Anda di halaman 1dari 7

PENDAHULUAN

Batang femur dapat mengalami fraktur oleh trauma langsung, puntiran (twisting), atau pukulan
pada bagian depan lutut yang berada dalam posisi fleksi pada kecelakaan jalan raya. Femur
merupakan tulang terbesar dalam tubuh dan batang femur pada orang dewasa sangat kuat.
Dengan demikian, trauma langsung yang keras, seperti yang dapat dialami pada kecelakaan
automobil, diperlukan untuk menimbulkan fraktur batang femur. Perdarahan interna yang masif
dapat menimbulkan renjatan berat.
Penatalaksanaan fraktur ini mengalami banyak perubahan dalam waktu 10 tahun terakhir ini.
Traksi dan spica casting atau cast bracing, meskipun merupakan penatalaksanaan non-invasif
pilihan untuk anak-anak, mempunyai kerugian dalam hal me-merlukan masa berbaring dan
rehabilitasi yang lama; oleh karena itu, penatalaksanaan ini tidak banyak digunakan pada orang
dewasa.
Prinsip penanganan untuk patah tulang adalah mengembalikan posisi patahan
tulang ke posisi semula (reposisi) dan mempertahankan posisi itu selama masa
penyembuhan patah tulang (imobilisasi). Cara imobilisasi dengan pin, sekrup, pelat
atau alat lain (osteosintesis) merupakan langkah yang ditempuh bila cara non
operatif seperti reposisi, gips, traksi dan manipulasi lainnya dirasa kurang
memuaskan. Perlu diketahui, bahwa tidak semua dislokasi (posisi tulang yang
bergeser dari tempat seharusnya) memerlukan reposisi untuk mencapai keadaan
seperti sebelumnya karena tulang pun mempunyai mekanisme sendiri untuk
menyesuaikan bentuknya agar kembali seperti bentuk semula
(remodelling/swapugar).

Cara osteosintesis yang lazim digunakan adalah cara menurut Arbeisgemeinschaft


für Osteosynthesefrage/AO yang mulai dikenal sekitar tahun 60an di Swiss, yang
membuat luka patah tulang dapat sembuh tanpa pembentukan jaringan ikat
dengan menggunakan fiksasi kuat bertekanan tinggi. Keuntungan dengan metode
ini adalah gerakan dapat dimulai segera walaupun setelah setengah sampai dua
tahun alat osteosintesis ini harus dikeluarkan yang membuat tempat fraktur tidak
sekuat bila dibandingkan penyembuhan natural oleh tubuh sendiri (yaitu dengan
pembentukan kalus).

Fiksasi bisa berupa fiksasi luar, fiksasi dalam, penggantian dengan prostesis dan
lain-lain. Contoh fiksasi luar adalah penggunaan pin baja yang ditusukkan pada
fragmen tulang untuk kemudian disatukan dengan batangan logam di luar kulit.
Sedangkan fiksasi interna yang biasa dipakai berupa pen dalam sumsum tulang
panjang atau plat dengan sekrup di permukaan tulang. Keuntungan cara ini adalah
terjadi reposisi sempurna, tidak perlu dipasang gips serta bisa bergerak dengan
segera. Namun mempunyai risiko infeksi tulang. Prostesis biasa digunakan untuk
penderita patah tulang pada manula yang sukar menyambung kembali.

Beberapa metode terbaru adalah dengan cangkok tulang (INFUSE Bone Graft) yang
penggunaannya telah disetujui Food and Drug Administration (semacam Badan
POM milik Amerika Serikat) untuk penangangan patah tulang kering (Tibia) yang
terbuka. Sebelumnya INFUSE Bone Graft hanya digunakan dalam operasi tulang
belakang. Patah tulang kering yang terbuka cukup susah sembuh karena risiko
infeksi dan kerusakan otot sekitar yang cukup tinggi. Namun dengan cangkok
tulang ini, peluang pulih pun meningkat. Bahkan tidak perlu operasi kedua untuk
memperbaiki patah tulang, yang biasa dilakukan berkali-kali pada metode lama.
INFUSE Bone Graft menggunakan protein rhBMP-2 yang merupakan hasil rekayasa
genetika dari protein manusia yang memacu pertumbuhan tulang.

Untuk penanganan patah tulang paha (femur) yang sering terjadi pada anak-anak
umur 6-14 tahun, kini digunakan paku elastis dari titanium. Rumah sakit khusus
anak di AS rata-rata menerima 40-50 kasus ini tiap tahunnya. Dimulai dari tahun
1996 untuk kemudian menjadi ramai digunakan tahun 2000, paku elastis dari
titanium ini menggantikan metode lama dengan traksi, dengan biaya yang relatif
sama namun anak dapat bergerak lebih cepat. Metode baru ini membuat anak bisa
bangun dari tempat tidur 2 hari setelah operasi, keluar dari RS setelah 4 hari dan
berjalan dengan tongkat penyangga dalam bebrapa minggu setelahnya. Hal ini
membuat anak bisa kembali bersekolah setengah kali lebih cepat dibanding anak
dengan metode lama yang butuh 3 minggu traksi dan 3-5 minggu tambahan
dengan pembalut tubuh (body cast).

Paku elastis ini fleksibel sehingga bisa ditempatkan di antara tulang yang patah
untuk menyangga selama masa penyembuhan. Paku ini mempunyai panjang 15-20
inchi dengan lebar hanya seukuran antena radio. Kadang diperlukan dua paku
untuk kemudian diambil 6-9 bulan setelah operasi pertama.

DEFINISI
Rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat disebabkan oleh trauma
langsung, kelelahan otot, kondisi-kondisi tertentu seperti degenerasi tulang /
osteoporosis.

FISIOLOGI / ANATOMI
Persendian panggul merupakan bola dan mangkok sendi dengan acetabulum bagian
dari femur, terdiri dari : kepala, leher, bagian terbesar dan kecil, trokhanter dan
batang, bagian terjauh dari femur berakhir pada kedua kondilas. Kepala femur
masuk acetabulum. Sendi panggul dikelilingi oleh kapsula fibrosa, ligamen dan otot.
Suplai darah ke kepala femoral merupakan hal yang penting pada faktur hip. Suplai
darah ke femur bervariasi menurut usia. Sumber utamanya arteri retikuler
posterior, nutrisi dari pembuluh darah dari batang femur meluas menuju daerah
tronkhanter dan bagian bawah dari leher femur.

KLASIFIKASI
Ada 2 type dari fraktur femur, yaitu :

1. Fraktur Intrakapsuler femur yang terjadi di dalam tulang sendi, panggul dan
Melalui kepala femur (capital fraktur)

Hanya di bawah kepala femur


Melalui leher dari femur

2. Fraktur Ekstrakapsuler;

Terjadi di luar sendi dan kapsul, melalui trokhanter femur yang lebih
besar/yang lebih kecil /pada daerah intertrokhanter.

Terjadi di bagian distal menuju leher femur tetapi tidak lebih dari 2 inci di
bawah trokhanter kecil.

PATOFISIOLOGI
A. Penyebab fraktur adalah trauma

Fraktur patologis; fraktur yang diakibatkan oleh trauma minimal atau tanpa trauma berupa yang
disebabkan oleh suatu proses., yaitu :

Osteoporosis Imperfekta

Osteoporosis

Penyakit metabolik

TRAUMA
Dibagi menjadi dua, yaitu :

Trauma langsung, yaitu benturan pada tulang. Biasanya penderita terjatuh dengan posisi
miring dimana daerah trokhanter mayor langsung terbentur dengan benda keras (jalanan).

Trauma tak langsung, yaitu titik tumpuan benturan dan fraktur berjauhan, misalnya jatuh
terpeleset di kamar mandi pada orangtua.

GAMBARAN KLINIS
Bagian paha yang patah lebih pendek dan lebih besar dibanding dengan normal serta fragmen
distal dalam posisi eksorotasi dan aduksi karena empat penyebab:
1) Tanpa stabilitas longitudinal femur, otot yang melekat pada fragmen atas dan bawah
berkontraksi dan paha memendek, yang menyebabkan bagian paha yang patah membengkak.
2) Aduktor melekat pada fragmen distal dan abduktor pada fragmen atas. Fraktur memisahkan
dua kelompok otot tersebut, yang selanjutnya bekerja tanpa ada aksi antagonis.
3) Beban berat kaki memutarkan fragmen distal ke rotasi eksterna.
4) Femur dikelilingi oleh otot yang mengalami laserasi oleh ujung tulang fraktur yang tajam dan
paha terisi dengan darah, sehingga terjadi pembengkakan (1,2,3).
Selain itu, adapun tanda dan gejalanya adalah :
Nyeri hebat di tempat fraktur

Tak mampu menggerakkan ekstremitas bawah


Rotasi luar dari kaki lebih pendek

Diikuti tanda gejala fraktur secara umum, seperti : fungsi berubah, bengkak, kripitasi,
sepsis pada fraktur terbuka, deformitas.

