Anda di halaman 1dari 29

BAB 9

SISTEM AKUNTANSI PENDAPATAN DAN PENERIMAAN KAS


PADA SEKTOR PUBLIK

TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM

Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa dapat memahami sistem akuntansi penerimaan kas,
menjelaskan elemen-elemen sistem akuntansi penerimaan kas pada sektor publik

TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS

Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa dapat:


 menyebutkan karakteristik kas
 menyebutkan tujuan sistem akuntansi penerimaan kas
 menyebutkan elemen sistem akuntansi penerimaan kas
 menyebutkan contoh aktivitas pengendalian penerimaan kas
 menjelaskan jaringan prosedur sistem penerimaan kas
 menjelaskan flowchart sistem penerimaan kas
 mempresentasikan sistem akuntansi penerimaan kas
 menjelaskan prosedur sistem akuntansi penerimaan kas
 mensimulasikan prosedur operasional penerimaan kas
 mempraktikkan prosedur akuntansi penerimaan kas.
 merancang usulan pengendalian intern penerimaan kas

PENDAHULUAN
.......
.......
Permasalahan yang akan dibahas dalam bab ini adalah:
 Apa definisi dan fungsi

 Pengertian dan Karakteristik Kas


Bab 9 Sistem Akuntansi Pendapatan dan Penerimaan Kas Pada Sektor Publik 1
 Tujuan Sistem Akuntansi Kas
 Kebijakan Akuntansi Kas
 Elemen Sistem Akuntansi Kas
 Aktivitas Pengendalian Kas
 Prosedur Transaksi Penerimaan Kas
Flowchart Sistem Penerimaan Kas

URAIAN MATERI

PENGERTIAN PENDAPATAN
Dalam konteks akuntansi pemerintahan, menurut PP No 24 tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan, “pendapatan adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum
Negara/Daerah yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali. Sedangkan
menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No 13 Tahun 2006, mendefinisikan pendapatan
sebagai hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.
Dari kedua definisi tersebut jelas terlihat bahwa pendapatan merupakan hak pemerintah
yang menambah nilai ekuitas dana pemerintah. Kelompok pendapatan yang diterima adalah
sebagai berikut:
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
2. Dana Perimbangan (pendapatan transfer)
3. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
Dari kelompok pendapatan di atas, hanya Pendapatan Asli Daerah yang ada di SKPD, sedangkan
dua kelompok pendapataan lainnya hanya ada di PPKD. Perlu diketahui disini, PPKD adalah
sebutan untuk kepala SKPKD.

Pendapatan Asli Daerah (PAD)


Kelompok pendapatan asli daerah menurut jenis pendapatan terdiri atas:
a) Pajak daerah ; Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak
Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Kendaraan di Atas Air, Pajak Air di Bawah Tanah,
Pajak Air Permukaan.
b) Retribusi daerah ; Retribusi pelayanan kesehatan, Retribusi pemakaian kekayaan daerah,
Retribusi pasar grosir dan atau pertokoan, Retribusi penjualan produksi usaha daerah,
Retribusi izin trayek kendaraan peenumpang, Retribusi air, Retribusi jembatan timbang,
Retribusi kelebihan muatan, Retribusi perizinan pelayanan, dan pengendalian.

Bab 9 Sistem Akuntansi Pendapatan dan Penerimaan Kas Pada Sektor Publik 2
c) Bagian Laba Perusahaan Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Lainnya yang
dipisahkan; bagian laba Bank Pembangunan Daerah (BPD), bagian laba Perusahaan Daerah,
dan hasil investasi pada pihak ketiga.
Jenis hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dirinci menurut objek pendapatan
yang mencakup:
 Bagian laba atas pertaan modal pada perusahaan milik daerah/BUMD
 Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik pemerintah/BUMN
 Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik swasta atau kelompok usaha
masyarakat.
d) Lain-lain pendapatan asli daerah, yaitu semua PAD yang bukan berasal dari pajak, retribusi,
laba usaha daerah, dan hasil pengelolaan kekeayaan daerah yang di pisahkan, antara lain;
 Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan.
 Jasa giro
 Pendapatan bunga.
 Penerimaan atas tuntutan ganti rugi daerah.
 Penerimaan komisi, potongan ataupun bentuk lainsebagai akibat dari penjualan dan
/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh daerah.
 Penerimaan keuntungan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.
 Pendapatan denda atas keterlambatan pelaksaan pekerjaan.
 Pendapatan denda pajak.
 Pendapatan denda retribusi.
 Pendapatan hasil eksekusi atas jaminan.
 Pendapatan dari pengembalian.
 Fasilitas sosial dan fasilitas umum.
 Pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan.
 Pendapatan dari angsuran/cicilan penjualan.

Dana Perimbangan
Dana Perimbangan adalah semua pendapatan yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan kepada daerah untuk membiayai kebutuhan daerah
dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.
Kelompok Dana Perimbangan ini adalah:
 Bagi Hasil Pajak ; Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah
dan Bangunan (BPHTB), Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh Pasal 21).
 Bagi Hasil Bukan Pajak; provisi sumberdaya hutan, pemberian hak atas tanah Negara,
Landrent,
Landrent, penerimaan iuran eksplorasi.
 Dana Alokasi Umum (DAU) adalah dana perimbangan dalam rangka untuk pemerataan
kemampuan keuangan antar Daerah.
 Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah dana perimbangan dalam rangka untuk membiayai
kebutuhan tertentu.

Bab 9 Sistem Akuntansi Pendapatan dan Penerimaan Kas Pada Sektor Publik 3
 Dana Perimbangan dari Propinsi adalah dana perimbangan dalam rangka pemerintah
kabupaten/kota yang berasal dari Pemerintah Propinsi.
Jenis dana alokasi umum hanya terdiri atas objek pendapatan dana alokasi umum. Jenis
dana alokasi khusus dirinci menurut objek pendapatan menurut kegiatan yang ditetapkan
oleh pemerintah.

