Anda di halaman 1dari 16

LEARNING RESOURCES CENTER

Elektronic Library
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
Oleh: Khalidmawardin

A. Latar Belakang

Perpustakaan dapat juga disebut sebagai gudang ilmu dan informasi, karena di tempat

ini para pengguna dapat mencari informasi yang diinginkan dengan berbagai topik yang

disajikan dalam bentuk yang beraneka ragam mulai dari bentuk elektronik sampai dengan

manual (tercetak), jadi tidaklah heran ketika seseorang membutuhkan informasi terbatas akan

datang ke perpustakaan.

Keberadaan perpustakaan tradisional di sekitar kita masih banyak sekali, terutama di

daerah, walaupun keberadaan perpustakaan ini jauh dari kota tetapi patut diacungi jempol

karena mempunyai fasilitas ilmu untuk dibaca demi investasi kemajuan generasi di masa

mendatang. Di dalam perpustakaan ini biasanya terlihat seorang atau beberapa petugas yang

sedang membaca atau memeriksa data sambil sesekali mengawasi pengunjung atau anggota

disekitarnya. Di meja panjangnya terlihat buku tamu dan buku-buku catalog yang telah usang

bukan karena lama tetapi akibat sering di bolak-balik pengunjung dan berbagai kertas

prosedural dari perpustakaan tersebut. Gambaran sebuah tempat yang jauh dari keramaian

yang cocok untuk belajar, berinspirasi dan menenangkan diri.

Hal yang sangat berbeda ditunjukkan dalam dunia perpustakaan semi modern, buku

atau dokumen sudah tersimpan dan tertata rapi. Selain itu juga sudah mempunyai
katalog/indek dimana pengunjung dapat mencari dokumen atau data yang dicari sehingga

dengan mudah mengetahui letak barang dan statusya apakah masih ada yang tersisa atau

sedang dipinjam.

Dalam perpustakaan semi modern, penggunaan ICT (Information Information

Communication and Technology) masih terbatas bahkan ada yang hanya sebagai pengganti

mesin ketik. Masih banyak hal yang harus dilakukan pustakawan dan pengunjung secara

manual sehingga memerlukan energi lebih.

Selanjutnya seiring dengan perkembangan mutakhir saat ini maka munculnya

Electronic Library (e-Library) Perpustakaan ini bisa dikatakan yang paling unggul

dibandingkan kedua jenis perpustakaan yang telah diuraikan di atas. Hal ini dikarenakan

perpustakaan jenis ini kecepatan pengaksesan karena berorientasi ke data digital dan media

jaringan komputer. Proses pengelolaan manajemen koleksi di perpustakaan tidaklah mudah,

banyak unsur yang harus di persiapkan untuk melakukan kegiatan manajerial di lembaga ini

antara lain manusia dan mesin, dalam hal ini yang dimaksud mesin adalah alat bantu yang

digunakan untuk memperoleh kemudahan akan informasi yang dibutuhkan pengguna, yang

berarti berhubungan dengan teknologi informasi yang berkembang pesat saat ini.

Electronic Library (e-Library) atau perpustakaan elektronik atau juga dikenal dengan

perpustakaan maya adalah sebuah sistem informasi yang terdiri dari perangkat keras

(hardware) dan perangkat lunak (software), pengelolaan, pelayanan serta penyediaan (akses)

informasinya. Dalam perpustakaan elektronik, bahan-bahan pustaka tidak hadir dalam bentuk

fisik (disebut maya) yang umumnya ada dalam perpustakaan konvensional. Perpustakaan

elektronik merupakan provider atau penyedia informasi, transaksi atau layanan informasinya

bersifat elektronik, serta menyediakan bahan-bahan pustaka (item) selain dalam bentuk data
elektronik juga dalam bentuk yang lain seperti yang umumnya ada dalam perpustakaan

konvensional.

