Ungkapan “ ”جائته ساعتهjaa’athu saa‘atuhuu; mereka maksudkan dengan kalimat itu adalah
sebagai saat kegilaannya atau saat kemarahannya atau saat khas yang maksudnya dimengerti
pendengarnya.
Yang dimaksudkan dengan Sa‘ah itu adalah waktu secara mutlak. Orang-orang memutlakkan
kata Sa‘ah itu kepada apa yang menyamai dengan salah satu dari 24 bagian kata “Yaum”,
namun makna aslinya adalah waktu; dan Sa‘ah itu dimutlakkan kepada waktu yang diketahui
pendengarnya seperti: Qiyamat Kubra atau perkara yang disepakati secara istilah atau
konteknya.
Apabila kami membicarakan tentang perjalanan dimana Islam dalam perjalanan itu menghadapi
kesulitan yang besar kemudian kami membicarakan sesudahnya tentang Sa‘ah, maka sungguh
yang kami maksudkan adalah saat kebangkitannya setelah mengalami kehinaan ini, karena
kontek tersebut yang menentukan makna demikian.
Apabila kami membicarakan tentang rukun Iman dan pentingnya amal saleh kemudian kami
mendorong orang-orang agar beriman, kemudian kami membicarakan Sa‘ah, maka
sesungguhnya yang kami maksudkan dengan Sa‘ah itu adalah saat Qiyamat mereka yang besar
yang di dalamnya mereka akan dihisab di hadapan Allah Ta‘ala.
Sebagian orang menyangka bahwa kata Sa‘ah dalam Al-Quranil-Karim dan beberapa Hadits
Nabi yang mulia tidak lain yang dimaksudkan kecuali dalam makna Hari Qiyamat besar;
pendapat ini adalah salah besar dan telah menyebar di kalangan orang-orang Islam; dan tiada
satu dalil pun yang memperkuat pendapat itu, bahkan di sana banyak dalil yang saling
bertentangan; dalam Al-Quran dan Hadits telah disebutkan kata Sa‘ah beberapa kali bukan
dalam makna Qiyamah; inilah sebagian contohnya:
ُ
ٍ َّاع َة آ ِت َي ٌة أَ َكا ُد أ ْخفِي َها لِ ُتجْ َزى ُك ُّل َن ْف
)( س ِب َما َتسْ َعى َ إِنَّ الس
Sesungguhnya Sa‘ah segera datang; Aku hampir-hampir mewujudkan itu, agar tiap-tiap jiwa
mendapat balasan mengenai apa yang ia usahakan (Thaha, 20:16)
Apakah kalian tahu kepada siapa Allah berfirman demikian? Dia telah berfirman kepada Musa
As. Apakah makna “”أكاد أخفيها ؟ artinya “Aku hampir-hampir mewujudkan itu”. Tampak jelas
bahwa pembicaraan itu adalah tentang peristiwa yang dekat sekali, hampir-hampir terjadi;
itulah dia kebinasaan Firaun dan tertolongnya Musa As.
ْن َو َق َر َن َبي َْن إِصْ ِب َع ْي ِه ال َّس َبا َب ِة َو ْالوُ سْ َطى ُ ُبع ِْث
ِ ت أ َنا َوالسَّا َع ُة ك َها َتي
Aku telah dibangkitkan, aku dan Sa‘ah itu bagaikan dua ini, seraya beliau menggandeng antara
kedua jari-jarinya, yaitu: jari telunjuk dan jari tengahnya (Al-Bukhari, Muslim dan Kanzul-
Ummal, Juz XIV / 38348 dan38349 )
Sungguh 1420 tahun wafatnya Rasullah Saw telah berlalu, bersamaan dengan peristiwa
kewafata beliau, ternyata Qiyamat Kubra tidak terjadi. Ketika itu beliau Saw bersabda
sesungguhnya kebangkitan beliau berdekatan dengan Sa‘ah sebagaimana dekatnya jari telunjuk
dengan jari tengah; keduanya adalah dua jari-jari yang keberadaannya berdampingan, lalu apa
makna Rasulullah Saw menghubungkan antara dua jari-jari itu? Maknanya adalah di sana tidak
ada pemisah zaman antara zaman kehidupan Rasulullah Saw dan antara Sa‘ah itu; maksudnya
adalah bahwa Sa‘ah itu akan dibuktikan dalam wujud kemuliaan kehidupan beliau Saw. Jadi, Sa
‘ah di sini adalah saat tertolongnya orang-orang Islam dan kehancuran orang-orang kafir, yaitu
saat terhinanya berhala dan tertolongnya tauhid, artinya bahwa pertolongan itu berupa
mengalahkan berhala-berhala Mekkah dalam masa kehidupan Nabi Saw, bukan terjadi pada
masa sesudahnya sebagaimana telah terjadi pada sebagian Nabi-nabi dahulu, maka Musa As
tidak memasuki tanah Muqaddas, bahkan para pengikut beliau yang memasukinya sesudah
beliau wafat.