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah.


Lain-lain Pendapatan yang Sah adalah pendapatan yang bukan berasal dari pendapatan asli
daerah maupun dana perimbangan. Kelompok lain-lain pendapatan daerah yang sah dibagi
menurut jenis pendapatan menjadi:
 Hibah yang berasal dari pemerintah, pemerintah daerah lainnya,
badan/lembaga/organisasi swasta dalam negeri, kelompok masyarakat/perorangan, dan
lembaga luar negeri yang tidak mengikat.
 Dana darurat dari pemerintah dalam rangka penanggulangan korban/kerusakan akibat
bencana alam.
 Dana bagi hasil pajak dari provinsi pada kabupaten/kota.
 Dana penyesuaian dan dana otonomi khusus yang ditetapkan oleh pemerintah.
 Bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya.
Dari definisi pendapatan di muka, dalam konteks pemerintah, dikatakan pendapatan jika ada
penerimaan kas ke Rekening Kas Umum Negara/Daerah. Oleh karena itu sistem akuntansi
pendapatan berhubungan erat dengan sistem akuntansi penerimaan kas, karena di antara sumber
penerimaan kas adalah pendapatan.

PENGERTIAN KAS
Pengertian Kas
Kas adalah uang tunai dan yang setara dengan uang tunai, serta saldo rekening giro yang tidak
dibatasi penggunaannya untuk membiayai kegiatan entitas pemerintahan daerah. Setara kas (kas
ekuivalen) adalah investasi jangka pendek dan sangat likuid yang siap dikonversikan menjadi kas
dengan jumlah tertentu, tergantung pada resiko perubahan nilai yang tidak signifikan.
Karakteristik Kas
Kas mempunyai karakteristik:
a. Kas tidak mudah diidentifikasi pemiliknya.
b. Dapat diuangkan segera.
c. Mudah dibawa-bawa.
d. Mudah untuk ditransfer dalam kurun waktu yang relatif cepat.
Kas terdiri atas uang kertas, uang logam, dan simpanan di bank dalam bentuk rekening giro.
Instrument-instrumen seperti money order, bank draft,
draft, cek terjamin, cek kasir, dan cek pribadi,
juga dikelompokan sebagai kas.
Dari karakteristik tersebut, rawan terjadinya penyelewengan terhadap kas. Oleh karena itu perlu
pengendalian intern yang memadai dalam prosedur pendapatan dan penerimaan kas
Bab 9 Sistem Akuntansi Pendapatan dan Penerimaan Kas Pada Sektor Publik 4
TUJUAN SISTEM AKUNTANSI

Secara umum, prosedur kas bertujuan untuk :


1. Memberikan prosedur yang baku atas aktivita
aktivitas yang berkaitan
berkaitan dengan perolehan informasi
mengenai kas dari pengakuan sampai proses penerimaannya
2. Mendapatkan data atau catatan yang akurat tentang kas sesuai dengan input dari masing-
masing dinas atau unit kerja
3. Mendukung pembuatan keputusan personel yang mengendalikan fungsi kas

KEBIJAKAN AKUNTANSI KAS


Kas diakui sebesar nilai nominal dari uang tunai atau yang dapat dipersamakan dengan uang
tunai, serta rekening giro di bank yang tidak dibatasi penggunaannya. Perubahan kas dipengaruhi
oleh dua aktivitas yaitu penerimaan dan pengeluaran kas. Penerimaan kas meliputi transaksi-
transaksi yang mengakibatkan bertambahnya saldo kas tunai dan atau rekening bank milik entitas
daerah, baik yang berasal dari pendapatan tunai, penerimaan piutang, penerimaan transfer,
penerimaan pinjaman, maupun penerimaan lainnya. Penerimaan kas dicatat secara harian pada
saat terjadinya sebesar nominal yang diterima.

SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS DI PEMDA

PROSEDUR PENERIMAAN KAS UNTUK SISTEM PENERIMAAN PAD DAN LAIN-LAIN


PENDAPATAN YANG SAH
Prosedur penerimaan kas yang bersumbar dari PAD, (misal pajak daerah), bisa dilakukan
melalui:
 Bendahara Penerimaan,
 Kantor Pos, atau
 Bank

Unit Yang Terkait Dalam Prosedur Penerimaan Kas Untuk Sistem Penerimaan PAD Dan
Lain-Lain Pendapatan Yang Sah.
1. Pembantu Pemegang Kas (PPK).
Bagian ini berada pada setiap unit kerja, berfungsi sebagai penerimaan pembayaran dan
menyetorkannya kepada pemegang kas (pemegang kas khusus penerimaan/BKP) pada
hakikatnya fungsinya adalah sebagai kasir setiap unit kerja.
2. Pemegang Kas/BKP.

Bab 9 Sistem Akuntansi Pendapatan dan Penerimaan Kas Pada Sektor Publik 5
Bagian ini berfungsi menerima penyetoran dari setiap pemegang kas (PPK) yang berada
pada unit kerjanya dalam menyetorkan peerimaan tersebut ke rekening kas daerah.
3. Bank.
Berfungsi menerima setoran dan dokumen dari pemegang kas (BKP) dan mengkredit
rekening kas daerah serta mengirimkan rekening Koran (RC) kepada kas daerah.
4. Kas Daerah (Kasda).
Kantor/bagian ini berfungsi untuk menerima setoran kas (rekening koran) dari pembantu
pemegang kas setiap unit kerja melalui bank.

