PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW ke alam dunia untuk mengajak
umat manusia bertauhid kepada Allah, meninggalkan kekufuran, serta menjalani
kehidupan sebagaimana ajaran Ilahiah yang diturunkan kepada Rosululah dan
dicontohkan olehnya, (diutusnya Rosululloh) ke dunia ini, diiringi
dengan diturunkannya wahyu Alloh yang terkupul dalam kitab suci dengan nama “Al-
Qur’an” Disinilah letak kesempurnaan Islam sebagai dinulloh yang layak bahkan
wajib menjadi pedoman hidup. Allah menurunkan kitab suci Al-Qur’an yang berisi
petunjuk menjalani kehidupan agar senantiasa mendapatkan keridoan Allah, berikut
contoh konkrit pelaksanaan dari ajaran Qur’an yaitu Rasulullah Saw dalam bentuk
sunnah-sunnah beliau.
B. Pengertian
Kata “tafsir” diambil dari kata “Fassara-yufassiru-tafsira” yang berarti
keterangan atau uraian.
Menurut syeh As-syariif Ali Bin Muhammad al-Zarjani dalam kitab At-
Ta’rifaat, beliau berpendapat bahwa pada dasarnya tafsir
berarti…………….Artinya mengungkapkan dan menampakan.
Adapun pengertian tafsir secara istilah, para ulama berbeda-beda jalan
mendefinisikannya.
a. Muhammad Al-Kilabi dalam At-Tashil
Artinya
“Tafsir adalah menjelaskan al-Qur’an, menerangkan maknanya dan
menjelaskan apa yang dikehendaki dengan nashnya atau dengan isyaratnya
atau tujuannya.”
b. Syekh Al-Jazairi dalam Shahib At-Taujih
Artinya:
“Tafsir pada hakikatnya adalah menjelaskan lafazh yang sukar di pahami
oleh pendengar dengan mengemukakan lafazh sinonimnya atau makna yang
mendekatinya, atau dengan jalan mengemukakan salah satu dilalah lafazh
tersebut.”
c. Abu Hayyan
Artinya:
“Tafsir adalah ilmu mengenai cara pengucapan lafazh-lafazh Al-Qur’an
serta cara mengungkapkan petuntuk, kandungan-kandungan hukum, dan
makna-makna yang terkandung didalamnya”
d. Az-Zarkasti
Artinya
“Tafsir adalah ilmu yang digunakan untuk memehami dan menjelaskan
makna-makna kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi-Nya, Muhammad
Saw. serta menyimpulkan kandungan-kandungan hukum dan hikmahnya.
e. Syeh Al-Jarjani
Artinya
“menjelaskan makna ayar, karakter dan kissah yang terkandung di
dalamnya, sebab-sebab turunnya, dengan menggunakan lafazh yang bisa
dijadikan petunjuk dengan jelas”.
Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan diatas, dapat ditarik, satu
kesimpulan, bahwa tafsir Al-Qur’an adalah menjelaskan ayat-ayat al-Qur’an
dari berbagai segi agar dapat dipahami maksudnya,,,,,,
BAB II
PEMBAHASAN
PENDIDIKAN
Penekanan kepada pantingnya anak didik supaya hidup dengan nilai-nilai kebaikan,
spiritual dan moralitas seperti terabaikan. Bahkan kondisi sebaliknya yang terjadi saat ini
banyak institusi pendidikan telah berubah menjadi industri bisnis, yang memiliki visi misi
yang pragmatis.pendidikan diarakan untuk melahirkan individu-individu yang pragmatis
yang bekerja untuk meraih kesuksesan materi dan prpfesi sesial yang akan memakmurkan
diri, perusahaan dan negara. Pendidikan dipandang secara ekonomis dan dianggap sebagai
sebuah investasi.
Gelar dinggap sebagai tujuan utama, ingin segera dan secepatnya. Diraih, supaya
modal yang selama ini dikeluarkan akan,,,,,, keuntungan. Sistim pendidikan seperti ini
sekalipun akan memproduksi anak didik yang memiliki status pendidikan yang tinggi, namun
status tersebut tidak akan menjadikan mereka sebagai individu-individu yang beradab.
