Anda di halaman 1dari 34

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam perkembangan dunia ekonomi sekarang ini peranan akuntansi sangat

penting untuk memutuskan sesuatu agar dalam menjalankan kegiatan tidak

menimbulkan kerugian. Terutama dalam menjalankan kegiatan-kegiatan dan transaksi-

transaksi dalam sebuah perusahaan, contohnya seperti kegiatan mencatat, melaporkan

dan mengintepretasikan data dasar ekonomi dalam sebuah perusahaan.

Fungsi akuntansi dalam sebuah perusahaan adalah sebagai imformasi keuangan

suatu organisasi, sehingga bisa melihat posisi keuangan serta perubahan yang terjadi

didalamnya. Imformas mengenai keuangan sangat dibutuhkan khususnya oleh pihak

manajer atau managemen untuk membantu membuat keputusan suatu organisasi.

Pada dasarnya, proses akuntasi adalah membuat output laporan laba rugi,

laporan perubahan modal, dan laporan neraca pada suatu perusahaan atau organisasi

lainnya.karenanya, pada setiap laporan harus mencatumkam nama perusahaan, nama

laporan, dan tanggal penyusunan atau jangka waktu laporan tersebut untuk

memudahkan orang lain memahaminya.

Laba sering kali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi

ukuran yang lain seperti imbalan investigasi (return on investment) atau penghasilan per

saham. Unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran adalah pendapatan dan

beban (macting revenue dan expense). Pendapatan merupakan penghasilan yang

diterima perusahaan dari hasil kegiatan operasional perusahaan tersebut, sedangkan

beban merupakan biaya yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas normal perusahaan

tersebut. Pengakuan biaya yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas normal perusahaan

tersebut. Pengakuan dan pengukuran pendapatan dan beban tergantung sebagian pada

1
2

konsep modal dan pemeliharaan modal yang digunakan perusahaan dalam penyusunan

laporan keuangan.

Laba juga merupakan pertambahan kekayaan dari suatu badan usaha dalam

periode tertentu, yaitu jumlah yang dapat dibayarkan kepada pemegang saham pada

akhir periode tampa mengurangi kekayaan yang dimiliki.

Untuk menentukan laba, perusahaan perlu menyusun daftar laba rugi yang

merupakan bagian dari laporan keuangan yang merupakan hasil dari suatu proses

akuntansi, yang mengambarkan kinerja perusahaan. Pendapatan dan beban dapat

disajikan dalam laporan laba rugi dengan beberapa cara yang berbeda demi untuk

menyediakan imformasi yang relavan untuk pengambilan keputusan ekonomi. Dengan

demikian perhitungan laba rugi haruslah dapat memberikan imformasi tentang hasil

operasi perusahaan selama satu periode tertentu secara lengkap. Dalam menyusun daftar

laba rugi perlu ditentukan dasar pengakuan pendapatan dan beban yang tepat untuk

periode yang bersangkutan sehingga dapat ditentukan laba yang sebenarnya.

Dalam rangka untuk mencapai tujuannya perusahaan ini perlu untuk

menetapkan pelakuan akuntansi terhadap pendapatan dan beban dengan tepat dan benar,

sehingga perusahaan dapat menyajikan laporan keuangan dalam hal ini khususnya

laporan laba rugi secara akurat dan wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang

berlaku umum. Kesalahan dalam menentukan pendapatan dan beban, akan

mengakibatkan kesalahan dalam perhitungan laba rugi dan akan menyesatkan bagi para

pemakai imformasi tersebut.

PT. Angkasa Pura II (Persero) merupakan BUMN didirikan untuk

mengusahakan bandara dan jasa layanan lalu lingtas udara. Bandara Sultan Iskandar

Muda adalah sebuah Bandar Udara untuk melayani kota Banda Aceh dan sekitarnya,

yang terletak di wilayah Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Bandara ini dikelola
3

oleg PT. Angkasa Oura II (Persero) untuk melayani rute domestic dan internasional,

saat ini sudah ada satu penerbangan internasional, yaitu Air Asia ke kuala Lumpur.

Pendapatan dan beban merupakan sesuatu yang paling utama yang

mempengaruhi laba atau untungnya sebuah perusahaan, oleh karena itu hal tersebut

menjadi dasar pemikiran bagi penulis untuk melakukan suatu penelitian “Perlakuan

Akuntansi Terhadap Pendapatan dan Beban pada PT. Angkasa Pura II (Persero)

Cabang Banda Aceh”.

1.2. Identifikasi Masalah

Pemasalah yang mendasar dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana perlakuan akuntansi terhadap pendapatan dan beban yang di terapkan

di PT. Angkasa Pura II (Persero) Banda Aceh

2. Apakah pendapatan dan beban telah disajikan dengan wajar dalam laporan

keuangan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

1.3. Batasan Masalah

Untuk mempermudah penulis dalam menyelesaikan penelitian ini, penulis

menentukan batasan masalah, yaitu pendapatan operasional, beban operasional dan juga

perlakuan akutansi terhadap keduanya pada PT. Angkasa II (Persero) Cabang Banda

Aceh.

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penilitian anatara lain:

1. Untuk mengetahui pelakuan akuntansi terhadap pendapatan dan beban pada PT.

Angkasa Pura II (Persero) Banda Aceh.


4

2. Untuk mengetahui apakah pendapatan dan beban telah disajikan dengan wajar

dalam laporan keuangan, sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan (PSAK)

1.4.2. Manfaat Penelitian

Adapun mamfaat penilitian adalah :

1. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pelakuan akuntansi pandapatan

dan beban.

2. Memberikan masukan-masukan yang berguna bagi perusahaan yang berkenaan

dengan penerapan prinsip Akuntansi dan pendapatan dan beban perusahaan.

3. Sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.

1.5. Metode Penelitian

Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

yaitu cara mempelajari peristiwa-peristiwa atau menganalisa hal-hal yang terjadi pada

masa yang akan sekarang (pada saat penelitian).

1.5.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelilitian dilakukan di PT.Angkasa Pura II (Persero) Banda Aceh. Penelitian

dilakukan ketika penulis melaksanakan Kerja Praktek di PT. Angkasa Pura II (Persero)

Banda Aceh mulai tanggal 10 Agustus 2009 sampai dengan 10 Desember 2009.

Tabel 1.1 Rincian Kegiatan Penelitian

No Keterangan September Oktober November


minggu ke minggu ke minggu ke
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengumpulan data
2 Menganalisa data
3 Pengolahan data
4 Konsultasi
5

1.5.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang diperoleh sejak melakukan penelitian di PT. Angkasa Pura II

(Persero) Banda Aceh berupa dokumen dan hasil wawancara dengan karyawan PT.

Angkasa Pura II (Persero) Banda Aceh, Terutama karyawan di bagian Accounting dan

Logistic.

Adapun jenis dan sumber data sebagai berikut:

1. Jenis Data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh penulis dari wawancara langsung

dengan Pimpinan dan Kadin Kepegawaian dan Umum PT. Angkasa Pura II

(Persero) cabang Banda Aceh

b. Data Sekunder

(Jhon Hendri: 2009) Data sekunder merupakan informasi yang dikumpulkan

bukan untuk kepentingan studi yang sedang dilakukan saat ini tetapi untuk

beberapa tujuan lain.

2. Sumber Data

a. Sumber Internal

Sumber data internal ialah sumber yang diperoleh dari objek

penelitian/perusahaan yang diteliti.

b. Sumber Eksternal

Sumber data eksternal ialah sumber yang berasal dari referensi, literatur dan

buku-buku yang berkaitan dengan penelitian ini.


6

1.5.3. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian yang dilakukan bersumber dari literatur, buku bacaan yang

berhubungan dengan penelitian ini, hasil yang diperoleh akan dipergunakan

sebagai dasar penelitian lapangan.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian ini dilaksanakan oleh penulis dengan meninjau langsung ke objek

penelitian, penelitian ini harus melihat informasi secara fakta tanpa ada pendapat

atau gugusan dari pihak pemilik informasi.