Fungsi terkait pada sistem dan prosedur akuntansi penerimaan kas pada PEMDA terdiri atas :
1. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)
Dalam kegiatan ini, PPKD memiliki wewenang untuk :
 Menetapkan SKP (Surat Ketetapan Pajak)-Daerah.
2. Pengguna Anggaran
Dalam kegiatan ini, Pengguna Anggaran memiliki wewenang untuk :
 SKR (Surat Ketetapan Retribusi).
 Menerima dan mengesahkan Laporan Pertanggungjawaban Penerimaan dari Bendahara
Penerimaan melalui PPK-SKPD.
3. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-SKPD)
Dalam kegiatan ini, PPK-SKPD memiliki wewenang untuk :
 Melakukan verifikasi harian atas penerimaan.
4. Bendahara Penerimaan
Dalam kegiatan ini, Bendahara Penerimaan memiliki tugas sebagai berikut :
 Menerima pembayaran sejumlah uang yang tertera pada SKP-Daerah/SKR dari Wajib
Pajak/Retribusi.
 Memverifikasi kesesuaian jumlah uang yang diterima dengan dokumen SKP-Daerah
yang diterimanya dari PPKD.
 Memverifikasi kesesuaian jumlah uang yang diterima dengan dokumen SKR yang
diterimanya dari Pengguna Anggaran.
 Membuat Surat Tanda Setoran (STS) dan Surat Tanda Bukti Pembayaran/Bukti lain yang
sah.
 Menyerahkan Tanda Bukti Pembayaran/tanda bukti lain yang sah kepada Wajib
Pajak/Retribusi.
 Menyerahkan STS (Surat Tanda Setoran) beserta uang yang diterimanya pada Bank.

Bab 9 Sistem Akuntansi Pendapatan dan Penerimaan Kas Pada Sektor Publik 6
 Membuat dan menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban Penerimaan kepada
Pengguna Anggaran dan PPKD selaku BUD.
5. PPKD Selaku BUD
Dalam kegiatan ini, PPKD Selaku BUD memiliki tugas sebagai berikut :
 Menerima Laporan Pertanggungjawaban Penerimaan dari Bendahara Penerimaan
 Melakukan verifikasi, evaluasi, serta analisis atas laporan pertanggungjawaban bendahara
penerimaan SKPD dalam rangka rekonsiliasi penerimaan.

Dokumen Dan Formulir Yang Digunakan Dalam Prosedur Penerimaan Kas Untuk Sistem
Penerimaan PAD Dan Lain-Lain Pendapatan Yang Sah
1. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD).
Formulir ini digunakan untuk menyetorkan pajak daerah dari wajib pajak kepada pembantu
pemegang kas di setiap unit kerja.
2. Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD).
Formulir ini digunakan untuk menyetorkan pajak daerah dari wajib retribusi kepada
pembantu pemegang kas di setiap unit kerja.
3. Tanda Bukti Penerimaan (TBP).
Dokumen ini digunakan untuk mencatat setiap penerimaan pembantu pemegang kas setiap
unit kerja dari pihak eksternal.
4. Surat Tanda Setoran (STS).
Formulir ini digunakan untuk menyetorkan penerimaan daerah dari pemegang kas (BKP) ke
rekening kas daerah.
5. Slip Setoran (SS).
Formulir ini digunakan untuk menyetorkan penerimaan daerah dari pemegang kas (BKP) ke
rekening kas daerah.
6. RPH-Pemegang Kas (BKP).
Dokumen ini digunakan oleh pemegang kas (BKP) setiap unit kerja untuk merekap
penerimaan dan penyetoran setiap hari kerja berdasarkan STS dari pembantu pemegang kas
(PPK).
7. Rekap RPH Pemegang Kas (BKP).
Dokumen ini oleh bank untuk merekap penerimaan daerah harian berdasarkan RPH
pemegang kas (BKP) setiap unitkerja di wilayah kerjanya.

Bab 9 Sistem Akuntansi Pendapatan dan Penerimaan Kas Pada Sektor Publik 7
Flowchart Sistem Penerimaan Kas Dari PAD (Pajak/Retribusi Daerah)

Pengguna Anggaran Bendahara Penerimaan Wajib Pajak/Retribusi Bank

DPA B C D

Membuat SKPD/SKR
SKPD/SKR SKPD/SKR STS

uang

SKPD/SKR
Membayar sejumlah uang yang tertera pada SKPD/SKR
memverifikasi Membuat nota kredit
uang

B C
Membuat STS dan Surat Tanda Bukti Pembayaran dan menyertakan uang Mengo-
torisasi

Nota Kredit STS

STS STBP STBP


BUD
uang

STS

Keterangan :
STS : Surat Tanda Setoran
SKPD : Surat Ketetapan Pajak Daerah
SKR : Surat Ketetapan Retribusi
STBP : Surat Tanda Bukti Pembayaran
BUD : Bendahara Umum Daerah

Bab 9 Sistem Akuntansi Pendapatan dan Penerimaan Kas Pada Sektor Publik 8
PROSEDUR PENERIMAAN KAS DAN PENYETORAN KAS DARI PENDAPATAN
DANA PERIMBANGAN
Unit Yang Terkait Dalam Prosedur Penerimaan Kas Dan Penyetoran Kas Untuk Bagian
Sistem Penerimaan Dana Perimbangan adalah:
1. Bank.
Pihak ini berfungsi untuk menerima transfer dari KPKN, mengkredit rekening kas daerah
dan mengirim rekening Koran ke kas daerah.
2. Biro atau bagian keuangan / SKPKD.
Bagian ini berfungsi untuk mengajukan surat permintaan pembayaran (SPP) kepada KPKN.
3. Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara (KPKN).
Pihak ini berfungsi menerbitkan surat perintah membayar (SPM) dan memerintahkan kepada
bank untuk melakukan transfer ke rekening kas daerah pada bank yang ditunjuk oleh kas
daerah.
4. BUD (Kas Daerah).
Kantor atau bagian ini berfungsi untuk menerima setoran kas (rekening koran) dari KPKN
melalui bank.
5. Bagian Verifikasi
Bagian ini memverifikasi bukti-bukti (nota kredit, SPP, dan SPM) sebelum dibukukan oleh
Bagian Akuntansi (Penatausahaan).
6. Bagian Akuntansi
Bagian ini melakukan penatausahaan transaksi kas

Dokumen dan Formulir Yang Digunakan Dalam Prosedur Penerimaan Kas Dan
Penyetoran Kas Untuk Sistem Penerimaan Dana Perimbangan adalah:
1. Surat Permintaan Pembayaran (SPP).
Formulir ini digunakan oleh biro keuangan (provinsi) / Bagian (Kabupaten/Kota) untuk
meminta KPKN melakukan pembayaran kepada provinsi/kabupaten/kota.
2. Surat Permintaan Membayar (SPM).
Dokumen ini digunakan untuk memberitahukan adanya transfer ke rekening kas daerah.
3. Nota Kredit.
Dokumen ini merupakan pemberitahuan dari bank tentang adanya transfer uang masuk ke
rekening kas umum daerah
4. Rekening Koran (RC).
Dokumen ini digunakan untuk memberitahukan adanya transfer ke rekening kas daerah.

Bab 9 Sistem Akuntansi Pendapatan dan Penerimaan Kas Pada Sektor Publik 9
Sistem Penerimaan Kas Dana Perimbangan dan Lain-lain PAD yang Sah

KPKN/BUD BANK
SKPKD PERSEPSI BUD
PROVISI

SPP SPM
PPKD

Nota
Memverifikasi Merealisasi Kredit
Mengisi Pengeluaran
SPP

Menerbitkan Mencatat
SPM Nota
Kredit
SPP

SPM Jurnal Penerimaan


Buku Besar
Buku Besar Pembantu

Sistem Penerimaan Kas Dana Perimbangan dan Lain-lain PAD yang Sah

VERIFIKASI AKUNTANSI

Nota Nota
Kredit SPP Kredit SPP

SPM SPM

Melakukan Jurnal Membukukan


Verifikasi Penerimaan

Nota Buku
Kredit SPP BUKU
Pembantu
BESAR
SPM

Bab 9 Sistem Akuntansi Pendapatan dan Penerimaan Kas Pada Sektor Publik 10
Sistem Penerimaan Kas untuk Transfer dari Rekening Dana Cadangan

SETDA SKPKD BUD BANK

PELAKSANA
BIRO/BAGIAN SPP SPM
SP2D
KEUANGAN

Merealisasi
Memverifikasi Pengeluaran
Mengisi Memindah
SPP bukukan

SP2D

Menerbitkan
SPP SPM Pemindah
Membukukan
bukuan

SPM Jurnal
Penerimaan &
Pengeluaran

Bab 9 Sistem Akuntansi Pendapatan dan Penerimaan Kas Pada Sektor Publik 11
PROSEDUR PENATAUSAHAAN TRANSAKSI PENERIMAAN KAS

Dokumen yang digunakan


Dokumen yang digunakan pada sistem dan prosedur akuntansi penerimaan kas pada satuan kerja
perangkat daerah terdiri atas :
1. bukti transfer yang merupakan dokumen atau bukti atas transfer penerimaan daerah.
2. nota kredit bank yang merupakan dokumen atau bukti dari bank yang menunjukan adanya
transfer uang yang masuk ke rekening kas massuk daerah.
3. jurnal yang merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntanis untuk mencatat
semua transaksi penerimaan kas.
4. buku besar kas yang merupakn ringkasan catatan (posting)yang diselenggarakan oelh fungsi
akuntansi
5. buku besar pembantu penerimaan kas yang merupakan ringkasan catatan yang
diselsenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk menggolongkan transaksi-transaksi menurut
rincian yang dianggap perlu.
Bukti Transaksi
Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur akuntansi prosedur penerimaan kas diantaranya :
1. Surat Tanda Bukti Pembayaran (STBP).
(STBP). Dokumen ini digunakan untuk mencatat setiap
penerimaan pembantu pemegang kas setiap unit kerja dari pihak eksternal.
2. Surat Tanda Setoran (STS).
(STS). Formulir ini digunakan untuk menyetorkan penerimaan
daerah dari pemegang kas (BKP) ke rekening kas daerah.
3. Surat Tanda Setoran (STS). Formulir ini digunakan untuk menyetorkan penerimaan
daerah dari pemegang kas (BKP) ke rekening kas daerah.
4. Slip Setoran (SS). Formulir ini digunakan untuk menyetorkan penerimaan daerah dari
pemegang kas (BKP) ke rekening kas daerah.
5. Bukti Transfer
6. Nota Kredit Bank
Bukti transaksi tersebut harus dilengkapi dengan:
1. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKP-Daerah).
(SKP-Daerah). Formulir ini merupakan pemberitahuan
atau tagihan kepada wajib pajak daerah, dan digunakan untuk menyetorkan pajak daerah
dari wajib pajak kepada pembantu pemegang kas di setiap unit kerja.
2. Surat Ketetapan Retribusi (SKR). Formulir ini merupakan pemberitahuan atau tagihan
kepada wajib retribusi daerah, dan digunakan untuk menyetorkan retribusi daerah dari
wajib retribusi kepada pembantu pemegang kas di setiap unit kerja.
3. Bukti transaksi penerimaan kas lainnya

