Anda di halaman 1dari 15

MINERAL

MINERAL

III.1 Pengertian Mineralogi


Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari asal usul genesa mineral,
sifat fisik dan kimianya serta klasifikasi dan pemanfaatannya.
Minerologi terdiri dari kata mineral dan logos, dimana mengenai arti mineral mempunyai
pengertian berlainan dan bahkan dikacaukan dikalangan awam. Sering diartikan sebagai
bahan bukan organic ( Anorganik).

III.2 Pengertian Mineral


Sedangkan mineral adalah suatu zat ( fasa ) padat yang terdiri dari unsur atau persenyawaan
kimia yang dibentuk secara alamiah oleh proses-proses anorganik, mempunyai sifat-sifat
kimia dan fisika tertentu dan mempunyai penempatan atom-atom secara beraturan di
dalamnya, atau dikenal sebagai struktur kristal.
Selain itu kata mineral juga mempunyai banyak arti, hal ini tergantung darimana kita
meninjaunya. Mineral dalam arti farmasi lain dengan pengertian di bidang geologi. Istilah
mineral dalam arti geologi adalah zat atau benda yang terbentuk oleh proses alam, biasanya
bersifat padat serta tersusun dari komposisi kimia tertentu dan mempunyai sifat-sifat fisik
yang tertentu pula. Mineral terbentuk dari atom-atom serta molekul-molekul dari berbagai
unsur kimia, dimana atom-atom tersebut tersusun dalam suatu pola yang teratur. Keteraturan
dari rangkaian atom ini akan menjadikan mineral mempunyai sifat dalam yang teratur.
Mineral pada umumnya merupakan zat anorganik. ( Murwanto, Helmy, dkk. 1992 )
Maka pengertian yang jelas dari batas mineral oleh beberapa ahli geologi perlu diketahui
walaupun dari kenyataannya tidak ada satupun persesuaian umum untuk definisinya.
Definisi mineral menurut beberapa ahli :
L.G. Berry dan B. Mason, 1959
Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam terbentuk secara anorganik,
mempunyai komposisi kimia pada batas – batas tertentu dan mempunyai atom – atom yang
tersusun secara teratur.
D.G.A Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972
Mineral adalah suatu bahan padat yang secara structural homogen mempunyai komposisi
kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang anorganik.
A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977
Mineral adalah suatu bahan atau zat yang homogen mempunyai komposisi kimia tertentu atau
dalam batas – batas dan mempunyai sifat – sifat tetap, dibentuk dialam dan bukan hasil suatu
kehidupan.

Sebagian besar mineral – mineral ini terdapat dalm keadaan padat, akan tetapi dapat juga
berada dalam keadaan setengah padat, gas, ataupun cair. Mineral – mineral padat itu biasanya
terdapat dalam bentuk – bentuk kristal, yang agak setangkup, dan yang pada banyak sisinya
dibatasi oleh bidang – bidang datar. Bidang – bidang geometric ini memberi bangunan yang
tersendiri sifatnya pada mineral yang bersangkutan. Minyak bumi misalnya adalah mineral
dalam bentuk cair, sedangkan gas bumi adalah mineral dalam bentuk gas. Sebagian dari
mineral dapat juga dilihat dalam bentuk amorf, artinya tidak mempunyai susunan dan
bangunankristal sendiri. Pengenalan atau dterminasi mineral – mineral dapat didasarkan atas
bebagai sifat dari mineral – mineral tersebut.

III.3 Jenis Mineral


Mineral ada yang merupakan unsur bebas dan ada yang merupakan bentuk persenyawaan.

1. Silicates
Menyusun 95 % bagian litosfer dan mantel bumi bagian atas. Komposisi utamanya adalah
Silicon ( Si ) dan Oksigen ( O ).

Framework silicates, yang paling berlimpah di alam adalah :


Quartz
Feldspars:
Orthoclase, Kaya akan Kalium ( K )
Plagioclase, Kaya akan Kalsium ( Ca ) dan Natrium ( Na )
Sheet silicates
Micas
Muscovite, kaya akan Alumunium ( Al ) dan berwarna cerah
Biotite, kaya akan Besi ( Fe ) dan berwarna gelap
Chain silicates
Pyroxenes, berantai tunggal
Amphiboles, berantai ganda
Single tetrahedron
Olivine

Oxides
Tersusun dari Oksigen ( O ) dan logam atau ion-ion lain.
Hematite (Fe2O3)
Magnetite (Fe3O4)
Corundum (Al2O3

3. Carbonates
Tersusun dari ion inti ( CO3 )2 , yang berkombinasi atau bergabung dengan Ca, Mg, Fe, Cu,
dan lain-lain. Terdapat kurang lebih 80 jenis mineral karbonat, tetapi yang paling umum
adalah :
Calcite
Aragonite
Dolomite

4. Sulfides
Merupakan kombinasi atau gabungan satu atau lebih logam dengan sulfur ( S ). Contohnya
adalah :
Galena (PbS)
Pyrite (FeS2)  Kalkopirit (CuFeO2)

Sulfates
Penyusun utamanya adalah ion Sulfat ( SO4 ) yang berkombinasi atau bergabung dengan Ca,
Ba, Mg, Fe, Cu, dan lain-lain. Contohnya adalah :
Gypsum (Ca SO4 2 H2O )
Anhydrite (Ca SO4)
Barite (Ba SO4 )

