari kepikunan. Istilahnya GLO (Gerak Latih Otak) atau biasa disebut senam otak. Inti dari senam otak ini ialah meredakan ketegangan, peregangan saraf dan otot, pengaturan nafas, serta pemusatan konsentrai. Kita juga dapat melakukan olahraga ringan seperti jogging, dan catur. Sebagaimana diungkapkan Ahli Geriatri dari Montefiore Medical Center, Dr Gary Kennedy bahwa mengerjakan teka-teki silang, bermain catur atau belajar bahasa bisa bermanfaat untuk meningkatkan fungsi kerja otak, sehingga terhindar dari demensia dan Alzheimer. 13. Relaksasi dan Rekreasi. Rekreasi merupakan salah satu kegiatan relaksasi otak dari kepenatan. Rekreasi ke tempat-tempat yang menyenangkan, atau rekreasi dengan melakukan kegiatan seputar hobi bisa membuat otak rileks. Perasaan suka dan bahagia yang dirasakan ketika rekreasi ini akan menstimulasi kerja otak kita, sehingga pikiran lebih segar dan tidak mumet. 14. Beribadah dengan khusyuk. Berdzikir, berdoa dan shalat dengan khusyuk akan meningkatkan konsentrasi dan meningkatkan kemampuan memusatkan perhatian. Kedua hal ini merupakan pilar sekaligus akar daya ingat yang akan menjaga keseimbangan memori dan fungsi otak Kegiatan ibadah seperti dzikrullah dan shalat merupakan aktivitas fisik dan jiwa yang mampu menenggelamkan seorang hamba pada kepasrahan karena hati dan pikiran terpaut hanya kepada Yang Maha Sempurna. Secara spiritual, shalat khusyuk dan dzikrullah memberikan efek konsentrasi dan relaksasi hati juga pikiran kita karena kita memasrahkan raga dan jiwa kepada Yang Memiliki kita. Segala persoalan hidup, harapan dan kebutuhan tersampaikan dalam hubungan vertikal yang dalam. Menenangkan jiwa, menumbuhkan spirit dan menanamkan optimis akan kekuatan Maha. Kesadaran, kepasrahan dan konsentrasi spiritual inilah yang mampu menjaga otak dari kepikunan karena kita selalu ingat akan Dzat yang menciptakan kita.
Perlakukan otak kita dengan baik karena pada
dasarnya, kepikunan merupakan penyakit yang bersumber dari kerusakan otak yang disebabkan ketidakseimbangan pola hidup kita. Sebagai organ penting, seharusnyalah otak dijaga, disinergikan dengan tubuh, hati dan jiwa kita, serta dipelihara kondisinya karena otak sangat menentukan kelangsungan hidup dan kualitas hidup kita sebagai makhluk Allah SWT yang memiliki bantuk paling sempurna. Semoga bermanfaat!
Manfaat TTS sebagai penambah
wawasan dan mengasah kemampuan Sebuah teka-teki bisa membuat kita berpikir, mencari dan menemukan jawaban. Kehidupan penuh dengan teka-teki yang kadangkala menyenangkan, membingungkan dan menyulitkan langkah untuk memecahkannya. Teka-teki silang seperti sebuah misteri yang menggelitik perasaan dan pikiran untuk meng-ulik-nya, sekedar hobi atau kebutuhan. Sebuah teka-teki bisa menutrisi kesegaran pikiran dari kepenatan sekaligus menambah wawasan dan mengasah kemampuan otak. Mengisi TTS menjadi bagian tak terpisahkan dalam kondisi menunggu sesuatu atau seseorang, menghadapi situasi yang membosankan atau di waktu luang sebagai kegiatan pengisi waktu. Sejatinya, para penggemar TTS mampu mengambil manfaat dari mengisi TTS, lebih dari sekedar mengalihkan rasa bosan atau hanya sekedar mengisi waktu luang. Sejarah Singkat TTS
Teka-teki silang yang menjadi kegemaran lintas generasi ini,
sesungguhnya merupakan hal baru, tetapi tidak begitu baru. Artinya, hal ini sudah berlangsung dari zaman ke zaman dengan format dan bentuk yang serupa tapi tak sama. Catatan sejarah menyatakan bahwa format TTS seperti sekarang sudah ada sejak zaman kuno. Bentuknya masih cukup sederhana, yaitu sebuah bujur sangkar berisi kata-kata, huruf-huruf yang sama pada bujur sangkar itu menghubungkan kata-kata secara vertikal dan horizontal. Hampir serupa dengan TTS yang kita kenal sekarang.