Bab 9 Sistem Akuntansi Pendapatan dan Penerimaan Kas Pada Sektor Publik 12
Sistem Penerimaan Kas pada Pemda
1. Fungsi BUD
a. Menerima buku besar kas, STS, slip setoran Bank, dan dokumen pendukung
penerimaan kas lainnya dari bendahara penerimaan setiap hari.
b. Menerima nota kredit dari Bank.
c. Meneliti dan mencocokan buku besar kas dari bendahara penerimaan, dengan STS,
slip setoran bank, dokumen pendukung penerimaan kas lainnya, dan nota kredit.
d. Mengirim buku besar kas pembantu penerimaan kas beriut dokumen penerimaan kas
kepada fungsi akuntansi di satuan kerja pengelolaan keuangan daerah setiap hari
kerja.
e. Mengarsipkan buku besar pembantu penerimaan kas.
f. Menerima laporan rekening kas umum daerah (rekening koran) dari bank setiap
bulan.
g. Mencocokkan saldo rekening kas umum daerah menurut buku besar pembantu
penerimaan kas dengan saldo rekening kas umum daerah menurut laporan dari bank
(rekonsiliasi bank).
h. Mengirim hasil rekonsiliasi dari bank ke fungsi akuntansi di satuan kerja pengelolaan
keuangan daerah.

2. Fungsi Akuntansi di Satuan Kerja Perangkat Daerah


a. Menerima buku besar pembantu penerimaan kas beserta dokumen penerimaan kas
dari BUD.
b. Mencocokkan buku besar pembantu penerimaan kas dengan STS dan slip setoran
bank.
c. Mencatat penerimaan kas ke jurnal berdasarkan STS dan bukti penerimaan lainnya.
d. Mengirim buku besar kas dan buku besar pembantu penerimaan kas kepada fungsi
perbendaharaan dan kepada fungsi verifikasi di satuan kerja perangkat pengelolaan
keuangan daerah.
e. Memindahkan catatan di jurnal ke buku besar atau posting secara periodic.
f. Mencatat STS dan bukti penerimaan kas lainnya ke buku besar pembantu
penerimaan kas setiap hari kerja.
g. Mencatat penyesuaian saldo kas berdasarkan rekonsiliasi bank yang dibuat oleh
fungsi BUD.

3. Fungsi Akuntansi di Satuan Kerja Pengelolaan Keuangan Daerah


a. Mencatat penerimaan kas ke jurnal berdasarkan STS dan bukti penerimaan lainnya.

Bab 9 Sistem Akuntansi Pendapatan dan Penerimaan Kas Pada Sektor Publik 13
b. Memindahkan catatan di jurnal ke buku besar (posting) secara periodic.
c. Mencatat penyesuaian saldo kas berdasarkan rekonsiliasi bank yang dibuat oleh
fungsi BUD.

4. Bendaharawan Penerimaan
a. Menerima pembayaran sejumlah uang yang tertera pada SKP-Daerah/SKR dari
Wajib Pajak/Retribusi.
b. Memverifikasi kesesuaian jumlah uang yang diterima dengan dokumen SKP-Daerah
yang diterimanya dari PPKD.
c. Memverifikasi kesesuaian jumlah uang yang diterima dengan dokumen SKR yang
diterimanya dari Pengguna Anggaran.
d. Membuat Surat Tanda Setoran (STS) dan Surat Tanda Bukti Pembayaran/Bukti lain
yang sah.
e. Menyerahkan Tanda Bukti Pembayaran/tanda bukti lain yang sah kepada Wajib
Pajak/Retribusi.
f. Menyerahkan STS (Surat Tanda Setoran) beserta uang yang diterimanya pada Bank.
g. Membuat dan menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban Penerimaan kepada
Pengguna Anggaran dan PPKD selaku BUD

Standar Jurnal Transaksi Pendapatan

Berikut adalah standar jurnal untuk mencatat transaksi penerimaan pendapatan di SKPD :

No. Transaksi Standar Jurnal


1 Penerimaan pendapatan Dr. Kas di Bend Penerimaan/Bank .…… xx
pajak daerah
Cr. Pendapatan Pajak Daerah ............... xx
2 Penerimaan pendapatan Dr. Kas di Bend Penerimaan/Bank ….… xx
Retribusi daerah
Cr. Pendapatan Retribusi Daerah …...... xx
3 Penerimaan hasil Dr. Kas di Bend Penerimaan/Bank ........ xx
pengelolaan kekayaan
Cr. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
daerah yang dipisahkan
dipisahkan ..................................... xx
4 Penerimaan Lain-lain PAD Dr. Kas di Bend Penerimaan/Bank ......... xx
yang sah
Cr. Lain-lain PAD yang sah ...................... xx

Berikut adalah standar jurnal untuk mencatat transaksi penyetoran pendapatan ke Kas Daerah :

Bab 9 Sistem Akuntansi Pendapatan dan Penerimaan Kas Pada Sektor Publik 14
No. Transaksi Standar Jurnal
1 Penyetoran Pendapatan Ke Dr. RK-PPKD ........................................... xx
Kas Daerah Cr. Kas di Bend Penerimaan/Bank ........... xx

Dalam kondisi tertentu, dimungkinkan terjadi pengembalian kelebihan pendapatan yang harus
dikembalikan ke pihak ketiga. Jika pengembalian kelebihan pendapatan sifatnya berulang
(recurring)
recurring) baik yang terjadi di periode berjalan atau periode sebelumnya, dan juga berlaku bagi
pengembalian yang sifatnya tidak berulang tetapi terjadi dalam periode berjalan. PPK-SKPD
berdasarkan informasi transfer kas dari BUD mencatat transaksi pengembalian kelebihan
tersebut dengan jurnal sebagai berikut :

No. Transaksi Standar Jurnal


1 Pengembalian kelebihan Dr. Pendapatan ........................................ xx
Pendapatan Cr. RK-PPKD ............................................. xx

Pada saat pengembalian kelebihan pendapatan tersebut dilakukan melalui Rekening Kas
Daerah, Akuntansi PPKD akan mencatat transaksi pengembalian kelebihan pendapatan
tersebut dengan jurnal sebagai berikut :

