ILMU PENGETAHUAN
DAN
TEKNOLOGI INFORMASI
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK VI
Jadwal :
Halaman Judul
Daftar Isi
Kata Pengantar
Pendahuluan
Permasalahan
Pembahasan
Kesimpulan
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan
Hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan Laporan Tutorial ini yang berjudul
“Laporan Tutorial Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Informasi” dengan tepat waktu
dan tanpa suatu halangan apapun
.Laporan Tutorial ini kami buat sebagai salah satu sarana untuk lebih
mendalami materi tentang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Informasi.
2. Anggota kelompok VI yang telah berperan aktif, dalam diskusi maupun pembuatan
tutorial ini.
Tak ada gading yang tidak retak, begitupun dengan laporan kami, untuk itu,
kami mohon maaf apabila dalam laporan ini, banyak kesalahan baik dalam isi maupun
sistematika. Kami juga berharap laporan ini dapat bermanfaat untuk pendalaman pada
Blok Humaniora.
Penulis
BAB 1. PENDAHULUAN
1.2 SKENARIO
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Informasi
Andi, seorang mahasiswa baru kedokteran gigi, merasa kesulitan
menyesuaikan cara belajarnya dengan strategi belajar Problem-Based Learning yang
diterapkan di Fakultas Kedoktaran Gigi UNEJ. Ia terbiasa belajar dengan cara
menghafal, namun kini harus mampu bepikir kritis terhadap penjelasan dosen dan
menerapkan cara-cara pemecahan masalah yang efektif. Hal lain yang harus ia kuasai
adalah ketrampilan memanfaatkan teknologi informasi untuk penelusuran sumber
belajar. Ini cukup sulit baginya. Ia memang sering mencari artikel melalui internet,
tetapi ternyata ia kesulitan membedakan mana artikel yang sahih digunakan sebagai
rujukan ilmiah mana yang tidak. Saat ini ia mendapat tugas membuat makalah. Andi
bingung, ia ingin mendapat nilai baik pada tugas tersebut namun tak tahu harus
berbuat apa supaya makalahnya memenuhi kaidah ilmiah yang ditetapkan.
3. Apa hubungan antara system PBL, berpikir kritis, dan pemecahan masalah secara
efektif?
• Identifikasi masalah
• Analisis masalah
• Hipotesis/penjelasan logis/sistematis
• Identifikasi pengetahuan
2. Belajar mandiri/individual
3. Diskusi kelompok
• Pengulangan kegiatan
1. PBL
Fungsi PBL
1. Mahasiswa mampu berpikir kritis, mengembangkan inisiatif karena mampu
belajar sendiri
2. Mahasiswa menjunjung tinggi etika engineering dan memperhatikan legal.
3. Mahasiswa memperolehpengetahuandasar(basic sciences) yangberguna
untukmemec- ahkan masalah-masalah keteknikan yang dijumpainya,
4. mahasiswa terdorong untuk menggu- nakan strategi-strategi penyelesaian
masalah dan keterampilan berpikir yang ting- gi seperti melakukan analisis
dan sintesis, evaluasi, dan pembentukan penge- tahuan/pemahaman baru
karena PBL cukup kompleks dan ambigu
4. Membuat pelajaran lebih efisien sesuai dengan apa yang kita butuhkan. (Filosofi PBL
dan Strategi Pembelajaran ; Medical Education Unit FK Universitas Andalas)
Ada beberapa definisi dan intepretasi terhadap Problem Based Learning (PBL). Salahsatunya
menurut Duch (1995):
Problem Based Learning (PBL) adalah metode pendidikan yang medorong siswa untuk
mengenal cara belajar dan bekerjasama dalam kelompok untuk mencari penyelesaian
masalah-masalah di dunia nyata. Simulasi masalah digunakan untuk mengaktifkan
keingintahuan siswa sebelum mulai mempelajari suatu subyek. PBL menyiapkan siswa
untuk berpikir secara kritis dan analitis, serta mampu untuk mendapatkan dan menggunakan
secara tepat sumber-sumber pembelajaran.