6. Posphates
Penyusun utamanya adalah ion Fosfat ( PO4 ) yang berkombinasi atau bergabung dengan Ca,
Ba, Mg, Fe, Cu, dan lain-lain. Contohnya adalah :
Apatite (2(Ca5 PO4)3 F )

7. Native elements
Contoh mineralnya adalah :
Logam :
Gold (Au)
Silver (Ag)
Platinum (Pt)
Non-Logam :
Diamond (C)
Graphite (C)
Sulfur (S)

III.4 Mineral utama pembentuk batuan beku


Kelompok Olivin (ortorombik) :
Forsterit (Mg2 SiO4)
Olivin (Mg Fe SiO4)
Fayalit (Fe SiO4)
Kelompok piroksen:
Klinopiroksen (monoklin) :
Augit (Ca,Fe,Mg,Al SiO3)
Diopsid (Ca,Fe,Mg,Al SiO3)
Ortopiroksen (ortorombik) :
Enstatite (MgSiO3)
Hyperstene (Mg,Fe SiO3)
Kelompok amfibol Ca2(Mg,Fe)2 Si8O22(OH)2 :
Hornblende (monoklin)
Actinolite
Tremolite
Glaucophane
Kelompok mineral mika (H2K Al3SiO4)3 :
Biotit (monoklin)
Muskovit (monoklin)
Kelompok K Felspar (K Al Si3O8) :
Ortoklas (monoklin)
Sanidine (monoklin)
Mikroklin (triklin)
Kelompok plagioklas (Ca – Na)AlSi3O8 :
Monoklin - triklin
Kuarsa (SiO2)
hexagonal
III.5 Sifat Fisik Mineral
III. 5. 1 Kilap ( Lustre )
Gejala ini terjadi apabila pada mineral dijatuhkan cahaya refleksi dan kilap suatu mineral
sangat penting untuk diketahui. Beberapa kilap yang sering digunakan adalah sebagai
berikut :
Kilap Logam ( Metallic Lustre ), kilap yang dihasilkan dari mineral-mineral logam, seperti
Galena, Grafit, Hematit, Kalkopirit, Magnetit, Pirit.
Kilap Sub Logam ( Sub Metallic Lustre ), kilap yang dihasilkan dari mineral hasil alterasi
mineral sebelumnya, seperti Ilmenit ( FeO. TiO2)
Kilap Non Logam (Non Metallic Lustre),
~ Kilap Intan (Adamantin Lustre), kilap sangat cemerlang seperti pada intan permata, seperti
Intan.
~ Kilap Kaca (Vitreous Lustre), kilap seperti pada pecahan kaca, seperti Kalsit, Kwarsa.
~ Kilap Sutera (Silky Lustre), kilap seperti sutera, biasanya terlihat pada mineral-mineral
yang menyerat, seperti Aktinolit, Asbes, Gipsum
~ Kilap Damar (Resinous Lustre), kilap seperti damar, seperti Sphalerit, Monasit
~ Kilap Mutiara (Pearly Lustre), kilap seperti mutiara, biasanya terlihat pada bidang-bidang
belah dasar mineral, seperti Nefelin, Opal, Serpentin, Brukit.
~ Kilap Tanah (Limonit Lustre) atau kilap guram ( Dull ), biasanya terlihat pada mineral-
mineral yang kempal, seperti Bauxit, Kaolin, Limonit
~ Kilap Lemak ( Greasy Lustre ), kilap seperti lemak, seakan-akan terlapis oleh lemak,
seperti Nefelin.

III. 5. 2 Warna ( Colour )


Mineral seperti Magnetite dan Galena mempunyai warna tetap, tetapi ada beberapa mineral
akan mempunyai warna yang bervariasi. Warna-warna dari mineral antara lain :
Putih : Kaolin ( Al2O3.2SiO2.2H2O ), Gypsum ( CaSO4.H2O ), Milky Kwartz (Kwarsa
Susu) ( SiO2 )
Kuning : Belerang ( S )
Emas : Pirit ( FeS2 ), Kalkopirit ( CuFeS2 ), Ema ( Au )
Hijau : Klorit ((Mg.Fe)5 Al(AlSiO3O10) (OH)), Malasit ( Cu CO3Cu(OH)2 )
Biru : Azurit ( 2CuCO3 .Cu (OH)2), Beril ( Be3 Al2 (Si6O18))
Merah : Jasper, Hematit ( Fe2O3 )
Coklat : Garnet, Limonite ( Fe2O3)
Abu-abu : Galena ( PbS )
Hitam : Biotit ( K2 (MgFe)2 (OH)2 (AlSi3O10)), Grafit ( C ), Augit

III. 5. 3 Kekerasan (Hardness)


Kekerasan merupakan ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan relatif dari suatu
mineral tertentu dengan suatu urutan mineral yang dipakai sebagai standart kekerasan.
Mineral yang mempunyai kekerasan lebih kecil akan mempunyai bekas goresan pada tubuh
mineral tersebut. Untuk standart kekerasan biasa yang dipakai adalah skala kekerasan dari
“MOHS” yang mempunyai 10 pembagian skala, dimulai dari skala untuk mineral yang
terlunak dan skala 10 untuk mineral yang terkeras.
Skala kekerasan Mineral “MOHS”
Skala Kekerasan Mineral Rumus Kimia
1 Talc H2Mg3 (SiO3)4
2 Gypsum CaSO4. 2H2O
3 Calcite CaCO3
4 Fluorite CaF2
5 Apatite CaF2Ca3 (PO4)2
6 Orthoklase K Al Si3 O8
7 Quartz SiO2
8 Topaz Al2SiO3O8
9 Corundum Al2O3
10 Diamond C