Coba bayangkan, bila di sini Sa‘ah itu dimaknai dengan Qiyamat Kubra (Qiyamat besar), lalu
bagian apakah yang dapat diperoleh dari Hadits ini?
Orang-orang kafir akan menjadi ragu sampai Sa‘ah itu terjadi. Artinya keraguan mereka itu
berlangsung terus sampai terjadinya Sa‘ah itu atau terjadinya adzab yang dahsyat. Sekiranya
mereka mati sebelum itu pastilah keraguan mereka itu berakhir, karena itu wajib mereka hidup
sampai Sa‘ah itu mendatangi mereka atau adzab ini datang. Lalu, apakah maksud Sa‘ah disini?
Itulah saat kehancuran orang-orang kafir dan tertolongnya orang-orang Islam, artinya orang-
orang kafir akan menjadi ragu akan kebenaran Islam sampai kebinasaan itu menimpa mereka
lantaran tangan orang-orang Islam sebagai sergapan atau adzab Allah menimpa mereka.
Dan tidak mungkin maksud Sa‘ah dalam ayat itu adalah Qiyamat Kubra, karena perkataan itu
tidak membenarkan bahwa orang-orang kafir akan menjadi ragu hingga datangnya Qiyamat.
Kemudian bagaimana pilihan itu akan sempurna antara Qiyamat Kubra dan antara adzab yang
dahsyat? Maka dari itu, Qiyamat mengandung adzab ini dan tidak ada pilihan antara Qiyamat
dan adzab.
ان ي ُِري ُد ْال َعا ِج َل َة َعجَّ ْل َنا َل ُه فِي َها َما َن َشا ُء لِ َمنْ ُن ِري ُد ُث َّم َج َع ْل َنا َل ُه َج َه َّن َم َيصْ ال َها َم ْذمُومًا
َ َمنْ َك
)( َم ْدحُورً ا
Siapa saja menghendaki kehidupan dunia, di sini pula Kami segerakan kepadanya apa yang Kami
kehendaki bagi siapa yang Kami menghendaki itu, lalu Kami tentukan kepadanya Neraka
Jahannam; ia akan memasuki Neraka itu terhina dan terlempar (Al-Isra, 17:19)
Syarat-syarat Sa‘ah artinya tanda -tandanya, maka jelaslah dari ayat itu bahwa tanda-tanda
Sa‘ah itu benar-benar telah datang, dan itu akan datang dengan tiba-tiba artinya Sa‘ah itu
datang menyergap orang-orang kafir Mekkah. Adapun jika dimaksudkan dengan Sa‘ah itu
adalah Qiyamat Kubra, berarti masksud makna Qiyamat itu sangat melemahkan ayat ini, lalu
apakah tanda-tanda Qiyamat Kubra yang telah terjadi pada zaman Rasulullah Saw? Tidak ada
kebenaran sedikit pun. Wahai Allah, tiada lain mereka itu menganggap bahwa bangkitnya
Rasulullah Saw adalah tanda yang telah tampak! Dan berikut ini pendapat inilah yang telah
kami robohkan.
Ayat yang telah mengancam orang-orang kafir Mekkah bahwa mereka itu akan dihancurkan
dengan kehancuran yang buruk dan mereka dipalingkan ke belakang, wahai penduduk Mekkah
sesungguhnya saat kehancuran yang akan menimpa kalian adalah kehancuran yang lebih keras
daripada saat yang telah menimpah kaum Firaun; Apabila Firaun benar-benar telah
ditenggelamkan akan tetapi kerajaannya masih ada bayangan sesudahnya; adapun kalian akan
kehilangan segala-galanya dan Rasulullah Saw akan membuka Mekkah dan kekuasaan berhala
berakhir untuk selama-lamanya. Ketahuilah bahwa ayat ini datang dalam kontek ini:
ٍ َو َل َق ْد َجا َء آ َل ِفرْ َع ْو َن ال ُّن ُذ ُر () َك َّذبُوا ِبآ َيا ِت َنا ُكلِّ َها َفأ َ َخ ْذ َنا ُه ْم أَ ْخ َذ َع ِز
يز ُم ْق َتد ٍِر () أَ ُك َّفا ُر ُك ْم
ون َنحْ نُ َجمِي ٌع ُم ْن َتصِ ٌر () َس ُيه َْز ُم ْال َج ْم ُع َ ُالزب ُِر () أَ ْم َيقُول ُّ َخ ْي ٌر ِمنْ أُو َل ِئ ُك ْم أَ ْم َل ُك ْم َب َرا َءةٌ فِي
)( ون ال ُّدب َُر َ َُّوي َُول
Dan sesungguhnya peringatan telah datang kepada orang-orang Firaun. Mereka semua
mendustakan semua tanda bukti Kami, maka Kami timpakan kepada mereka siksaan Tuhan
Yang Mahaperkasa, Yang Mahakuasa.
Apakah orang-orang kafir kamu lebih baik daripada mereka, atau apakah kamu mempunyai
kebebasan (tersebut) dalam Kitab?. Atau apakah mereka berkata: Kami adalah pasukan
gabungan untuk saling menolong. Pasukan gabungan akan segera dikalahkan dengan lari
tunggang langgang dan berbalik punggung (Al-Qamar, 54:42-46)
Cukuplah dengan beberapa contoh ini; jika dirasa masih kurang sebenarnya masih lebih banyak
dari beberapa contoh itu.
Apakah yang dapat kita ambil faedah dari pokok persoalan ini?
Apakah itu fikiran yang melantur? Tidak, bahkan ini adalah nubuwatan Rasulullah Saw yang
berkaitan dengan Sa‘ah yang Ulama menamakannya tanda-tanda Sa‘ah yang tidak dikhususkan
dengan Hari Qiyamat Kubra, bahkan itulah nubuwwatan tentang proses perjalanan yang
berbeda-beda; dan yang paling penting adalah proses perjalanan datangnya Al-Masih Al-
Mau‘ud As.
Karena itu ketika Ulama menceriterakan tentang tanda-tanda kecil dan tanda-tanda besar,
maka mungkin pembicaraan mereka itu mengandung tanda-tanda yang berkaitan dengan
proses perjalanan kecil dalam sejarah Islam, sedangkan tanda-tanda yang berkaitan dengan
proses perjalanan yang besar dan penting ialah kebangkitan Imam Mahdi. Adapun jika semua
itu dikaitkan dengan Qiyamah Kubra, maka pengertian yang demikian itu adalah kesalahan
fatal, karena Qiyamat Kubra tidak akan datang kecuali dengan tiba-tiba dan juga menyebabkan
bahwa ayat-ayat terdahulu dan lain-lainnya serta Hadits-hadits Nabawi menjadi tidak
bermakna.
Sebagian Ulama lagi berpendapat bahwa Juz Amma banyak membicarakan tentang Qiyamat
Kubra dan sungguh mereka melakukan kesalahan dalam persoalan itu, bahkan “juz amma”
membicarakan tentang nubuwatan masa akan datang, sebagiannya berkaitan dengan zaman
Rasulullah Saw dan pertolongan kepadanya; ketahuilah bahwa “juz amma” itu diturunkan
sebagai penampakan kebangkitan kenabian yang dinubuwatkan tertolongnya Saw dan
sebagiannya berkaitan dengan kebangkitan Al-Masih Al-Mau‘ud As dan pertolong baginya.
Maka seluruh dunia, tanpa kecuali menyaksikan kebenarannya dengan argumentasi dan bukti
serta agamanya mengungguli semua agama. Dan bagaimana seorang muslim mengekpresikan
terjadinya Qiyamat dan lenyapnya dunia ini sebelum janji ini menjadi kenyataan!!
Dan pertolongan ini akan sempurna pada tangan pelayan dan pecinta sejatinya, yaitu Hadhrat
Mirza Ghulam Ahmad, Al-Masih Al-Mau‘ud dan Imam Mahdi As; dan sesudah itu yang berada
pada puncak Jamaahnya adalah para Khalifahnya yang mulia.
Dan inilah yang sedang ditegakkan Jamaah ini sejak awal berdirinya, sebab tiada tujuan baginya,
selain menghilangkan himpunan kekaburan (kesamaran) yang telah merusak Islam dengan
upaya perjuangan sebagian anak-anaknya dan yang senantiasa sibuk mengkhidmatinya
sehingga musuh-musuh Islam semakin mendendam.
Tanda-tanda kiamat kecil terbagi menjadi dua: Pertama, kejadian sudah muncul dan sudah
selesai; seperti diutusnya Rasulullah saw., terbunuhnya Utsman bin ‘Affan, terjadinya fitnah
besar antara dua kelompok orang beriman. Kedua, kejadiannya sudah muncul tetapi belum
selesai bahkan semakin bertambah; seperti tersia-siakannya amanah, terangkatnya ilmu,
merebaknya perzinahan dan pembunuhan, banyaknya wanita dan lain-lain.
2. Disia-siakannya amanat
Jabir r.a. berkata, tatkala Nabi saw. berada dalam suatu majelis sedang berbicara dengan
sahabat, maka datanglah orang Arab Badui dan berkata, “Kapan terjadi Kiamat ?” Rasulullah
saw. terus melanjutkan pembicaraannya. Sebagian sahabat berkata, “Rasulullah saw.
mendengar apa yang ditanyakan tetapi tidak menyukai apa yang ditanyakannya.”
Berkata sebagian yang lain, “Rasulullah SAW tidak mendengar.” Setelah Rasulullah SAW
menyelesaikan perkataannya, beliau bertanya, “Mana yang bertanya tentang Kiamat?” Berkata
lelaki Badui itu, ”Saya, wahai Rasulullah SAW”. Rasulullah SAW berkata, “Jikaamanah disia-
siakan, maka tunggulah kiamat.” Bertanya, “Bagaimana menyia-nyiakannya?” Rasulullah SAW
Menjawab, “Jika urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kiamat.” (HR
Bukhari)
Dari Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Akan datang pada manusia suatu saat
di mana seseorang tidak peduli dari mana hartanya didapat, apakah dari yang halal atau yang
haram.” (HR Ahmad dan Bukhari)
Sedangkan tanda-tanda kiamat besar yaitu kejadian sangat besar dimana kiamat sudah sangat
dekat dan mayoritasnya belum muncul, seperti munculnya Imam Mahdi, Nabi Isa, Dajjal, Ya’juj
dan Ma’juj.
Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua
bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka berkata, “Hai
Dzulqarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka
bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu
membuat dinding antara kami dan mereka?” Dzulqarnain berkata, “Apa yang telah dikuasakan
oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan
(manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka.” (Al-Kahfi: 82)
“Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari
bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin
kepada ayat-ayat Kami.” (An-Naml: 82)
Dari Hudzaifah bin Usaid Al-Ghifari ra, berkata: Rasulullah saw. muncul di tengah-tengah kami
pada saat kami saling mengingat-ingat. Rasulullah saw. bertanya, “Apa yang sedang kamu ingat-
ingat?” Sahabat menjawab, “Kami mengingat hari kiamat.”
Rasulullah SAW bersabda,”Kiamat tidak akan terjadi sebelum engkau melihat 10 tandanya.”
Kemudian Rasulullah saw. menyebutkan: Dukhan (kabut asap), Dajjaal, binatang (pandai
bicara), matahari terbit dari barat, turunnya Isa as. Ya’juj Ma’juj dan tiga gerhana, gerhana di
timur, barat dan Jazirah Arab dan terakhir api yang keluar dari Yaman mengantar manusia ke
Mahsyar. (HR Muslim)
Dari Abdullah bin Mas’ud ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda, ”Hari tidak akan berakhir, dan
tahun belum akan pergi sehingga bangsa Arab dipimpin oleh seorang dari keluargaku, namanya
sama dengan namaku.” (HR Ahmad)
Tanda-tanda datangnya kiamat berdasarkan Al-Qur’an
“Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat (yaitu) kedatangannya
kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah datang tanda-tandanya. Maka
apakah faedahnya bagi mereka kesadaran mereka itu apabila hari kiamat sudah datang?” (QS
Muhammad ayat 18)
Secara garis besar tanda-tanda Kiamat terbagi dua. Ada tanda-tanda kecil Kiamat dan ada
tanda-tanda besar Kiamat. Tanda-tanda kecil Kiamat jumlahnya sangat banyak. Tanda kecil
paling pertama adalah diutusnya Nabi Muhamad shollallahu ’alaih wa sallam. Semenjak saat itu
ummat Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam telah menyaksikan banyak sekali tanda-tanda
kecil Kiamat dari abad ke abad.