Sejarah PBL
Program inovatif PBL pertama kali diperkenalkan oleh Faculty of Health Sciences of
McMaster University di Kanada pada tahun 1966. Yang menjadi ciri khas dari pelaksanaan
PBL di mcmaster adalah filosofi pendidikan yang berorientasi pada masyarakat, terfokus
pada manusia, melalui pendekatan antar cabang ilmu pengetahuan dan belajar berdasar
masalah.
Kemudian pada tahun 1976, Maastricht Faculty of Medicine di Belanda menyusul sebagai
institusi pendidikan kedokteran kedua yang mengadopsi PBL. Kekhasan pelaksanaan PBL di
Maastrich terletak pada konsep tes kemajuan (progress test) dan pengenalan keterampilan
medik sejak awal dimulainya program pendidikan. Dalam perkembangannya, PBL telah
diadopsi baik secara keseluruhan atau sebagian oleh banyak fakultas kedokteran di dunia.
Prinsip-prinsip PBL
Dalam PBL, siswa dituntut bertanggungjawab atas pendidikan yang mereka jalani, serta
diarahkan untuk tidak terlalu tergantung pada guru. PBL membentuk siswa mandiri yang
dapat melanjutkan proses belajar pada kehidupan dan karir yang akan mereka jalani.
Seorang guru lebih berperan sebagai fasilitator atau tutor yang memandu siswa menjalani
proses pendidikan. Ketika siswa menjadi lebih cakap dalam menjalani proses belajar PBL,
tutor akan berkurang keaktifannya.
Proses belajar PBL dibentuk dari ketidakteraturan dan kompleksnya masalah yang ada di
dunia nyata. Hal tersebut digunakan sebagai pendorong bagi siswa untuk belajar
mengintegrasikan dan mengorganisasi informasi yang didapat, sehingga nantinya dapat
selalu diingat dan diaplikasikan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang akan dihadapi.
Masalah-masalah yang didesain dalam PBL memberi tantangan pada siswa untuk lebih
mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah secara
efektif.
Siswa dihadapkan pada masalah dan mencoba untuk menyelesaikan dengan bekal
pengetahuan yang mereka miliki. Pertama-tama mereka mengidentifikasi apa yang harus
dipelajari untuk memahami lebih baik permasalahan dan bagaimana cara memecahkannya.
Langkah selanjutnya, siswa mulai mencari informasi dari berbagai sumber seperti buku,
jurnal, laporan, informasi online atau bertanya pada pakar yang sesuai dengan bidangnya.
Melalui cara ini, belajar dipersonalisasi sesuai dengan kebutuhan dan gaya tiap individu.
Setelah mendapatkan informasi, mereka kembali pada masalah dan mengaplikasikan apa
yang telah mereka pelajari untuk lebih memahami dan menyelesaikannya.
Di akhir proses, siswa melakukan penilaian terhadap dirinya dan memberi kritik
mambangun bagi kolega.
• Engage the problems they face in life and career with initiative and enthusiasm
(Terlibat masalah yang mereka hadapi dalam hidup dan karir dengan inisiatif dan
antusiasme)
• Problem-solve effectively using an integrated, flexible and usable knowledge base
(Memecahkan masalah secara efektif dengan menggunakan dasar, pengetahuan
terintegrasi yang fleksibel dan bermanfaat)
• Employ effective self-directed learning skills to continue learning as a lifetime habit
Mempekerjakan efektif keterampilan self-directed learning untuk terus belajar
sebagai kebiasaan seumur hidup
• Continuously monitor and assess the adequacy of their knowledge, problem-solving
and self-directed learning skills Terus memantau dan menilai kecukupan
pengetahuan, keterampilan pemecahan masalah dan belajar mengarahkan diri sendiri
• Collaborate effectively as a member of a group Berkolaborasi secara efektif sebagai
anggota kelompok
Scenario harus memiliki struktur yang tidak jelas sehingga mahasiswa terdorong
untuk membuat sejumlah hipotesis.
