Oleh:
Erysa Choirunnisa
M2A 007 027
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2011
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia termasuk dalam negara yang sedang berkembang dalam segala aspek
kehidupan. Proses berkembang yang dijalankan oleh pemerintah Indonesia juga
memerlukan biaya yang tidak sedikit. Salah satu sumber dana pemerintah dalam
melakukan perbaikan kehidupan masyarakat Indonesia ialah melalui pajak. Setiap
warga Indonesia yang sudah memiliki penghasilan sendiri berkewajiban untuk
membayar pajak tiap tahunnya. Dari pembayaran pajak tersebut, pemerintah Indonesia
mendapatkan pemasukan untuk melakukan pembangunan baik sarana maupun
prasarana.
1. Teori psikoanalisa
Freud membagi sistem kepribadian menjadi 3 bagian yaitu id, ego, dan superego
(Alwisol, 2002, h.16-19). Id berisi semua aspek psikologik yang diturunkan, seperti
insting, impuls dan drives. Id beroperasi berdasarkan prinsip kenikmatan (pleasure
principle) yaitu berusaha memperoleh kenikmatan dan menghindari rasa sakit.
Pleasure principle diproses dengan dua cara, yaitu tindak refleks (reflex action) dan
proses primer (primary process). Tindak reflex adalah reaksi otomatis yang dibawa
sejak lahir yang dipakai untuk menangani pemuasan rangsang sederhana dan
biasanya segera dapat dilakukan. Proses primer adalah reaksi
membayangkan/mengkhayal sesuatu yang dapat mengurangi atau menghilangkan
tegangan. Id hanya mampu membayangkan sesuatu, tanpa mampu membedakan
khayalan itu dengan kenyataan yang benar-benar memuaskan kebutuhan. jadi harus
dikembangkan jalan memperoleh khayalan itu secara nyata, yaitu melalui ego.
Ego beroperasi mengikuti prinsip realita (reality principle) yaitu usaha
memperoleh kepuasan yang dituntut id dengan mencegah terjadinya tegangan baru
atau menunda kenikmatan sampai ditemukan obyek yang nyata-nyata dapat
memuaskan kebutuhan. Prinsip realita itu dikerjakan melalui proses sekunder
(secondary process) yakni berfikir realistik menyusun rencana dan menguji apakah
rencana itu menghasilkan obyek yang dimaksud. Ego berperan sebagai pelaksana
dari kepribadian, yang memiliki dua tugas utama. Pertama, memilih stimuli mana
yang hendak direspon dan atau insting mana yang akan dipuaskan sesuai dengan
prioritas kebutuhan. kedua, menentukan kapan dan bagaimana kebutuhan itu
dipuaskan sesuai dengan tersedianya peluang yang resikonya minimal. Dengan kata
lain, ego sebagai eksekutif kepribadian berusaha memenuhi kebutuhan id sekaligus
juga memenuhi kebutuhan moral dan kebutuhan berkembang-mencapai-
kesempurnaan dari superego.
Komponen kepribadian terakhir ialah superego. Superego adalah kekuatan moral
dan etik dari kepribadian, yang beroperasi memakai prinsip idealistik (idealistic
principle) sebagai lawan dari prinsip kepuasan id dan prinsip realistik dari ego.
Superego pada hakekatnya merupakan elemen yang mewakili nilai-nilai orangtua
atau interpretasi orangtua mengenai standar sosial, yang diajarkan kepada anak
melalui berbagai larangan dan perintah. Superego bersifat nonrasional dalam
menuntut kesempurnaan, menghukum dengan keras kesalahan ego, baik yang telah
dilakukan maupun baru dalam pikiran.
2. Teori behaviorisme
Kaum behavioris berpendirian bahwa organisme dilahirkan tanpa sifat-sifat
sosial atau psikologis; perilaku adalah hasil pengamatan; dan perilaku digerakkan
atau dimotivasi oleh kebutuhan untuk memperbanyak kesenangan dan mengurangi
penderitaan. Skinner menyebutkan bahwa tingkah laku dapat dikontrol. Ia
memandang tingkah laku sebagai produk kondisi anteseden tertentu. Cara yang
efektif untuk mengubah dan mengontrol tingkah laku adalah dengan melakukan
melakukan penguatan (reinforcement), suatu strategi kegiatan yang membuat
tingkahlaku tertentu berpeluang untuk menjadi atau sebaliknya (berpeluang untuk
tidak terjadi). Konsep dasarnya sangat sederhana yakni bahwa semua tingkahlaku
dapat dikontrol oleh konsekuensi (dampak yang mengikuti) tingkahlaku itu. Strategi
untuk mengontrol tingkahlaku manusia bentuk dasarnya ada dua yaitu kondisioning
klasik dan kondisioning operan.
Kondisioning klasik, disebut juga kondisioning responden karena tingkahlaku
dipelajari dengan memanfaatkan hubungan respon-stimulus yang bersifat reflex
bawaan. Suatu stimulus yang memunculkan respon tertentu dioperasikan
berpasangan dengan stimulus lain pada saat yang sama untuk memunculkan respon
refleks.
Pada kondisioning operan, reinforser tidak diasosiasikan dengan respon karena
respon itu sendiri beroperasi member reinforsemen. Skinner menyebut respon itu
sebagai tingkahlaku operan. Tingkahlaku operan adalah respon yang dimunculkan
organisme tanpa adanya stimulus spesifik yang langsung memaksa terjadinya respon
itu. Terjadi proses pengikatan stimulus baru dengan respon baru. Organisme
dihadapkan kepada pilihan-pilihan respon mana yang akan dipakainya untuk
menanggapi suatu stimulus. Keputusan respon mana yang dipilih tergantung kepada
efeknya terhadap lingkungan (yang tertuju kepadanya) atau konsekuensi yang
mengikuti respon itu.
A. KASUS
Setelah beberapa lama melakukan penyelidikan mengenai kasus mafia hukum
yang melibatkan Gayus Halomoan P. Tambunan, akhirnya pada Rabu, 8 Desember
2010 KPK memutuskan kasus Gayus memenuhi unsur suap dan gratifikasi. Berikut
artikel mengenai berita tersebut:
B. PEMBAHASAN
Kasus suap yang dilakukan oleh Gayus menurut teori psikoanalisa merupakan
usaha ego untuk memuaskan tuntutan id. Id sendiri memiliki prinsip kenikmatan
(pleasure principle) yaitu berusaha memperoleh kenikmatan dengan segera dan
menghindari rasa sakit. Gaji yang didapatkannya sebagai PNS Golongan IIIA sebesar
Rp. 1,7 juta tidak cukup memenuhi segala keinginan dan kebutuhannya sehingga ia
mencari jalan lain untuk mendapatkan uang tambahan. Salah satunya ialah dengan
menyalahgunakan jabatannya di bagian penelaah keberatan perorangan dan badan
hukum di Kantor Pusat Direktorat Pajak. Ia membantu perusahaan memenangkan
keringanan tagihan pajak dalam persidangan dengan cara menyuap jaksa, hakim dan
petugas hukum lain.
Kasus suap yang Gayus lakukan menunjukkan adanya ketidakseimbangan ego.
Ego sebagai eksekutif kepribadian berusaha memenuhi kebutuhan id sekaligus juga
memenuhi kebutuhan moral dan kebutuhan berkembang-mencapai-kesempurnaan dari
superego. Namun dalam kenyataannya, kuatnya dorongan id membuat Gayus
melakukan segala cara untuk dapat memuaskannya sehingga melupakan kebutuhan
superegonya. Superego pada hakekatnya merupakan elemen yang mewakili nilai-nilai
orangtua atau interpretasi orangtua mengenai standar sosial, yang diajarkan kepada anak
melalui berbagai larangan dan perintah. Dengan melakukan suap demi mendapatkan
uang tambahan maka menunjukkan nilai moral yang rendah. Ia tahu bahwa tindakan
yang ia lakukan adalah salah tetapi tetap ia lakukan.
Pegawai pajak memang rawan terlibat kasus suap karena banyaknya peluang
untuk melakukan hal tersebut. Kasus suap dapat dicegah dengan memberikan
perlakuan-perlakuan khusus bagi pegawai-pegawai di daerah “basah”, misal
memberikan bonus yang lebih besar dibanding dengan pegawai di Dinas lainnya.
Dengan adanya bonus yang lebih besar maka ia tidak perlu mencari “tambahan” diluar
pekerjaannya karena segala kepenuhannya sudah terpenuhi. Apabila kebutuhannya
sudah terpenuhi maka motivasinya untuk menyalahgunakan jabatannya akan berkurang.
Meskipun berada dalam penjara, kebiasaan suap Gayus tidak menghilang. Hal
ini terkuak setelah foto seorang pria mirip Gayus pada turnamen Tenis di Bali. Pria
tersebut menyamar dengan menggunakan wig dan kacamata. Gayus kemudian
mengakui bahwa pria di Bali itu adalah dia. Ia mengaku mengalami stres semenjak
ditahan dan membutuhkan liburan sebentar karena ia melihat tahanan tingkat tinggi
lainnya diperbolehkan keluar. Untuk membayar kebebasannya itu, ia menyuap kepala
Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Komisaris Iwan Siswanto sebesar Rp 368 juta.
Tindakan Gayus yang keluar dari Rutan dengan cara menyuap merupakan hasil
modeling. Selama di Rutan, ia mengobservasi bahwa tahanan lain diperbolehkan keluar.
Tidak adanya hukuman bagi tahanan yang keluar membuat Gayus akhirnya melakukan
hal serupa. Menurut teori belajar sosial, ketika tingkahlaku yang tidak dikehendaki
justru diganjar, pengamat cenderung meniru tingkahlaku itu. Sebaliknya kalau
tingkahlaku yang tidak dikehendaki itu dihukum, respon pengamat menjadi semakin
lemah.
Teori behaviorisme menyatakan bahwa cara yang efektif untuk mengubah dan
mengontrol tingkah laku adalah dengan melakukan melakukan penguatan
(reinforcement). Reinforcement merupakan suatu strategi kegiatan yang membuat
tingkahlaku tertentu berpeluang untuk menjadi atau sebaliknya (berpeluang untuk tidak
terjadi). Perilaku Gayus keluar masuk Rutan secara bebas merupakan hasil dari
penguatan (reinforcement). Gayus berani mengulangi perbuatannya keluar dari Rutan
karena adanya peluang untuk melakukan perilaku tersebut. Kepala Rutan dan sipir
Rutan yang bersedia menerima uang suap merupakan bentuk reinforcement yang
mendorongnya mengulangi kembali perilaku keluar dari Rutan. Selain itu, ia meraa
aman karena tidak adanya hukuman (punishment) akibat perilakunya itu. Teori ini juga
dapat digunakan dalam mengatasi kasus suap di Indonesia yaitu dengan memberikan
hukuman (punishment) yang seberat-beratnya pada pelaku dan penerima suap serta
korupsi sehingga dapat menjadi contoh untuk pelaku lainnya dan menimbulkan efek
jera. Selain memberikan hukuman (punishment), masyarakat juga dapat mencegah
timbulnya suap dengan tidak memberikan peluang terjadinya perilaku suap, misal
dengan menolak pemberian uang suap.
Perilaku suap yang dilakukan Gayus dapat digolongkan dalam patologi sosial
fase masalah sosial. Patologi sosial ialah semua tingkah laku yang bertentangan dengan
norma kebaikan, stabilitas lokal, pola kesederhanaan, hidup rukun, bertetangga, disiplin,
kebaikan dan hukum formal. Perilaku suap yang dilakukan Gayus secara jelas
bertentangan dengan hukum yang ada di Indonesia. Selain itu, ia juga bertentangan
dengan norma kebaikan karena perilaku Gayus yang secara tidak langsung mengambil
uang pajak telah merugikan orang banyak.
Reaksi masyarakat yang menentang keras tindakan suap Gayus membuat kasus
suap tersebut termasuk dalam fase masalah sosial yaitu situasi sosial yang dianggap oleh
sebagian besar dari warga masyarakat sebagai mengganggu, tidak dikehendaki,
berbahaya dan merugikan orang banyak.
BAB IV
KESIMPULAN DAN PENUTUP
http://m.kompas.com/news/read/data/2010.11.16.2211490
http://nasional.kompas.com/read/2010/11/12/12552293/Gayus.Suap.Karutan.Rp.368.Juta
http://nasional.inilah.com/read/detail/1041622/kpk-simpulkan-kasus-gayus-tergolong-
suap
Sarwono, Sarlito W. 2002. Psikologi Sosial: Individu dan Teori-teori Psikologi Sosial.
Jakarta: Balai Pustaka