No. Transaksi Standar Jurnal


1 Pengembalian kelebihan Dr. RK-SKPD ........................................... xx
Pendapatan Satker yang Cr. Kas di Kas Daerah ............................. xx
dicatat oleh PPK-PPKD

Jika pengembalian kelebihan pendapatan tersebut bersifat tidak berulang (non


(non recurring)
recurring) dan
terkait dengan pendapatan periode sebelumnya, Satuan Kerja tidak melakukan pencatatan.
Pencatatan dilakukan oleh Akuntansi PPKD dengan jurnal sebagai berikut :

No. Transaksi Standar Jurnal


1 Pengembalian kelebihan Dr. SiLPA .................................................. xx
Pendapatan, bersifat tidak Cr. Kas di Kas Daerah .............................. xx
berulang (non
(non recurring)
recurring)

Bab 9 Sistem Akuntansi Pendapatan dan Penerimaan Kas Pada Sektor Publik 15
Berikut adalah standar jurnal untuk mencatat transaksi penerimaan kas di PPKD :
No. Transaksi Standar Jurnal
1 Penerimaan pendapatan Dr. Kas di Kasda/Bank …............……… xx
Dana perimbangan Cr. Pendapatan dana perimbangan ....... xx
2. Penerimaan pendapatan Dr. Kas di Kasda/Bank ........................... xx
lain-lain yang sah Cr. Lain-lain Pendapatan Daerah yg sah.. xx

Dalam kondisi tertentu, dimungkinkan terjadi pengembalian kelebihan pendapatan yang harus
dikembalikan ke pihak ketiga. Jika pengembalian kelebihan pendapatan sifatnya berulang
(recurring)
recurring) baik yang terjadi di periode berjalan atau periode sebelumnya, dan juga
berlaku bagi pengembalian yang sifatnya tidak berulang tetapi terjadi dalam periode
berjalan. PPK-PPKD berdasarkan informasi transfer kas dari BUD mencatat transaksi
pengembalian kelebihan tersebut dengan jurnal sebagai berikut :

No. Transaksi Standar Jurnal


1 Pengembalian kelebihan Dr. RK-SKPD ........................................... xx
Pendapatan Satker yang Cr. Kas di Kas Daerah ............................. xx
dicatat oleh PPK-PPKD

Jika pengembalian kelebihan pendapatan tersebut bersifat tidak berulang (non


(non recurring)
recurring) dan
terkait dengan pendapatan periode sebelumnya, Satuan Kerja tidak melakukan pencatatan.
Pencatatan dilakukan oleh Akuntansi PPKD dengan jurnal sebagai berikut :

No. Transaksi Standar Jurnal


Pengembalian kelebihan Dr. SiLPA .................................................. xx
1
Pendapatan, bersifat tidak
Cr. Kas di Kas Daerah .............................. xx
berulang (non
(non recurring)
recurring)

Bab 9 Sistem Akuntansi Pendapatan dan Penerimaan Kas Pada Sektor Publik 16
Flowchart Prosedur Penatausahaan (Akuntansi) Penerimaan Kas

Bab 9 Sistem Akuntansi Pendapatan dan Penerimaan Kas Pada Sektor Publik 17
Flowchart Prosedur Penatausahaan (Akuntansi) Penerimaan Kas (Lanjutan)

Bab 9 Sistem Akuntansi Pendapatan dan Penerimaan Kas Pada Sektor Publik 18
Akuntansi Berdasarkan bagan alur tersebut, berikut
merupakan catatan untuk transaksi
Penerimaan Kas
penerimaan kas :
1. PPK-SKPKD berdasarkan bukti
transaksi penerimaan kas melakukan
pencatatan ke dalam jurnal
penerimaan kas dengan
mencantumkan uraian rekening lawan
asal penerimaan kas berkenaan
2. Secara periodikc jurnal atas transaksi
penerimaan kas diposting ke dalam
PENJURNALAN buku besar rekening berkenaan.
3. Setiap akhir periode semua buku
besar ditutup sebagai dasar
penyusunan laporan keuangan
SKPKD

POSTING

Buku Besar SKPD

PEMBUATAN NERCA SALDO

Neraca Saldo
SKPKD

Bab 9 Sistem Akuntansi Pendapatan dan Penerimaan Kas Pada Sektor Publik 19
PENGENDALIAN INTERN PENERIMAAN KAS

Tujuan Pengendalian Intern Penerimaan Kas


Secara umum tujuan sistem pengendalian intern (menurut PP No.60 Tahun 2008) adalah :
 efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan negara
 keandalan pelaporan keuangan
 pengamanan asset negara
 ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan

Dikaitkan dengan proses penerimaan kas, maka tujuan pengendalian intern dapat diuraikan
sebagai berikut:
Efektivitas operasi penerimaan kas negara terjamin.terjamin. Penyelenggaraan operasional
penerimaan kas negara harus efektif mencapai sasaran-sasaran yang ditetapkan, antara lain: (1)
mengoptimalkan penerimaan kas dari pajak dan retribusi, dan meminimalkan tunggakan wajib
pajak, (2) memuaskan penyetor pajak.
Efisiensi operasi penerimaan kas negara terjamin. Penyelenggaraan operasional yang
berhubungan dengan penagihan pajak dan retribusi dan penerimaan kasnya menggunakan
sumber-sumber daya tenaga (orang), waktu, dan sumber daya ekonomis yang hemat.
Keandalan pelaporan keuangan terjamin. Pelaporan keuangan yang berhubungan dengan
penerimaan kas terjamin kehandalannya, yaitu terjamin validitasnya, keakuratannya, dan
kelengkapannya.
Pengamanan asset negara terjamin. Segala bentuk penyelewengan atau penyalahgunaan aset
negara yaitu kas yang diterima dari pajak, retribusi, atau penerimaan kas lainnya dapat dicegah
dan dihindarkan.
Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Perundang-undangan dan peraturan
yang berhubungan dengan penerimaan kas negara dipatuhi, antara lain penerimaan kas negara
bersumber dari penerimaan yang sah menurut undang-undang. Demikian juga berhubungan
dengan tata cara penagihan, penerimaan, penyetoran, dan penata-usahaan mengikuti ketentuan-
ketentuan perundang-undangan.