Sebagai perbandingan dari skala tersebut diatas, maka dibawah ini akan disajikan beberapa
alat penguji standart kekerasan, yaitu :
Kuku jari tangan 2,5
Kawat tembaga 3
Pecahan kaca 5,5 - 6
Kikir Baja/ jarum baja 6,6 – 7

III. 5. 4 Cerat (Streak)


Cerat merupakan warna mineral dalam bentuk hancuran/ serbuk. Hal ini dapat diperoleh bila
mineral digoreskan pada keping porselin kasar, atau dengan membubuk mineral, kemudian
warna bubuk itu dilihat.
Cerat tersebut sama dengan warna mineralnya, tetapi dapat juga berbeda dengan dengan
warna mineralnya. Warna cerat untuk mineral tertentu umumnya tetap walaupun warna
mineralnya berubah-ubah. Contohnya :
Pirit : berwarna keemasan namun jika digoreskan pada plat porselin akan meninggalkan jejak
berwarna hitam.
Hematite : berwarna merah namun bila digoreskan pada plat porselin akan meninggalkan
jejak berwarna merah kecoklatan.
Augite : Ceratnya abu-abu kehijauan
Biotite : Ceratnya tidak berwarna
Orthoklase : Ceratnya putih

III. 5. 5 Belahan (Cleavage )


Belahan merupakan kecendrungan mineral untuk membelah diri pada suatu arah atau lebih
yang dikontrol oleh struktur atom.
Belahan mineral akan selalu sejajar dengan bidang permukaan kristal yang rata, karena
belahan merupakan gambaran dari struktur dalam dari kristal.
Belahan tersebut akan menghasilkan kristal menjadi bagian-bagian kristal yang kecil, yang
setiap bagian kristal dibatasi oleh bidang yang rata.
Berdasarkan dari bagus atau tidaknya permukaan bidang belahannya, belahan dapat dibagi
menjadi :
Sempurna ( Perfect )
Yaitu apabila mineral mudah terbelah melalui arah belahannya yang merupakan bidang yang
rata dan sukar pecah selain melalui bidang belahannya.
Contoh : Calcite
Muscovite
Galena
Halite

Baik ( Good )
Yaitu apabila mineral mudah terbelah melalui bidang belahannya yang rata, tetapi dapat juga
terbelah.
Contoh : Apatite
Cassiterite
Native Sulphur
Jelas (Distinct)

Tidak Jelas (Indistinct)

Berdasarkan banyaknya belahan pada mineral, belahan dapat dibagi menjadi :


Belahan 1 arah, contohnya : Muskovit
Belahan 2 arah ( 60O/120O ), contohnya : Feldspar
Belahan 3 arah ( 90O ), contohnya : Halit, Galena
Belahan 3 arah ( 60O/90O ), contohnya : Kalsit
Belahan 4 arah, contohnya : Fluorit.

III. 5. 6 Pecahan (Fracture)


Merupakan kecendrungan mineral untuk terpisah dalam arah yang tidak teratur. Tidak
dikontrol kuat oleh struktur atom. Apabila suatu mineral mendapatkan tekanan yang
melampaui batas plastisitas dan elastisitasnya, maka mineral tersebut akan pecah.
Pecahan dapat dibagi menjadi :
Choncoidal : Pecahan yang memperlihatkan gelombang yang melengkung dipermukaannya,
seperti kenampakan pada botol pecah. Contohnya : Quartz ( Kwarsa )
Hackly : Pecahan dimana permukaannya tidak teratur dengan ujung-ujung yang runcing.
Contohnya : Native Metals ( Cu, Ag )
Even : Pecahan mineral dengan permukaan bidang pecah kecil-kecil dengan ujung pecahan
masih mendekati bidang datar. Contohnya : Limonit, Muscovite, Talc, Biotite, Mineral
Lempung.
Uneven : pecahan yang kasar dengan permukaan yang tidak teratur dengan ujung-ujung yang
runcing. Contohnya : Garnet, Hematite, Kalkopirit, Magnetit.
Splintery : pecahan mineral yang hancur menjadi kecil-kecil dan tajam menyerupai benang
atau berserabut. Contohnya : Augit, Hipersten, Anhydrite, Serpentine.
Earthy : pecahan mineral yang hancur seperti tanah. Contohnya : Kaoline,

III. 5. 7 Bentuk ( Form )


Apabila dalam pertumbuhannya tidak mengalami gangguan apapun, maka mineral akan
mempunyai bentuk kristal yang sempurna. Tetapi bentuk sempurna ini jarang didapatkan
karena di alam gangguan-gangguan tersebut selalu ada. Mineral yang dijumpai di alam
srering bentuknya tidak berkembang sebagaimana mestinya, sehingga sulit untuk
mengelompokan mineral kedalam sistem kristalografi.
Sebagai gantinya dipakai istilah perawakan kristal ( crystal habit ), bentuk khas mineral
ditentukan oleh bidang yang membangunnya, termasuk bentuk dan ukuran relatif bidang-
bidang tersebut.
Perawakan kristal dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu :
Perawakan memanjang ( Elongated Habits )
Meniang ( Columnar )
Bentuk kristal prismatik yang menyerupai bentuk tiang. Contohnya : Tourmaline, Pyrolusite,
Wollastonite.
Menyerat ( Fibrous )
Bentuk kristal yang menyerupai serat-serat kecil. Contohnya : Asbestos, Gypsum, Silimanite,
Tremolite, Pyrophillite.
Menjarum ( Acicular )
Bentuk kristal yang menyerupai jarum-jarum kecil. Contohnya : Natrolite, Glaucophane.
Menjaring ( Reticulate )
Bentuk kristal yang kecil panjang yang tersusun menyerupai jaring. Contohnya : Rutile,
Cerussite.
Membenang ( Filliform )
Bentuk kristal kecil-kecil yang menyerupai benang. Contohnya : Silver
Merabut ( Cappilery )
Bentuk kristal yang kecil-kecil menyerupai rambut. Contohnya : Cuprite, Bysolite.
Mondok ( Stout, Stubby, Equant )
Bentuk kristal pendek, gemuk sering terdapat pada kristal-kristal dengan sumbu c lebih
pendek dari sumbu lainnya. Contohnya : Zircon.
Membintang ( Stellated )
Bentuk kristal yang tersusun menyerupai bintang. Contohnya : Pirofilit.
Menjari ( Radiated )
Bentuk-bentuk kristal yang tersusun menyerupai bentuk jari-jari. Contohnya : Markasit,
Natrolit.

Perawakan Mendatar ( Flattened Habit )


Membilah ( Bladed )
Bentuk kristal yang panjang dan tipis menyerupai bilah kayu, dengan perbandingan antara
lebar dengan tebal sangat jauh. Contohnya : Kyanite, Glaucophane, Kalaverit.
Memapan ( Tabular )
Bentuk kristal pipih menyerupai bentuk papan, dimana lebar dengan tebal tidak terlalu jauh.
Contohnya : Barite, Hematite, Hypersthene.
Membata ( Blocky )
Bentuk kristal tebal menyerupai bentuk bata, dengan perbandingan antara tebal dan lebar
hampir sama. Contohnya : Microline.
Mendaun ( Foliated )
Bentuk kristal pipih dengan melapis ( lamellar ) perlapisan yang nudah dikupas/dipisahkan.
Contohnya : Mica, Talk, Chlorite.

Memencar ( Divergent )
Bentuk kristal yang tersusun menyerupai bentuki kipas terbuka. Contohnya : Gypsum,
Millerite.
Membulu ( Plumose )
Bentuk kristal yang tersusun membentuk tumpukan bulu. Contohnya : Mica

Perawakan Berkelompok ( Rounded Habits )


Mendada ( Mamillary)
Bentuk kristal bulat-bulat menyerupai buah dada ( breast like ). Contohnya : Malachite, Opal,
Hemimorphite.
Membulat ( Colloform )
Bentuk kristal yang menunjukan permukaan yang bulat-bulat. Contohnya : Glauconite,
Cobaltite, Bismuth, Geothite, Franklinite, Smallite.
Membulat jari ( Colloform Radial )
Bentuk kristal yang membulat dengan struktur dalam memencar menyerupai bentuk jari.
Contohnya : Pyrolorphyte.
Membutir ( Granular )
Kelompok kristal kecil yang berbentuk butiran. Contohnya : Olivine, Anhydrite, Chromite,
Sodalite, Alunite.
Memisolit ( Pisolitin )
Kelompok kristal lonjong sebesar krikil, seperti kacang tanah. Contohnya : Gibbsite, Pisolitic
Limestone.
Stalaktit ( Stalactitic )
Bentuk kristal yang membulat dengan litologi gamping. Contohnya : Geothite.
Mengginjal ( Reniform )
Bentuk kristal yang menyerupai bentuk ginjal. Contohnya : Hematite.

III. 5. 8 Berat Jenis (Specific Gravity)


Berat jenis adalah angka perbandingan antara berat suatu mineral dibandingkan dengan berat
air pada volume yang sama.
Cara yang umum untuk menentukan berat jenis yaitu dengan menimbang mineral tersebut
terlebih dahulu, misalnya beratnya x gram. Kemudian mineral ditimbang lagi dalam keadaan
di dalam air, misalnya beratnya y gram. Berat terhitung dalam keadaan di dalam air adalah
berat miberal dikurangi dengan berat air yang volumenya sama dengan volume butir mineral
tersebut. Rumus perhitungan berat jenis:

Berat Jenis = (Berat di Luar Air)/(Berat di Luar Air-Berat Dalam Air)

III. 5. 9 Sifat Dalam


sifat mineral kita berusaha untuk mematahkan, memotong, menghancurkan, membengkokkan
atau mengiris.Yang termasuk sifat ini adalah
Rapuh (brittle) : mudah hancur tapi bias dipotong-potong, contoh : kwarsa, orthoklas, kalsit,
pirit.
Mudah ditempa (malleable) : dapat ditempa menjadi lapisan tipis, seperti : emas, tembaga.
Dapat diiris (secitile) : dapat diiris dengan pisau, hasil irisan rapuh, contoh : gypsum.
Fleksible : mineral berupa lapisan tipis, dapat dibengkokkan tanpa patah dan sesudah
bengkok tidak dapat kembali seperti semula. Contoh : mineral talk, selenit.
Blastik : mineral berupa lapisan tipis dapat dibengkokkan tanpa menjadi patah dan dapat
kembali seperti semula bila kita henikan tekanannya, contoh : muskovit.

III. 5.10 Kemagnetan


Merupakan sifat mineral terhadap gaya magnet. Dikatakan sebagai feromagnetik bila mineral
dengan mudah tertarik gaya magnet seperti magnetic, phirhotit. Mineral-mineral yang
menolak gaya magnet disebut diamagnetic, dan yang tertarik lemah yaitu paramagnetic.
Untuk melihat apakah mineral mempunyai sifat magnetic atau tidak kita gantungkan pada
seutas tali/benang sebuah magnet, dengan sedikit demi sedikit mineral kita dekatkan pada
magnet tersebut. Bila benang bergerak mendekati berarti mineral tersebut magnetic. Kuat
tidaknya bias kita lihat dari besar kecilnya sudut yang dibuat dengan benang tersebut dengan
garis vertikal.

III. 5.11 Kelistrikan


Sifat listrik mineral dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu pengantar arus atau londuktor dan
idak menghantarkan arus disebut non konduktor. Dan ada lagi istilah semikonduktor yaitu
mineral yang bersifat sebagai konduktor dalam batas-batas tertentu.

III. 5.12 Daya Lebur


Daya lebur mineral yaitu meleburnya mineral apabila dipanaskan, penyelidikannya dilakukan
dengan membakar bubuk mineral dalam api. Daya leburnya dinyatakan dalam derajat
keleburan.

III. 5.13 Transparansi


Sifat transparan dari suatu mineral tergantung kepada kemampuan mineral tersebut men-
transmit sinar cahaya ( berkas sinar ). Sesuai dengan itu, variasi jenis mineral dapat
dibedakan menjadi :
Tembus (Transparant), contohnya : Kalsit, Kuarsa
Agak Tebus/Setengah Tembus (Translucens), contohnya : Opal
Tidak Tembus (Opaq), contohnya : Feldspar, Piroksen, Hornblende

III. 5.14 Bau


Melalui gesekan dan penghilangan dari beberapa zat yang bersifat volitatile melalui
pemanasan atau melalui penambahan suatu asam, maka kadang-kadang bau ( Odour ) akan
menjadi cirri-ciri yang khas dari suatu mineral.
Alliaceous : Bau seperti bawang
Horse Radish Odour : Bau dari lobak kuda yang menjadi busuk
Sulphurous : bau belerang yang sangat menyengat
Bituminous : bau seperti bau aspal
Fetid : bau seperti telur busuk
Argillaceous : bau seperti lempung basah

III. 5.15 Rasa


Rasa hanya dipunyai oleh mineral-mineral yang bersifat cair :
Astringet : rasa yang umumnya dimiliki oleh sejenis logam
Sweetist Astringet : rasa seperti pada tawas
Saline : rasa yang dimiliki garam
Alkaline : rasa seperti pada soda
Bitter : rasa seperti rasa garam pahit
Cooling : rasa seperti rasa sendawa
Sour : rasa seperti asam belerang

III. 5.16 Rabaan


Kadang-kadang raba merupakan karakter yang penting. Misalnya, permukaan kristal yang
bila diraba serasa menyentuh permukaan benda tertentu, ex: Mengusap talk serasa menyentuh
permukaan sabun.

III. 6 Sifat- sifat optik dari mineral - mineral


Sifat – sifat optik dari minera dapat diamati dengan menggunakan mikroskop dengan metode
tanpa nikol (nikol sejajar) maupun dengan nikol (nikol bersilang)
III.6.1 Pengamatan Tanpa Nikol (Nikol Sejajar)
Sifat-sifat optik yang dapat diamati adalah ketembusan cahaya, inklusi, ukuran, bentuk,
belahan dan pecahan, indeks bias dan relief, warna, dan pleokroisme.
Ketembusan Cahaya
Berdasar atas sifatnya terhadap cahaya, mineral dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu
mineral yang tembus cahaya/transparent dan mineral tidak tembus cahaya /mineral
opak/mineral kedap cahaya.
Di bawah ortoskop semua mineral kedap cahaya tampak sebagai butiran yang gelap/hitam.
Mineral jenis ini tidak dapat dideskripsikan dengan mikroskop polarisasi, dan dapat dipelajari
lebih lanjut dengan mikroskop pantulan. Mineral tembus cahaya dapat dibagi menjadi dua
jenis yaitu mineral berwarna dan mineral tidak berwarna.

Inklusi
Pada kristal tertentu, selama proses kristalisasi sebagian material asing yang terkumpul pada
permukaan bidang pertumbuhannya akan terperangkap dalam kristal, dan seterusnya menjadi
bagian dari kristal tersebut. Material tersebut dapat berupa kristal yang lebih kecil dari
mineral yang berbeda jenisnya, atau berupa kotoran/impurities pada magma, dapat juga
berupa fluida baik cairan ataupun gas. Kungkungan dapat dikenali di bawah mikroskop tanpa
nikol apabila terdapat perbedaan antara bahan inklusi dengan kristal yang mengungkungnya,
misalnya pada ketembusannya, relief maupun perbedaan warna. Bidang batas antara inklusi
dengan mineral yang mengungkungnya dapat bersifat seperti batas bidang kristal biasa.

Ukuran mineral
Ukuran mineral dapat dinyatakan secara absolut dalam mm atau cm dan sebagainya.
Pengukuran lebar dan panjang atau diameter mineral dapat dilakukan dengan bantuan lensa
okuler yang berskala.

Bentuk mineral
Pengamatan bentuk mineral dilakukan dengan melihat atau mengamati bidang batas/garis
batas mineral tersebut. Hal yang perlu diperhatikan adalah apakah kristal tumbuh secara
bebas di dalam media cair atau gas, ataukah pertumbuhan tersebut terhalang oleh butir-butir
mineral yang tumbuh di sekitarnya, hal ini akan memberikan kenampakan bidang batas yang
relatif berbeda.
- Apabila kristal tersebut dibatasi oleh bidang kristalnya sendiri secara keseluruhan maka
kristal disebut mempunyai bentuk euhedral .
- Apabila kristal tersebut dibatasi oleh hanya sebagian bidang kristalnya sendiri maka kristal
disebut mempunyai bentuk subhedral .
- Apabila kristal tersebut tidak dibatasi oleh bidang kristalnya sendiri secara keseluruhan
maka kristal disebut mempunyai bentuk anhedral.

Parameter lain untuk menyatakan bentuk adalah jumlah dan perbandingan panjang bidang-
bidang batas kristal, terutama untuk kristal-kristal yang euhedral. Istilah yang sering
digunakan antara lain: prismatik, tabular, granular, lathlike, fibrous, foliated, radiated, dan
sebagainya. Untuk kristal yang dalam pertumbuhannya terhalang oleh kristal yang lain atau
juga terhalang magma yang kental, sering menghasilkan bentuk “incipient crystals”

Belahan
Belahan dalam sayatan mineral bisa terlihat dalam bentuk garis-garis yang teratur sepanjang
bidang belahannya, di mana kenampakannya bisa sangat baik, baik, buruk atau tidak ada.
Dalam hal tertentu sebaiknya orientasi belahan inii ditentukan kedudukannya terhadap sumbu
kristalnya. Belahan merupakan sifat fisikyang tetap pada satu jenis mineral yang
menunjukkan sifat khas dari struktur atom di dalamnya.
Belahan satu arah
Beberapa mineral dicirikan oleh adanya belahan pada satu arah saja, misalnya pada semua
mineral mika. Bidang-bidang belahan akan nampak sebagai garis lurus yang sejajar satu
dengan yang lain pada sayatan yang dipotong miring atau sejajar terhadap sumbu kristal atau
memotong arah bidang belahan. Sedangkan sayatan yang tegaklurus sumbu kristal atau
sejajar bidang belahan, maka belahan tidak akan nampak sama sekali

Pecahan
Pecahan atau fracture adalah kecenderungan dari suatu mineral untuk pecah dengan cara
tertentu yang tidak dikontrol oleh struktur atom seperti halnya belahan. Jenis-jenis pecahan
yang khas antara lain pecahan seperti gelas (subconchoidal fracture) pada kuarsa, pecahan
memotong pada olivin, ortopiroksen dan nefelin.
Indeks Bias dan Relief
Relief adalah ekspresi dari cahaya yang keluar dari suatu media kemudian masuk ke dalam
media yang lain yang mempunyai harga indeks bias yang berbeda, sehingga cahaya tersebut
mengalami pembiasan pada batas kontak kedua media tersebut. Semakin besar perbedaan
harga indeks bias antara kedua media, maka semakin jelas bidang batas natara keduanya.
Sebaliknya semakin kecil perbedaan harga indeks bias, maka kenampakan bidang batas antar
mineral akan semakin kabur. Untuk mempermudah pengamatan relief di bawah ortoskop,
maka sayatan mineral/batuan dilekatkan pada kaca dengan menggunakan media balsam
kanada yang mempunyai relief nol (sebagai standar) dengan n = 1.537.
Dalam pengamatan dan penilaian relief mineral secara relatif, maka harga relief mineral
harus dibandingkan dengan relief standar balsam kanada (n = 1.537) atau relief kuarsa (n =
1.544). setiap mineral yang mempunyai indeks bias kurang dari relief standar disebut
memiliki relief negatif, sedangkan mineral yang memiliki indeks bias lebih besar dari standar
disebut memiliki relief positif. Cara untuk membedakan jenis relief adalah dengan
menggunakan metode garis Becke. Selain penilaian relief positif/negatif, harga relief suatu
mineral juga dinilai berdasar tingkatan perbedaan harga indeks bias dengan n standar. Setiap
mineral yang mempunyai n relatif dekat dengan n standar yaitu antara 1.545 – 1.599 maka
disebut memiliki relief positif rendah

Warna dan pleokroisme


Warna yang tampak pada mikroskop polarisasi adalah warna yang dihasilkan oleh oleh sifat
cahaya yang bergetar searah dengan arah polarisator. Pada mineral yang bersifat isotropik
hanya terdapat satu warna saja yang tidak berubah sama sekali walaupun meja objek diputar,
sedangkan pada mineral yang bersifat anisotropik, dapat terjadi dua atau tiga warna yang
berbeda tergantung pada arah sayatan mana yang diamati.
Seluruh mineral yang menampakkan lebih dari satu warna disebut pleokroik, yang dicirikan
oleh dua warna disebut dikroik, dan tiga warna disebut trikroik. Dengan demikian mineral
yang isotropik selalu tidak mempunyai pleokroisme, mineral anisotropik sumbu satu akan
memiliki pleokroisme dikroik (apabila disayat tidak tegak lurus sumbu optik) dan tanpa
pleokroisme (apabila disayat tegak lurus sumbu optik), dan mineral anisotropik sumbu dua
akan bersifat trikroik, dikroik, maupun tanpa pleokroisme, tergantung sudut sayatannya.

III.6.2 Pengamatan Dengan Nikol (Nikol Bersilang)


Pengamatan ortoskopik nikol bersilang (crossed polarized light) dimaksudkan bahwa dalam
pengamatannya digunakan analisator bersilangan dengan polarisator (sinar diserap dalam dua
arah yang saling tegak lurus). Sifat yang dapat diamati adalah sifat optik yang berhubungan
dengan kedudukan dan jumlah sumbu optik. Sifat optik yang diamati antara lain warna
interferensi, gelapan dan kedudukan gelapan serta .

Warna Interferensi
Warna interferensi adalah sifat optik yang sangat penting, namun penjelasannya cukup rumit,
sehingga kita harus memahami konsep dasarnya secara bertahap.
Pada posisi sumbu sinar sembarang terhadap arah getar polarisator inilah, komponen sinar
lambat dan cepat tidak diserap oleh analisator, sehingga dapat diteruskan hingga mata
pengamat. Karena perbedaan kecepatan rambat sinar cepat dan lambat inilah, maka terjadi
yang disebut sebagai beda fase atau retardasi. Semakin besar selisih indeks bias, semakin
besar beda fase/retardasinya.
Warna interferensi dapat ditentukan dengan memutar meja objek yang terdapat sayatan
mineral hingga diperoleh terang maksimal. Warna terang tersebut dicocokkan dengan tabel
interferensi Michel – Levy Chart.
- polariser + analyser
- polariser + isotropic mineral + analyser
- polariser + anisotropic mineral + analyser (position perpendicular to the optic axis)
- polariser + anisotropic mineral + analyser. Specific position: extinction position
- polariser + anisotropic mineral + analyser. General position: interference colour

Tanda rentang optik


Tanda rentang optik adalah istilah untuk menunjukkan hubungan antara sumbu kristalografi
(terutama arah memanjangnya kristal) dengan sumbu sinar cepat (x) dan lambat (z).
Tujuannya adalah menentukan sumbu sinar mana (x atau z) yang kedudukannya berimpit
atau dekat (menyudut lancip) dengan sumbu panjang kristal. Dengan demikian, TRO hanya
dimiliki oleh mineral yang memiliki belahan satu arah atau arah memanjangnya mineral
(sumbu c). Jenis tanda rentang optik yaitu :
Length slow (+) = sumbu c berimpit /menyudut lancip dengan arah getar sinar lambat (sumbu
z). Keadaan ini dinamakan Addisi yaitu penambahan orde warna interferensi pada saat
kompensator digunakan.
Length fast (-) = sumbu c berimpit/menyudut lancip dengan arah getar sinar cepat (sumbu x).
Keadaan ini dinamakan Substraksi yaitu pengurangan orde warna interferensi pada saat
kompensator digunakan.
Penentuan tanda rentang optik dilakukan dengan pengamatan nikol bersilang dengan
menggunakan kompensator (keping gips/baji kuarsa). Cara menentukan orientasi optik dan
sudut gelapan antara lain:
Letakkan mineral pada posisi sumbu panjang (c) sejajar PP (vertikal)
Putar meja objek sehingga pada terang max
Catat warna interferensinya, orde…
Masukkan keping kompensator, perhatikan gejala yang terjadi, addisi atau subtraksi
Jika subtraksi = z kompensator tegak lurus z indikatriks mineral, à length fast, TRO negatif
Jika addisi = z kompensator sejajar z indikatriks mineral, à length slow, TRO positif
Putar meja ke kiri hingga gelap maks, pada kedudukan ini z atau g sejajar atau tegaklurus PP,
catat kedudukan ini Ao
Putar kembali meja objek hingga sumbu panjang kristal sejajar PP, catat kedudukannya Bo
Sudut gelapannya = A-B
Kembaran
Selama pertumbuhan kristal atau pada kondisi tekanan dan temperatur tinggi, dua atau lebih
kristal intergrown dapat terbentuk secara simetri. Simetri intergrown inilah yang dikenal
sebagai kembaran.
Kembaran hanya dapat diamati pada nikol bersilang karena kedudukan kisi pada dua lembar
kembaran yang berdampingan saling berlawanan, sehingga kedudukan gelapan dan warna
interferensi maksimalnya berlainan.
Secara genesa, kembaran dapat terbentuk dalam tiga proses yang berbeda yaitu kembaran
tumbuh, transformasi, dan deformasi

Kembaran tumbuh/Growth Twins


Kembaran ini terbentuk bersamaan pada saat kristalisasi atau pertumbuhan kristal, di mana
dua unit kristal berbagi dan tumbuh dari satu kisi yang sama dengan orientasi
berlawananJenis kembaran ini terbagi atas kembaran kontak dan kembaran penetrasi. Contoh
jenis kembaran ini adalah kembaran carlsbad pada ortoklas dan kembaran albit pada
plagioklas.

Kembaran transformasi
Kembaran ini dapat terjadi karena kristal mengalami transformasi karena perubahan P dan T
terutama karena perubahan T. Hal ini hanya dapat terjadi pada kristal yang mempunyai
struktur dan simetri yang berbeda pada kondisi P dan T yang berbeda. Pada saat P&T
berubah, bagian tertentu dari kristal ada yang stabil ada yang mengalami perubahan orientasi
kisi, sehingga terjadi perbedaan orientasi pada bagian berbeda dari kristal. Contoh: kembaran
dauphin dan kembaran brazil pada kuarsa terbentuk karena penurunan T. Contoh lain adalah
kembaran periklin yang terjadi pada saat sanidin (monoklin, high T) berubah menjadi
mikroklin (triklin, low T).

Kembaran Deformasi/Deformation Twins


Kembaran ini terjadi setelah kristalisasi, pada saat kristal telah padat. Karena deformasi
(perubahan P) atom pada kristal dapat terdorong dari posisi semula. Apabila perubahan posisi
ini terjadi pada susunan yang simetri, akan menghasilkan kembaran. Contoh kembaran jenis
ini adalah polisintetik pada kalsit.

Jenis-jenis kembaran :
Gelapan dan kedudukan gelapan
Pada pengamatan nikol bersilang, gelapan (keadaan di mana mineral gelap maksimal) dapat
terjadi karena tidak ada cahaya yang diteruskan oleh analisator hingga mata pengamat. Pada
zat anisotropik syarat terjadinya gelapan adalah kedudukan sumbu sinar berimpit dengan arah
getar polarisator dan/atau analisator. Sumbu sinar = sinar cepat (x) dan sinar lambat (z).
Sehingga dalam putaran 360o akan ada empat kedudukan gelapan. Sebaliknya kedudukan
terang maksimal (warna interferensi maksimal) terjadi pada saat sumbu sinar membuat sudut
45o terhadap arah getar PP dan AA.
Gelapan sejajar/paralel
Kedudukan gelapan di mana sumbu panjang kristal (sumbu c) sejajar dengan arah getar PP
dan/atau AA. Sehingga dapat dikatakan sumbu optik berimpit dengan sumbu kristalografi.
Gelapan miring
Kedudukan gelapan di mana sumbu panjang kristal (sumbu c) menyudut terhadap arah getar
PP dan/atau AA. Sehingga dapat dikatakan sumbu optik menyudut terhadap sumbu
kristalografi
Gelapan bergelombang
Terjadi pada mineral yang mengalami tegangan/distorsi sehingga orientasi sebagian kisi
kristal mengalami perubahan berangsur, dan kedudukan gelapan masing2 bagian agak
berbeda.
Gelapan bintik/mottled extinction
Umumnya terjadi pada mineral silikat berlapis (mika), hal ini terjadi karena perubahan
orientasi kisi kristal secara lokal, sehingga tidak seluruh bagian kristal sumbu sinarnya
berorientasi sama

Sifat Optik
Rock Forming Minerals

KUARSA
Colorless, relief rendah
Bentuk tak beraturan, dalam batuan umumnya anhedral
Tidak punya belahan
Gelapan bergelombang
Warna interferensi abu2 orde1
TO sumbu I (+)

ORTOKLAS
Colorles tapi agak keruh, relief rendah
Pada sayatan 001 terlihat kembaran carlsbad
WI abu2 terang orde I
TO sumbu 2 (-)

PLAGIOKLAS
Colorles tapi agak keruh, relief rendah-sedang
kembaran albit atau carlsbad-albit
WI abu2 terang orde I
TO sumbu 2 (-) dan (+)

OLIVIN
Abu2 agak kehijauan-transparan
Relief tinggi
Bentuk poligonal/prismatik
Pecahan tak beraturan, tanpa belahan
WI orde II
Pada bidang pecahan/rekahan sering teralterasi menjadi serpentin

5. KLINO PIROKSEN (AUGIT, DIOPSID)


Warna bening, abu-abu kecoklatan, prismatik, sayatan//c belahan 1arah, sayatan tegak lurus c
belahan 2 arah 90o
Gelapan miring, augit 45-54o diopsid 37-44o
TO (+) sb2

ORTOPIROKSEN (ENSTANTIN, HIPERSTEN)


Sifat optik sama dengan klinopiroksen
Yang membedakan adalah gelapannya sejajar (klino=miring)
TO sumbu 2 (-) àhipersten (+) à enstatit

HORNBLENDE
Warna kehijauan/kecoklatan,
relief tinggi,
pleokroisme kuat (dikroik/trikroik),
belahan 1 arah atau 2 arah 120o,
bentuk prismatik (biasanya memanjang),
gelapan miring 12-30o

BIOTIT
Warna coklat, kemerahan, kehitaman
Bentuk berlembar
Pleokroisme kuat
Gelapan sejajar

MUSCOVIT
Bentuk dan sifat optik lain mirip biotit, warna colorless

KALSIT
Colorless
Belahan sempurna tiga arah
Biasganda sangat tinggi
TO I (-)

TREMOLIT – AKTINOLIT
Warna colorless-agak kehijauan, bentuk prismatik memanjang/kolumnar, pleokroisme lemah,
gelapan miring 10-20o
Untuk bentuk dan sifat optik yang sama, warna kebiruan dengan sudut gelapan 4-6o
=glaukofan

Anda mungkin juga menyukai