Melewatkan sarapan bisa memicu obesitas dan sejumlah masalah kesehatan.
Kamis, 17 Maret 2011, 08:04 WIB Pipiet Tri Noorastuti, Febry Abbdinnah
Apakah Anda termasuk orang yang sering lupa sarapan, malas sarapan karena
takut gemuk, atau tidak sempat sarapan karena sibuk? Jika iya, coba pikirkan
kembali dampak negatif karena melewatkan proses mendapatkan energi di pagi
hari.
Dokter spesialis Gizi Klinik
Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Inge MS, Sp.GK,
mengatakan bahwa sarapan
berkonstribusi besar menutrisi
tubuh, terutama otak, setelah tidur
malam 8‐10 jam. Sarapan akan
mengisi kembali kebutuhan nutrisi
yang habis saat tidur.
Selama tidur, otak mengasup cadangan glukosa dan glikogen yang tersimpan
dalam tubuh untuk bekerja mengontrol organ lain. Jika setelah bangun, dua
nutrisi yang terkandung dalam karbohidrat itu tak segera terisi kembali, otak
akan mengambil cadangan lemak dan protein sepanjang hari.
ʺOtak mengonsumsi karbohidrat untuk bekerja selama tidur, lemak dan protein
adalah sumber makanan kedua jika kadar gula dalam tubuh rendah,ʺ ujar Inge
dalam diskusi bertajuk ʹKesuksesan Dimulai dengan Sarapan Sehat Berenergiʹ di
Jakarta.
Tak sarapan bisa membuat tubuh kekurangan karbohidrat. Kondisi ini tak
hanya memicu gejala lemah, letih, dan lesu (3L), tapi juga pusing, rasa kantuk,
sulit konsentrasi, hambatan pertumbuhan anak, bahkan obesitas. ʺBiasanya jika
tidak sarapan, menu makan siang akan berkali lipat. Itu yang mengakibatkan
obesitas,ʺ ujarnya.
Inge mengatakan, mitos bahwa sarapan akan memunculkan kegemukan tidak
terbukti. Sarapan justru membantu penurunan berat badan secara sehat dengan
1
2