1.5.4. Metode Analisa Data

Metode analisa yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan metode kuantitatif. Menurut (Strauss: 2007) penelitian kualitatif adalah

jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau

bentuk hitungan lainnya. Selanjutnya, dipilihnya penelitian kualitatif karena

kemantapan peneliti berdasarkan pengalaman penelitiannya dan metode kualitatif dapat

memberikan rincian yang lebih kompleks tentang fenomena yang sulit diungkapkan

oleh metode kuantitatif.

Proses penelitian kualitatif supaya dapat mengahasilkan temuan yang benar-

benar bermanfaat memerlukan perhatian yang serius terhadap berbagai hal yang

dipandang perlu. Dalam memperbincangkan proses penelitian kualitatif paling tidak tiga

hal yang perlu diperhatikan, yaitu kedudukan teori, metodologi penelitian dan desain

penelitian kualitatif.
7

1.6. Sistematika Penulisan

Berikut sistematika penulisan dalam Tugas Akhir ini:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab I ini akan penulis jelaskan tentang latar belakang masalah,

identifikasi masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

metode penelitian, metode pengumpulan data dan metode analisa data.

BAB II : LANDASAN TEORI

Dijelaskan tentang landasan teori yang berkaitan dengan judul yang

diajukan, berdasarkan referensi, buku bacaan yang berhubungan dengan

penelitian.

BAB III : GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Dijelaskan tentang gambaran umum perusahaan, struktur organisasi, visi

dan misi perusahaan, dan kegiatan usaha perusahaan.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini dijelaskan hasil penelitian dan membahas teori yang sudah

pernah dijelaskan sebelumnya.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini dijelaskan tentang kesimpulan yang berdasarkan dari bab I

sampai dengan bab IV, serta penulis berikan saran yang berguna bagi

penulis pribadi dan perusahaan.


8

BAB II
LANDASAN TEORITIS

2.1. Pengertian Akuntansi

Pengertian akuntansi untuk berbagai pihak mempunyai penafsiran yang berbeda-

beda. Hal ini disebabkan karena sukarnya member penegasan untuk setiap kata secara

tepat terlebih dahulu untuk perkataan akuntansi yang mempunyai bidang yang luas,

dalam perkembangan dunia ekonomi sekarang ini peranan akuntansi sangat penting

untuk memutuskan sesuatu agar dalam menjalankan kegiatan ekonomi mencakup

kerugian. Kegiatan yang dilakukan oleh akuntansi dalam kegiatan ekonomi mencakup

kegiatan mencatat, mengintisarkan, melaporakan, dan menginterpretasikan data dasar

ekonomi untuk kepentingan baik perorangan, pengusaha, pemerintahan dan anggota

masyarakat lainnya. Untuk memberikan pengertian akuntansi yang lebih jelas maka

dibawah ini dikutip beberapa definisi yang diberikan oleh beberapa pakar akuntansi.

Menurut PSAK (2007) mengakui asumsi dasar akuntansi sebagai berikut:

1. Kelangsungan Usaha
Suatu entitas ekonomi diasumsikan terus melakukan usahanya secara
berkesinambungan tampa maksud untuk dibubarkan, kecuali bila ada bukti
sebalaiknya, perusahaan dianggap akan melanjutkan usahanya untuk waktu
mendatang yang dapat diduga, tidak bermaksud atau berkepentingan dengan
likuidasi atau penutupan usaha.
2. Akrual
Pengukuran aktiva, kewajiban, pendapatan, beban, serta perubahannya
diakui pada saat terjadi, tidak pada saat uang diterima atau dibayarkan,
mencatat dan berpengaruh pada laporan keuangan pada periode berjalan.

Menurut America Institute of Certified Public Accountants (Moechtar 2005:01)


Akuntansi adalah seni pencatatan, pengolongan dan peringkasan dengan suatu cara
yang berarti dan dalam nilai uang kejadian transaksi yang paling sedikit atau
sebahagian, bersifat keuangan dan atas penafsiran hasilnya.

Akuntansi tersebut dipakai baik oleh organisasi- organisasi yang bersifat untuk

semata- mata mencari keuntungan. Pemakaian ini untuk mencatat transaksi- transaksi

keuangan yang terjadi pada organisasi tersebut yang kemudian hasilnya salah satunya

8
9

untuk memberikan imformasi laporan keuangan. Perlu diketahui bahwa kegunaan

akuntansi adalah memberikan imformasi yang sangat diperlukan baik dari pihak- pihak

yang memerlukan baik dari pihak intern sendiri maupun pihak intern, adapun pihak-

pihak tersebut antara lain :

1. Manajer-manajer perusahaan sangat memerlukan akuntansi dalam hal

pengambilan tujuan perusahaan yang sangat penting untuk mencapai tujuan

perusahaan sendiri, untuk mengembangkan perusahaan tersebut dan lain-

lain.

2. Pemilik perusahaan yang telah mananamkan modalnya keperusahaannya

pada suatu waktu pasti memerlukan imformasi akuntansi. Hal ini dibutuhkan

untuk mengetahui posisi keuangan sampai dengan hasil yang dicapai oleh

perusahaan.

3. Investor dan Kreditur, Investor ini akan menanamkan modalnya ke

perusahaan- perusahaan yang diminati tentu dalam rangka untuk

mendapatkan keuntungan. Oleh karena investor sebelum menanamkan

modalnya ke perusahaan tersebut atau kreditur sebelum meminjamkan

kreditnya kepada perusahaan tersebut atau kreditur sebelum meminjamkan

kreditnya kepada perusahaan tersebut, maka investor atau kreditur tersebut

memerlukan akuntansi perusahaan tersebut lebih dahulu untuk di analisa.

Hal ini untuk mengetahui apakah perusahaan tersebut menguntungkan atau

tidak menguntungkan.

4. Pemerintah menghendaki bahkan ada yang diwajibkan kepada setiap

perusahaan untuk menyelenggarakan akuntansi, agar pemerintah dapat

mengetahui besarnya penghasilan yang akan dikenakan pajak dalam

mengetahui besarnya penghasilan yang akan dikenakan pajak dalam laporan


10

surat pemberitahuan tahunan yang dibuat oleh perusahaan. Hasil pekerjaan

akuntansi yang merupakan imformasi yang akan datang.

5. Disampaikan kepada pihak yang berkepentingan, harus dapat disusun dan

dilaporkan secara objektif. Untuk keperluan hal tersebut maka perlu ada

standar atau pedoman akuntansi yang berlaku di Indonesia yang telah dibuat

oleh Ikatan Akuntansi Indonesia yang disebut Penyataan Standar Akuntansi

Keuangan (PASK). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang terdiri

atas sejumlah aturan yang menjadi pedoman bertindak dalam melaksanakan

akuntansi di Indonesia dan masih akan berkembang dimasa yang akan

datang, sehingga laporan-laporan keuangan yang dihasilkan dapat diterima

umum.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan disusun dengan maksud antara lain

untuk menghimpun prinsip- prinsip akuntansi yang tekah lazim berlaku di Indonesia

baik cara-cara, metode-metode dari segala sesuatu yang mengcakup dalam pengertian

akuntansi yang bersangkutan dengan pertanggungjawaban pada pihak luar perusahaan.

Warren et al (2005:119) : Menyatakan bahwa “Prinsip akuntansi yang berlaku


umum mengharusnya sejumlah pos yang tidak biasa dilaporkan secara terpisah dalam
laporan laba-rugi”. Adapun pos-pos tersebut seperti :
1. Pos-pos yang dilaporkan sebagai dari pendapatan operasi periode berjalan yang
sering disebut pos-pos yang dilaporkan sebagai dari pendapatan operasi periode
berjalan yang sering di sebut pos-pos bagian atas.
2. Pos- pos yang dilaporkan sebagai pengurang dari pendapatan operasi periode
berjalan yang sering disebut pos-pos bagian bawah.

