Anda di halaman 1dari 5

Ketersediaan lapangan pekerjaan yang ada pada saat ini dapat dilihat dari pertumbuhan

yang tidak seiring dengan peningkatan jumlah penduduk yang akhirnya menyebabkan kecilnya
angka penerimaan pekerja terhadap suatu perusahaan sehingga timbul tingkat pengangguran
yang sangat tinggi. Banyak hal yang menjadi faktor penyebab tingkat pengangguran di Indonesia
meningkat salah satunya adalah kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk yang ada di
Indonesia saat ini sudah sampai pada 234,2 juta penduduk dan hal tersebut terjadi disetiap daerah
dikarenakan laju pertumbuhan penduduk yang meningkat dengan cepat. Kepadatan penduduk
memberikan informasi tentang persebaran penduduk, sedang laju pertumbuhan penduduk akan
memberikan gambaran tentang perubahan jumlah dari waktu ke waktu baik karena pertumbuhan
alamiah maupun karena migrasi.
Pada negara berkembang seperti indonesia misalnya, angkatan kerja sangat berhubungan
erat dengan produktivitas tenaga kerja. Hal itu dikaitkan dengan kualitas tenaga kerja yang
diukur dengan tingkat pendidikan tenaga kerja. Sebagai negara berkembang investasi pada
human capital di Indonesia tidak dapat mengimbangi pertumbuhan penduduk yang semakin
membesar, tak mengherankan jika kemudian produktifitas tenaga kerja Indonesia digolongkan
rendah dan menyebabkan tingkat pengangguran di Indonesia sangat tinggi. Tingkat
pengangguran semakin tinggi dikarenakan arus globalisasi yang semakin pesat. Permasalahan
tentang pengangguran sudah merajalela dari masyarakat mampu sampai masyarakat yang kurang
mampu. Pengangguran itu biasanya mempunyai peluang untuk melakukan tindakan kriminal.
Karena seseorang yang menganggur itu sama dengan yang lainnya mempunyai suatu kebutuhan
baik sandang, pangan dan papan. Apabila kebutuhan itu belum terpenuhi, maka setiap orang
akan melakukan hal apapun agar segala sesuatu yang diinginkan tercapai. Apalagi kebutuhan
akan pangan yang tak ada kompromi, apapun akan dilakukan masyarakat jika sudah dihadapkan
kepada faktor kebutuhan tersebut.
Pengangguran merupakan keadaan dari seseorang yang mengalami hambatan dalam
usahanya untuk memperoleh pekerjaan. Pengangguran itu merupakan pemborosan sumber daya
dan potensi yang ada. Selain itu pengangguran juga merupakan beban keluarga dan masyarakat
serta merupakan sumber utama dari kemiskinan serta dapat menghambat pembangunan nasional
dalam jangka panjan. Pengangguran juga dapat diartikan sebagai angkatan kerja yang tidak
bekerja atau sedang mencari pekerjaan (baik bagi mereka yang belum pernah bekerja sama sekali
maupun yang sudah penah berkerja), atau sedang mempersiapkan suatu usaha, mereka yang
tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin untuk mendapatkan pekerjaan dan mereka
yang sudah memiliki pekerjaan tetapi belum mulai bekerja. Indonesia memiliki tingkat
pengangguran terbuka yang jumlahnya lebih banyak dari jenis pengangguran lainnya
dibandingkan dengan negara lain.
Masalah pengangguran tidak hanya menerpa masyarakat kalangan bawah saja.
Masyarakat yang dirasa berkecukupan pun mengalami permasalahan tersebut. Banyak faktor
yang mendukung terhadap permasalahan pengangguran salah satunya adalah faktor pendidikan.
Faktor pendidikan menjadi hal yang sangat penting dalam pengembangan keahlian bagi
penduduk Indonesia karena hal ini sangat terkait dengan kemampuan penduduk dalam suatu
bidang yang dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan pekerjaan ataupun membuka lapangan
pekerjaan. Pengangguran sangat erat kaitannya dengan tingkat pendidikan yang diselesaikan oleh
seseorang, hal ini dapat dilihat dari angka pengangguran berdasarkan data statistik yang
diperoleh. Data statistik di Indonesia menunjukkan bahwa tingkat pengangguran tertinggi
sebesar 2.620.049 berasal kelompok yang tidak/belum pernah sekolah/belum tamat sekolah
dasar. Hal tersebut dapat menjadi indikasi bahwa seseorang yang mampu menggapai tingkat
pendidikan yang lebih tinggi memiliki potensi untuk mendapatkan pekerjaan lebih baik
dibandingkan dengan yang tidak/belum pernah sekolah/belum tamat sekolah dasar karena
berdasarkan data statistik di Indonesia pada tahun 2009 jumlah pengangguran bagi kelompok
yang telah menyelesaikan pendidikan pada tingkat universitas berjumlah 626.621, angka tersebut
sangatlah kecil dibandingkan dengan jumlah angka pengangguran yang berasal dari kelompok
yang tidak/belum pernah sekolah/belum tamat sekolah dasar. Pengangguran yang terjadi pada
kalangan fresh graduate universitas dikatakan wajar karena setelah lulus dari universitas mereka
membutuhkan waktu untuk mendapatkan pekerjaan dengan cara mencari lowongan pekerjaan
yang disediakan oleh perusahaan yang berhubungan dengan bidang keahlian atau keprofesian
yang telah dimiliki saat menempuh pendidikan di universitas. Selain itu faktor pendidikan
dimana banyaknya anak putus sekolah juga merupakan salah satu faktor yang menunjang
pengangguran. Karena untuk bekerja di zaman sekarang, harus bisa calistung (baca, tulis,hitung)
minimal tamatan SLTP. Itupun hanya pekerjaan berkisar Pembantu Rumah Tangga (PRT), Baby
Sitter, dan lain-lain. Namun, di era globalisasi sekarang sudah ada agen baby sitter dan PRT. Jadi
semakin sulit anak yang putus sekolah itu mendapatkan pekerjaan yang berpenghasilan layak.
Dari Pendidikan juga belum ada kurikulum yang mampu menciptakan dan mengembangkan
kemandirian Sumber Daya Manusia yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
Mengurangi angka pengangguran selalu menjadi prioritas program pemerintah. Namun,
setiap tahun angka tersebut rasanya enggan berkurang. Jika pun berkurang, jumlahnya sangat
kecil. Dari jumlah penganggur yang terdata, penganggur dari kalangan terdidik menunjukkann
kecenderungan meningkat. Kecenderungan meningkatnya penganggur di kalangan kaum terdidik
bisa jadi disebabkan kebijakan pemerintah dalam mengurangi angka pengangguran kurang
sejalan dengan preferensi pencari kerja. Setiap tahun, lebih dari 300.000 lulusan perguruan tinggi
dari jenjang diploma hingga sarjana atau strata satu (S-1) siap memasuki pasar tenaga kerja.
Tahun ajaran 2005/2006, misalnya, Departemen Pendidikan Nasional mencatat jumlah
mahasiswa yang lulus dari perguruan tinggi negeri dan swasta sebanyak 323.902 orang. Namun,
tidak semua yang lulus ini terserap oleh pasar.
Pembangunan nasional ke depan, sangat membutuhkan Sumber Daya Manusia yang
sehat secara mental dan fisik serta mempunyai keterampilan, keahlian dan kekreatifan sehingga
mampu membangun keluarga yang berkecukupan. Karena dari keterampilan dan keahlian
tersebut, setiap orang bisa menciptakan lapangan kerja dan mempunyai penghasilan yang layak.
Oleh karena itu bagi pelaku bisnis, tingginya tingkat pengangguran membuat pelaku bisnis harus
dapat memanfaatkan keadaan yang ada. Selain untuk bisnis yang dijalankan tentunya juga dapat
mengurangi pengangguran yang terjadi, misalnya pelaku bisnis bisa melakukan penyediaan
tempat untuk PKL bagi para siswa sekolah yang biasanya berasal dari SMK, dimana hal ini
bertujuan untuk memberikan mereka pelatihan dalam bekerja. Hal tersebut bisa menjadi
keuntungan bagi pelaku bisnis untuk mencari pegawai yang mungkin nantinya dapat
dipekerjakan secara resmi di perusahaannya. Selain itu bagi pelaku bisnis yang mempunyai
cukup modal yang besar tentunya dapat membuka lapangan perkejaan lagi dan memberikan
pelatihan akan tetapi tetap sesuai dengan syarat serta ketentuan yang berlaku untuk menerima
pegawai. Hal-hal tersebut dapat membantu untuk mengurangi tingkat pengangguran yang sudah
sangat tinggi pada saat ini.
Selain itu, bagi pelaku bisnis yang berada didaerah-daerah tentunya dapat memberikan
peluang bagi para pengangguran yang ada didaerah tersebut, dimana mereka dapat diberi
kesempatan untuk mendapatkan pelatihan dengan baik bisa dengan cara mengelola atau
menghasilkan suatu kerajinan yang berasal dari daerah tersebut. Hal itu tentunya juga dapat
menjadi salah satu cara untuk membantu meningkatkan penghasilan bagi daerah setempat,
memajukan dan melestarikan kebudayaan daerah, serta membantu orang-orang yang berasal dari
daerah untuk dapat mendapatkan pekerjaan sesuai dengan keahlian serta ketrampilan yang
dimiliki. Bagi pelaku bisnis, untuk mengurangi tingkat pengangguran yang semakin tinggi maka
dengan cara berwirausaha adalah salah satu jalan yang baik dimana dengan berwirausaha maka
kita dapat membuka lapangan pekerjaan bagi banyak orang dan tentunya dapat membantu
meningkatkan kesejahteraan perekonomian Indonesia saat ini.
DAFTAR PUSTAKA

http://fazavazapaja.wordpress.com/2010/06/24/wirausaha-salah-satu-solusi-tepat-mengatasi-
masalah-pengangguran/
http://www.fikom.unpad.ac.id/?page=detailartikel&id=101
http://www.finetext.de/attachment/Artikel%20Pengangguran%20Kompas.pdf
http://www.fikom.unpad.ac.id/?page=detailartikel&id=101

Anda mungkin juga menyukai