Dasar Teori Reaktor

(Fisika Reaktor)

SYARIP - BATAN YOGYAKARTA

  EL
EKT
RON
(9,1
1.10 -31
kg) 
    

PROTON (1,673.10-27 kg)

NEUTRON (1,675.10-27 kg)

NUCLEON ATOM
(D = 10-12 cm) D = 10-8 cm
Interaksi neutron dengan inti atom :

 Serapan (absorpsi) :

 Fisi atau pembelahan {n,f}

 Tangkapan {n,}
 Emisi partikel bermuatan {n,p}, {n,)

 Hamburan (scattering) :

 Hamburan elastik {n,n}

 Hamburan inelastik {n,n’}atau {n,n’}
 Reaksi {n,2n}
 REAKSI PEMBELAHAN INTI

n + U --------> X1 + X2 + (2-3)n + E

n : neutron, berasal dari sumber neutron

Be9 + 24 --------> C12 + 0 n1

U : Uranium, berasal dari batuan mineral uranium

X1 , X2 : inti hasil pembelahan (Sm149, Xe135, Cs137, Mo99 )

E : energi panas (200 MeV.)

0
n1
+ 92
U235
 92
U236(*)
 38
Sr 94
+ 54
Xe140
+ 2 0
n 1
+E

0
n1
+ 92
U235
 92
U236(*)
 36
Sr 94
+ 56
Ba 139
+ 3 0
n1
+E
90Th 232
(n,) 90Th 233
- 91 Pa 233
- 92U 233

22 m 27,4 hari

92U238
(n,)92U239
- 93Np 239
- 94Pu 239

23 m 2,3 hari

2 He3(n,p)1T 3 dgn energi kinetik 1T 3 76 MeV

3 Li 6
(n,)1 T3
dgn energi kinetik 1T 3
8 MeV

5 B10
(n,) 3Li 7
dgn energi kinetik  dan 3 Li 7
2,79 MeV
REAKSI BERANTAI ?
Reaksi inti yang berlangsung secara terus menerus

Manfaat :
 memperoleh energi
secara kontinyu (reaktor
daya)
 memperoleh fluks neutron
( reaktor penelitian)
Reaktor Penelitian

n + U ------> X1 + X2 + (2 - 3)n + E
Tidak
Dimanfaatkan dimanfaatkan

n + Co59 --------> Co60  Kesehatan

 Industri
 Pertanian
 Peternakan
 Dsb.

n + bahan sampel  Analisis bahan/unsur

 Semi konduktor
 Bahan mulia
Kelimpahan (%)

10

10-1

10-2

10-3

No. Massa
10 -4

60 80 100 120 140 160

 Neutron serentak dan neutron kasip

(E) = 0,453 e-1,036E Sinh(2,29E)0,5 (2-1)

di mana E adalah energi neutron dalam satuan MeV. Spektrum energi neutron hasil
pembelahan ini dilukiskan pada Gambar 2-3. Jika diambil reratanya energi neutron hasil
pembelahan tersebut adalah:
~
 E .  ( E ).dE  1,98 MeV
0
atau sekitar 2 MeV. Sedangkan energi neutron yang paling mungkin terjadi (dari gambar
spektrum tsb adalah) sekitar 0,73 MeV.
 (E)

0,3

0,2

0,1

0 2 4 6 8 10
Energi neutron pembelahan (MeV)
 Mekanisme pembentukan neutron kasip
Br87 (55 detik)

-- (~70%)

Neutron En
-- (~30%) Kr86 (stabil)

B.E = 5,4 MeV

Kr87
--
Sr87 (stabil)
Kelompok 1 : Br87 ,
Kelompok 2 : I137 , Br88 ,
Kelompok 3 : I138, Br89, Rb93, Rb94 ,
Kelompok 4 : I139, Br90, Br92, Kr93, Cs, Sb, Te,
Kelompok 5 : I140, Kr,
Kelompok 6 : Br, Rb, As.