Perpustakaan elektronik merupakan salah satu alternatif dalam menyediakan sumber

informasi untuk kegiatan pembelajaran jarak jauh (distance learning), mengingat user atau

pengguna perpustakaan berada di tempat yang tidak diketahui keberadaannya. Ini

dimungkinkan dengan adanya teknologi internet yang sudah berkembang dengan sangat

pesat dewasa ini.

B. Visi dan Misi

Visi Misi Elektronik Library

Visi : Menjadi salah satu penyedia layanan dan sumber informasi yang utama,

terbaru dan berkualitas berbasis IT di era Globalisasi

Misi :

1. Menyediakan layanan penyediaan informasi yang akurat dan praktis melalui pendekatan

ICT dalam rangka menjawab tantangan lokal dan global

2. Sebagai unit penunjang bagi lembaga untuk menghasilkan lulusan profesional yang

menjunjung tinggi prinsip dan nilai

C. Tujuan Elektronik Library

1. Menambah sumber bahan ajar

Dengan pengembangan multimedia pembelajaran maka diharapkan akan dapat

menambah sumber ajar yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa maupun dosen dalam

rangka proses belajar mengajar, sekaligus untuk menambah wawasan tentang penerapan

teknologi dalam pembelajaran. Pemenuhan kebutuhan mahasiswa dalam rangka

menambah refensi mahasiswa terhadap tugas-tugas ilmiah yang diemban.


2. Tujuan pendigitalan data

Tujuan pendigitalan data atau dokumen perpustakaan menjadi dokumen elektronik,

betujuan:

1. Menyediakan informasi yang akurat dan praktis kepada pengguna/pengunjung dalam

melakukan pencarian sebuah buku/dokumen. Pengguna/pengunjung akan disugihi oleh

informasi yang lebih akurat dan praktis dalam melakukan aktivitasnya di perpustakaan

sesuai dengan apa yang diinginkannya. Hal ini dikarenakan pengguna dengan mudah

mencari informasi yang diinginkan hanya dengan melalui komputer yang disediakan

dan mendownload informasi yang dicari melalui perpustakaan dalam bentuk softcopy.

Proses yang semacam ini tentunya akan membutuhkan waktu yang lebih sedikit jika

dibandingkan harus mencari buku di pada rak buku yang ada di perpustakaan.

2. Menyediakan buku/data kepada pengguna/pengunjung dalam bentuk softcopy sehingga

pengguna/pengunjung dapat mendownloadnya tanpa harus meminjam buku yang ada di

perpustakaan.

D. Fungsi Elektronik Library

1. Menyediakan akses dan mengorganisir informasi dan pengetahuan

Teknologi informasi dan komunikasi adalah teknologi yang memiliki kemampuan

menakjubkan dalam mengorganisir data, informasi dan pengetahuan dalam jumlah besar secara

cepat dan aman. Data yang telah diorganisir ini dapat diakses juga secara cepat dan aman. Data

yang dikumpulkan dapat disebarkan kepada semua yang membutuhkan dengan menyediakan

kemampuan akses yang cepat dan aman ke pusat-pusat data, informasi, dan pengetahuan yang

telah tersedia sebagai hasil dari pengorganisasian data, informasi dan pengetahuan yang telah

dilakukan dengan bantuan teknologi. Dengan memanfaatkan peran fundamental teknologi

informasi dan komunikasi ini secara optimal akan sangat membantu dalam mempercepat
pembelajaran, inovasi, serta penciptaan dan penyebaran pengetahuan kepada seluruh

masyarakat dan pelaku usaha. Pembelajaran, inovasi, serta penciptaan pengetahuan adalah

unsur-unsur pokok yang sangat dibutuhkan bagi peningkatan daya saing dan kemandirian

bangsa.