Unsur Pengendalian Internal Penerimaan Kas


Sedangkan unsur sistem pengendalian internal yang harus diterapkan agar tujuan
pengendalian intern dapat tercapai, meliputi:
 Lingkungan pengendalian;
 Penilaian risiko;
 Kegiatan pengendalian;
 Informasi dan komunikasi; dan
 Pemantauan pengendalian intern.

Bab 9 Sistem Akuntansi Pendapatan dan Penerimaan Kas Pada Sektor Publik 20
Penjelasan dan bentuk-bentuk secara umum dari setiap unsur pengendalian di atas telah
dikemukakan di bab tentang sistem pengendalian interen (Silakan tinjau kembali Bab 8). Pada
sub bagian ini hanya diuraikan secara lebih spesifik yang terkait langsung dengan proses
penerimaan kas, yaitu mengenai penilaian risiko dan aktivitas pengendalian.

Lingkungan Pengendalian terkait Penerimaan Kas


Di antara lingkungan pengendalian yang harus dikondisikan terkait dengan transaksi penerimaan
kas adalah:
 Para pegawai yang kompeten dan dapat dipercaya. Hal ini dapat dipelihara melalui
pelatihan dan penanaman nilai-nilai etika dan moral.
 Pemberian sanksi yang tegas bagi pelaku penyelewengan dan penghargaan yang
memadai bagi yang berprestasi, terutama bagi bendahara pemegang kas.

Risiko Pengendalian
Dari aspek pengamanan aset, kas memiliki risiko untuk diselewengkan karena kas memiliki
karakteristik: mudah berpindah tangan, tidak ada identitas pemilik, dan banyak transaksi yang
secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi penerimaan dan pengeluaran kas
Oleh karena itu pengendalian intern yang baik atas kas harus diterapkan. Pengendalian atas
penerimaan kas dapat menjamin bahwa semua penerimaan kas telah disetorkan ke bank dan
catatan akuntansinya diselenggarakan secara handal. Untuk melindungi kas dari pencurian dan
penyalahgunaan, harus disusun pengendalian kas dimulai dari kas diterima hingga kas tersebut
disetorkan ke kas daerah (bank). Prosedur pengendalian ini disebut pengendalian proteksi
(protective control).
control). Prosedur yang dirancang untuk menemukan pencurian atau penyalah-
gunaan kas disebut pengendalian deteksi (detective
(detective control).
control).

Aktivitas Pengendalian
1. Fungsi penagihan atau pemungutan pendapatan harus terpisah dari fungsi penyimpanan uang:
2. Fungsi penerimaan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi (pencatatan)
3. Penerimaan kas dilakukan melalui bank, dan jika melalui loket (bendahara penerimaan) maka
seluruh penerimaan kas harus segera disetor ke bank (kas
(kas daerah)
daerah) dala
dalam tempo 1 x 24 jam di
hari yang sama dengan saat penerimaan.
4. Uang kas yang belum disetor ke bank, disimpan di tempat yang aman (brankas).
5. Pengawalan yang memadai pada saat penyetoran uang ke bank.
6. Perhitungan saldo kas yang ada di tangan dari fungsi penerimaan kas dilakukan secara
periodik dan secara mendadak oleh fungsi pengawasan
pengawasan internal
7. Memberi tanda “LUNAS” pada dokumen SKP/SKR dan bukti otorisasi pada STS.
8. Meminta bukti validasi bank pada bukti setor ke bank.

Bab 9 Sistem Akuntansi Pendapatan dan Penerimaan Kas Pada Sektor Publik 21
9. Dokumen atau formulir intern bernomor urut tercetak dan penggunaannya dipertanggung
jawabkan.
10. Dilakukan rekonsiliasi bank untuk mendeteksi penerimaan kas yang tidak disetorkan ke
bank, dan menjamin kelengkapan dan ketelitian pencatatan.
11. Pengecekan secara independen terhadap posting ke dalam buku besar pembantu penerimaan
kas dan buku besar pembantu pengeluaran kas dengan akun kontrolnya di buku besar kas
12. Panduan rekening dan tinjauan terhadap pemberian kode rekening yang memadai.
13. Tinjauan kinerja secara periodik

Aspek-aspek yang baik dalam pengendalian internal atas penerimaan kas, diantaranya :
1. Adanya penyaringan terhadap calon karyawan yang akan dipekerjakan dan memberikan
program pelatihan setelah mereka diterima
2. Menunjuk karyawan tertentu sebagai bendahara
3. Otorisasi yang layak atas penerimaan kas di atas jumlah tertentu
4. Adanya dokumen pendukung dari pencatatan
5. Penerimaan SKPD berupa uang atau cek harus disetor ke rekening kas umum daerah paling
lama 1 (satu) hari kerja

RANGKUMAN

Bab 9 Sistem Akuntansi Pendapatan dan Penerimaan Kas Pada Sektor Publik 22
Bab 9 Sistem Akuntansi Pendapatan dan Penerimaan Kas Pada Sektor Publik 23
LAMPIRAN

Bab 9 Sistem Akuntansi Pendapatan dan Penerimaan Kas Pada Sektor Publik 24
Bab 9 Sistem Akuntansi Pendapatan dan Penerimaan Kas Pada Sektor Publik 25
PRE TEST

1. Apa tujuan pengendalian intern menurut PP. No. 60 Tahun 2008?


2. Apa unsur pengendalian intern menurut PP. No. 60 Tahun 2008?
3. Apa tujuan pengendalian intern penerimaan kas di sektor swasta (menurut Gelinas)?
4. Apa unsur pengendalian intern penerimaan kas di sektor swasta (menurut Gelinas)?
5. Unit organisasi (entitas) apa saja yang terlibat dalam proses penjualan, penerimaan kas dari
piutang di sektor swasta?
6. Apa dokumen-dokumen yang digunakan dalam proses penjualan dan penerimaan kas dari
piutang di sektor swasta?
7. Apa buku-buku atau catatan akuntansi yang digunakan dalam proses penjualan dan
penerimaan kas dari piutang di sektor swasta?
8. Apa saja jaringan prosedur (tahap-tahap) pemrosesan penjualan dan penerimaan kas?