Pendidikan yang bertujuan,,,,,,,,,,,,,dan ekonomis sebenarnya merupakan pengaruh dari
paradigma pendidikan barat sekuler
Mengingat hal tersebut, maka penulis mencoba memaparkan secara ringkas ayat-ayat
Al-Qur’an yang memiliki korelasi dengan tujuan pendidikan dalam Islam.
a. Artinya: (Al Quran) Ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-
orang yang bertakwa.
b. Tafsir Mufrodat
c. MUNASABAH
Munasabah surat Ali Imron ayat 138 yaitu korelasi yang sangat integral dengan ayat sebelumnya yaitu
surat Ali Imron ayat, yaitu
Artinya: Sesungguhnya Telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah[230]; Karena itu berjalanlah
kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).
Ayat ini menurut alhafia abil fida Ismail bin Umar bin Katsir bin Dui bin Katsir al farisi Addinasqi Assyafii
Maksudnya,
Tatkala umat Islam mengalami kekalahan pada perang Uhud, dikarenakan tidak mematuhi intruksi Rosululloh,
maka Alloh mengingatkan para sohabat dengan surat Ali Imran ayat 137 yang menegaskan bahwa malapetaka
telah terjadi pada kaum sebelum mereka karena mereka mendustakan para Rosul, tidak mentaati para Rosul.
Setelah pada surat Ali Imron ayat 137 Alloh mengingatkan tentang kaum terdahulu, maka
Alloh tegaskan pada ayat 138nya, bahwa Al-Quran menjadi bayan (menjelaskan) kepada
manusia, termasuk peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lalu, agar menjadi
Ibroh/pelajaran, sehingga kesalahan umat terdahulu tidak terulang lagi, yang akhirnya
selamat dari becana dan malapetaka(sunan-sunan).
C. Munasabah
2). Surat Ali-imran 138 juga ada korelasinya dengan s. Al-Baqarah ayat 2
Artinya:
“Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi orang-orang yang
bertakwa (s. Al-Baqarah ayat 2).
Korelasinya ( ) dari ke 2 ayat tersebut, sama-sama menegaskan bahwa bagi
orang-orang yang bertakwa, al-Qur’an adalah (petunjuk), karena mereka bukan
Cuma membaca dan mendengar al-Qur’an, tetapi mengikuti dan mengamalkan ajaran
al-Qur’an.
Artinya:
Bahwa adalah isim mubham yang dijadikan alat untuk menunjukan
sesuatu yang dekat.
Artinya pada surat ali-imron ayat 138 Allah mengungkapkan dengan lafad
kepada Al-Qur’an. Lebih menegaskan bahwa inilah Qur’an yang menjadi
dan yang tidak perlu diragukan lagi dan tidak perlu mencari
selain al-Qur’an atau tidak berpaling lagi dari Al-Qur’an.
22) Kalimat , dan diatafkan satu sama lainnya, tentu ada
perbedaan diantara ke tiganya, karena sebagaimana dalam tafsir khajir
“Sesungguhnya “ataf” mengindikasikan adalah perbedaan antara yang satu
dengan yang lainnya”.
1. Dalam hadist tersebut, Nabi menyuruh kita untuk mendidik anak-anak kita gemar
membaca al-Qur’an. Kaitan dengan s. ali-imran ayat 138 yaitu, membaca al-
Qur’an adalah (jalan perantara) untuk menggali dan mengkaji
al-Qur’an bila al-Qur’an sudah dikaji dengan teliti maka akan
(memahami ajaran agama). Bila sudah faham, maka akan mampu
mengamalkan al-Qur’an.
Sedangkan bila al-Qur’an sudah mampu yang awalnya hanya di baca saja
menjadi petunjuk, sebagaimana pada ayat tersebut.
H. KESIMPULAN
Kegiatan ayat diatas dengan tujuan pendidikan adalah: pada s.ali-imron
ayat 138 nyata dapat kita pahami mengenai tujuan pendidikan ala al-Qur’an, yang
jauh berbeda dengan konsep pendidikan ala barat yang mengedepankan materialistik.
Pada ayat tersebut tersebut, karena bahwa tujuan pendidikan islam
diarahkan pada bagaimana agar umat menjadikan al-Qur’an sebagai dan .
sehingga ujung dari proses pendidikan islam adalah terbentuknya pribadi-pribadi
umat yang bertakwa.
Setelah terbentuknya umat yang bertakwa, diharapkan umat menjadi
semakin tangguh, berpengetahuan luas da yakin akan kebenaran ajaran islam.
Pengetahuan yang didapatnya pun akan lebih didayagunakan. Untuk kemaslahatan
umat islam pada khususnya dan Rohmatan Lil’alamin pada umumnya.
Sehingga pengetahuan dan ilmu yang didapat tidak melahirkan penomena
dengan dekadensi moral, tapi justru semakin memperkokoh dan menjaga nilai luhur
moralitas.
A. TERJEMAHAN AYAT
“janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) bersedih hati. Padahal
kamu lah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya) jika kamu orang-orang
yang beriman (Ali-Imron 139).
B. TAFSIR MUFRODAT
Ayat ini mengajarkan bahwa kaum muslimin jangan bersipat lemah dan bersedih hati,
meskipun mereka mengalami kekalahan dan penderitaan yang cukup pahit pada perang uhud,
karena kalah tau manang dalam sesuatu peperangan adalah soal biasa yang termasuk dalam
ketentuan Allah (sunnatulloh), yang demikian itu hendaklah menjadi pelajaran.
Sebenarnya, kaum muslimin memiliki mental yang kuat dan semangat yang tinggi jika
meraka benar-benar beriman
H. KESIMPULAN
1) Pendidikan dalam islam bertujuan untuk membentuk pribadi yang kuat secara jasmani
( ) dan mental yang kuat ( )
2) Umat islam harus menjadi umat yang tetap optimis, sekalipun dalam kondisi parah
membentuk umat yang istiqomah dalam
3) Optimisme harus dengan dibarengi dengan kerja keras ( )
BAB III
PENUTUP
Tujuan adalah sesuatu yang diharapkan tercapai setelah suatu kegiatan selesai. Tujuan
adalah cita yakni suasana ,,,,,,tampak pada hal yang ingin diwujudkan. Dalam tujuan
pendidikan, suasana ideal itu tampak pada tujuan akhir (ultimate of education). Adapun
tujuan pendidikan adalaah perubahan yang diharapkan pada subjek didik setelah mengalami
proses pendidikan, baik pada tingkah laku individu dan kehidupan pribadinya maupun
kehidupan masyarakat dan alam sekitarnya dimana individu hidup, selain sebagai arah atau
petunjuk dalam pelaksanaan pendidikan, juga berfungsi sebagai pengontrak maupun
mengevaluasi keberhasilan proses pendidikan.
Sebagai pendidikan yang berbasis Islam, tentu dalam rumusan tujuannyaharus selama
dengan syari’at Islam.
Beberapa rumusan tujuan pendidikan Islam telah disampaikan oleh para pakar diantaranya:
1. Ahmad D manimba
Tujuan pendidikan islam adalah,,,,,,,,,,,,, tujuan hidup manusia menurut islam adalah
untuk menjadi hamba Allah. Hal ini mengandung Implikasi, kepercayaan dan
penyerahan dalam kepada-Nya”
2. Syeh miman zamini
“tujuan pendidikan islam adalah membentuk manusia yang berjasmani kuat dan sehat
serta terampil, berotak cerdas, berilmu banyak, berhenti tuduk kepada allah Swt, serta
mempunyai semangat kerja yang hebat, disiplin yang tinggi dan berpendirian teguh.
3. Muhammad Athiyah al-abrasy.
“The First highest goal of islamic is moral fin ment and spiritual training” (tujuan
pertama dan tertinggi dari pendidikan islam adalah kehalusan budi pekerti dan
pendidikan juga).
4. Dr ali Ashraf
“tujuan akhir pendidikan islam adalah manusia yang menyerahkan diri secara mutlak
kepada Allah Swt, pada tingkat individu, masyarakat dan kemanusiaan pada
umumnya.
Dari berbagai pendapat tentu tujuan pendidikan islam diatas dapat disimpulkan bahwa
tujuan pendidikan islam adalah membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohani, serta
moral yang tinggi untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat, baik sebagai makhluk
individu maupun sebagai anggota masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA