Anda di halaman 1dari 1

DEBATE LANGUAGE FACULTY COMPETITION

Sebagai mahasiswa dituntut untuk menjadi seorang yang kritis terhadap permasalahan yang
sedang berkembang. Untuk menumbuhkan sikap ktritis , bersikap logis dan sistematis dibutuhkan
simulasi atau pun rangsangan. Oleh karena itu, BEM STAINI mengadakan lomba debat tiga bahasa, yaitu:
bahasa inggris, arab dan mandarin. Lomba di ikuti oleh perwakilan masing-masing fakultas, yaitu
fakultas tarbiyah , syariah dan usuludin. Setiap semester mengutus tiga orang untuk berkompetisi. Dua
puluh tujuh orang berkompetisi untuk menjadi the winer.

Kompetisi debat tiga bahasa ini untuk menggugah semangat para mahasiswa untuk terus
mengembangkan kemampuan berbahasa asing. Sedang untuk pengajaran diadakan kursus, baik yang di
ampu oleh guru-guru dari intern yayasan, maupun kerjasama dengan lembaga dan organisasi luar.
Diantaranya , untuk kursus bahasa Mandarin bekerjasama dengan yayasan Tzu Chi Internasional.
Mereka mengutus beberapa guru bahasa mandarin untuk mengajar bahasa mandarin di Al Ashriyyah
Nurul Iman. Dengan tenaga pengajar professional diharapkan perkembangan bahasa mandarin
bertambah pesat. Sedangkan untuk bahasa inggris bekerjasama dengan salah satu lembaga kursus yang
berada di Cibinong.

Acara”debate language faculty competition” ini di laksanakan dalam rangka perubahan nama
yayasan Al Ashriyyah Nurul Iman ke Al Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boarding school, dengan nama
perubahan mampu merubah Islam yang notabeni kekolotan menjadi modern. Dalam artian akidah
adalah hal mendasar yang tidak boleh diotak-atik, tapi untuk ilmu pengetahuan mengikuti
perkembangan zaman. Kompetisi debat ini mengangkat tema” Nuclear For Indonesia”. Bagaimana
perkembangan nuklir di Indonesia ? dan Bagaimana pemanfaatan nuklir di Indonesia? .

Selain untuk mengasah kemahiran berbahasa kompetisi ini bertujuan untuk mengasah kepekaan
terhadap permasalahan yang sedang hangat. Sebagai orang akademis yang berfikir logis, diharapkan
dapat memecahkan masalah yang dihadapi bangsa ini. Tidak hanya bisa mengkritik tanpa memberi
solusi yang efektif. Dan tidak harus turun kejalan dengan merusak fasilitas yang ada sebagai bentuk
kekesalan kepada pemerintah. Permasalahan harus di selesaikan tanpa emosi. Disilah mereka diajak
berfikir bagaimana menghadapi masalah dan bagaimana penyelesainnya. Bagaimana mempertahankan
pendapat dengan alasan logis dan diterima secara umum.

Anda mungkin juga menyukai