KOMPLIKASI
a) Perdarahan, dapat menimbulkan kolaps kardiovaskuler.
Hal ini dapat dikoreksi dengan transfusi darah yang memadai.
b) Infeksi, terutama jika luka terkontaminasi dan debridemen tidak memadai.
c) Non-union, lazim terjadi pada fraktur pertengahan batang femur, trauma kecepatan tinggi dan
fraktur dengan interposisi jaringan lunak di antara fragmen. Fraktur yang tidak
menyatu memerlukan bone grafting dan fiksasi interna.
d) Malunion, disebabkan oleh abduktor dan aduktor yang bekerja tanpa aksi antagonis pada
fragmen atas untuk abduktor dan fragmen distal untuk aduktor. Deformitas varus
diakibatkan oleh kombinasi gaya ini.
e) Trauma arteri dan saraf jarang, tetapi mungkin terjadi (2)

TATALAKSANA
X.Ray

Bone scans, Tomogram, atau MRI Scans

Arteriogram : dilakukan bila ada kerusakan vaskuler.

CCT kalau banyak kerusakan otot.

Penatalaksanaan fraktur ini mengalami banyak perubahan dalam waktu sepuluh tahun terakhir
ini. Traksi dan spica casting atau cast bracing mempunyai banyak kerugian dalam hal
memerlukan masa berbaring dan rehabilitasi yang lama, meskipun merupakan penatalaksanaan
non-invasif pilihan untuk anak-anak. Oleh karena itu, tindakan ini tidak banyak dilakukan pada
orang dewasa (4).
Bila keadaan penderita stabil dan luka telah diatasi, fraktur dapat diimobilisasi dengan salah satu
dan empat cara berikut ini:
1) Traksi.
2) Fiksasi interna.
3) Fiksasi eksterna.
4) Cast bracing
Traksi
Penyembuhan fraktur bertujuan mengembalikan fungsi tulang yang patah dalam jangka waktu
sesingkat mungkin

Metode Pemasangan traksi:

Traksi Manual
Tujuan : Perbaikan dislokasi, Mengurangi fraktur, Pada keadaan Emergency. Dilakukan dengan
menarik bagian tubuh.

Traksi Mekanik

Ada dua macam, yaitu :

Traksi Kulit

Dipasang pada dasar sistem skeletal untuk struktur yang lain, misalnya: otot. Traksi kulit terbatas
untuk 4 minggu dan beban < 5 kg. Untuk anak-anak waktu beban tersebut mencukupi untuk
dipakai sebagai fraksi definitif, bila tidak diteruskan dengan pemasangan gips.

Traksi Skeletal

Merupakan traksi definitif pada orang dewasa yang merupakan balanced traction. Dilakukan
untuk menyempurnakan luka operasi dengan kawat metal atau penjepit melalui tulang/jaringan
metal.

KEGUNAAN PEMASANGAN TRAKSI


Traksi yang dipasang pada leher, di tungkai, lengan atau panggul, kegunaannya :

Mengurangi nyeri akibat spasme otot

Memperbaiki dan mencegah deformitas

Immobilisasi

Difraksi penyakit (dengan penekanan untuk nyeri tulang sendi).

Mengencangkan pada perlekatannya.

Comminuted fracture dan fraktur yang tidak sesuai untuk intramedullary nailingpaling baik


diatasi dengan manipulasi di bawah anestesi dan balanced sliding skeletal traction yang dipasang
melalui tibial pin. Traksi longitudinal yang memadai diperlukan selama 24 jam untuk mengatasi
spasme otot dan mencegah pemendekan, dan fragmen harus ditopang di posterior untuk
mencegah peleng-kungan.
Enam belas pon biasanya cukup, tetapi penderita yang gemuk memerlukan beban yang lebih
besar dari penderita yang kurus membutuhkan beban yang lebih kecil. Lakukan pemeriksaan
radiologis setelah 24 jam untuk mengetahui apakah berat beban tepat; bila terdapat
overdistraction, berat beban dikurangi, tetapi jika terdapat tumpang tindih, berat ditambah.
Pemeriksaan radiologi selanjutnya perlu dilakukan dua kali seminggu selama dua minggu yang
pertama dan setiap minggu sesudahnya untuk memastikan apakah posisi dipertahankan. Jika hal
ini tidak dilakukan, fraktur dapat terselip perlahan-lahan dan menyatu dengan posisi yang buruk.
MACAM – MACAM TRAKSI
Traksi Panggul  Disempurnakan dengan pemasangan sebuah ikat pinggang di atas untuk
mengikat puncak iliaka.

Traksi Ekstension (Buck’s Extention) Lebih sederhana dari traksi kulit dengan menekan lurus
satu kaki ke dua kaki. Digunakan untuk immibilisasi tungkai lengan untuk waktu yang singkat
atau untuk mengurangi spasme otot.

Traksi Cervikal Digunakan untuk menahan kepala extensi pada keseleo, kejang dan spasme.
Traksi ini biasa dipasang dengan halter kepala.

Traksi Russell’s Traksi ini digunakan untuk frakstur batang femur. Kadang-kadang juga
digunakan untuk terapi nyeri punggung bagian bawah. Traksi kulit untuk skeletal yang biasa
digunakan.  Traksi ini dibuat sebuah bagian depan dan atas untuk menekan kaki dengan
pemasangan vertikal pada lutut secara horisontal pada tibia atau fibula.

Traksi khusus untuk anak-anak Penderita tidur terlentang 1-2 jam, di bawah tuberositas tibia
dibor dengan steinman pen, dipasang staples pada steiman pen. Paha ditopang dengan thomas
splint, sedang tungkai bawah ditopang atau Pearson attachment. Tarikan dipertahankan sampai 2
minggu atau lebih, sampai tulangnya membentuk callus yang cukup. Sementara itu otot-otot
paha dapat dilatih secara aktif.

Fiksasi Interna
Intramedullary nail ideal untuk fraktur transversal, tetapi untuk fraktur lainnya kurang cocok.
Fraktur dapat dipertahankan lurus dan terhadap panjangnya dengan nail, tetapi fiksasi mungkin
tidak cukup kuat untuk mengontrol rotasi.Nailing diindikasikan jika hasil pemeriksaan radiologi
memberi kesan bahwa jaringan lunak mengalami interposisi di antara ujung tulang karena hal ini
hampir selalu menyebabkan non-union.
Keuntungan intramedullary nailing adalah dapat memberikan stabilitas longitudinal serta
kesejajaran (alignment) serta membuat penderita dápat dimobilisasi cukup cepat untuk
meninggalkan rumah sakit dalam waktu 2 minggu setelah fraktur. Kerugian meliput anestesi,
trauma bedah tambahan dan risiko infeksi.
Closed nailing memungkinkan mobilisasi yang tercepat dengan trauma yang minimal, tetapi
paling sesuai untuk fraktur transversal tanpa pemendekan.Comminuted fracture paling baik
dirawat dengan locking nail yang dapat mempertahankan panjang dan rotasi.
Fiksasi Eksterna
Bila fraktur yang dirawat dengan traksi stabil dan massa kalus terlihat pada pemeriksaan
radiologis, yang biasanya pada minggu ke enam, cast brace dapat dipasang. Fraktur
dengan intramedullary nail yang tidak memberi fiksasi yangrigid juga cocok untuk tindakan ini
(2).
KEPUSTAKAAN
1) Sjamsuhidajat R dan de Jong, Wim (Editor). Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta: EGC.2005
2) Djoko Simbardjo. Fraktur Batang Femur. Dalam: Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah, Bagian Bedah FKUI.
3) Dandy DJ. Essential Orthopaedics and Trauma. Edinburg, London, Melborue, New York: Churchill
Livingstone, 1989.
4) Salter/ Textbook of Disorders and injuries of the Musculoskeletal System. 2nd ed. Baltimore/London:
Willians & Wilkins, 1983.
5) Rosenthal RE. Fracture and Dislocation of the Lower Extremity. In: Early Care of the Injured Patient, ed
IV. Toronto, Philadelphia: B.C. Decker, 1990

Anda mungkin juga menyukai