Tabel 2-1. Data kelompok nuklida penghasil neutron kasip (precursor)

dari hasil pembelahan U235
Klp Umur paroh I (per detik) i
1 55,72 0,0124 0,000215
2 22,72 0,0305 0,001424
3 6,22 0,1115 0,001274
4 2,3 0,301 0,002568
5 0,61 1,138 0,000748
6 0,23 3,01 0,000273
di mana fraksi neutronkasip efektif =  = 0,0065
 Konsep tampang lintang : σ (barn : b), Σ = N σ
 Bahan
 (b)  Energi neutron
6n
•1000
 t   i
i 1
•500

•100

•50

•10

0,005 0,01 0.1 1 10 100

• Energi neutron (eV)
 Slowing down (thermalisation or moderation) of fission neutrons facilitates
lower critical mass, but leads to some loss of neutrons through absorption in
the moderator
Variation of fission cross- Cross-section: The effective target
presented by a nucleus for
section (barns) of U-235 collisions leading to nuclear
with neutron energy (eV) reactions .
1 barn = 10-24 cm2

Energy distribution of fission

Thermal neutrons peaks at ~ 0.7 MeV with
Reactors average energy at ~ 1.9 MeV.

Fast
Reactors

15
 Laju reaksi inti dan daya reaktor
R = N f n v = f  interaksi/cm3 detik
Vr
f  f Vr
P =
3,125 1010
  ( v) dv =
3,125 1010
watt
0

Contoh : Diketahui teras reaktor Kartini berbentuk

silinder dengan ukuran jari-jari R = 16 cm, tinggi H =
35 cm, daya reaktor 100 kW, fluks neutron reratanya
 = 6,57.1011 n cm-2 detik-1. Bahan bakar reaktor
Kartini adalah U-235 dengan tampang lintang fisi f =
582 barn. Hitunglah berapa gram banyaknya U235 di
dalam reaktor tersebut.
  f Vr VN f  VN A m f 
P = 10
= 10
= 10
watt
3,125 10 3,125 10 V.BA.3,125 10

NA  NAm
N= =
BA VBA

N .V . BA . 20 .28148,7.235
2,9310
m = = 23
 3189,8 gram  3,2 kg
NA 6,02.10

Hasil pengukuran menunjukkan bahwa massa kritis

minimum (pada daya nol) untuk reaktor nuklir Kartini adalah
sekitar 2,6 kg U235
 Siklus neutron di Satu neutron
dalam reaktor diserap dalam
bahan bakar

pfPf Pt n termal () n cepat

diserap dalam
bahan bakar
(1-Pf) bocor
pPf Pt (1-f) sbg n cepat
n termal
diserap dlm (Pf) neutron cepat
bahan lain dalam reaktor

pPf Pt neutron termal

dalam reaktor n cepat
mengalami
serapan
resonansi
(pPf) n cepat
pPf (1-Pt) bocor mengalami termalisasi
sebagai n termal
 Faktor Perlipatan Neutron
kef = k = pf Pf Pt

Utk reaktor tak berhingga besar Pf = Pt = 1

k~ = pf Pf Pt
Example:
10,000 neutrons exist at the beginning of a generation. The
values for each factor of the six factor formula are listed
below. Calculate the number of neutrons that exist at the
points in the neutron life cycle listed below.
1) Number of neutrons that exist after fast fission.
2) Number of neutrons that start to slow down in the reactor.
3) Number of neutrons that reach thermal energies.
4) Number of thermal neutrons that are absorbed in the
reactor.
5) Number of thermal neutrons absorbed in the fuel.
6) Number of neutrons produced from thermal fission.

 = 1.031 Pf = 0.889 f = 0.751

p = 0.803 Pt = 0.905  = 2.012
Solution:
1) N = No  = 10,310
2) N = No  Pf = 9,166

3) N = No  Pf p = 7,360

4) N = No  Pf p Pt = 6,661

5) N = No  Pf p Pt f = 5,002

6) N = No  Pf p Pt f  = 10,065
 Persamaan diffusi neutron

Laju perubahan neutron per satuan volume sama

dengan laju produksi (sumber S) per satuan
volume dikurangi laju kehilangan karena serapan
dan laju kehilangan karena kebocoran per satuan
volume.

dn
 S  a  L
dt
Laju perubahan n
 Z Jz +dz

dz
dx
dy
Jz Y

J z
X ( J z  dz  J z )dxdy  dxdydz
z
J z J y J x
   divJ  . J
z y x
Hukum difusi Fick menyatakan bahwa vektor rapat arus
adalah sebanding dengan negatif gradient dari fluks


Jz  D
z
sehingga secara umum :

J = - D grad  = - D (2-

12)

di mana D adalah koefisien difusi, maka :

divJ   D. div. grad .   D  2

dan 2 2 2
2  2
 2

x y z 2

disebut sebagai operator Laplace, dengan demikian persamaan

(2-11) dapat ditulis menjadi :

dn 2
 S  a  D  (2-13)
dt
1 1
D  tr
3 tr 3
 PERSAMAAN KEKRITISAN
Pers difusi sbg fs ruang r dan wkt t :

dn(r , t ) 2
 S (r , t )  a (r , t )  D  (r , t )
dt
dn
Penyelesaian fs ruang maka: 0
dt
2 2
 (r )  B (r )  0 u
ta
a n
Fluks n g
n nga
eu l i
waktu t tron pada uck gku
er B len
posisi r tentu pada
di dala ke
m siste
m
UNTUK REAKTOR PLAT TAKBERHINGGA

a d2
 2 
X
dx 2
0

2
d 2
2
( x )  B ( x )  0
dx
Peny umum:
( x )  A cos Bx  C sin Bx
A dan C suatu
konstante
Oleh krn plat simetri maka (x) = (-x) = 0 shg:

 ( x)  A cos Bx
Sebagai syarat batas dapat diasumsikan bahwa (x) =0
pada batas ekstrapolasi yaitu pada
1
x  2a
1 1
(  2 a )  A cos(  2 Ba )  0
• Oleh karena A suatu konstanta di mana A  0,
1 1
maka , (  2
a )  0 hanya jika , cos(  Ba )  0
2

• dan hal ini dipenuhi jika B mempunyai harga

n
tertentu yaitu , Bn  a

• di mana n adalah bilangan bulat ganjil : 1, 3, 5,

dst. Shg penyelesaiannya:
n 1
n ( x )  A cos Bn x  A cos a x
Bn = B1, B3, B5, dst., disebut sebagai nilai-nilai
pribadi dari persamaan dan penyelesaiannya 1, 2,
3, dst., disebut sebagai fungsi-fungsi pribadi.
Hasil-hasil perhitungan menunjukkan bahwa besarnya
fluks neutron asimtotik sangat didominasi oleh nilai
pribadi yang pertama atau nilai dasar yaitu n=1 atau B1,
oleh karena itu didefinisikan suatu besaran yang disebut
sebagai buckling geometri dari sistem, karena besarnya
tergantung pada bentuk geometri dari sistem reaktor.

2 2
Bg  B1
untuk reaktor berbentuk plat takberhingga besar
dengan tebal a

2 2 
B g  B1  a
2
 
 Utk bentuk reaktor yang lainnya :

R H R
c

a
b

     
 2  2  2
Buckling
 
 2
R
a b c

0
r sin r
R
 0 cos ax cos by cos xz
c

 R   
2 ,405 2  2
 H  0 J0 
2,405r
R  cos Hz
 Buckling Geometri dan Distribusi Fluks
Neutron untuk berbagai bentuk geometri
reaktor
Geometri Buckling Distribusi fluks neutron
reaktor

Plat / papan  2

a
 0 cos
x
a
Bola  2
R
0
r
sin r
R
Paralel-
epipidum   
 2  2  2  cos x cos y cos xz
a
 b  c 0 a b c

Silinder
  
2,405 2  2
R
 H
 0 J0  
2,405r
R cos z
H
di mana 0, adalah fluks neutron awal pada koordinat 0, dan J0 adalah fungsi Bessel
jenis pertama orde nol.
 Penyelesain fungsi waktu
• Distribusi fluks neutron sebagai fungsi waktu,
utk faktor perlipatan neutronnya berharga
satu atau perubahan neutronnya tetap, laju
perubahan neutron , maka persamaan difusi :
2
S  a  D   0
2
k ~  a   a  D   0
2  ( k ~  1)  a 
  0
 D 
 2 D 2 2
L  a
shg    Bm  0

2 k~  1
atau Bm  2
L
Pers di atas disebut juga sebagai buckling material
yaitu mencirikan sifat-sifat material di dalam
sistem reaktor. Secara umum disebut juga sebagai
persamaan kritis untuk satu kelompok energi
neutron dan untuk reaktor telanjang (tanpa
reflektor) yang dapat ditulis lagi menjadi :
k~
1 2 2
1  L Bm
 untuk reaktor kritis 2 2
berlaku : Bm  B g

Dari Tabel 2-3 bukling untuk geometri bola telanjang adalah

2
Bg  R  
 2

kemudian dengan persamaan (2-25) dan (2-26)

akan diperoleh hubungan
L
R  Rk  1
( k ~  1) 2

Rk, adalah jari-jari kritis dari sistem reaktor tersebut.

Bukling material mencerminkan sifat dari material di dalam
reaktor, untuk komposisi material yang sama maka ukuran
reaktor subkritis akan lebih kecil dibanding dengan reaktor
kritis, maka

2 2
Bm  Bg
atau kebolehjadian tidak bocornya lebih kecil dibanding
dengan sistem reaktor kritis.

Sebaliknya untuk sistem reaktor superkritis maka

2 2
Bm  Bg
 Contoh Soal
Suatu reaktor telanjang (tanpa reflektor) dengan
bahan bakar uranium alam berbentuk silinder
diameter 25,4 mm, disusun membentuk
perangkat kissi persegi dengan panjang (pitch)
15,2 cm, diletakkan di dalam bejana silinder
berisi air berat atau D2O sebagai moderator,
perbandingan tinggi dengan diameter dari bejana
tersebut adalah 1,2. Jika diketahui buckling
material dari sistem reaktor tersebut adalah 8,6
m-2 , hitunglah massa uranium alam sedemikian
sehingga reaktor tersebut menjadi reaktor kritis.
25,4 mm

15,2 cm
 Penyelesaian :
Langkah pertama adalah menentukan ukuran sistem
kritis untuk reaktor silinder. Dari Tabel 2-2 diperoleh
buckling geometri untuk28reaktor silinder :
2 2
2  2,405   
B =  +  
 R 
g
H
diketahui H/2R = 1,2 atau H = 2,4 R,
sehingga :
2 2
2  2,405     7,5
Bg =  +   
 R   2,4R  R2

Untuk reaktor kritis Bm2  Bg2

= 8,6 m -2 ; sehingga jari-jari dan tinggi kritis dari reaktor
silinder tersebut adalah :
2 7,5
Rk   0,87m 2    Rk  0,93m    H k  2,4(0,93)  2,23m
8,6
Langkah kedua adalah menentukan volume dan massa bahan
bakar reaktor. Telah diketahui bahwa bahan bakar disusun
dalam perangkat kissi persegi dengan panjang kissi 15,2 cm ,
maka luas efektif per perangkat bahan bakar adalah (0,152)2
= 0,0231 m2 . Shg luas permukaan teras reaktor kritis adalah

Rk2  3,14(0,93) 2  2,72m2

oleh karena itu jumlah perangkat bahan bakar
2,72
 117 perangkat
0,0231
Jari-jari bahan bakar adalah R = 0,5 (0,0254) = 0,0127 m, luas
permukaan tampang lintang tiap bahan bakar adalah :
R 2  3,14(0,0127) 2  0,0005m2
sehingga jumlah batang bahan bakar dalam satu perangkat adalah:
0,0231
 46buah dan jumlah total bahan bakar di dalam
0,0005
teras reaktor adalah
(117)(46) = 5382 buah.
Oleh karena tinggi bahan bakar sama dengan tinggi teras
aktif, maka volume total bahan bakar adalah :

5382R 2 H k  (5382)( 0,0005)( 2,23)  6m3

Dengan mengambil rapat massa uranium 19000

kg/m3 , maka massa total uranium agar reaktor
kritis adalah : 6(19000) = 114 ton
 Contoh Perangkat Bahan Bakar
• TRIGA Plat
PERSAMAAN KINETIKA REAKTOR
6
dn
 k (    )    i Ci
n
(3-8)
dt i 1

dCi n
 k i  i Ci (3-9)
dt 
 n(t )  Ae wt

Ci (t )  Bi e wt

w w i6
= +
k i =1 w + i

n(t )  A0 e w0t
 A1e  A2e .......  A6e
w1t w2t w6t

k 1 1
  T 
k w
  T 6 i
= + 
 + T  + T i =1 1 + i T

1 dn 1
n(t )  no e t /T
. 
n dt T
Untuk satu klp neutron kasip

  
  
t   t
n(t )  n0 e  n0 e 
   
Fluks n relatif Reakt = 0,002

1
Reakt = - 0,002

0 10 20 30 40 50 (detik)
Fluks n fungsi waktu untuk sisipan reaktivitas positif
dan negatif
 
  
t
n(t )  n0 e
 
Satu klp n kasip Tanpa n kasip

  T0 

T0 
 
Pers. tsb. dikenal sbg periode reaktor stabil: To biasa
ditulis juga sbg τ
 
Pengaruh neutron kasip :   
Prompt Jump :

  
n(t )  n0 Atau 
  0   
 Periode Reaktor

P (t )  Po e t /T

P(t )  Po10 ( SUR ) t

 Po10 ( DPM ) t

SUR = Start Up Rate = DPM = Decade Per Minute 10  e 2 , 303

Shg e t /T
e ( DPM ) 2 , 303
Peracunan Hasil Belah

n + U235 --------> Te135 + X..? + 2-3 n + E

Meluruh ?
 I135  Xe135
Mo
Tc
Xe135 dengan a = 3.106 b dan

Sm149 dengan a = 5.104 b.

k '
1 k 1 1 1
      ' 
'
 (1  ' )
k k k k

1 f 1  'a 1  a   'a 1  ap
  (1  ' )  (1  )  ( ) ( )
k f k a k a k a

 ap
Peracunan hasil belah :   
a
 Peracunan Xenon
Te135 ----> I135 ----> Xe135 ------> Cs135 -----> Ba135 (stbl)
< 1m 6,7j 9,2j 2.106 th

dI
  I  f    aI I   I I
dt

dX
  X X   X X   I I   X  f 
dt
 Pada kondisi setimbang
 I f  I f
I0  
I   I  I

I I 0   X  f  ( I   X ) f 
X0  
X   X  X 
 X 0 X  X ( I   X ) f 
 0   
a aX 

  X   X 
*
X

1,15 x10 
23
 0  
2,1x10  3x10 
5  22
Reaktivitas
peracunan Xe

-0,003
Fluks n = 1,8.1014 n/cm2/s
-0,0025

-0,002 Fluks n = 9.1013 n/cm2/s

-0,0015 Fluks n = 1.1013 n/cm2/s

-0,001

0 10 20 30 40 (Wkt operasi-jam)

Peracunan Xe fungsi waktu operasi reaktor dan tingkat

fluks neutron
Reaktivitas
peracunan Xe f
   ( I   X )   ( 0,064)(0,60)  0,038
f
-0,005
Nilai batas = - 0,038
-0,004

-0,003

-0,002

-0,001

0 10.11 10.12 10.13 10.14 Fluks n termal ( n/cm2/s)

Reaktivitas negatif akibat peracunan Xe
selama operasi reaktor pd kondisi setimbang
Peluruhan iodin setelah reaktor dimatikan akan mengikuti
persamaan :

 I t s
I  I 0e
Saat reaktor mati fluks neutron = 0 maka :

dX I t s
 I I   X X  I I 0e  X X
dt
 I I 0 I t s  X t s  X t s
X (t s )  (e e )  X 0e
 X  I
Waktu di mana konsentrasi Xe mencapai max. :

1   X   X  I X 0 
tm  ln  1  
 X  I  I  I I 0 

X (t s ) X
 (t s )  
a
 Produksi Xe-135 setelah reaktor
shut-down
I = 2,9.10-5/detik dan X = 2,1.10-5 /detik jadi
oleh karena I > X, maka akan terjadi kenaikan
konsentrasi xenon setelah reaktor dimatikan (shut
down) sampai pada suatu tingkat konsentrasi
tertentu.
I-135

Xe-135

Hal tersebut terjadi karena I135 yang terbentuk (sewaktu reaktor beroperasi),
setelah reaktor dimatikan I135 tersebut akan meluruh membentuk Xe135, disisi
lain Xe135 yang terjadi juga meluruh tetapi dengan laju peluruhan yang lebih
kecil (lambat) sehingga terjadi kenaikan konsentrasi Xe135
Reaktivitas Wkt setelah reaktor mati –
peracunan Xe jam
Wkt operasi-jam

-0,003

-0,0025
Fluks n = 1,8.1014 n/cm2/s
-0,002
Fluks n = 9.1013 n/cm2/s
-0,0015
Fluks n = 1.1013 n/cm2/s
-0,001
0 10 20 30 10 20 30 (jam)

Peracunan Xe fungsi waktu operasi reaktor dan tingkat

fluks neutron
Peracunan Xe135 selama dan
sesudah operasi reaktor
 Peracunan Samarium

Nd149 ------> Pm149 ------> Sm149 (stabil)

2j 53j

 Sm (  Pm   Sm ) f  (  Pm   Sm ) f  Pm  f
 0    
( Sm   Sm ) a a a

Sesudah reaktor shut-down (identik dgn 3-34):

I I 0
X (t s )  (e   I t s  e   X t s )  X 0 e   X t s
 X  I
 Pm P0
S (t s )  (e   Pmt s  e  Smt s )  S 0 e  Smt s
Sm  Pm
  Pmt s
S (t s )   P0 (e  1)  S 0
S ( t s )  P0  S 0

 Pm  f   Pm  f 
S (t s )  
Pm  Sm
Peracunan Sm setelah reaktor shut-down ts  ~

S (t s ) Sm  f  Pm Sm 
 (t s  )    [   Pm ]
a a Pm
Peracunan Sm149 selama dan
sesudah operasi reaktor
Efek suhu thd reaktivitas

d d 1 dk 1 dk
T  T   2 
dT dT k dT k dT

Oleh karena k selalu berharga positif maka dapat dilihat bahwa

dk/dT dan T mempunyai tanda aljabar yang sama, artinya jika
T bertanda positif maka dk/dT juga positif, dan faktor
perlipatan efektif k bertambah dengan naiknya suhu. Demikian
pula sebaliknya jika T bertanda negatif maka dk/dT juga
negatif, dan faktor perlipatan efektif k berkurang dengan
naiknya suhu
Daya Reaktor T > 0

4 T < 0, kecil

1 T < 0, besar

0 10 20 30 40 50 (detik)
Daya reaktor fungsi waktu setelah sisipan reaktivitas
undak positif untuk 3 sifat koef reaktivitas suhu
 k ef =   p f Pf Pt

ln k ef = ln + ln + ln p + ln f + ln Pf + ln Pt

ln k 1 dk
=  T
dT k dT
 T =  T ( ) +  T () +  T (p) +  T (f) +  T (Pf ) +  T (Pt )

1 dk 1 dp 1 df
 
k dT p dT f dT

 T =  T (p) +  T (f) =  TF +  TM
Example:

A certain 235U-fueled, pressurized water reactor is just

critical. Suddenly, the average coolant temperature falls
from 246 °C to 233 °C αT = -0.0001 δk/°C.
(a) How much reactivity is inserted?
(b) What is the new value of keff?
Solutions:

(a) δkT = αT (T2 - T1) = -0.0001⋅(-13 °C);

δkT = -0.0001.(-13) = 0.0013

(b) keff = 1.000 + 0.0013 = 1.0013.

EXAMPLE:
Determine the limiting temperature of a reactor that has
an excess reactivity of 0.50 % at 80 F and a temperature
coefficient of reactivity of -0.000040/F. Assume the
coefficient is constant throughout the temperature range
involved

d  .0050
T  T  T   125F
dT T .000040
Therefore the reactor will become subcritical if the
temperature rises above 205F (80+125)
EXAMPLE:
Kartini reactor is operating at 100 kW , inadvertently
exposed to a positive reactivity of $.90 for 5 seconds
when the operator recognizes the unplanned reactivity
increase and scrams the reactor decreasing the power
level to 10% of its original power. What reactivity was
inserted to scram the reactor?