2. Mempercepat dan mereduksi biaya transaksi dan produksi

Kegiatan transaksi dan produksi yang dilakukan oleh tiap organisasi baik dalam

kaitannya dengan internal organisasi maupun pihak eksternal sebagian besar adalah pekerjaan

repetitif yang sudah baku. Dengan memasukkan komponen teknologi informasi dan

komunikasi ke dalam sebagian besar peralatan produksi, transportasi, perbankan, asuransi

memungkinkan untuk melakukan pencatatan dan pengendalian secara real time, mempercepat

pelaksanaan transaksi, pembuatan dan penyesuaian rencana serta perbandingannya dengan

realisasi. Dengan demikian permasalahan akan cepat dideteksi, diidentifikasi, dan diselesaikan.

Pada akhirnya efisiensi dan produktivitas di segala sektor akan meningkat. Produktivitas

bangsa adalah salah satu unsur yang sangat berperan dalam penentuan daya saing bangsa.

3. Membentuk hubungan langsung

Semua kegiatan yang dilakukan oleh satu organisasi akan berhubungan dengan pihak

lain, baik itu pelanggan, mitra kerja, unit pemerintah, maupun karyawannya. Teknologi

informasi dan komunikasi memiliki kemampuan menghubungkan berbagai pihak sedemikian

hingga mereka tetap dapat berhubungan walaupun secara fisik terpisah dalam jarak yang jauh.

Dengan terbentuknya hubungan ini, Kegiatan kolaborasi, partisipasi, koordinasi, bahkan

pemberdayaan dan desentralisasi dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Melalui

teknologi informasi dan komunikasi sinergi antar masing-masing pihak yang terhubung akan

terbentuk yang saling menguntungkan bagi semuanya. Banyak proses dapat di eliminasi dengn

memanfaatkan kemampuan teknologi untuk membentuk hubungan langsung semacam ini.


4. Mengatasi keterbatasan buku dan ruang.

Dalam hal ini, tidak diperlukan ruang dan tempat yang luas baik itu untuk penyimpanan

dan pemenuhan tempat baca. Dalam hal pengadaan dan pemeliharaan buku dalam

perpustakaan konvensional lebih membutukan dana dan tenaga. menghemat ruangan

yang diperlukan untuk komputer yang terletak di atas sebuah meja, dibandingkan buku

dan rak perpustakaan yang membutuhkan ruangan yang lebih besar. Sealain itu juga,

kapasitas penyimpanan data pada hard disk (HDD) server dan CD klien sangat besar,

dibandingkan buku atau media konvensional lainnya.

E. Program/ Kegiatan

Sosialisasi program perpustakaan digital terhadap para anggota jaringan dan para

pengguna itu penting. Dalam hal ini, perlu peningkatan kesadaran akan fungsi utama

mereka, yaitu memberikan kemudahan akses pengguna terhadap informasi. Untuk

mempermudah akses, pustakawan perlu mendorong pengguna perpustakaan digital untuk

melek informasi (information literate). Pengguna perpustakaan yang seperti ini adalah

mereka yang sadar kapan memerlukan informasi dan mampu menemukan informasi,

mengevaluasinya, dan menggunakan informasi yang dibutuhkannya itu secara efektif dan

beretika Pada tahap pembangunan dan pemberdayaan perpustakaan, perhatian diarahkan

pada penyelesaian bangunan fisik penyediaan sarana lainnya seperti utilities, jaringan

informasi, pengisian dengan isi materi koleksi.

Pada tahap pengembangan perpustakaan secara umum, termasuk pengembangan

fungsi dan program kegiatan, serta pengembangan koleksi terus menerus. Untuk kategor

operasi, fokusnya makin diberikan pada pengembangan organisasi pengelola,

pengembangan sistem operasi perpustakaan, pelaksanaan pemberian pelayanan, pembuatan


programprogram baru, upaya untuk makin mandiri dengan mengurangi ketergantungan pada

sumbangan, serta mobilisasi dana dan sumber daya baik secara berkala maupun permanen.

