I. Tinjauan Umum
1. Definisi
Bahan bakar = bahan yang apabila dibakar dapat meneruskan proses pembakaran
dengan sendirinya, disertai pengeluaran kalor.
Bahan bakar dapat terbakar dengan sendirinya karena: kalor dari sumber kalor < kalor
yang dihasilkan dari proses pembakaran.
3. Pembakaran
Pembakaran ialah reaksi kimia yang cepat antara oksigen dan bahan bakar,
disertai keluarnya kalor.
Pembakaran spontan =
Pembakaran sempurna =
Pembakaran parsial =
4. Komposisi
H + O2 → H2 O
Proses pembakaran = reaksi antara bahan bakar dan oksigen, diikuti cahaya
dan timbul kalor. Oksigen yang dipakai biasanya dari udara. Udara terdiri dari: 79%
N2 + 21% O2 .
Catatan: - Untuk komposisi gas, yang dimaksud adalah komposisi volum atau
komposisi mol.
- Untuk bahan padat dan cair, yang dimaksud komposisi adalah komposisi
berat.
Pembakaran sempurna = complete combustion terjadi kalau semua unsur C, H
dan S yang terkandung dalam bahan bakar bereaksi membentuk CO2 , H2 O dan SO2 .
Pembakaran sempurna dapat dicapai dengan:
- pencampuran antara bahan bakar dan oksidator tepat/baik, dengan rasio
bahan bakar
tepat. Pencampuran yang baik terjadi kalau berlangsung secara turbulen.
udara
Campuran stoikiometris: kalau jumlah oksigen dalam campuran tepat untuk
bereaksi dengan C, H dan S membentuk CO2 , H2 O dan SO2 .
Pembakaran sempurna = perfect combustion, yaitu “complete combustion”
yang jumlah bahan bakar dan oksidatornya (oksigen atau udara) stoikiometris.
Pembakaran parsial = incomplete combustion terjadi jika proses pembakaran
bahan bakar menghasilkan “intermediate combustion product” seperti CO, H2 ,
aldehid, disamping CO2 dan H2 O. Kalau oksidatornya udara, gas hasil pembakaran
juga mengandung N2 .
Pembakaran parsial dapat terjadi antara lain karena:
- pasokan oksidatornya terbatas atau kurang dari jumlah yang diperlukan,
- nyala ditiup/diembus,
- nyala didinginkan dengan dikenai benda/permukaan dingin.
Pembakaran spontan = spontaneous combustion terjadi jika zat/bahan
mengalami oksidasi perlahan-lahan, kalor yang dihasilkan tidak dilepas, sehingga
suhu bahan naik secara perlahan juga sampai suhu mencapai titik bakarnya (ignition
point), maka bahan terbakar dan menyala.
Oksidasi: reaksi antara oksigen dan bahan yang dapat terbakar, berlangsung
relatif pelan, tanpa timbul cahaya dan tanpa timbul kalor yang cepat, meskipun jumlah
kalor yang dihasilkan seluruhnya cukup berarti.
Kalor Pembakaran: kalor yang dihasilkan dari pembakaran sempurna 1 satuan
berat bahan bakar padat atau bahan bakar cair atau 1 satuan volume bahan bakar gas
pada kondisi baku.
Kondisi baku: tekanan 1 atm, suhu 250 C atau 600 F atau 00 C.
Available heat = kalor guna = (kalor pembakaran) – (kalor untuk mengubah
suhu bahan bakar dan udara menjadi suhu baku T0 ) – (kalor untuk mengubah suhu
hasil pembakaran ke T0 )
Kalor yang diperlukan = heat required = (kalor untuk mendapatkan kerja) +
(kalor hilang dari dinding sistem pembakaran) + (kalor hilang karena radiasi dari
lubang-lubang sistem pembakaran) + (kalor untuk pemanasan awal sistem
pembakaran). –untuk operasi batch-
Kalor yang diperlukan = kalor guna.
Contoh: Bahan bakar gas dengan rumus molekul Cx Hy . Bagaimana beda HHV –
LHV
Contoh:
Gas metana = gas alam = CH4 dibakar
udara udara
> : campuran encer.
bahan bakar aktual bahan bakar stoikh
= lean fuel mixture
- api yang timbul = api oksidasi.
- nyalanya cenderung pendek dan bersih.
udara udara
< : rich fuel mixture
bahan bakar aktual bahan bakar stoikh
= campuran kental
- api yang timbul = api reduksi.
- nyalanya panjang dan berasap, karena pembakaran tidak sempurna.