Komlen (2005) Menjelaskan bahwa akuntansi adalah suatu proses mencatat,


mengklasifikasikan, meringkas, mengolah dan mengajikan data, transaksi serta kejadian
yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang yang
menggunkannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan serta
tujuan lainnya.

Sementara itu menurut Winwin (2006:13) akuntansi adalah suatu kegiatan


mengindefikasikan kejadian ekonomi berkaitan dengan secara historis aktivitas
keuangan organisasi, mengkomunikasikan kejadian keuangan yang bermuat imformasi
keuangan organisasi yang dapat dijadiakan dasar dalam pengambilan keputusan.
11

Dari pengertian- pengertian yang tersebut diatas maka dapat dipahami bahwa

akuntansi bukanlah hanya berorientasi pada fungsi khusus semata, namun akuntansi

mempunyai fungsi yang luas sebagai suatu ilmu khusus semata, namun berkembang,

Akuntansi mampu menyelesaikan masalah- masalah ekonomi dan masalah- masalah

sosial yang sering muncul berbarengan suatu sama lain. Sehingga penyajian imformasi

menjadi relavan dengan kebutuhan pihak- pihak yang berkepentingan terhadap

perusahaan dalam memproses suatu keputusan yang tepat untuk kemudian di

implementasikan dalam aktifitas ekonomi lainnya.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam akuntansi mengandung hal-

hal harus dipahami secara jelas yaitu:

a. Adanya proses penyediaan imformasi, maksudnya dalam akuntansiterdapat

berbagai aktifitas penting dan termasuk bagaimana cara mengkomunikasikan

imformasi akuntansi itu sendiri. Aktifitas- aktifitas tersebut adalah

pengindentifikasikan imformasi oleh suatu system akuntansi.

b. Kuantitatif, artnya imformasi akuntansi yang dikomunikasikan atau

disampaikan harus dalam bentuk satuan uang.

c. Entitas ekonomi yang terpisah dari pihak- pihak yang berkepentingan dalam

sumber- sumber perusahaan.

d. Keputusan yang diambil berhubungan dnengan sumber daya ekonomi, artinya

imformasi akuntansi dapat digunakan oleh segala jenis pengambilan keputusan

ekonomi.

Menurut Belkaoui (2005: 38), fungsi akuntansi adalah “Menyediakan


imformasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan tentang entitas ekonomi yang
diperkiraan bermamfaat dalam pembuatan keputusan-keputusan ekonomi dalam
membuat pilihan diantara diantara alternatif tindakan yang ada”.
12

Menurut Smith Skousen (2008 : 3), akuntansi adalah suatu aktivitas jasa.
Fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat dalam
pengambilan keputusan ekonomis dalam menetapkan pilihan-pilihan yang logis diantara
berbagai tindakan alternatif.

Dari fungsi tersebut dapat disimpulkan bahwa peran system imformasi akuntansi

menjadi sangat dominan apalagi dalam persaingan yang ketat, bahkan sistem imformasi

akuntansi telah diakui sebagai salah satu sumber daya, dimana perusahaan berupaya

mengoptimalkan peranan sistem imformasi akuntansi dalam pengambilan keputusan

manajemen baik untuk perencanaan baik untuk perencanaan, maupun pelaksanaan

struktur pengendalian intern. Sebagai dampak perananimformasi akuntansi yang

meningkat, maka dibutuhkan suatu yang mengatur imformasi agar dapat memberikan

keunggulan kompetitif strategi bagi perusahaan.

Pernyataan diatas menekankan bahwa fungsi akuntansi sebagai suatu aktifitas

jasa dalam menyediakan imformasi keuangan yang bersifat kuantitatif sangat membantu

pihak- pihak yang berkepentingan terhadap imformasi tersebut untuk digunakan dalam

kegiatannya dengan evaluasi kualtatif dalam membuat suatu pertimbangan dan

keputusan ekonomi dimas mendatang.

2.2. Kegiatan Akuntansi

Akuntansi merupakan suatu disiplin ilmu yang digunakan untuk membantu

kegiatan yang dilakukan oleh suatu organisasi, perusahaan, dan individu yang

membutuhkan, alas an kenapa perusahaan atau organisasi baik itu yang bertujuan untuk

mencari keuntungan atau yang bergerak dalam bidang sosial melaksanakan kegiatan

akuntansi karena tingkat kompleksitas kegiatan yang dihadapi, akuntansi merupakan

sebuah sistem yang digunakan untuk mengolah data- data kegiatan keuangan yang

terjadi dalam proses kegiatan suatu perusahaan, organisasi, ataupun individu dimulai

dari hal yang paling dasaryaitu pencatatan bukti- bukti transaksi kemudian dengan
13

sistem yang telah dibuat data tersebut diolah menjadi sebuah imformasi, dengan

imformasi yang dihasilkan berupa laporan yang akan menjadi dasar untuk mengambil

keputusan akunting juga disebut sebagai bahasa bisnis.

Dalam perkembangan dunia ekonomi sekarang ini peranan akuntansi sangat

penting untuk memutuskan suatu agar dalam menjalankan kegiatan tidak menimbulkan

kerugian. Objek kegiatan akuntansi adalah transaksi keuangan, yaitu transaksi- transaksi

yang menyangkut perubahan, hutang dan modal, dan kegiatan terdiri dari pencatatan,

penggolongan, peringkasan, dan penyajian transaksi keuangan serta mempunyai tujuan

memberikan laporan keuangan kepada pihak yang memeringkannya.

Dari definisi diatas menggambarkan bahwa berapa luasnya penerapan ilmu

akuntansi, di mana tidak hanya mengimformasikan tentang hasi kerja organisasi, selain

itu akuntansi juga merupakan tugas yang komplek meliputi bermacam-macam kegiatan

lainnya. Juga dapat disimpulkan bahwa inti dari pengertian imformasi yang bersifat

financial kepada pihak yang memerlukan bermacam teknik, diantara lain teknik

pencatatan, teknik pengawasan, teknik penyajian laporan dalam rangka membuat

keputusan- keputusan ekonomi serta teknik pemeriksa hasil pencatatan yang

menunjukkan data pertanggungjawaban (Responsibility) menajemen atas penggunaan

sumber- sumber daya yang dipercaya kepada mereka.

2.3. Pengertian pendapatan

Pada dasarnya ada dua pengetian tentang konsep pendapatan (Revenue) yaitu

menurut ilmu ekonomo dan ilmu akuntansi. Menurut ahli ekonomi pandapatan

dirumuskan secara keualitatif yang penekanannya pada masa penelitian. Adapun dalam

imu akuntansi pengertian pendapatan lebih mengarah dan bersifat operasional, sehingga

dapat dihitung dan diukur.


14

Menurut Prawironegoro (2005: 252) Menyatakan bahwa pusat pendapatan

yaitu “ Suatu pusat pertanggungjawaban di mana manajernya hanya bertanggung jawab

mengenai penjualan”. Contohnya seperti manajer pemasaran, ia bertanggung jawab atas

peningkatan jumlah komoditi yang dijual dan jumlah pandapatan yang mempunyai

wewenang menentukan strategi dan taktik pemasaran yang berhubungan dengan bauran

produk, distribusi, promosi, harga memuaskan pelangan, dan menjadikan pelangan setia

terhadap komoditi yang dijual.

Dalam beberapa dasawarsa belakang ini, perhatian pelaporan laba rugi semakin

dirasakan memafaatnya. Dengan adanya imformasi mengenai pendapatan maka dapat

membandingkan antar modal yang tertanam dengan penghasilan sebagai alat dividen di

neraca yang akan datang.

Pendapatan sebagai salah satu elemen penentuan laba rugi suatu perusahaan

belum mempunyai pengertian yang seragam. Hal ini disebabkan pendapatan biasanya

dibahas dalam hubungan dengan pengukuran dan waktu pengakuan pendapatan itu

sendiri.

Secara garis besar konsep pendapatan dapat ditinjau dari dua segi yaitu :

1. Menurut ilmu ekonomi

Pendapatan menurut ilmu ekonomi merupakan nilai maksimun yang

dapat dikomsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan

keadaan yang sama pada total kuantitatid pengeluaran terhadap komsumsi

selama satu periode. Dengan kata laun, pendapatan adalah jumlah harta

kekayaan awal periode. Dengan kata lain, pendapatan adalah jumlah harta

kekayaan awal periode ditambah keseluruh hasil yang diperoleh selama satu

periode.
15

Divinisi pendapatan menurut ilmu ekonomi menutup kemungkinan

perubahan lebih dari total kekayaan badan usaha pada awal periode, dan

menekankan pada jumlah nilai statis pada akhir periode. Secara garis besar

pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah perubahan

penilaian yang bukan diakibatkan perubahan modal dan hutang.

2. Menurut ilmu akuntansi

Banyak konsep pendapatan didefinisikan dari berbagai literature

akuntansi dan teori akuntansi. Namun pada dasarnya konsep pendapatan dapat

ditelusuri dari dua sudut pandang, yaitu :

a. Pendangan yang menekankan pada pertumbuhan atau peningkatan

jumlah aktiva yabf timbul sebagai hadil dari kegiatan operasional

perusahaan.

b. Pandangan yang menekankan kepada penciptaan barang djasa oleh

perusahaan serta penyerahan barang dan jasa.

Menurut (Halim, 2005:64) “Pendapatan adalah peningkatan aktiva atau

penurunan hutang yang berasal dari berbagai kegiatan periode berjalan akuntansi

tertentu.

Menurut Soemarso (2005:361) menyatakan bahwa pendapatan adalah


“penjualan barang dan jasa yang telah dinyatakan dalam uang, dengan demikian juga
merupakan peruses yang berjalan terus menurus tampa terputus dan tujuan pencatatan
dalam pelaporan akuntansi diperlukan pembatas yang jelas tentang kapan suatu
pendapatan harus diakui”.

Menurut penyataan PSAK No. 23 Tahun 2004 mendefinisikan pendapatan

sebaia berikut “ Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan

yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan

jasa, bunga, deviden, royalti dan sewa”.


16

Sedangkan Nafarin (2006 : 15) Berpendapat, bahwa pendapatan adalah “ Arus


masuk harta dari keiatan perusahaan menjual barang dan jasma dalam suatu periode
yang mengakibatkan kenaikan modal yang tidak berasal dari kontribisi penanaman
modal. Pendapatan dari kegaiatan perusahaann dagang dasarnya adalah suatu proses
mengenai arus penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan selama jangka waktu
tertentu.

Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pendapatan hanya terdiri dari arus

masuk bruto dari mamfaat ekonomi yang diterima perusahaan itu sendiri, di luar dari

pernyataan di atas yang tidak memiliki mamfaat ekonomi dalam peningkatan

pendapatan diakui da[at ditinjau dari besar kemungkinan memfaat ekonomi masa depan

akan mengalir ke perusahaan dapat diukur dan diprediksikan dengan normal.

Menurut Prawironegoro (2005:252) menyatakan pusat adalah “ Suatu


pertanggungjawaban di mana menajernya hanya bertanggung jawab mengenai
penjualan. Contohnya ialah menajer pemasaran bertanggung jawab atas peningkatan
jumlah komoditi yang dijual dan jumlah pendapatan, wewenangnya adalah menentukan
strategi dan taktik pemasaran yang berhubungan dengan pengembangan produk,
distribusi, promosi, harga, memuaskan pelangan, dan menjadikan pelangan setia
terhadap komoditi yang dijual. Semua energi divisi pemasaran ini hakikatnya adalah
memuaskan pangsa pasar, meningkatkan penjualan, dan efisiensi biaya pemasaran.
Kinerjanya dievaluasi berdasarkan kemampuannya meluaskan pangsa pasar.

Sedangkan menurut Niswonger (2006:56) medefinisikan pendapatan sebagai


berikut: “pendapatan merupakan kenaikan kotor (gross) dalam modal pemilik yang
dihasilkan dari penjualan baeang dagang, pelaksanaan jasa kepada klien, menyewaan
harta, peminjaman uang, dan semua kegiatan usaha profesi yang bertujuan untuk
memperoleh penghasilan”.

Selanjutnya Smith dan Skousen Mengutip dari SFAC No. 6 yang diterbitkan
FASB (2005:104) mendefinisikan pendapatan sebagai berikut : “Pedapatan adalah arus
masuk atau kenaikan- kenaikan lainnya dari nilai harta suatu dalam usaha atau
penagihan hutang- hutangnya atau kombinasi dari kedua- keduanya dari suatu periode
akibat dari penyerahan atau produksi- produksi barang- barang penyerahan jasa- jasa
atau aktivitas berlanjut dami satuan tersebut.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pendapatan merupakan

arus masuk bruto dari mamfaat ekonomi yang diterima dan dapat diterima oleh

perusahaan itu sendiri yang dihubungkan dengan adanya suatu aktifitas usaha yang

mengakibatkan peningkatan ekuitas yag terjadi dalam suatu periode.


17

Pendapatan ini diperoleh dari adanya penyerahan barang dan jasa, ataupun

adanya kegiatan- kegiatan lain yang masih ada hubungannya dengan usaha perusahaan.

Selain itu pendapatan juga dapat diperoleh dari kegiatan dari luar kegiatan utama

perusahaan misalnya keuntungan dari penjualan aktiva tetap.

Menurut Soeparto (2005:56) mengolongkan pendapatan secara lebih khusus ke

dalam 2 kelompok yaitu :

1. Pedapatan usaha

Pendapatan usaha merupakan pendapatan yang diperoleh dari kegiatan

utama perusahaan, kerena kegiatan utama akan tergantung pada jenis usahanya

maka, bentuk dan namanya juga akan tergantung pad ajenis usahanya.

2. Pendapatan di luar usaha

Pendapatan dilyar usaha yang meiliputi semua pendapatan yang berasal

dari kegiatan di luar kegiatan utama perusahaan yang terbagi ke dalam 2

kelompok, yaitu yang biasa terjadi dan yang luar biasa seperti pendapatan

bunga, dividend an sewa. Selain dari unsur-unsur di atas keuntungan dari

penjualan dari aktiva tetap jugha merupakan pendapatan lain- lain.

Kesimpulan dari uraian di tas bahwa unsur pendapatan terdiri dari penjualan

atau penyerahan barang dan jasa. Keuntungan dari penjualan aktiva tetap, sewa, bunga

dan lain- lain yang kesemuanya secara garis besar dikelopokkan menjadi pendapatan

dari kegiatan utama dan pendapatan di luar kegiatan utama perusahaan.

Devinisi lain dikemukakan menurut Sumber Rustam (2006:1) “Pelaporan laba


rugi menunjukkan pendapatan yang diperoleh, biaya yang dikeluarkan serta hasil usaha
yang diperoleh dalam suatu periode yang terakhir pada tanggal yang tertera di neraca.
Laporan perubahan pesisi keuangan menyajikan kegiatan pembiayaan dan investasi
perusahaan”.
18

2.4. Pengertian Beban

Dalam penentuan besarnya hasil operasi perusahaan selama periode tertentu

maka akan dibahas lebih dahulu pengertian tentang apa itu beban (cost). Berikut akan

diberikan pengertian tentang beban dan dapat dilihat penjelasannya.

Sebelumnya diadakan pedaloaman lebih lanjut mengenai pengertian beban

adalah penting untuk membedakan terlebih dahulu pengertian antara biaya dan beban.

Istilah biaya dan beban sering diartikan sana sebagai “biaya” . Padahal bila ditinjau dari

asal katanya beban adalah “expense” dan biaya adalah “cost”.