Automasi perpustakaan sebagai sesuatu kegiatan pengkomputerisasian rutinitas dan

operasai sistem kerumahtanggaan perpustakaan (library housekeeping) mencakup beberapa

bidang antara lain: pengadaan, pengatalogan, pengawasan sirkulasi dan pengawasan serial.

1. Pengadaan

Pengadaan (acquisition), adalah semua kegiatan yang berkaitan dengan pengadaan

bahan pustaka yang dilakukan baik melalui pembelian, pertukaran, maupun berupa hadiah.

Termasuk didalamnya pengecekan bibliografi yang dilakukan sebelum pemesanan, dan

penerimaan bahan pustaka, pemrosesan faktur, dan pemeliharaan arsip yang berhubungan

dengan pengadaan.

Sistem pengadaan yang terautomasi menggantikan pengarsipan kartu-kartu usulan

pengadaan secara manual seperti halnya dalam sistem sirkulasi. Dengan sistem ini, staf dapat

dengan mudah memanipulasi cantuman untuk menghasilkan daftar-daftar bahan yang akan

dipesan, termasuk mempermudah perhitungan biaya dan pengelompokkan berdasarkan

penerbit dan sumber anggaran yang digunakan. Kemudian, setelah bahan-bahan yang akan

dipesan diterima, cantuman yang sama dimanipulasi untuk menghasilkan lembar buku induk

atau inventaris. Sistem pengadaan yang dibuat oleh vendor komersial pada umumnya dapat

pula digunakan untuk pemesanan secara online ke perpustakaan (Siregar, 2004:41).

Dalam sistem ini, komputer juga digunakan untuk mengentri data yang diterima oleh

perpustakaan dan pengadaan mempunyai tugas mendigitalisasikan dokumen-dokumen lama

agar dapat ditelusuri dengan elektronik.


Dengan adanya internet, sumber informasi yang mutakhir untuk pengadaan seperti

pemesanan bahan pustaka menjadi lebih cepat karena adanya fasilitas e-mail, walaupun

terkadang banyak mengalami berbagai hambatan.

2. Pengatalogan

Pengatalogan (cataloguing), adalah semua kegiatan yang dilakukan dalam rangka

mempersiapkan cantuman (record) bibliografi untuk pembuatan katalog yang digunakan

sebagai sarana temu-balik koleksi perpustakaan. Pada tahun 1970-an komputer digunakan

untuk mencetak kartu-kartu katalog menggantikan secara manual yang menggunakan mesin

tik dan duplicator. Database yang sudah terbentuk kemudian dijadikan masukan untuk

mencetak berbagai jenis bibliografi termasuk pembuatan daftar koleksi tambahan. Pada tahun

1980-an, database katalog ini disajikan oleh pengguna perpustakaan yang dikenal dengan

nama Online Public Access Catalog (OPAC) atau Katalog Akses Umum Talian (KAUT).

KAUT menggantikan kartu-kartu dan lemari katalog. Dengan berkembangnya teknologi

komputer PC dan jaringan, penyediaan OPAC dengan cepat meluas tidak saja di dalam suatu

gedung perpustakaan tetapi mencakup satu institusi seperti kampus universitas, OPAC

berbagai perpustakaan disediakan untuk diakses dari tempat yang jauh (remote acces) tanpa

mengenal batas negara. Penggunaan OPAC dapat pula memeriksa status bahan pustaka, dan

melakukan reservasi untuk memberitahu petugas sirkulasi sewaktu bahan yang dipesan

dikembalikan. Dewasa ini, melalui antarmuka OPAC pengguna juga dapat mengakses

informasi lain termasuk database bibliografi tentang artikel dan dokumen teks penuh.

Peralihan katalog manual ke bentuk online disamping banyak menghemat waktu

pengguna dalam penelusuran, juga mampu meningkatkan efisiensi pekerjaan pengatalogan

bahan-bahan pustaka baru. Katalog elektronik ini juga terbukti mampu mempromosikan

koleksi suatu perpustakaaan sehingga tingkat penggunaannya semakin tinggi. Hal ini dapat
terjadi karena disamping daya tarik dan jangkauan yang lebih luas, juga karena sistem ini

menawarkan berbagai kelebihan fasilitas akses yang tidak dimiliki oleh katalog manual

seperti penelusuran melalui nomor panggil dan penerbit, ditambah Boolean Logic dan

pembatasan penelusuran seperti oleh bahasa dan bentuk dokumen.

3. Pengawasan Serial

Pengawasan serial (serial control) yaitu semua kegiatan yang berhubungan dengan

pembuatan pemesanan, penerimaan dokumen, akses terhadap koleksi, pengarahan (routing),

pengajuan tuntutan (claim), peminjaman dan penjilidan dan terbitan berkala atau serial.

Sistem terautomasi untuk pengawasan serial berfungsi terutama untuk mengawasi

penerimaan setiap nomor terbitan berkala menggantikan fungsi kartu majalah dengan cara

manual. Lebih lanjut, sistem ini dapat pula membantu kegiatan pemesanan (termasuk

pemesanan secara online), peminjaman (kalau dipinjamkan), dan penjilidan serta penelusuran

seperti halnya sistem lain.

4. Penelusuran Informasi Elektronik

Pengembangan penelusuran elektronik di perpustakaan berawal dari pengembangan

automasi kerumahtanggaan, di mana para pustakawan harus dapat mengembangkan dan

menyediakan berbagai jenis layanan termasuk diantaranya penelusuran informasi elektronik.

Dalam beberapa tahun terakhir ini, beraneka ragam sumberdaya informasi

terkomputerisasi sudah banyak dikembangkan oleh pustakawan dan penerbit, khususnya di

negara maju. Berbagai informasi

Inti dari semua kegiatan perpustakaan adalah pendayagunaan koleksinya. Tanpa

adanya pemanfaatan koleksi bahan pustaka secara maksimal, keberadaan sebuah

perpustakaan menjadi kurang berarti. Pendayagunaan koleksi perpustakaan bisa


dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu caranya adalah dengan bantuan teknologi

informasi yang akhir akhir ini berkembang sangat pesat

F. Sarana dan Prasarana

Sebuah perpustakaan lembaga, pada hakekatnya adalah sebuah unit kerja yang

bertugas memberikan layanan bacaan dan informasi kepada masyarakat lembaga agar proses

kegiatan belajar mengajar di lembaga yang bersangkutan dapat berjalan dengan baikUntuk

menunjang kelangsungan semua kegiatan di pusat pengembangan multimedia pembelajaran

tersebut maka fasilitas yang disediakan adalah:

1. Ruangan atau gedung

Yang berfungsi untuk menampung bahan pustaka, juga berfungsi sebagai tempat layanan

kepada pengguna perpustakaan. Penggunaan gedung perpustakaan konvensional yang ada

di lingkungan FIP sekarang bisa saja dipadukan dengan penggunaan e-library untuk lebih

menghemat dana tanpa diperlukan penambahan gedung baru.

2. Bahan pustaka

Berfungsi sebagai sumber belajar dan media informasi yang akan dilayankan kepada

pengguna.

3. Tenaga pengelola

Merupakan pelaksana layanan dan penanggungjawab semua kegiatan di perpustakaan

4. Perabot dan perlengkapan

Berfungsi untuk menampung dan memajang bahan pustaka yang akan dilayankan.

Sedangkan perlengkapan diperlukan untuk mendukung berbagai kegiatan yang berkaitan

dengan layanan perpustakaan. Sarana dan prasarana yang diperlukan antara lain :

a. Perangkat komputer server dan user


b. Wifi
c. Scan
d. Printer
e. Peralatan Audio
f. Atk
5. Keuangan

Untuk mendanai berbagai kegiatan perpustakaan. Meskipun hampir sebagian besar

perpustakaan lembaga di Indonesia belum memenuhi secara lengkap unsur-unsur

tersebut, tetapi perkembangannya terus mengalami kemajuan. Sumber pendanaan lain

bisa berupa iuran tiap bulan yang ditetapkan sebelumnya kepada anggota atau user.

G. Desain Elektronik Library


H. Sasaran Multimedia Center

1. Dosen

Sasaran utama dari pendirian Elektroik Library ini adalah Dosen, artinya penggunaan

produk dari pengembangan elektroik library ini adalah dosen yang dapat memakai

fasilitas dan memiliki hak akses dari pengembangan elektroik library yaitu

pemakaian produk untuk proses pembelajaran baik pembelajaran di kelas ataupun di

lain tenpat.

2. Mahasiswa

Siswa dalam kaitannya dengan pengembangan elektroik library adalah sebagai obyek

pengembangan diri dan pola berpikir ilmiah serta dalam rangka menambah referensi

keilmuan yang ditekuni guna untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas siswa

dalam memperoleh pengalaman belajar yang dapat meningkatkan kompetensi dan

skill siswa secara lebih kompleks.

3. Sosial kemasyarakatan

Produk hasil dari perencanaan dan pengembangan multimedia dapat dimanfaatkan

oleh masyarakat secara luas dengan membeli produk tersebut dan dimanfaatkan

sebagai sarana pembelajaran yang dilakukan oleh masyarakat secara umum, maupun

instansi-instansi lain.

H. Bentuk Pengorganisasian/ Pengelolaan

Teknologi informasi mampu menyalurkan data dalam jumlah sangat besar dan waktu

sangat cepat berupa data berbentuk suara, gambar, dan teks, atau data dalam multimedia. Erat

kaitannya dengan hubungan kerja sama yang saling dapat memanfaatkan sumber daya tadi, maka

terhadap adanya pendapat bahwa pusat studi harus didukung oleh perpustakaan yang djadikan
sebagai pusat pengembangan, hal tersebut dapat diartikan sebagai lembaga tidak harus

mempunyai perpustakaan sendiri di mana lembaga berada. Hal tersebut yang dikemukakan di

muka tidak lebih karena jamannya sudah lain, mengingat jaman sekarang juga disebut dengan

“The Age of Networked Intelligence”, yang diback-up oleh jaringan informasi modern sehingga

segala urusan dapat dilakukan tanpa harus berada ditempat kegiatan dilaksanakan. Selain

menggagas tentang kemungkinan pengembangannya ke depan, maka untuk menghindari

kemungkinan terjadinya salah tafsir terhadap kemungkinan-kemungkinan itu sejak sekarang

telah diantisipasi beberapa alternatif antara lain yang terkait dengan keberadaan perpustakaan.

Sudah selayaknya kalau ada pihak yang mendapat manfaat, pihak itu juga harus

membantu kelangsungan keberadaannya. Seperti untuk melakksanakan fungsi pusat studi,

perpustakaan ini tidak dapat bekerja sendiri, atau mengandalkan kekuatan sendiri. Karena itu

jalinan kerjasama antara berbagai pihak secara sinergis merupakan keharusan, terlebih lagi dalam

rangka berbagi pemanfaatan sumber daya. Karena itu masyarakat ilmu pengetahuan dunia juga

diharapkan akan memberikan bantuan terhadap keberadaannya. Dengan demikian, maka

himbauan kepada semua fihak untuk memberikan dukungan dan bantuan, bukan saja pada tahap

pembangunannya tetapi juga pada tahap operasi seterusnya, menjadi sangat memenuhi syarat-

syarat kepatutan perpustakaan secara

universal.
I. Struktur Organisasi

J. Diskripsi Tugas Personalia

1. Dekan

Sebagai pimpinan lembaga, di lingkungan fakultas mempunyai wewenang untuk

mengetahui serta memberikan persetujuan setiap program maupun kegiatan yang ada.

Semua staff bertanggung jawab kepada kepala lembaga, termasuk pimpinan Pusat Sumber

Belajar.

2. PD II atau Pembantu Dekan II

Menagatasi bidang sarana dan prasarana yang diperlukan dalam mendukung

berlangsungnya proses pembelajaran.

3. Pimpinan e-Library

Seorang pimpinan e-Library harus seorang yang berlatar belakang akademis yang kuat.

Secara struktural, dia bertanggung jawab langsung kepada kepala lembaga. Harus

menguasai bidang pengembangan instruksional, ahli media, dan sekaligus teknisi untuk

dapat mengatur bawahannya secara menyeluruh dan mendalam, tidak sekedar sebagai
koordinator. Tetapi apabila hal tersebut tidak mungkin, maka pilihan hendaknya kembali

tertuju kepada orang yang mempunyai latar belakang akademis dan pengalaman yang

cukup di dalam bidang akademis, khusunya sebagai pengembangan instruksional daripada

yang lain.

4. Ahli Media (media professional)

Ahli media tidak hanya menguasai teori, tetapi juga harus terampil memproduksi .

Keterampilan memproduksi media dalam suatu pusat sumber belajar sekurang-kurangnya

meliputi produksi berbagai macam media. Ahli media tidak hanya ahli di dalam bidang

media saja dan berdiri sendiri, melainkan harus memahami kaitannya dengan bidang

pendidikan dan pengajaran.

5. Tenaga Pelayanan Informasi dan Sirkulasi

Tenaga pelayanan informasi mempunyai tugas berhubungan dengan informasi tentang

buku yang tersedia. Sealain itu juga, tugas yang lain yaitu mengatur organisasi dan katalog

koleksi buku yang ada sepraktis-praktisnya dan seefisien-efisiennya, sehingga tidak

mengurangi nilai pelayanan yang disajikan. System prosedur yang sederhana, tetapi cukup

rapi dari segi pengamanan dan ketelitian tanpa mempersulit anggota atau user, serta

pengontrolan yang efektif. Sedangkan tugas tenaga pengadaan dan perawatan yaitu

pengadaan koleksi buku yang update dalam menunjang kebutuhan daripada mahasiswa

ataupun dosen.

6. Teknisi

Yang dimaksud teknisi disini adalah teknisi yang khusus dalam bidang jaringan dan

koneksi internet yang telah dilatih dan memiliki cukup pengalaman kerja teknis media.

Status teknisi adalah sebagai pembantu dan bertanggung jawab kepada ahli media.
7. Tenaga Administrasi

Tugas tenaga administrasi berhubungan dengan cara-cara bagaimana tujuan dan prioritas

program dapat tercapai serta berhubungan dengan semua segi program yang dilaksanakan

dan akan melibatkan semua staff dan pemakai dengan cara yang sesuai. Hal ini meliputi

supervisi personalia untuk media, pengembangan koleksi buku untuk program pengajaran,

pengembangan spesifikasi pendidikan untuk fasilitas baru, pengembangan sistem

penyampaian, pemeliharaan kelangsungan pelayanan untuk pemeliharaan bahan,

peralatan, dan fasilitas.

8. Tenaga Bantu

Yang disebut tenaga bantu disini adalah staff atau petugas yang bekerja dalam bidang

administrasi, pelayanan, dan pembantu produksi. Statusnya adalah pembantu, dan

tingkatannya lebih rendah dibanding dengan teknisi. Tugasnya berhubungan dengan

tugas-tugas korespondensi, pembuatan laporan, pembuatan bibilografi, pembukuan,

inventarisasi, pengetikan, pencatatan, dan lain-lain yang sejenis. Disamping itu, tenaga

bantu juga dapat membantu dalam produksi media seperti membantu teknis, artis grafis,

produser televisi, produser audiotape, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai