Anda di halaman 1dari 8

Sabar Itu (Gak) Ada 

Batasnya
December 10, 2010 by Muhammad Assad

Shabaahal khair guys!! Kayfa haalukum? Semoga semuanya dalam keadaan baik-baik
saja. Topik #notesfromQatar kali ini saya akan menuliskan tentang sabar! Sulit ga ya untuk
menjadi orang yang sabar? Hmmm saya juga tidak tahu pasti, tapi yang pasti beberapa hari ini
banyak teman-teman di twitter yang meminta saya untuk menulis tentang sabar. Mungkin
pemanasan global yang terjadi di bumi ini menyebabkan pemanasan global juga di dalam otak
dan hati orang-orang sehingga doyan marah-marah hehehe..

Coba inget-inget deh, dalam hidup ini kita pasti pernah ngomong kalimat yang kurang lebihnya
seperti ini, “Untung gue masih sabar, kalo ga udah gue sate lo!” atau “Udah sabar aja, orang
sabar disayang Tuhan” atau “Kesabaran gw juga ada batasnya ya! Jangan macem-macem lo!”
hehehe… Pernah kan? Lalu pertanyaannya adalah, apa itu sabar? Mengapa kita harus sabar? Apa
keutamaan dari bersabar? Dan apakah memang sabar itu ada batasnya? Mari kita diskusikan
bersama!

Bentuk Kesabaran

Kata ‘sabar’ berasal dari bahasa arab ‘shobaro’ yang berarti menahan atau mencegah. Sabar
termasuk akhlak utama yang paling banyak disebut di dalam Al-Qur’an. Menurut Imam Al-
Ghazali, Allah menyebutkan sabar di dalam Al-Qur’an lebih dari 70 tempat. Kata ‘sabar’ sering
disebut di dalam Al-Qur’an karena Allah memang tahu bahwa untuk menjadi sabar itu tidak
mudah karena dibutuhkan suatu konsistensi dan komitmen yang kuat dalam diri manusia.

Dalam kehidupan yang kita jalani ini, kesabaran adalah kunci untuk meraih segala kebaikan dan
kebahagiaan. Salah seorang sahabat Rasulullah yang menjadi idola saya, Umar bin Khatab, pun
pernah berkata: “Kami menjumpai kebaikan hidup ada bersama kesabaran.” Kata sabar
bermakna luas dan ada dalam berbagai bentuk di dalam kehidupan yang kita jalani. Saya akan
coba merangkumnya dalam 4 bentuk.

1. Sabar dalam menghadapi cobaan/ujian

Ini adalah bentuk kesabaran yang pertama. Setiap manusia di dunia ini PASTI akan menghadapi
cobaan dan ujian, bahkan mungkin musibah. Ini adalah hal yang pasti, cuma yang membedakan
adalah bentuk ujian dan cobaannya aja. Saya atau anda pun mungkin akan berbeda dalam
menjalani ujian yang diberikan oleh Allah. Namun, tujuan dari kita semua pasti sama, yaitu
untuk meningkatkan tingkat keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah Swt.

Untuk lebih memahaminya, analogi mudah menghadapi ujian itu mungkin sama seperti murid
SMA yang akan menjalani UAN (Ujian Akhir Nasional). Hasil akhirnya nanti akan ada 2: lulus
atau tidak lulus. Jika lulus, maka dia akan naik ke tingkat selanjutnya (universitas) dan jika tidak
lulus maka dia gagal dan harus mengulang di tahun selanjutnya. Menghadapi ujian pun sama
persis seperti itu. Jika mampu menghadapinya, maka kita akan lulus dan naik tingkat di sisi
Allah. Tapi jika tidak sabar menghadapinya, maka kegagalan yang akan kita dapatkan.

Allah sudah menjelaskan hal ini di dalam Al-Qur’an, “Apakah manusia itu mengira mereka
dibiarkan saja mengatakan: ‘kami telah beriman’. Sedang mereka belum diuji? Dan
sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui orang-orang yang benar dan Dia Maha Mengetahui orang-orang yang
berdusta.” (QS. Al-Ankabut [29]: 2-3)

Jadi jelas bahwa untuk mencapai tingkat keimanan, seseorang harus diuji dulu. Bagaimana
caranya agar berhasil menghadapi ujian? Ya harus dengan kesabaran! Namun pada saat
menghadapi ujian, manusia sering merasa bahwa ujian yang ditimpakan kepadanya adalah yang
paling berat se-dunia. Akhirnya, banyak yang tidak sabar menghadapi ujian yang diberikan, lalu
ingin segera menyelesaikannya dengan jalan pintas, yaitu dengan bantuan tali rafia untuk
gantung diri, minum baygon atau ngemil racun tikus hehehe..

Dalam ayat lain juga Allah berfirman, “Sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepada kamu
sekalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikan kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah [2]: 155)

Dari ayat di atas, kita bisa melihat ternyata cobaan dan ujian yang diberikan oleh Allah itu
banyak macamnya. Kemiskinan dan kekurangan harta mungkin bisa jadi adalah ujian yang
paling berat untuk dihadapi. Makanya Nabi Muhammad saw mengatakan bahwa kemiskinan
dekat dengan kekufuran dan kekufuran akan semakin mendekatkan kepada api neraka. Contoh
mudahnya kita sering menyaksikan atau membaca di berita banyak orang yang bunuh diri akibat
tidak sanggup menghadapi kemiskinan atau ada orang-orang yang menukar keimanannya
(pindah agama) hanya untuk sekardus mie instan atau sepaket sembako.

.
Karenanya, sabar dalam menghadapi kemiskinan dan kekurangan harta adalah bentuk kesabaran
yang paling krusial. Jika orang mampu menghadapinya, maka ia akan tumbuh menjadi orang-
orang yang kuat mental dam imannya. Namun jika tidak, maka peluang untuk terjerumus ke
dalam kemungkaran sangat besar. Lalu, bagaimana kalau sebaliknya, kita malah diberikan
kekayaan dan kelebihan harta? Ya dengan cara bersyukur tentunya! Salah satunya, coba dibantu
itu tetangga-tetangga atau saudara-saudaranya yang kesusahan ok?

2. Sabar dalam menghadapi kezaliman

Nah, ini adalah bentuk kesabaran ke-dua. Dalam hidup ini, sudah menjadi hal yang wajar bahwa
tidak semua orang akan senang kepada kita. Sebaik apapun itu orang, pasti akan ada yang tidak
suka. Seorang Nabi Muhammad saw yang bersih dari dosa pun masih ada saja yang tidak senang
kepadanya. Kalau seorang nabi saja ada yang tidak suka, apalagi kita manusia?

Ada kalanya kita difitnah untuk sesuatu yang tidak kita kerjakan, ada kalanya orang-orang ingin
menjatuhkan kita karena persaingan, dan ada juga memang orang-orang yang kerjaannya hanya
untuk membenci dan mencari-cari kesalahan kita untuk apapun yang kita kerjakan. Jadi memang
dalam hidup ini pasti akan ada orang-orang yang tidak suka dengan kita, atau sebutan kerennya
“haters”. Tapi gapapa, it’s normal. We can’t make thousands of friends without making some
haters.

Kalau kata Paulo Coelho, “Haters are confused admirers who can’t understand why everybody
else likes you.” Orang-orang yang tidak senang kepada kita ini mungkin tidak habis pikir kenapa
banyak orang yang suka dengan A, misalkan. Jadi, cara untuk menjatuhkan si A ya dia akan
berusaha dengan segala macam cara, baik itu dari yang baik-baik hingga memfitnah dan
menzalimi dengan cara-cara tidak sehat.

Tenang aja, jangan sedih saat kita difitnah, ditindas atau dizalimi. Allah tidak pernah tidur, Dia
Maha Mengetahui dan Maha Adil terhadap apa yang dilakukan hamba-hamba-Nya. Percayalah,
betapapun beratnya fitnah dan bentuk ketidakadilan yang dihadapi, Allah akan selalu ada
bersama kita. Bukankah Dia sendiri yang mengatakan di dalam Al-Qur’an, “Laa tahzan,
innallaaha ma’anaa…” yang artinya, “Jangan bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita…”
(QS. At-Taubah [9]: 40). Dalam ayat yang lain dikatakan, “innallaaha ma’ashshaabiriin” atau
Allah bersama orang-orang yang sabar.

.
Namun, sebagai manusia biasa yang lemah, di saat mengalami cobaan dan ujian yang bertubi-
tubi dahsyatnya, terkadang iman kita tidak cukup kuat, mengalami keletihan, dan kesabaran pun
hilang. Maka dari itu, Allah sudah memberikan solusi yang terbaik, yaitu dengan cara selalu
mengingatnya (dengan cara shalat) dan juga melalui kesabaran. Itulah sebenar-benarnya
penolong dan sebagai kunci untuk meraih kemenangan. “Hai orang-orang yang beriman,
mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah beserta
orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah [2]: 153).

Tentunya harus dipahami bahwa konsep sabar dalam Islam bukan berarti kita hanya pasrah dan
diam berpangku tangan dalam menghadapi segala fitnah, penindasan dan kezaliman. Ada saat
kita harus melawan jika memang sudah keterlaluan agar kebenaran bisa ditegakkan. Sabar bukan
hanya pasif berdiam diri, tapi ia adalah sikap aktif dan melakukan aksi dengan ketenangan, tanpa
emosi, melalui perhitungan yang matang dan berorientasi ke depan untuk menghasilkan manfaat.
Inilah strategi yang dijalankan oleh para nabi dan rasul di zaman dulu saat menghadapi
kezaliman para musuh-musuh Islam.

3. Sabar menahan dari berbuat dosa

Bentuk ketiga dari sabar yaitu menahan diri dari berbuat dosa. Memang agak berat, karena ya
namanya manusia itu tempatnya salah dan dosa hehehe.. Tapi, tentunya bukan karena pepatah itu
kita jadi brutal dan seenaknya melakukan dosa. Paling tidak kalo bandel jangan parah-parah amat
lah, nanti kalo udah kebablasan bisa repot! Setuju bos-bos semua?

Sabar dalam bentuk ini adalah berupa “ketahanan jiwa” seseorang untuk mengendalikan segala
dorongan hawa nafsunya yang selalu dihasut oleh tipu daya syetan untuk melakukan dosa dan
penyimpangan dari jalan Allah Swt. Apalagi di abad ke-21 ini, pengaruh lingkungan pergaulan
sangat riskan dan adanya segala fasilitas yang memudahkan untuk berbuat dosa dan kejahatan.
Kalau kata bang napi, “Kejahatan terjadi bukan saja disebabkan karena orangnya, tapi karena
adanya kesempatan. Waspadalah!” hehehe..

Hawa nafsu memang musuh terberat manusia, jauh lebih berat dari sekedar musuh dalam
peperangan. Musuh dalam peperangan yang kita hadapi itu nyata dan jelas terlihat, sehingga kita
tahu mana yang harus dibasmi. Tapi hawa nafsu itu tidak terlihat dan sering kali tidak tahu
bahwa itu adalah musuh kita. Makanya Rasulullah pernah mengatakan setelah pulang dari
Perang Badar yang amat dahsyat bahwa perang terberat bukanlah Perang Badar, tapi peperangan
terberat adalah perang melawan hawa nafsu.

.
Sebagai manusia, kita seharusnya mampu untuk bisa sabar dalam mengelola hawa nafsu kita,
Lho kok bisa? Ya karena itu yang membedakan manusia dari binatang dan malaikat. Seperti
yang kita ketahui, binatang itu kan tidak memiliki akal dan isi otaknya cuma nafsu syahwat dan
teman-temannya. Makanya kenapa kita sering sekali menemui kucing yang lagi asik templok-
templokan alias melakukan ritual kawin di jalanan hehehe.. ya wajar saja karena mereka ga
punya akal untuk berpikir, jadi binatang itu tidak memiliki suatu “kekuatan” untuk melawan
syahwatnya tersebut.

“Kekuatan” yang dimaksud inilah yang dinamakan sabar. Jadi ya kalo kucing lagi pengen kawin
yaudah kawin aja, dijalanan juga dijabanin, ga pake istilah sabar karena emang udah ga bisa
ditahan lagi, namanya juga binatang. Tapi coba kita manusia, dengan catatan manusia waras ya,
pastinya ga bakalan mau kawin sembarangan di jalanan, karena manusia diberikan suatu
“kekuatan” untuk menahan, yang disebut kesabaran. Kecuali kalo manusianya udah error.

Kebalikan dengan malaikat, makhluk ini telah dibersihkan dari nafsu syahwat sehingga selalu
akan condong kepada kesucian, menjadi makhluk yang patuh kepada perintah Allah dan tidak
akan menyimpang atau aneh-aneh. Sehingga, malaikat pun tidak membutuhkan suatu “kekuatan”
untuk melawan setiap kecenderungan buruk yang akan dilakukan. “Kekuatan” ini lah yang
disebut juga sebagai kesabaran. Lha ya orang ga pernah melakukan kejahatan, jadi ya tidak akan
pernah melenceng

Inilah yang membedakan antara ketiganya. Manusia adalah makhluk yang berakal dan diberikan
cobaan di dalam hidupnya, maka sabar adalah suatu “kekuatan” yang dibutuhkan untuk melawan
“kekuatan” lainnya, positif melawan negatif. Sehingga akan terjadi suatu pertempuran antara
yang baik dengan yang buruk, atau mungkin nama lainnya antara dorongan untuk menjadi baik
dan dorongan syahwat.

4. Sabar menunggu

Nah ini bentuk terakhir dari sabar, yaitu sabar menunggu! Menunggu apa? Ya nunggu apa aja
hahahaa… Sabar model terakhir ini susah-susah gampang untuk dijalani karena manusia
memang maunya serba instan. Padahal ingat, tidak ada yang instant di dunia ini kecuali pop mie!
Sabar dalam menunggu berarti kita menempatkan sesuatu sesuai dengan prosedur yang ada.
Ketidaksabaran akan berakibat kepada tindakan yang tergesa-gesa dan hasil yang didapat
akhirnya malah kacau semuanya.

.
Sikap tidak sabar biasanya adalah awal munculnya kejahatan. Contohnya, orang yang ingin
cepat-cepat menjadi kaya tanpa mau bekerja. Solusinya? korupsi atau berjudi. Sumbernya satu
saja kan sebenarnya, hawa nafsunya yang tidak bisa dikontrol karena ingin cepat memiliki harta
yang banyak, tidak peduli bagaimanapun caranya. Kesabaran untuk mengikuti segala proses
adalah hal mutlak yang harus dilakukan jika ingin meraih kesuksesan.

Lihatlah kisah Nabi Muhammad saw yang berjuang tanpa gigih selama 23 tahun dalam
mengemban tugas kenabiannya untuk memperbaiki akhlak manusia dan mensyiarkan agama
Islam. Hinaan, cacian, ancaman fisik, siksaan, bahkan ludah dihadapi Rasulullah setiap harinya.
Tidak peduli dengan itu semua, beliau tetap berjuang dengan penuh kesabaran. Akhirnya,
Rasulullah berhasil meraih kemenangan saat Islam telah tersebar ke seluruh penjuru dunia dan
namanya dikenang sepanjang masa.

Semua orang yang sukses pasti harus menjalani kesabaran dalam prosesnya. Seorang petani
harus menunggu 3-4 bulan sawahnya untuk bisa dipanen. Seorang nelayan harus sabar
menunggu ombak yang bersahabat untuk bisa melaut.  Seorang pedagang juga mesti menunggu
dengan sabar para pembeli yang lewat di depan barang dagangannya. Seorang penulis bisa
membutuhkan berhari-hari, bahkan berminggu-minggu untuk menghasilkan satu tulisan.
Pengarang lagu pun membutuhkan kesabaran dalam membuat satu lagu agar enak didengar.

Seorang orang tua harus sabar dalam mendidik dan membesarkan anak-anaknya. Seorang
mahasiswa harus sabar saat menunggu hasil ujiannya keluar. Seorang guru harus sabar dalam
mengajar murid-muridnya.Dan selanjutnya, untuk para kaum hawa pun harus bersabar saat
menunggu lelaki impiannya datang hehehe.. Intinya, sabar is everywhere!

Sabar Membawa Kemenangan

“Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan
menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, baik secara sembunyi-
sembunyi atau terang-terangan, serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah
yang mendapat tempat yang baik, (yaitu) Surga ‘Aden yang mereka masuk ke dalamnya
bersama-sama dengan orang-orang yang shalih dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak
cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil
mengucapkan), ‘Salaamun ‘alaikum bimaa shabartum’ (keselamatan untukmu karena
kesabaranmu). Maka alangkah baiknya tempat itu.” (QS. Ar-Ra’d [13]: 22-24)

.
Kita sering menjumpai pertanyaan atau mungkin pernah bertanya dalam diri sendiri, “Sabar itu
ada batasnya ga sih?” Kalau saya jawab ya sabar itu gak ada batasnya! Kalau sudah ada
batasnya ya berarti udah ga sabar lagi hehe.. Sikap sabar tidak ada batasnya karena diri kita
sendiri-lah yang menentukan batas kesabaran kita, dan semakin tinggi kesabaran seseorang maka
semakin menunjukkan tingkat keimanan yang dimilikinya. Kalau sabar kita sampai titik C
misalkan, ya berarti tingkat keimanan kita hanya sampai titik C. Padahal masih ada titik D,E, dan
F yang bisa kita capai jika kita bisa lebih sedikit bersabar.

Untuk menutup tulisan tentang kesabaran ini, saya ingin bercerita sedikit tentang yang lagi hot di
Qatar sini. Mungkin teman-teman sudah tahu bahwa pada tanggal 2 Desember 2010 kemarin,
Qatar baru saja terpilih oleh FIFA sebagai tuan rumah piala dunia 2022. Setelah melalui 4
putaran, akhirnya Qatar berhasil mengalahkan Amerika Serikat dengan skor yang cukup telak, 14
suara berbanding 8. Qatar pun mencetak sejarah dengan menjadi negara Arab pertama yang
menjadi tuan rumah Piala Dunia. Sehingga, ini bukan hanya menjadi kemenangan Qatar, tapi
untuk seluruh negara-negara Arab dan Timur Tengah.

Kesabaran adalah kunci kemenangan Qatar, termasuk tentunya kerja keras dan berbagai faktor
lainnya. Kesabaran yang saya maksud disini adalah karena pada awalnya Qatar termasuk yang
diremehkan tidak akan bisa terpilih menjadi tuan rumah piala dunia karena berbagai alasan,
diantaranya karena Qatar negara kecil, infrastruktur (stadion-stadion) belum siap dan cuaca yang
sangat ekstrem (bisa mencapai 50 derajat celcius pada bulan Juni-Juli).

Tidak peduli dengan pendapat miring itu, Qatar terus bekerja keras untuk mewujudkan
mimpinya. Dengan bermodalkan uang yang hampir tidak tak terbatas, Qatar terus
mempromosikan tentang kampanye piala dunia. Hampir di seluruh kota Doha, pemandangan
“Qatar World Cup 2022 Bid” terus dikampanyekan dengan slogan “Expect Amazing!” Mereka
pun menyebut dirinya dengan “The Bidding Nation”. Akhirnya dengan kesabaran yang ditopang
oleh semangat dan ketekunan, Qatar berhasil meyakinkan FIFA dan memenangkan pertarungan
dengan mengalahkan Australia, Amerika Serikat, Jepang dan Korea Seatan.

Akhirnya, semoga kita semua menjadi pribadi yang lebih sabar lagi dalam menghadapi segala
ujian hidup baik berupa kesulitan, fitnah, kezaliman, hinaan, dsb. Semoga dengan itu maka Allah
akan memberikan ganjaran terbaiknya bagi kita, yaitu berupa rahmat, kebaikan seperti dalam
firman-Nya, “Mereka itulah (orang-orang sabar) yang akan mendapatkan keberkahan
sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka…” (QS. Al-Baqarah [2]: 157)

http://muhammadassad.wordpress.com/2010/12/10/sabar-itu-gak-ada-batasnya/

07 april 2011

Anda mungkin juga menyukai