Anda di halaman 1dari 8

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Perkataan “Negara dan konstitusi” mempunyai istilah tersendiri. Istilah negara
sudah dikenal pada zaman renaissance di eropa pada abad ke-15. Pada massa itu mulai
di pergunakan istilah “Lo Stato” yang berasal dari bahasa Italia, yang dalam bahasa
indonesia menjadi ”Negara” Pada saat itu diartikan sebagai suatu sistem tugas-tugas
politik dan perlengkapan yang teratur pada wilayah tertentu. Dalam hal ini Negara
dapat diartikan sebagai suatu organisasi di antara sekelompok atau beberapa kelompok
manusia yang secara bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu dengan mengakui
adanaya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan beberapa
kelompok manusia yang ada di wilayahnya.
Organisasi negara dalam suatu wilayah bukanlah satu-satunya organisasi, ada
organisasi-organisasi lain (keagamaan, kepartaian, kemasyarakatan dan organisasi
lainnya yang masing-masing memiliki kepribadian yang lepas dari masalah
kenegaraan). Kurang tepat apabila negara dikatakan sebagai suatu masyarakat yang
diorganisir. Adalah tepat apabila dikatakan diantara organisasi-organisasi di atas, negara
merupakan suatu organisasi yang utama di dalam suatu wilayah karena memiliki
pemerintahan yang berwenang dan mampu dalam banyak hal campur tangan dalam
bidang organisasi-organisasi lainnya.
Sedangkan Konstitusi berasal dari kata constitution (Bhs. Inggris) – constitutie
(Bhs. Belanda) – constituer (Bhs. Perancis), yang berarti membentuk, menyusun. Dalam
bahasa Indonesia, konstitusi diterjemahkan atau disamakan artinya dengan UUD.
Konstitusi menurut makna katanya berarti dasar susunan suatu badan politik yang
disebut negara. Konstitusi menggambarkan keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu
negara, yaitu berupa kumpulan peraturan untuk membentuk, mengatur, atau memerintah
negara. Peraturan-peraturan tersebut ada yang tertulis sebagai keputusan badan yang
berwenang, dan ada yang tidak tertulis berupa konvensi. Dalam proses terbentuknya
Negara dan konstitusi perlu adanya suatu kajian khusus untuk mengetahui aspek-aspek
yang lebih mendalam untuk memahinya. Dalam hal ini kajian tersebut sangat penting
untuk di jadikan kajian penelitian.

1
1.2. Rumusan Masalah
a. Definisi negara

b. Terbentuknya negara
c. Tujuan dan fungsi negara
d. Pengertian konstitus

1.3. Tujuan
Dari rumusan masalah tersebut, memunculkan tujuan dalam hal ini sebagai
berikut:
a. Mengetahui definisi negara dari berbagai pendapat para ahli.
b. Mengetahui pengertian konstitusi menurut para ahli.
c. Mengetahui tujuan dan fungsi dari suatu negara.
d. Mengetahui konstitusi yang terdapat di suatu negara.

2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Negara adalah suatu organisasi di antara sekelompok atau beberapa kelompok


manusia yang secara bersama-sama mendiami suatu wilayah (territorial) tertentu dengan
mengakui adanaya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan
sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang ada di wilayahnya istilah negara
dipakai dalam arti penguasa, untuk menyatakan orang atau orang-orang yang
melakukan kekuasaan tertinggi atas persekutuan rakyat yang bertempat tinggal disuatu
daerah (Kansil,1986).
Konstitusi berasal dari constituer (Bhs. Perancis), yang berarti membentuk,
menyusun, menyatakan. Dalam bahasa Indonesia, konstitusi diterjemahkan atau
disamakan artinya dengan UUD. Konstitusi menurut makna katanya berarti dasar
susunan suatu badan politik yang disebut negara. Konstitusi menggambarkan
keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara, yaitu berupa kumpulan peraturan untuk
membentuk, mengatur, atau memerintah negara. Kesulitan pemakaian istilah “Undang-
Undang Dasar” adalah bahwa kita langsung membayangkan suatu naskah tertulis,
karena semua Undang-Undang dasar adalah suatu naskah tertulis. Padahal istilah
“constitution” lebih luas, yaitu keseluruhan peraturan- baik yang tertulis maupun tidak
tertulis- yang mengatur secara mengikat cara suatu pemerintahan diselenggarakan
dalam suatu masyarakat (Dasril,1993:37).
Dalam suatu negara selalu terdapat orang yang memegang kekuasaan. Orang-
orang dan badan-badan itu, berdasarkan pembagian kekuasaan bekerja sama untuk
mencapai tujuan yang sama. Kekuasaan tersebut disebut wewenang, kekeuasan tersebut
yang dipegang oleh suatu badan dalam hubungan negara disebut: jabatan. Sedangkan
orang yang memegang suatu jabatan disebut pejabat. Keseluruhan pejabat-pejabat atau
alat-alat perlengkapan itu disebut: penguasa(Kusumadi,1997:112).
Negara merupakan suatu organisasi sosial, yaitu organisasi kemasyarakatan
yang diberi kekuasaan tertinggi, maka tidak perlu dihiraukan apakah negara tersebut
berdaulat atau tidak. Sesuatu daerah kolonialpun dapat merupakan negara pula, biarpun
masih belum menerima kemerdekaan politik penuh dan belum berdaulat. Daerah

3
demikian diatur dan dikuasai oleh suatu organisasi yang diperlengkapi dengan kekuasan
tertinggi kedalam lingkungan INTERN (Saleh,1982:324).
BAB 3. PEMBAHASAN

A. Definisi Negara
Negara adalah suatu organisasi di antara sekelompok atau beberapa kelompok
manusia yang secara bersama-sama mendiami suatu wilayah (territorial) tertentu dengan
mengakui adanaya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan
sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang ada di wilayahnya. Organisasi
negara dalam suatu wilayah bukanlah satu-satunya organisasi, ada organisasi-organisasi
lain (keagamaan, kepartaian, kemasyarakatan dan organisasi lainnya yang masing-
masing memiliki kepribadian yang lepas dari masalah kenegaraan). Kurang tepat
apabila negara dikatakan sebagai suatu masyarakat yang diorganisir. Adalah tepat
apabila dikatakan diantara organisasi-organisasi di atas, negara merupakan suatu
organisasi yang utama di dalam suatu wilayah karena memiliki pemerintahan yang
berwenang dan mampu untuk dalam banyak hal campur tangan dalam bidang
organisasi-organisasi lainnya.
B. Terbentuknya Negara
Terjadinya suatu negara melalui suatu proses primer dan sekunder, yaitu:
Primer:
a. suku
Kehidupan manusia diawali dari keluarga, lalu berkembang menjadi kelompok-kelompok
yang disebut suku-suku memiliki keterikatan dengan adat dan kebiasaan yang telah di sepakati
bersama. Kepala suku mempunyai kewajiban untuk mengatur dan melaksanakan kehidupan
bersama. Ia di anggap sebagai primus interpares maksudnya orang pertama di antara yang
sederajat kemudian suku menjadi bertambah banyak karena faktor alami atau penaklukan antar
suku.
b. Kerajaan
Kepala suku yang semula berkuasa di wilayahnya, melakukan penaklukan ke wilayah lain,
akibatnya fungsi kepala suku berubah jadi Raja. Negara nasional di pimpin oleh raja yang
absolut dan sistem pemerintahan tersentralisir rakyat di paksa patuh pada kehendak dan perintah
raja. Fase ini disebut fase nasional dalam terjadinya negara.
c. negara demokrasi.

4
Di dalam negara nasional rakyat mulai memiliki perasaan kebangsaan. Kekuasaan raja
yang absolut menyebabkan rakyat ingin memegang pemerintahan sendiri dan mengambil alih
kekuasaan raja ke tangan rakyat serta menghendaki kedaulatan rakyat. Dengan adanya
keinginan tersebut menimbulkan lahirnya negara demokrasi.
Sekunder:
Menurut teori terjadinya negara sekunder negara telah ada sebelumnya akan tetapi
dengan adanya intervensi, revolusi dan penaklukan muncullah negara baru yang
menggantikan negara sebelumnya.
Tujuan negara
setiap negara pasti mempunyai tujuan yang hendak dicapainya. Rumusan tujuan
negara merupakan salah satu hal yang sangat mendasar dalam suatu negara. Karena
pembicaraan tentang tujuan negara akan berkaitan erat dengan bentuk negara,
pembentukan negara , pembentukan badan-badan dan lain-lain. Dengan kata lain, tujuan
negara diperlukan (sangat diperlukan) untuk mengarahkan segala kegiatan negara dan
sebagai pedoman dalam penyusunan alat perlengkapan negara dan badan pemerintah.
Fungsi Negara
bahwa tujuan dan fungsi negara sangat dekat dan mempunyai hubungan timbal
balik. tujuan negara menunjukkan suatu cita-cita atau harapan yang hendak dicapai oleh
suatu negara sedangkan fungsi negara merupakan pelaksanaan cita-cita dalam
kenyataan.
Pengertian Konstitusi
Konstitusi berasal dari kata constituer (Bhs. Perancis), yang berarti membentuk,
menyusun, menyatakan. Dalam bahasa Indonesia, konstitusi diterjemahkan atau
disamakan artinya dengan UUD. Konstitusi menurut makna katanya berarti dasar
susunan suatu badan politik yang disebut negara. Konstitusi menggambarkan
keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara, yaitu berupa kumpulan peraturan untuk
membentuk, mengatur, atau memerintah negara. Peraturan-peraturan tersebut ada yang
tertulis sebagai keputusan badan yang berwenang, dan ada yang tidak tertulis berupa
konvensi. Dalam perkembangannya, istilah konstitusi mempunyai dua pengertian, yaitu:
1. Dalam pengertian luas (dikemukakan oleh Bolingbroke), konstitusi berarti
keseluruhan dari ketentuan-ketentuan dasar atau hukum dasar. Seperti halnya hukum
pada umumnya, hukum dasar tidak selalu merupakan dokumen tertulis atau tidak
tertulis atau dapat pula campuran dari dua unsur tersebut.

5
2. Dalam arti sempit (dikemukakan oleh Lord Bryce), konstitusi berarti piagam
dasar atau UUD, yaitu suatu dokumen lengkap mengenai peraturan-peraturan dasar
negara. Contohnya adalah UUD 1945.
Sesungguhnya pengertian konstitusi berbeda dengan Undang Undang Dasar, hal
tersebut dapat dikaji dari pendapat L.J. Apeldorn dan Herman Heller. Menurut
Apeldorn, konstitusi tidaklah sama dengan UUD. Undang-Undang Dasar hanyalah
sebatas hukum yang tertulis, sedangkan konstitusi di samping memuat hukum dasar
yang tertulis juga mencakup hukum dasar yang tidak tertulis. Adapun menurut Herman
Heller, konstitusi mencakup tiga pengertian, yaitu:
1. Die politische verfassung als gesselchaffliche wirklichkeit, yaitu konstitusi yang
mencerminkan kehidupan politik di dalam masyarakat sebagai suatu kewajiban.
2. Die verselbstandigte rechtverfassung, yaitu mencari unsur-unsur hukum dari
konstitusi yang hidup dalam masyarakat tersebut untuk dihadirkan sebagai suatu
kaidah hukum.
3. Die geschriebene verfassung, yaitu menuliskan konstitusi dalam suatu naskah
sebagai peraturan perundangan yang tertinggi derajatnya dan berlaku dalam suatu
negara.

6
Kesimpulan:
Organisasi tertinggi di dunia adalah organisasi negara, sedangkan organisasi
yang tergolong kecil adalah organisasi yang terdiri dari: organisasi keagamaan,
kepartaian, kemasyarakatan dan lain-lain. Terbentuknya suatu negara terdiri dari dua
proses yaitu primer dan sekunder, dimana proses primer terdiri dari suku, kerajaan,
negara demokrasi, sedangkan proses sekunder mengasumsi bahwa negara telah ada
sebelumnya akan tetapi dengan adanya intervensi, revolusi dan penaklukan sehingga
muncullah suatu negara baru yang menggantikan negara sebelumnya.
Dalam suatu negara harus mempunyai suatu tujuan, tujuan negara menunjukkan
suatu cita-cita atau harapan yang hendak dicapai oleh suatu negara sedangkan fungsi
negara merupakan pelaksanaan cita-cita dalam kenyataan. Setiap negara mempunyai
suatu konstitusi, tetapi konstitusi berbeda dengan UUD. Undang-Undang Dasar
hanyalah sebatas hukum yang tertulis, sedangkan konstitusi di samping memuat hukum
dasar yang tertulis juga mencakup hukum dasar yang tidak tertulis.

7
DAFTAR PUSTAKA
Kansil, C. S. T. 1986. Hukum Tata Negara Republik Indonesia. Bina Aksara:
Jakarta.
Radjab, Dasril, S. H. 1993. Hukum Tata Negara Indonesia. Rineka Cipta: Jambi.
Pudjosewojo, Kusumadi, Prof., S. H. Pedoman Pelajaran: Tata Hukum
Indonesia. Sinar Grafika: Jakarta.
Djindang, Saleh, Moh, S. H. Pengantar Dalam: Hukum Indonesia. Sinar
harapan: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai