Anda di halaman 1dari 12

FORMULA

PEMILIHAN
Formula pemilihan
• Formula pemilihan adalah rumus yang
digunakan untuk menentukan siapa atau
partai politik apa yang memenangkan kursi
disuatu daerah pemilihan
• Konsep sistem pemilu sejatinya menunjuk
pada formula pemilihan
International Democratic Electoral
Assistance (IDEA) mengklasifikasikan sistem
pemilu atas tiga rumpun sistem pemilihan:

• Plurality-majority (formula majoritarian) atau di


Indonesia sering disebut dengan sistem distrik
• Semi-proportional
• Proportional-representation

Dari ketiganya terdapat sembilan turunan


KLASIFIKASI SISTEM PEMILU

Plurality-Majority Semi PR Proportional


Representation (PR)

FPTP AV PS SNTV List PR MMP STV

BV TRS

Keterangan:
FPTP : First Past The Post; BV : Block Vote; TRS : Two-Round System;
PS : Parallel System; SNTV : Single Non-Tranferable Vote; List PR : List
Proportional Representation; MMP : Mixed Member Proportional; STV :
Single Transerable Vote

Sumber: Kartawidjaja dan Kusumah, hlm . 194


Rumpun plurality-majority

• First Past The Post (FPTP)


• Block Vote (BV) atau Party Block Vote (PBV)
• Two Round System (TRS)
• Alternative Vote (AV)
Rumpun semi-proportional
• Parallel System
• Single Non-Transferable Vote (SNTV),

Rumpun proportional representation


• List Proportional representation (list PR)
• Mixed Member Proportional (MMP)
• Single Transferable Vote (STV)
Formula majoritarian

(1) formula pluralitas, dalam formula pluralitas


yang dinyatakan menang adalah calon
dengan perolehan suara terbanyak
dibanding calon lain
(2) formula mayoritas, seorang calon
dinyatakan menang jika berhasil
mengumpulkan suara pemilih dalam jumlah
mayoritas (50% + 1)) atau kemenangan
mutlak.
Formula pluralitas mempunyai dua varian

1. The first Past the Post (FPTP), disebut juga


mayoritas relative (relative-majority) atau
mayoritas sederhana (simple-plurality)
 Prinsip dari tipe ini pemenang pemilihan adalah
seorang calon yang mendapatkan peringkat suara
paling banyak sekalipun kurang dari 50% + 1 suara,
atau tanpa memperhatikan hasil mayoritas
 FPTP digunakan dalam pemilihan wakil tunggal
(single-member district system), yakni dalam satu
distrik hanya memperebutkan satu kursi, seperti
pemilihan presiden, gubernur, bupati/walikota.
Namun di beberapa negara dipakai untuk pemilihan
badan perwakilan rakyat
2. Block Vote (BV), formula ini digunakan untuk
distrik berwakil banyak (multi-member district),
artinya dalam satu distrik diperebutkan banyak
kursi.
 Dalam sistem ini, pemilih memiliki hak suara sebanyak
jumlah kursi yang akan diisi dan bebas mempergunakan
hak suara, apakah sejumlah kursi yang diperebutkan
ataupun tidak. Para calon yang memiliki suara terbanyak
yang berhak mengisi kursi-kursi tersebut
 Varian BV adalah Party Block Vote (PBV), perbedaannya,
pada PBV pemilih memilih partai bukan memilih calon.
Partai yang memperoleh suara terbanyak memenangkan
semua kursi di distrik tersebut.
Formula mayoritas
1. Two-Round System (TRS) disebut juga majority run-off
2. Prinsip TRS, jika tidak ada calon yang mengumpulkan suara mayoritas
mutlak (50% + 1 suara), maka digelar pemilihan putaran kedua
3. TRS digunakan dalam pemilihan wakil tunggal (single-member district
system), dan pemilih memilih satu calon. Calon yang mendapat suara
mayoritas mutlak yang menang, jika tidak ada yang mendapat suara
mayoritas mutlak maka diadakan pemilu putaran kedua.
4. Ada dua pilihan:
 Formula pluralitas, penentuan pemenang didasarkan pada calon
yang berhasil memperoleh suara terbanyak, tanpa melihat apakah
calon memperoleh suara mayoritas mutlak atau tidak
 Formula mayoritas, penentuan pemenang memperhatikan
perolehan suara mayoritas mutlak dengan formula run-off, yakni
pemilihan yang hanya diikuti oleh dua calon yang memperoleh
suara terbanyak pada putaran pertama
2. Alternative Vote (AV) atau formula alternatif
 Digunakan dalam pemilihan wakil tunggal (single-member district
system).
 AV menggunakan prinsip preferential ballot, yakni pemilih diminta
meranking calon sesuai dengan pilihannya. Misalnya, peringkat
pertama diberikan kepada calon A, peringkat kedua diberikan
kepada calon B, ketiga Calon C, dst. Pemenang adalah yang
mendapatkan suara mayoritas mutlak, jika tidak ada maka calon
dengan suara terendah akan dicoret dari daftar. Selanjutnya surat
suara akan dilihat lagi untuk preferensi kedua, suara preferensi
kedua akan diberikan kepada calon yang tersisa berdasarkan tanda
yang tertera di surat suara. Langkah ini diulangi sampai seorang
calon mendapat suara mayoritas mutlak dan kemdian dinyatakan
sebagai pemenang
 Prinsip formula ini adalah mentransfer suara minoritas kemudian
diberikan kepada calon yang memperoleh suara yang lebih kuat
sampai tercapai satu pemenang.
Kelebihan dan Kelemahan Sistem Distrik

Kelebihan Kelemahan
• Fragmentasi atau • Partai yang kalah kehilangan
kecenderungan membuat suara
partai baru dapat dibendung • Lebih meperjuangkan
• Dapat mendorong kepentingan distrik
penyederhanaan partai tanpa • Mudah terjadi pengkotakan
paksaan etnis dan agama
• Wakil rakyat lebih dekat • Mendorong terjadinya
dengan pemilihnya disintegrasi
• Lebih aspiratif dan dapat
memperjuangkan rakyat
pemilihnya

Sumber: Dawam Rahardjo, Sistem Pemilu: Demokratisasi dan


Pembangunan, Jakarta, PT. Pustaka Cidesindo, 1996, hlm. 26-27

Anda mungkin juga menyukai