Bab 9 Sistem Akuntansi Pendapatan dan Penerimaan Kas Pada Sektor Publik 26
POST TEST

PERTANYAAN RIVIU
1. Apa tujuan pengendalian intern penerimaan kas di pemda dihubungkan dengan penerapan
PP. No. 60 Tahun 2008?
2. Apa unsur pengendalian intern penerimaan kas di pemda dihubungkan dengan penerapan PP.
No. 60 Tahun 2008?
3. Apa definisi pendapatan menurut SAP?
4. Sebutkan definisi dan karakteristik kas
5. Apa saja sumber-sumber pendapatan bagi pemda?
6. Unit organisasi (entitas) apa saja yang terlibat dalam proses penerimaan kas di pemda?
7. Apa dokumen-dokumen yang digunakan dalam proses penerimaan kas di pemda?
8. Apa buku-buku atau catatan akuntansi yang digunakan dalam proses penerimaan kas di
pemda?
9. Apa saja jaringan prosedur (tahap-tahap) pemrosesan penerimaan kas di pemda?
10. Apa ayat-ayat jurnal untuk mencatat transaksi penerimaan kas di pemda?

PERTANYAAN DISKUSI
1. Diskusikan apa perbedaan antara pendapatan dan penerimaan kas menurut : (i) konteks
akuntansi sektor swasta (SAK). (ii) konteks akuntansi sektor publik (SAP)
2. a. Diskusikan apa perbedaan antara pajak dan retribusi dari sisi (i) definisi, (ii) contoh jenis-
jenisnya dan (ii) karakteristiknya.
b. Apa konsekwensi keduanya terhadap pengendalian intern yang harus diterapkan.
3. Ambillah contoh penerimaan kas dari pendapatan jenis retribusi. Diskusikan bagaimana
prosedur penyelesaian transaksi sampai penatausahaan (proses akuntansinya).
4. Pajak kendaraan bermotor (PKB) merupakan salah satu penerimaan kas PAD yang dikelola
pemda provinsi. Di antara Anda mungkin menjadi salah seorang wajib pajak yang harus
membayar PKB tersebut. Diskusikan bagaimana prosedur penerimaan kas tersebut
(dipandang dari pihak pemda) mulai dari inisiatif awal timbulnya kewajiban pajak sampai
penerimaan kas dan penatausahaan (proses akuntansinya)

SOAL KASUS

KASUS 1
Perhatikan gambar flowchart pada Lampiran bab ini.
a. Jelaskan prosedur yang digambarkan dalam flowchart tersebut.

b. Bagaimana pendapat Anda mengenai teknik pembuatan flowchart tersebut jika merujuk kepada
simbol-simbol flowchart yang baku dan teknik pembuatannya menurut yang sudah Anda pelajari

Bab 9 Sistem Akuntansi Pendapatan dan Penerimaan Kas Pada Sektor Publik 27
(menurut Gelinas)? Tunjukkan kesalahan dalam simbol dan teknik yang digunakan, kemudian
susunlah flowchart yang benar menurut Anda.

KASUS 2
Ambillah contoh penerimaan kas dari pendapatan jenis retribusi. Diminta:
a. Buatlah uraian naratif untuk prosedur penyelesaian transaksi sampai penatausahaan (proses
akuntansinya),
b. Gambarlah flowchart untuk sistem tersebut.
c. Tunjukkan beberapa usaha pengendalian intern yang penting.

KASUS 3
Dari prosedur penerimaan kas pajak kendaraan bermotor (yang telah didiskusikan di bagian
Pertanyaan Diskusi), Anda diminta:
a. Buatlah uraian naratif untuk prosedur penyelesaian transaksi sampai penatausahaan (proses
akuntansinya),
b. Gambarlah flowchart untuk sistem tersebut.
c. Tunjukkan beberapa usaha pengendalian intern yang penting.

KASUS 4
Pajak penggunaan air bawah tanah (ATB) adalah salah satu PAD yang dikelola oleh pemda
provinsi Jawa Barat (sampai saat ini). Prosedur penerimaan kas PAD tersebut adalah sebagai
berikut:

a. Gambarlah flowchart untuk sistem tersebut.


b. Tunjukkan beberapa usaha pengendalian intern yang diper.ukan

Bab 9 Sistem Akuntansi Pendapatan dan Penerimaan Kas Pada Sektor Publik 28
DAFTAR PUSTAKA

1. Indra Bastian, Sistem Akuntansi Sektor Publik,


Publik, Edisi 2, Cetakan ke-2, Penerbit Salemba
Empat, Jakarta 2007
2. Deddi Nordiawan dkk. Akuntansi Pemerintahan,
Pemerintahan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta 2008
3. Mulyadi, Sistem Akuntansi,
Akuntansi, Edisi 3, Penerbit Salemba Empat, Jakarta 2001
4. Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
5. Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
6. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
7. UU No. 7 tentang Keuangan Negara
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 Tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah

Bab 9 Sistem Akuntansi Pendapatan dan Penerimaan Kas Pada Sektor Publik 29

Anda mungkin juga menyukai