Anda di halaman 1dari 3

Kesadaran dan kecerdasan hukum masyarakat merupakan kunci

utama bagi terbentuknya budaya hukum yang baik pada suatu


bangsa.

i. POKOK-POKOK PIKIRAN

      Budaya hukum adalah bagian atau sub sistem dari sistem hukum, yang berhubungan dengan
gagasan, sikap, kepercayaan, harapan-harapan, maupun pandangan-pandangan tentang hukum yang
berisikan pada nilai-nilai.

      Pembangunan masyarakat sadar dan cerdas hukum dari usia sejak dini menjadi penting dalam
merespon muncul dekadensi moral dan pemahaman substansi dan penyelesaian sengketa hukum yang
timbul ditengah-tengah masyarakat. Kesadaran dan kecerdasan hukum masyarakat  sejak dini
membawa konsekuensi meningkatkan kepatuhan hukum, pembelajaran hukum sebagai suatu
kebiasaan, dan memberi kepantasan atau kecakapan sebagai subjek hukum

         Kebijakan pendidikan yang mendorong pertumbuhan penyadaran hukum anak usia dini dilakukan
dengan 2 stategi pendekatan, yaitu:
(1) Secara intra kurikulum dengan mengintegrasian nilai-nilai Hukum ke dalam mata pelajaran;
(2) Secara ekstra kurikulum dengan membangun sikap dan taat Hukum di Sekolah;

          Pengintegrasian dalam kurikulum adalah dengan memajukan Pendidikan Kewarganegaraan yang
diarahkan untuk mengembangkan nilai dan sikap kesetaraan, kebersamaan kerja keras, disiplin, jujur,
adil, berani dan peduli yang dijabarkan dalam berbagai aspek, baik politik, sosiologi, ekonomi dan
hukum;

         Kesadaran hukum ini  ditanamkan sejak usia dini dilakukan dengan mempertimbangkan aspek
perkembangan manusia. Hal ini secara psikologik dapat dilakukan dengan mempertimbangkan aspek
perkembangan si anak (developmentally appropriate).

         Perilaku moral (moral behavior) dalam literatur psikologi berasumsi bahwa manusia yang
”bermoral” adalah individu yang paling tidak tindak-tanduk atau perilakunya sesuai dengan standar
moral yang berlaku.

         Seorang yang bermoral harus mempunyai motivasi yang kuat untuk tunduk pada prinsip-prinsip
moralitas yang ada dan yang ia anut, atau yang ia yakini sebagai benar.

         Konsistensi atara penalaran moral, motivasi moral dan perilaku moral sampai sejauh ini masih
menjadi perdebatan teoretik yang sengit. Walaupun secara ideal para ahli psikologi berharap bahwa ada
konsistensi dan kesejelanan antara apa yang ada di taraf kogintif (moral reasoning), dan di taraf afeksi
(moral motivation) dengan konsistensinya ditaraf perilaku konkrit (moral behavior), namun hasil riset-
riset memberikan hasil yang beragam.

         Mekanisme dimana prinsip-prinsip moral dapat menjadi terinternalisasi pada diri individu terutama
melalui proses indentifikasi dengan tokoh-tokoh penting disekitar anak, terutama orang tua.

         Tingkah laku moral dapat juga terbentuk sebagai hasil mekanis stimulus dan respons yang terikat
pada prinsip pengaturan reward & punishment. Di sini anak belajar bahwa ada kaitan antara tindakan
yang ia perbuat dengan reward dan punishment yang ia dapat dari lingkungan jika ia melanggar aturan
(dari lembaga penegak hukum misalnya) yang dianggap sebagai mekanisme yang menjelaskan sebuah
perilaku menetap.

         Kemampuan anak untuk mengembangkan  prinsip-prinsip moral ditandai dengan berkembangnya
kemampuan menalar manusia tentang prinsip-prinsip moralitas.

         Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar pesera didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritualitas keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

         Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani  agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut.

         Pendidikan Anak Usia Dini dilaksanakan melalui bermain, sehingga tidak merampas dunia anak.
Pendidikan Anak Usia Dini bertujuan untuk melejitkan semua potensi  anak (motorik, bahasa, kognitif,
emosional, dan sosial) dgn mengedepankan kebebasan memilih, merangsang kreativitas, dan
penumbuhan karakter.

         Lembaga pendidikan formal, informal dan non formal perlu diajak bersama-sama mengembangkan
kesadaran dan kecerdasan hukum sejak dini.
 

ii. KESIMPULAN

1. Kesadaran dan cerdas hukum masyarakat sejak dini merupakan bagian dari perilaku dan sikap mental
yg terwujud melalui pendidikan holistik, baik melalui pendidikan formal, non formal, dan informal dgn
sentuhan tepat supaya berkembang secara proporsional.
 
2. Politik Hukum Nasional saat ini perlu mendorong  menumbuhkan kesadaran hukum masyarakat sejak
usia dini. Hal ini akan memberikan pengaruh besar sebagai upaya penegakan hukum, termasuk
pemberantasan korupsi.
 
3. Upaya Pemerintah dalam membentuk kesadaran hukum bagi anak sejak usia dini dapat dilaksanakan
dengan mendorong dibuat dan dilaksanakannya kebijakan-kebijakan bagi pertumbuhan penyadaran
hukum anak pada usia dini.
 
4. Kebijakan pendidikan yang mendorong pada pertumbuhan penyadaran hukum anak pada usia dini
tercermin dalam kebijakan kurikulum yang berorientasi pada; (1)Pencapaian kompetensi peserta didik;
(2) Kurikulum Berbasis Kompetensi; (3) Pengembangan kurikulum berdasarkan prinsip diversivikasi
sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah,  dan peserta didik; (4) Manajemen kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan.
 
5. Kebijakan pendidikan yang mendorong pada pertumbuhan penyadaran hukum anak pada usia dini
tercermin dalam kebijakan kurikulum yang membangun kompetensi religiusitas dan religiusi mendalam
Kelompok mata pelajaran pendidikan agama dan akhlak mulia; serta kompetensi sebagai warganegara
yang demokratis dan harmonis dalam kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
 
6. Dalam menanamkan kesadaran hukum sejak usia dini perlu memperhatikan aspek psikologis anak.
Program-program untuk menanamkan kesadaran hukum pada anak sejak usia dini perlu dibuat dan
dirancang sesuai dengan tahapan perkembangan si anak, terutama sesuai dengan tahapan
perkembangan kognitif, dan juga sesuai dengan taraf perkembangan moralnya.
 
7. Peran Lembaga Pendidikan Dalam Membentuk Masyarakat Sadar Hukum Sejak Usia Dini dapat
dilaksanakan dengan mengembangkan hal-hal berikut:
a.      Membuat standar nilai  yang jelas tentang apa yang baik dan tidak baik, atau yang benar dan yang
salah;  Karakter yang perlu dikembangkan sebagai salah satu prinsip pendidikan nilai adalah:
(1) dapat dipercaya  (trustworthiness);
(2) rasa hormat dan perhatian (respect);
(3) tanggung jawab (responsibility):
(4)  jujur (fairness); (5)  peduli (caring);
(6) kewarganegaraan (citizenship);
(7) ketulusan (honesty);
(8) berani (courage);
(9) tekun (diligence);
(10) tegas; dan,
(11) integritas;
b. Mengarahkan pada pembiasaan (habit) yang positif di lingkungan lembaga pendidikan
c. Menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif
d. Mendorong kekuatan pola asuh di rumah
e. Melakukan evaluasi aplikasi karakter
 
8.  Salah satu metode bagi upaya untuk mendorong terwujudnya masyarakat sadar hukum sejak usia dini
adalah dengan melakukan kampanye kesadaran hukum melalui iklan layanan masyarakat di media
massa dan elektronik. Hal ini bisa dilaksanakan dengan kerjasama semua pihak penyangga good
governance yang lain, yaitu pemerintah, civil society dan pihak swasta.

Oleh:
Haura Khansa Beladinna
X-2

Anda mungkin juga menyukai