Kondisi dunia dewasa ini sudah berada di ambang menjelang munculnya tanda-tanda besar
Kiamat. Sebab hampir seluruh tanda-tanda kecil Kiamat yang Nabi Muhammad shollallahu
’alaih wa sallam prediksikan sudah pada bermunculan di zaman ini. Di antaranya adalah:
Karena Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam merupakan Nabi terakhir, maka ia sering
dijuluki sebagai Nabi Akhir Zaman. Dan ummatnya dijuluki sebagai Ummat Akir Zaman. Kita
merupakan ummat yang bakal menyongsong kedatangan hari Kiamat. Suka maupun tidak suka
begitulah faktanya
Ummat Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam yang bakal mengalami dahsyatnya hari Kiamat
hanyalah mereka yang tidak beriman. Mereka akan tampil menjadi kumpulan orang yang paling
jahat saat kehancuran total dunia berlangsung
Berbagai kehancuran alam yang terjadi di masa lalu sepanjang sejarah manusia seringkali
digambarkan Al-Qur’an sebagai bentuk azab Allah subhaanahu wa ta’aala kepada kaum-kaum
terdahulu yang membangkang kepada para Nabi utusan Allah ’alaihimus-salaam. Oleh
karenanya, peristiwa kiamat bisa dikatakan sebagai puncak azab bagi manusia yang tersisa di
saat itu. Dan hal ini selaras dengan keterangan Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam
dalam haditsnya di mana dikatakan bahwa peristiwa kiamat hanya menimpa orang-orang yang
jahat.
اس ِ صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َقا َل اَل َتقُو ُم السَّا َع ُة إِاَّل َعلَى شِ َر
ِ ار ال َّن َ َِّعنْ ال َّن ِبي
“Kiamat tidak akan berlangsung kecuali menimpa atas orang-orang yang paling jahat.” (HR
Muslim 5243)
Lalu di mana keberadaan orang-orang beriman alias kaum muslimin saat kiamat terjadi?
Berdasarkan hadits-hadits shohih, Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam mengatakan
bahwa sebelum kiamat terjadi saat tanda-tanda besar mulai bermunculan, maka begitu sudah
dekat sekali menjelang terjadinya kiamat Allah subhaanahu wa ta’aala akan mendatangkan
sebuah angin sejuk yang menyebabkan setiap orang beriman menemui ajalnya saat tersentuh
angin tersebut. Sebab Allah subhaanahu wa ta’aala tidak akan mengizinkan kiamat terjadi
ketika masih ada kaum beriman di muka bumi walau seorangpun.
ير َفاَل َت َد ُع أَ َح ًدا فِي َق ْل ِب ِه َقا َل أَبُو َع ْل َق َم َة م ِْث َقا ُل َح َّب ٍة و َ ُ صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم إِنَّ هَّللا َ َي ْب َع
ِ ث ِريحً ا مِنْ ْال َي َم ِن أ ْل َي َن مِنْ ْال َح ِر َ ِ َقا َل َرسُو ُل هَّللا
ٍ يز م ِْث َقا ُل َذرَّ ٍة مِنْ إِي َم
َ ان إِاَّل َق َب
ض ْت ُه ِ َقا َل َع ْب ُد ْال َع ِز
”Sesungguhnya Allah subhaanahu wa ta’aala akan mengutus suatu angin yang lebih lembut dari
sutera dari arah Yaman. Maka tidak seorangpun (karena angin tersebut) yang akan disisakan
dari orang-orang yang masih ada iman walau seberat biji dzarrah kecuali akan dicabut ruhnya.”
(HR Muslim 1098)
Setelah Allah subhaanahu wa ta’aala mencabut nyawa semua orang beriman, termasuk orang
yang di dalam hatinya terdapat sedikit keimanan, Allah subhaanahu wa ta’aala mendatangkan
kiamat sebagai balasan atas kekufuran dan kemusyrikan yang dilakukan manusia yang masih
hidup di muka bumi. Demikianlah yang dijelaskan hadits Rasulullah Muhammad shollallahu
’alaih wa sallam.
Rasulullah bersabda: “Kemudian Allah melepaskan angin dingin yang berhembus dari Syam.
Maka tidak seorangpun dari manusia yang beriman kecuali dicabut nyawanya... sehingga yang
tersisa hanya manusia jahat yang tidak memiliki keimanan. Mereka tidak mengetahui mana
yang baik dan mana yang buruk hingga syetan muncul dan berkata: ”Mengapa kalian tidak
memenuhi seruanku saja?” Mereka menjawab: ”Apa yang kalian perintahkan pada kami?”
Syetan memerintahkan kepada mereka untuk menyembah berhala. Maka merekapun
mengikuti saran tersebut. Sedangkan mereka berada dalam kehidupan yang serba
berkecukupan, kemudian ditiuplah sangkakala (hari kiamatpun datang).” (HR Muslim 14/175)