Dalam buku Tell Me When – Science and Technology, TTS pertama
muncul di suratkabar New York World pada tanggal 21 Desember 1913. TTS pertama ini disusun oleh Arthur Winn dan diterbitkan pada lembar tambahan edisi hari Minggu suratkabar tersebut. Selama beberapa waktu, TTS ini menjadi ciri tetap suratkabar tersebut. Bentuk dan formatnya sudah seperti TTS yang kita kenal sekarang. Pola kotak-kotak hitam dan putih, dengan kata-kata berbeda yang saling bersilangan secara mendatar dan menurun, serta terdapat panduan pertanyaan atau definisi untuk tiap kata sebagai petunjuk pengisian. Hingga tahun 1924, yaitu ketika buku TTS pertama kali terbit, TTS belum begitu populer. Namun, setelah buku-buku TTS menyebar, TTS sangat digemari di seluruh Amerika, selanjutnya merambah ke Eropa dan seluruh dunia termasuk kita di Indonesia. Setelah TTS ini begitu digemari, para pegiat buku TTS mulai berkreasi menciptakan teka-teki gambar dan kemudian dikenal dengan nama puzzle. Selain untuk hiburan, fungsi teka-teki gambar atau puzzle lebih diarahkan kepada fungsi edukasi, yakni untuk menstimulasi otak anak-anak. Baik TTS maupun teka-teki gambar/puzzle hingga saat ini masih sangat populer dan digemari. Biasanya untuk mengisi waktu santai kita. Bersantai sambil mengasah otak. Filosofi TTS (: sebuah renungan menjelang berbuka puasa)
Sebuah TTS tidak hanya merupakan sekumpulan pertanyaan teka-
teki yang dibukukan, tetapi memiliki makna. Tak sekedar sebagai hiburan, tetapi juga mendidik kita untuk terus menambah wawasan dan mengasah kemampuan berpikir cepat. Terlepas dari adanya anggapan bahwa mengisi TTS merupakan indikasi kemalasan atau pun ada tujuan lain dari pembuatnya, TTS memiliki nilai filosofis. Ada beberapa arti filosofis dalam TTS yang menurut pandangan saya tidak berlebihan untuk diungkapkan. Pertama, bila diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, kotak-kotak berwarna hitam dan putih melambangkan bahwa kehidupan kita juga tak lepas dari keadaan hitam putih, benar-salah, baik-buruk. Kotak yang sama sekali dikosongkan (warna hitam) bisa diartikan bahwa setiap keburukan tidak akan memiliki nilai yang lebih daripada kebaikan. Kotak yang harus terisi merupakan gambaran bahwa hidup tak selalu sama, kadang-kadang ada atau tiada sesuatu pun yang kita dapat. Panduan pertanyaan untuk mengisi kotak-kotak putih menandakan usaha dan upaya untuk mengisi kehidupan itu agar lebih bermakna.
Kedua, persilangan kata dan huruf yang saling berkaitan secara
vertikal dalam TTS menggambarkan kehidupan manusia yang membutuhkan hubungan dengan kekuatan supra yang akan melindungi hidupnya. Kekuatan di atas segala kekuatan makhluk, kekuatan penguasa kehidupan, Yang Maha Kuasa. Bila dikaji dari pandangan spiritual, kotak-kotak dan kata-kata yang tersusun secara vertikal melambangkan perintah dari atas ke bawah untuk menemukan pilihan hidup, memaknai keterjalinan baik dan buruk, serta mencapai tujuan hidup dalam keutuhan hakiki, yang digambarkan dengan seluruh kotak putih yang semuanya terisi. Ibadah, doa dan pengharapan hanya kepada Sang Khalik. Selain itu, dapat digambarkan bahwa dalam kehidupan manusia selalu ada yang berperan sebagai penguasa atau berkuasa. Stratifikasi sosial merupakan hal yang tidak dapat dihilangkan begitu saja. Ada penguasa ada yang dikuasai, ada yang di kelas atas, ada yang kelas menengah dan kelas bawah, walaupun secara hakikat manusia itu diciptakan sama. Namun, huruf yang di tengah atau di bawah pun bisa merangkai kata sendiri. Ini menandakan bahwa keberhasilan bisa diperoleh siapa saja, sekalipun dari kelas atas atau bawah. Ketiga, secara horizontal, kotak dan kata pada TTS itu melambangkan kehidupan sosial manusia yang saling membutuhkan satu sama lain, saling berkaitan dan saling memiliki keterhubungan antarindividu maupun antargenerasi. Satu huruf dari satu kata bisa merangkaikan kata-kata yang berbeda. Ini menggambarkan kehidupan yang dinamis, tidak ada selembar catatan hidup pun yang bisa terhapuskan. Sejak awal sejarah kehidupan manusia, hidup terus bergulir melahirkan berbagai generasi yang heterogen, multibangsa, multibudaya, multikeyakinan dan multidinamika dalam menjalani kehidupan. Keterkaitan antarhuruf pada kata yang berbeda juga dapat diartikan sebagai keharusan untuk menjalankan hubungan sosial dengan baik, kesatuan untuk mencapai tujuan hidup bersama, sehingga tercipta kehidupan yang tertib dan tentram. Keempat, panduan pertanyaan dari sebuah TTS secara mendatar atau menurun merupakan patokan dan petunjuk yang harus dibaca agar bisa mengisi kotak-kotak putih yang kosong hingga benar- benar selesai. Hal ini menunjukkan makna bahwa hidup harus memiliki pedoman. Melakukan berbagai upaya tentu harus disertai landasan ilmu, landasan moral dan landasan keyakinan agar tujuan hidup yang benar bisa tercapai dengan hasil yang optimal. Hidup tanpa pegangan moral, tanpa pedoman iman akan terombang- ambing, sehingga sulit mencapai tujuan. Kalau pun ada kotak yang tak terisi setelah kita baca panduan itu, itu menandakan keterbatasan kita sebagai manusia. Tidak semua hal bisa dikuasai dengan sempurna dengan kemampuan yang sama, yang penting kita sudah berusaha dengan tidak menyalahi pedoman. Kelima, seluruh rangkaian proses pengisian TTS merupakan gambaran proses kehidupan manusia. Ada usaha, ada cobaan dan ujian, ada kesulitan dan kemudahan, ada doa dan pengharapan, serta ada kemampuan (ilmu) yang harus dimiliki, dikuasai dan diterapkan dalam mencapai tujuan hidup walaupun dalam kenyataannya ada yang berhasil dan ada yang gagal. Semua merupakan proses pembelajaran hidup.