Bermakna dan ada hubungannya dengan kehidupan nyata mahasiswa sehingga
mereka termotivasi untuk mengarahkan dirinya sendiri dan menguji pengetahuan
dalam menyelasaikan tugas tersebut.
Cukup kompleks sehingga mahasiswa terdorong untuk menggunakan strategi
strategi penyelesain masalah dan keterampilan berfikir yang tinggi seperti
melakukan analisis dan sintesis, evaluasi dan pembentukan pengetahuan
( I wayan warmada, laboratorium Bahan Galian Jurusan Teknik Geologi FT-UGM)
b. Important
c. Novelty
d. Ambiguity clarified
e. Outside material
f. Lingking ideas
g. Justification
h. Critical assessment
i. Practical utility
j. Width of understanding
3. Penyelesaian masalah secara efektif (Abrori C. Berpikir kritis dalam profesi dokter.
Fakultas Kedokteran Universitas Jember.)
Problem
Curiousity
Learning Factors
(Culture, Social, Psychology, Religion)
Learning Method
Individual Group
PBL
Communication
1.PROSES BELAJAR
Proses pembelajaran adalah sebuah upaya bersama antara dosen dan mahasiswa
untuk berbagi dan mengolah informasi dengan tujuan agar pengetahuan yang terbentuk
ter-“internalisasi” dalam diri peserta pembelajaran dan menjadi landasan belajar secara
mandiri dan berkelanjutan. Maka kriteria keberhasilan sebuah proses pembelajaran adalah
munculnya kemampuan belajar berkelanjutan secara mandiri.
Sebuah proses pembelajaran yang baik, paling tidak harus melibatkan 3 aspek, yaitu : aspek
psikomotorik, aspek kognitif dan aspek afektif.
Untuk menghasilkan sebuah proses pembelajaran yang baik, maka paling tidak harus terdapat
4 tahapan, yaitu :
Proses belajar merupakan fungsi alami yang paling dasar, lebih mudah dan lebih
menyenangkan yang seharusnya dirasakan oleh si pelaku (Dr. George Lozanov,
1998). Dr. Lozanov telah membuktikan bahwa proses belajar dapat dipercepat dengan
cara tidak memberikan sugesti-sugesti kepada pelajar tentang keyakinan-keyakinan
terbatas.
Fungsi PBL
o Membuat pelajaran lebih efisien sesuai dengan apa yang kita butuhkan.
(Filosofi PBL dan Strategi Pembelajaran ; Medical Education Unit FK
Universitas Andalas)
Tujuan PBL
Membangun dan mengembangkan pembelajaran mahasiswa yang memenuhi kriteria
ketiga ranah pembelajaran (taxonomy of learning domains).
o Di bidang kognitif (knowledges): berupa ilmu dasar dan ilmu terapan secara
terintegrasi;
o Di bidang psikomotor (skills): berupa scientific reasoning, critical
o Di bidang kognitif (knowledges): berupa ilmu dasar dan ilmu terapan
o secara terintegrasi;
o Di bidang psikomotor (skills): berupa scientific reasoning, critical
o appraisal, information literacy, self- directed learning, life-long
o learning;
o Di bidang affektif (attitudes): berupa value of framework, hubungan
o antar-manusia, yang berkaitan masalah psikososial (psychosocial
o issues)
• Terlibat masalah yang mereka hadapi dalam hidup dan karir dengan inisiatif
dan antusiasme
• Memecahkan masalah secara efektif dengan menggunakan dasar,
pengetahuan terintegrasi yang fleksibel dan bermanfaat
• Mempekerjakan efektif keterampilan self-directed learning untuk terus belajar
sebagai kebiasaan seumur hidup
• Terus memantau dan menilai kecukupan pengetahuan, keterampilan
pemecahan masalah dan belajar mengarahkan diri sendiri
• Berkolaborasi secara efektif sebagai anggota kelompok (Southern Illinois
University (SIU))
2. Penyelesaian masalah secara efektif (Abrori C. Berpikir kritis dalam profesi dokter.
Fakultas Kedokteran Universitas Jember.)
Belajar berpikir kritis adalah belajar cara berfikir dimana menanggapi segala sesuatu
permasalahannya ditinjau dari sisi positif atau negative sehingga kita dapat
menyimpulkan atau membuat keputusan dengan baik dan mencapai tujuan tertinggi.
Dengan berpikir kritis akan dapat menjawab permasalahan-permasalahan yang
penting dengan baik dan mampu dengan cepat mendapatkan ide yang abstrak untuk
bisa membuat model penyelesaian masalah secara efektif (Abrori C)
o Important
o Novelty
o Ambiguity clarified
o Outside material
o Lingking ideas
o Justification
o Critical assessment
o Practical utility
o Width of understanding
Scenario harus memiliki struktur yang tidak jelas sehingga mahasiswa terdorong
untuk membuat sejumlah hipotesis.
Bermakna dan ada hubungannya dengan kehidupan nyata mahasiswa sehingga
mereka termotivasi untuk mengarahkan dirinya sendiri dan menguji pengetahuan
dalam menyelasaikan tugas tersebut.
Cukup kompleks sehingga mahasiswa terdorong untuk menggunakan strategi
strategi penyelesain masalah dan keterampilan berfikir yang tinggi seperti
melakukan analisis dan sintesis, evaluasi dan pembentukan pengetahuan
( I wayan warmada, laboratorium Bahan Galian Jurusan Teknik Geologi FT-UGM)
Nanda Afnita
1. Sebagai gudang ilmu
3. Fasilitas pendidikan
4. Standar kompetensi
7. Infrastktu pendidikan
Artikel shahih
Kaidah Ilmiah
Kaidah ilmiah suatu masalah suatu makalah meliputi aspek filosofi, etika, dan teknik.
• Aspek filosofis ini sendiri berkaitan dengan:
2. Ada pemecahan masalahnya, baik secara teori maupun empiris (penelitian) yang
dapat dipertanggungjawabkan.
Berkaitan dengan sikap ilmiah, yaitu jujur, tidak plagiat, cinta kebenaran dan
berkemauan untuk menjelaskan sesuatu berdasarkan fakta. Sikap ilmiah itu sendiri
adalah kecenderungan jiwa dan perilaku jiwa dan perilaku yang tumbuh dari
pendalaman ilmu dan metode ilmiah dalam mencari kebenaran untuk pengembangan
IPTEK.
• Teknik Penulisan
Dimulai bagian awal, utama dan akhir. Bagian awal memuat hal-hal umum. Bagian utama
memuat substansi yang mencakup pendahuluan, tinjauan pustaka, metode penelitian,
pembahasan, kesimpulan dan saran. Bagian akhir memuat materi yang mendukung dan
melengkapi sikap keterbukaan serta pertanggungjawaban karya ilmiah.
• Aspek Ontologi
Ilmu pengetahuan atau teori yang berdasarkan hal sebelumnya yang diuraikan secara :
2. Sistematis: saling berkaitan satu sama lain secara teratur dalam suatu keseluruhan.
5. Komprehensif: melihat objek tidak hanya dari satu sisi/sudut pandang melainkan
secara multidimensional atau secara keseluruhan (holistic)
7. Universal: muatan kebenarannya sampai tingkat umum yang berlaku dimana saja.
• Aspek Epistemologi.
Teori pengetahuan atau kajian tentang justifikasi kebenaran pengetahuan atau kepercayaan
atau menurut pengetahuan manusia.
• Aspek Semantis.