Anda di halaman 1dari 2

Argument psiko-fisik

Gerak dapat dibedakan kepada gerak terpaksa, yaitu gerak yang didorong oleh unsure dari
luar dan gerak bukan paksaan, yang terbagi menjadi dua : 
- gerak yang terjadi sesuai dengan hukum alam, separti batu jatuh dari atas ke bawah
- gerak yang menantang hukum alam, separti manusia yang berjalan di kulit bumi padahal
seharusnya manusia diam di tempat karena mempunyai berat badan sama denga benda
padat 
Argument “aku” dan kesatuan fenomena Kejiwaan 
ibn sina membedakan aku sebagai jiwa dan badan sebagai alat. Ketika seseorang berkata,
ia akan tidur, maksudnya bukan ia pergi ke tempat tidur atau memejamkan mata dan tidak
menggerakkan anggota badan, tetapi adalah seluruh pribadi yang merupakan aku. Aku
dalam pandangannya bukan fenomena fisik tetapi adalah jiwa dan kekuatanya.
Argument kontinuitas
Argument ini mengatakan bahwa masa yang sekarang berisi juga masa yang lampau dam
masa depan. Kehidupan rohani yang kemarin dan hari ini tidak terputus oleh tidur, bahkan
ada hubungnnya dengan kehidupan yang terjadi beberapa tahun yang lalu. 
Hidup itu adalah berubah dalam satu untaian yang tak terputus-putus. Untuk membuktikan
jiwa itu tidak putus adalah denga daya ingat manusia tentang masa-masa yang telah lewat.
Seperti, jika badan tidak diberi makan dalam waktu tertentu akan berkurang beratnya
karena mengalami penyusutan, sedang jiwa tidak berubah.
Argument manusia terbang
Argument ini yang terindah dan yang paling jelas menunjukkan kreasi ibn sina. Meskipun
argument tersebut di dasarkan perkiraan dan khayalan, argument itu ialah: ”andai kata ada
seseorang yang mempunyai kekuatan yang penuh, baik akal maupun jasmani, kemudian ia
menutup matanya sehingga tak dapat melihat sama sekali apa yang ada di sekilingnya.
kemudia ia di letakkan di udara atau dala kekosongan sehingga ia tak merasakan satu
persentuhan atau bentrokan, perlawanan dan anggota badannya diatur sehingga tidak
sampai saling bersentuhan atau bertemu. Tanpa ragu ia mengatakan dirinya ada. Pada
saat itu boleh jadi ia tidak bisa menetapkan bahwa badannya ada. Jika ia mampu
menetapkan adanya badan dan anggota badan, maka wujud yang digambarkan tidak
mempunyai tempat. Jika saat melayang ia memperkirakan ada tangan atau kakinya, dia
tidak mengira apakah itu tangan atau kakinya. Dengan demikian, penetapan tentang wujud
dirinya tidak timbul dari indera melainkan dari sumber yang berbeda dengan badannya,
yaitu jiwa”. 

Jiwa manusia sebagai jiwa-jiwa lain dan segala apa yang terdapat di bawah bulan,
memancar dari akal 10. sebagai Aristoteles, Ibnu sina membagi jiwa dalam tiga bagian : 
a) Jiwa tumbuh-tumbuhan, dengan daya-dayanya yaitu:makan, tumbuh, berkembang biak.
b) Jiwa binatang, dengan daya-daya 
-gerak 
-menangkap,dengan dua bagian:(1). Menangkap dari luar dengan panca indera. (2).
Menangkap dari dalam, dengan indera dalam:
 Indera bersama, yang menerima segala yang ditangkap oleh panda indera
 Representasi, yang menyimpan segala apa yang diterima oleh panca indera bersama
 Imajinasi, ynag menyusun apa yang disimpan dalam representasi
 Estimasi, yang menangkap hal-hal yang abstrak yang terlepas dari materi 
 Rekoleksi, yang menyimpan hal-hal abstrak yang diterima oleh estimasi.
c) jiwa manusia dengan dua daya 
o praktis, yang hubungannya dengan badan
o teoritis, yang hubunganya adalah dengan hal-hal abtrak. Daya ini mempunyai tingkatan
- akal materil, yang semata-mata mempunyai potensi untuk berpikir dan belum dilatih
walaupun sedikit
- intelecctus in habitu, yang telah mulai dilatih untuk berpikir tentang hal-hal yang abstrak
-akal aktuil, yang tetap dapat berpikir abstrak
- akal mustafad, akal yang telah sangggup berpikir tentang hal-
hal abstrak

Anda mungkin juga menyukai