Mengenai perbedaan ini ditegaskan oleh Bustami, et all (2007 :4) bahwa beban
atau expense dapat didefinisikan sebagai berikut “Biaya yang telah meberikan mamfaat
dan sekarang telah habis, biaya yang belum dinikmati yang dapat memberikan mamfaat
dan sekarang dimasa akan datang dikelompokkan sebagai harta”. Beban ini masukkan
kedalam laba rigi sebagai pengurangan dari pendapatan. Sedangkan biaya atau cost
adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi
atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tententu. Biaya ini belum habis
masa pakainya dan digolongkan sebagai aktivitas yang dimasukkan kedalam neraca.

Menurut Nuh (2005:33) beban adalah : “Pengorbanan ekonomis yang


dikeluarkan selama satu periode akuntansi. Beban itu sendiri ada dua macam, beban
usaha, sedangkan beban yang dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan pokok yang
disebut beban usaha, sedangkan beban yang dikelurkan bukan untuk mendapatkan
penghasilan pokok disebut beban non usaha.

Sedangkan menurut Nafarin (2004:15) beban adalah “Harga pokok yang


bermaat dan telah habis pakai untuk memperoleh laba atau penghasilan”. Dalam
penentuan besarnya hasil operasi perusahaan selama periode tertentu maka dibahas
lebih dahulu pengertian tentang apa itu beban. Berikut ini akan diberikan pengertian
tentang beban dan dapat di lihat penjelasannya.

Menurut Prawironegoro (2005:15) menyatakan beban adalah : “Pengeluaran


untuk mendapatakan pada suatu periode tertentu, beban dikurangkan pada pendapata
untuk memperoleh data. Unsur- unsur beban ialah harga pokok penjualan, beban
pemasaran, beban adminitrasi , beban bunga dan beban pajak. Jika unsur-unsur tersebut
belum menjadi kompunen perhitungan laba rugi, maka unsur-unsur tersebut merupakan
biaya.

Carter dan Usry (2006:30) menyatakan untuk “beban dapat didefinisikan


sebagai aliran keluar terukur dari barang atau jasa yang kemudian ditandingkan dengan
pendapatan untuk menentukan laba, atau sebagai penurunan dalam aktiva bersih sebagai
akibat dari penggunaan jasa ekonomi dalam menciptakan pendapatan atau pengenaan
pajak oleh badan pemerintahan.
19

Pengertian beban menurut PSAK (2009) sebagai berikut: “Penurunan mamfaat


ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus kas keluar atau
berkurangnya asset atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas
yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal”.

Sedangkan menurut Smitj dan Skousen (2005:57) beban adalah “Setiap aliran
keluar atau penggunaan aktiva atau timbulnya kewajiban kedua-duanya dalam rangka
pengiriman barang, pemberian jasa, atau pelaksanaan aktivitas lain yang merupakan
kegiatan utama perusahaan”.

Secara garis besar unsur-unsur beban dibagi dalam 2 golongan, yaitu:

a. Beban yang terjadi dalam rangka menjalankan usaha pokok perusahaan

b. Beban-beban yang di luar kegiatan pokok perusahaan

c. Beban- beban yang di luar kegiatan pokok perusahan

Menurut Suparwoto (2005:66) menjalankan bahwa:

1. Beban usaha atau beban operasional merupakan beban yang terjadi dalam

hubungannya dan kegiatan utama perusahaan. Ditinjau dari segi tujuannya

terjadinya beban ini adalah dala rangka untuk memperoleh pendapatan. Beban

ini biasanya dikelompokkan menjadi harga pokok penjualan, beban umum dan

adminitrasi.

2. Adapaun yang termamsuk ke dalam kelompok beban-beban yang di luar usaha

pokok perusahaan meliputi kerugian atas penjualan aktiva tetap, bunga dan

lain- lain.

2.5. Pengakuan Pendapatan dan Beban

2.5.1. Pengakuan Pendapatan

Pengakuan adalah proses penentuan jumlah waktu yang akan dicatat dari suatu

pos tertentu. Smith dan Skousen (2005:45) menyatakan bahwa “Pengakuan yang

terjadi atas pos tersebut kemudia”. Agar suatu pos dapat diakui secara formal, maka pos

tersebut harus memenuhi salah satu definisi unsur-unsur laporan keuangan. Hasil ini

berarti setiap pos hanya dapat diakui apabila proses tersebut secara jelas sebagai aktiva,
20

kewajiban, modal, pendapatan dan beban. Dengan demikian dapat dibedakan apakah

suatu pos buku besar termasuk sebagai salah satu unsut-unsur laporan keuangan atau

bukan.

Pengakuan pendapatan merupakan salah satu masalah yang paling sulit dan

mendesak yang dihadapi para profesi akuntan. Kesulitan dalam pengakuan pendapatan

tersebut adalah masalah penentuan (penetapan) waktu untuk pengakuan pendapatan

(periode pencatatan pendapatan). Masalah penentuan waktu pengakua dari hasil

penjualan barang dan jasa.

Menurut Smith dan Skousen (2005:122) menyatakan bahwa pendapatan dan

keuntungan umumnya diakui apabila:

1. Pendapatan keuntungan tersebut telah direalisasikan

2. Pendapatan keuntungan tersebut telah dihasilkan karena sebagian besar dari

proses untuk menghasilkan laba telah diselesaikan.

Agar pendapatan dan keuntungan direalisasikan persediaan atau aktiva lain

harus dipertukarkan dengan kas atau klaim terhadap kas. Pendapatan dapat

direalisasikan apabila aktiva yang didapat atau diterima dari suatu pertukaran dapat

dipertukarkan secara cepat dengan sejumlah uang kas atau klaim terhadap kas. Ktiteria

proses menghasilkan laba terutama bertalian dengan pengakuan pendapatan (bukan

keuntungan). Sebagian besar keuntungan berasal dari transaksi yang tidak melibatkan

proses menghasilkan laba, seperti penjualan tanah. Jadi kondisi yang direalisasikan

lebih penting artinya dalam pengakuan keuntungan.

Pengakuan pendapatan juga dijelaskan dalam Standar Akuntansi Keuangan

(2005) sebagai berikut:

“Pendapatan diakui hanya bila besar kemungkinan memfaat ekonomi

sehubungan dengan traksaksi tersebut akan mengalir kepada perusahaan. Kadang-


21

kadang kemungkinan hal tersebut terjadi sangat kercil, sampai imbalan diterima atau

sampai suatu ketidakpastian dihilangkan, dan pendapatan diakui. Namun bila suatu

ketidakpastian timbul dengan kolektibilitas sejumlah tertentu yang telah termasuk

dalam pendapatan, jumlah yang tidak tertagih atau jumlah yang pemulihannya tidak lagi

besar kemungkinanya, diakui sebagai beban, menggantikan penyesuaian jumlah

pendapatannya yang diakui semula”.

Kegiatan ekonomis suatu perusahaan bersifat terus- menerus tampa terputus. Ini

berarti bahwa penciptaan barang- barang dan jasa juga yang berputar mulai dari

membeli bahan, memproduksi menjadi baeang jadi, menerima uang dari penjualan,

menggunakan uang untuk membeli lagi bahan dan demikian seterusnya.

Menurut Soemarso (2005:361) menyatakan bahwa pendapatan adalah : “


penjualan barang dan jasa yang tekag dinyatakan dalam uang, dengan demikian juga
merupakan proses yang berjalan terus menurus tampa terputus dan tujuan pencatatan
dalam pelaporan akuntansi diperlukan pembatas yang jelas tentang kapan suatu
pendapatan harus diakui.

Saat pengakuan pendapatan bervariasi mulai dari saat barang dan jasa tersebut

selesai diproduksi sampai dengan diterimanya uang yang berasal dari penjualan.

2.5.2. Pengakuan Beban

Beban terjadi apabila berang dan jasa digunakan dalam proses memperoleh
pendapatan saat atau pelaporan beban dilakukan dengan mencatan kegiatan di dalam
perkiraan atau memasukkannya di dalam laporan keuangan. Dalam hal ini pelaporan
beban dapat terjadi bersamaan dengan kegiatan menggunakan barang dan jasa atau
lebih dilakukan sesudah kegiatan itu atau dalam keadaan yang tidak biasa, boleh
mendahului sebagai berikut.

Dalam PSAK (2005) pengakuan beban diuraian sebagai berikut :


“Beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung antara
biaya yang ditimbulkan dengan pos penghasilan tertentu yang diporoleh. Proses- proses
yang biasanya disebut pengairan biaya dengan pendapatan melibatkan secara bersamaan
atau gabungan penghasilan dan beban yang dihasilkan secara langsung dan bersama-
sama dari transaksi atau peristiwa lain yang sama. Misalnya berbagai komponen beban
yang membentuk harga pokok penjualan diakui pada saat yang sama dengan pengakuan
pos dalam neraca yang tidak memenuhi kriteria pengakuan aktiva dan kewajiban”.
22

Beban segera diakui dalam laporan laba rugi kalau pengeluaran tidak
menghasilkan mamfaat ekonomi masa depan atau sepanjang mamfaat ekonomi masa
depan tidak lagi memenuhi syarat untuk diakui dalam neraca sebagai aktiva.

Skousen, (2005:210) menjelaskan tentang pengakuan beban dibagi menjadi 3

katagori:

1. Pencocokan langsung

Beban langsung termasuk tidak hanya beban yang sudah ditimbulkan namun

seharusnya meliputi biaya yang diantisipasi berhubungan dengan beban periode

lancer. Setelah pengataran barang kep[ada pelanggan, masih ada biaya

penarikan, kerugian hutang ragu, dari piutang yang tidak dapat ditarik, dan

biaya jaminan yang memungkinkan atas penurunan produk.

2. Alokasi sistematis dan rasional

Katagori pengakuan beban umum kedua melibatkan aktiva yang

menguntungkan lebih dari suatu periode akuntansi. Biaya aktiva semacam

bangunan peralatan, panen dan asuransi dibayar dimuka tersebar sepanjang

periode keuntungan yang diharapkan pada beberapa cara sistematis dan

rasional.

3. Pengakuan segera

Pengakuan segera adalah juga telat ketika keuntungan masa datang sangat tidak

pasti. Sebagai contoh pembiayaan untuk riset pengembangan mungkin

memberikan keuntungan masa depan signifikasi, namun keuntungan ini

biayanya tidak pasti dimana biaya dihapuskan didalam periode pengeluaran.

Jurnal untuk mencatat beban:

Beban xxxx

Kas xxxx
23

Pendapatan dan beban sehubungan dengan suatu transaksi atau peristiwa

tertentu diakui secara bersamaan. Proses ini biasa mengacu pada pengaitan pendapatan

dengan beban. Beban termasuk jaminan dan biaya lain yang terjadi setelah pengiriman

barang, biasanya dapat diukur dengan handal jika kondisi lain untuk pengakuan

pendapatan yang berkaitan dapat dipenuhi. Tetapi pendapatan tidak dapat diakui bila

beban yang berkaitan tidak dapat diukur dengan handal. Dalam keadaan demikian setiap

imbalan yang telah diterima untuk penjualan barang tersebut diakui sebagai suatu

kewajiban.

Soemarso (2005:362) mengemukakan bahwa “Beban yang terjadi pada suatu

periode akuntansi tertentu haruslah hanya beban yang digunakan untuk memperoleh

pendapatan pada periode yang sama”.

Asuransi ini mengangap adanya hubungan sebab akibat antara beban dan

pendapatan serta hubungan tersebut dapat ditetapkan. Dalam praktek tidak semua beban

dapat hubungan tersebut dapat ditetapkan. Dalam praktek tidak semua beban dapat

dihubungkan langsung dengan pendapatan yang dihasilkan, untuk mengatasi hal ini,

maka dibedakan antara beban langsung dan tidak langsung.

Beban langsung yang dapat diindentifikasikan dengan produk dicatat pada saat

yang sama dengan penjualan produk tersebut (tercermin dalam harga pokok penjualan).

Sedangkan beban yang secara langsung dihubungkan dengan produk, seperti

kebanyakan beban adminitrasi dan penjualan dicatat pada saat terjadinya. Beban-beban

semacam itu lebih bisa dihubungka dengan waktu daripada dengan produk.

2.6. Pengukuran Pendapatan dan Beban

2.6.1. Pengukuran Pendapatan

Dalam FASB SFAC No. 3 dijelaskan definisi pendapatan yang lebih semit

sebagai produk atau jasa perusahaan yaitu pendapatan terjadi (dari) operasi utama
24

perusahaan yang berkesinambungan selama satu periode, jadi dalam definisi ini

pendapatan memiliki arti yang lebih sempit sehingga keuntungan akan diperlukan

secara terpisah. Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa produk perusahaan meliputi

semua jasa, termasuk sew dan pinjaman berbunga jadi pendapatan dapat bersifat

operasional.

Menurut Soemarso (2005:232) pendapatan harus diakui dengan dasar sebagai

berikut:

1. Bunga harus diakui atas dasar proposi waktu yang diperhatikan hasil efektif

aktiva tersebut.

2. Royalti harus diakui atas dasar akrual sesuai dengan subtansi perjanjian yang

relavan.

3. Dalam metode biaya deviden tunai harus diakui bila hak pemegang saham

untuk menerima pembayaran telah ditetapkan.

Di dalam praktik, pengakuan pandapatan dilakukan sebagai berikut :

1. Pendapatan dari transaksi penjualan produk diakui pada tanggal penjualan saat

ini biasanya merupakan tanggal penyerahan produk kepada langganan.

Pendapatan atas jasa yang diberikan oleh perusahaan jasa diakui pada saat jasa

telah dilakukan dan dapat dibuat fakturnya.

2. Imbalan yang diperoleh atas penggunaan aktiva atau sumber- sumber ekonomi

perusahaan oleh pihak lain seperti pendapatan bunga, sewa dan royalti, diakui

sejalan dengan berlalunya waktu dan pada saat digunakannya aktiva yang

bersangkutan.

3. Pendapatan dari penjualan aktiva di luar barang dagang seperti penjualan dalam

hal- hal tertentu pengakuan pada saat selesainya poduksi, pada saat bagian tehap

prosuksi diselesaikan pada saat diterimanya pembayaran juga di perkenankan.


25

Menurut Prawironegoro (2005:262) Pengukuran pendapatan yaitu: “Manager


pusat pendapatan diukur dari kemampuan memperoleh pendapatan. Itu bisa dilakukan
meluaskan pangsa pasar agar jumlah unit yang dijual meningkatkan pada harga yang
tetap (harga sama dengan pesaing), atau meningkat harga pada jumlah unit yang dijual
tetap. Yang paling baik adalah jumlah unit yang dijual meningkat, pad aharga yang
meningkat (harga tinggi dibandingkan pesaing). Manager pusat pendapatan harus
memfokuskan pada kegiatan pemasaran dengan cara meningkatkan segmentasi pasar,
memposisikan prodek, dan menentukan kebijakan marketing mix yang tepat.

Menurut PSAK No. 23 Tahun 2006 menyatakan bahwa : pendapatan yaitu :


pendaatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat
diterima. Jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh
persetujuan antara perusahaan dan pembeli atau pemakai aktiva tetap tersebut. Jumlah
tersebut diukur dengan nilai wajar imblana yang diterima atau yang dapat diterima
perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume yang diperoleh
perusahaan. Pada umumnya imblan tersebut berbentuk kas atau setara kas dan jumlah
pendapatan adalah jumlah kas atau setara kas yang diterima namun bila arus masuk
dari kas atau setara kas ditangguhkan, nilai wajar dari imbalan tersebut mungkin kurang
dari jumlah nominal dari kas yang diterima. Misalnya suatu perusahaan dapat
memberikan kredit bebas bunga kepada pembeli atau menerima wesel tagih dari
pembeli dengan tingkat bunga dibawah pasar sebagai imbalan dari penjualan barang.
Bila perjanjian tersebut secara efektif merupakan suatu transaksi financial, nilai wajar
imbalan ditentukan dengan pendiskontoan seluruh penerimaan di masa depan dengan
menggunakan suatu tingkat bunga tersirat.

2.6.2. Pengukuran Beban

Apabila pendapatan didefinisikan sebagai kenaikan modal broto, maka beban

adalah penurunan modal bruto, sehubungan dengan kegiatan usaha perusahaanm

penurunan modal bruto dapat terjadi melalui penurunan aktiva atau kenaikan kewajiban.

Penentuan beban- beban mana yang harus dimasukkan atau kenaikan kewajiban.

Penentuan beban- beban mana yang harus dimasukkan dan dicatat dalam suatu periode

harus didasarkan dalam rangka memperoleh pendapatan, konsep lain beban terjadi

karena suatu pengeluaran sudah tidak memberikan manfaat ekonomis untuk kegiatan

masa berikutnya. Dengan kata lain beban dihubungkan dengan usaha memperoleh

pendapatan.

Beban diukur menurut jumlah nilai yang dikorbankan dari suatu aktiva, hal ini
dijelaskan lebih lanjut oleh Hendriksen (2005:179) bahwa: “Apabila beban
didefinisikan sebagai penurunan dalam aktiva bersih perusahaan, maka suatu ukuran
yang cukup logis adalah nilai barang dan jasa pada waktu didunakan dalam operasi
26

perusahaan”. Ia menambahkan bahwa istilah nilai memiliki banyak arti tetapi dalam
konteks ini biasanya digunakan untuk menggambarkan harga tukar barang atau jasa.
Dengan kata lain bagi mereka yang menekankan pelaporan araus kas dari perusahaan
biasanya mengajurkan bahwa beban harus diukur berdasarkan transaksi yang dilakukan
perusahaan dan di ukur berdasarkan pengeluaran kas yang lalu, sekarang atau yang akan
datang.
Adapaun metode yang digunakan dalam mengukur beban antara lain biaya

historis, biaya kini, nilai realisasi, dan nilai sekarang.

Ikatan Akuntansi Indonesia (2006) menyatakan bahwa “Dasar pengukuran

yang lazimnya digunakan perusahaan dalam menyusun laporan keuangan adalah

laporan historis”.

Hendriksen (2006:189) menambahkan alasan utama untuk menganut biaya


historis adalah karena biaya historis diasumsikan dapat diverifikasikan karena
merupakan pengeluaran secara tunai oleh perusahaan. Demikian juga biaya historis
dianggap menunjukkan nilai tukar barang dan jasa pada waktu diterima oleh
perusahaan. Suatu cirri pokok dari argumentasi ini adalah jasa setidaknya sebesar harga
perolehhannya. Menurut Soemarso (2005:234) beban mempunyai definisi bahwa
“Suatu beban akan mencatat dan dilaporkan pada saat barang atau jasa yang
bersangkutan dipakai atau digunakan dalam proses memperoleh pendapatan”.

Pada hakikatnya terdapat dua macam cara untuk mencatat dan malaporkan

beban yang terjadi yaitu:

1. Menghubungkan langsung dengan barang atau jasa yang merupakan sumber

pendapatan.

2. Menghubungkan dengan berlalunya waktu

2.7. Pencatatan Pendapatan dan Beban

2.7.1. Pencatatan Pendapatan

Penentuan terhadap dasar pengakuan pendapatan sangat diperlukan untuk

memperoleh dasar pengakuan yang realitis terhadap setiap perubahan yang terjadi atas

nilai asst yang sepantasnya sicatat sebagai pendapatan. Dengan demikian maka saat

untuk pencatatan (record) transaksi-transaksi yang berhubungan dengan pendapatan ke

dalam buku perusahaan yang bersangkutan akan sangat tergantung kepada metode yang
27

digunakan di dalam pengakuan pendapatan dan akan berdampak pada laporan keuangan

yang akan disajikan pada suatu periode tertentu.

Hal ini membantu bagi para pengguna laporan itu sendiri, dimana dengan

pencatatan yang benar-benar anda tidak menyesatkan bagi mereka dalam proses

pengambilan keputusan.

Pencatatan terhadap transaksi pendapatan sangat dipengaruhi oleh asumsi dasar

yang digunakan dalam perusahaan tersebut yaitu apakah menggunakan accrual basis

ataukah cas basis. Kedua dasar ini dijelaskan sebagai berikut:

a. Cash Basis

Cash basis merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengakui adanya

pendapatan. Di dalam metode ini pendapatan hanya akan diakui jika perusahaan

menerima sejumlah kas sebagai nilai ganti barang atau jasa yang telah diserahkan atau

diberikan. Penerimaan tersebut dapat dianggap sebagai pendapatan tampa

memperdulikan sudah terjadi hak ataupun belum bagi perusahaan yang bersangkutan.

Dasar ini dimungkinkan untuk diterapkan bila tidak memungkinkan diakuinya

pendapatan pada saat setelah terjadinya penjualan karena adanya ketidakpastian saat

terjadinya penagihan. Berdasarkan cash basis setiap ayat jurnal yang dibuat untuk

mencatat adanya pendapatan adalah bersifat final dan dilakukan pada saat uang kas

diterima. Pencatatannya adalah sebagai berikut:

Kas xxxx

Pejualan xxxx

Menurut Halim (2004:41) Accrual basis mencatat transaksi dengan


menggunakan bsis kas untuk transaksi-transaksi tertentu dan menggunakan accrual
basis untuk sebagian besar transaksi, pembatasan penggunaan dasar akrual dilandasi
oleh pertimbangan kepraktisan, contohnya adalah pengakuan piutang pendapatan. Tidak
semua piutang pendapata (misalnya pendapatan pajak) diakui dengan accrual basis
pembatasannya adalah jangka waktu piutang pendapatan tersebut, apabila piutang
28

pendapatan tersebut berjangka waktu 3 bulan atau lebih maka rekening piutang
pendapatan tersebut dihapus.

2.7.2. Pencatatan Beban

a. Cash Basis

Berdasarkan Cash Basis, beban yang timbul baru dicatat apabila ada sejumlah

uang yang harus dibayarkan (dikeluarkan). Bila suatu beban telah dibayar maka

pengeluaran tersebut sudah dapat dianggap beban tampa memperhatikan apakah beban

tersebut langsung sudah atau belum memberi mamfaat, demikian beban tersebut

langsung mempengaruhi terhadap kas, pencatatan yang dilakukan adalah sebagai

berikut :

Baban xxxx

Kas xxxx

Contohnya : pada tanggal 20 Mei 2010 di bayar gaji karyawan selama bulan April

sebesar Rp. 1.000.000

Pencatatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Beban Gaji Rp.1.000.000

Kas Rp.1.000.000

Pencatatan yang demikian juga berlaku untuk perkiraan-perkiraan lainnya yang

didasarkan pada cash basis, namun untuk perkembangan dunia saat ini penggunaan

metode cash basis, namun untuk perkembangan dunia saat ini penggunaan metode cash

basis secara mutlak tidak dapat digunakan baik untuk pendapatan maupun untuk beban

karena informasi yang disajikan tidak relavan dan tidak akurat untuk mencerminkan

posisi keuangan yang sebenarnya.


29

b. Accrual Basis

Sebagaimana halnya dengan pendapatan beban juga memerlukan penyesuaian-

penyesuaian karena menggunakan sistem akrual, suatu beban yang telah dibayar tetapi

pada akhir periode pembukuan sebagaiannya belum menjadi beban perusahaan dalam

periode yang bersangkutan maka jumlah tersebut harus diakui sebagai beban dalam

periode yang bersangkutan.

Untuk mengakui atau mengeluarkan beban akhir periode pembukuan dapat

dilakukan melalui jurnal penyesuaian sehingga laporan keuangan akan dipersiapkan

sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan wajar menurut prinsip- prinsip akuntansi

yang diterima umum.

2.8. Penyajian dalam Laporan Laba-rugi

Agar laporan keuangan suatu perusahaan khusunya perhitungan laba-rugi

(Income Statement) lebih jelas, lengkap dan mudah dimengerti serta relavan dengan

kebutuhan pemakai maka perlu adanya suatu pedoman khusu atau standar yang dapat

diterima dalam pemakaiannya secara umum, mengenai cara penyusunan dan penyajian

perhitungan laba- rugi yang merupakan laporan mengenai pendapatan dan beban usaha

perusahaan dalam suatu periode tertentu telah diatur dalam Standar Akuntansi

Keuangan.

Laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan

peristiwa lain yang di klasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut

karakteristik ekonominya. Kelompok besar ini merupakan unsure laporan keuangan,

unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah

aktiva, kewajiban dan ekuitas. Sedangkan unsur langsung berkaitan dengan pengukuran

kinerja dalam laporang laba rugi adalah penghasilan dan beban. Beban yang dapat

disajikan laba- rugi untuk pihak luar dan pihak dalam perusahaan.
30

Menurut PSAK (2007) menyatakan bahwa “Bebagai kegiatan, transaklsi, dan


peristiwa menghasilkan pengatus berbeda dengan stabilitas, resiko dan prediksi.
Pengungkapan unsur- unsur kinerja membantu dan memahami hasil yang di capai dan
dalam menilai hasil yang akan diperoleh pada masa akan datang. Dalam rangka
menyajikan laporan laba rugi secara wajar maka dapat dilakukan penambahan pos- pos
dan perubahan istilah-istilah yang dipakai serta perubahan urutan- urutan dari pos- pos
yang terdapat dalam melakukan penambahan dan perubahan tersebut meliputi
meterialitas, hakikay dan fungsi dari berbagai komponen pendapatan dan beban.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk melihat bagaimana

posisi laporan laba rugi menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

dapat dilihat dalam ukuran kinerja perusahaan. Sebagai suatu keberhasilan perusahaan

menjalankan manajemennya dengan adanya manajemen yang terorganisir. Maka kinerja

perusahaan akan dapat diukur melalui cerminan laporan laba rugi perusahaan. Dalam

melakukan pengukuran ini maka unsur terkait yang perlu diperhatikan adalah

pendapatan dan beban.

Menurut Kiedo (2006:150) menyatakan laporan laba rugi adalah laporan yang
mengukur keberhasilan operasi perusahaan selama periode waktu tertentu. Komunikasi
bisnis dan investasi menggunakan laporan laba rugi untuk menentukan profitabilitas,
nilai investasi, dan kelayakan kredit atau kemampuan perusahaan melunasi pinjaman.
Laporan laba rugi menyediakan imformasi yang diperlukan oleh para investor dan
kreditur untuk menghasilkan laba (profitabilitas) membantu mereka memprediksikan
jumlah penetapan waktu, dan ketidakpastian dari arus kas masa depan.

Format laba rugi terdiri dari dua format yaitu :

1. Laporan laba rugi bentuk langsung hanya ada dua pengelompokan yaitu

pendapatan dan beban. Pendapatan dikurangi dengan beban untuk menghitung

laba bersih atau rigi bersih. Istilah “langsung” muncul karena pelaporan laba

bersih hanya memerlukan satu pengurangan. Sedangkan pajak penghasilan

sering kali dilaporkan terpisah sebagai pos terakhir sebelum laba rugi bersih

untuk memperlihatkan hubungannya dengan laba rugi sebelum pajak

penghasilan.
31

2. Lapaoran laba rugi terhadap laba rugi bertahap memperlihatkan dua klasifikasi

tambahan yaitu :

a. Pemisahan aktivitas operasi dan non operasi perusahaan. Sebagai contoh

perusahaan biasanya menyajikan angka laba dari operasi dan kemudian

bagian- bagian yang berjudul “pendapatan dan keuntungan lain” Serta

“beban dan kerugian lainnya”.

b. Klasifikasi beban menurut fungsi, seperti barang dagang atau

manufaktur (harga pokok penjualan), penjualan, dan adminitrasi. Hal ini

memungkinkan pemakai membandingkan secara langsung biaya

berjalan dengan biaya tahun sebelumnya.

Menurut PSAK (2007) ada dua format dalam menyajikan imformasi di laporan
laba rugi anatara lain:
1. Disajikan dengan metode sifat beban. Metode ini disusun secara kelompok,
dimana semua beban baik beban usaha dan beban non usaha disatukan. Beban
disajikan dalam laporan laba rugi sesuai dengan sifatnya. (Contohnya :
penyusutan, pembelian bahan baku, beban transportasi, gaji, upah, dan beban
iklan) dan tidak dialokasikan menurut berbagai fungsi dalam perusahaan.
2. Disajikan dengan metode beban fungsional. Metode ini disusun secara terinci,
dimana beban usaha dan non usaha dipisahkan atau metode beban pokok
penjualan yang mengklasifikasikan beban sesuai dengan fungsinya sebagai
bagian dari harga poko penjualan, kegiatan distribusi atau adminitrasi. Penyajian
dengan metode ini memberikan imformasi yang lebih relavan kepada pengguna
laporan, namun alokasi beban ke masing-masing fungsi merupakan proses yang
membutuhkan banyak pertimbangan.

Pemilihan metode analisa antara metode harga pokok penujualan dan metode

sifat beban tergantung pada faktor historis serta sifat organisasi. Kedua metode tesebut

memberikan indikasi bahwa biaya-biaya dapat berubah, langsung atau tidak langsung,

dengan tingkat penjualan atau prodoksi.


32

BAB III

METODE PENILITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Masalah yang akan dibahas di dalam penulisan ini adalah berkenaan dengan

pelakuan akuntansi terhadap pendapatan dan beban pada PT. Angkasa Pura II (Persero)

banda Aceh yang beralamat Blang Bintang, kecamatan Blang Bintang. Waktu penelitiin

penulis lakukan pada bulan September sampai dengan bulan Desember 2009.

3.2. Rangcangan Penelitian

Rancangan ini meliputi penyajian pendapatan dan beban dalam laporan laba rugi

Adapun data yang dikumpulkan terdiri dari :

1. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh langsung dari perusahaan seperti

dokumen yang berhubungan dengan topic yang dibahas yaitu pelakuan

akuntansi terhadap pendapatan dan beban perusahaan.

2. Data Primer, yaitu data yang diperoleh penulis dari wawancara langsung dengan

pimpinan PT. Angkasa pura II (Persero) Banda Aceh dan para karyawan.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang relavan dalam penulisan tugas akhir ini penulis

mengadakan pengumpulan data melalui penelitian lapangan yaitu penelitian langsung

ke objek penelitian sehingga data yang akurat dan sebenarnya dapat diperoleh. Data ini

diperoleh melalui beberapa cara, yaitu:

a. Wawancara, yaitu melakukan komunikasi langsung dengan pihak yang

berwenang di perusahaan tersebut yang di peroleh dari data primer.

b. Observasi, yaitu melihat dan mengamati secara langsung objek penelitian

yang di peroleh dari data skunder.


33

3.4. Metode Analis

Ada dua metode yang akan dilakukan dalam mengadakan dan menganalisis daya yaitu :

a. Metode deskriptif, yaitu metode analisis dengan terlebih dahulu mengumpulkan

data, menganalisis dan menafsirkan data yang memberikan gambaran yang jelas

mengenai permasalahan yang sedang diteliti.

b. Metode kualitatif, yaitu metode analisis yang membandingkan teori dengan

praktek yang terjadi pada objek penelitian sehingga akan dapat diketahui

kesesuaian serta penyimpangan yang terjadi kemudian dibuat suatu kesimpulan

yang dapat digunakan untuk menyelesaikan mamsalah serta melakukan

perbaikan-perbaikan.
34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil Penelitian

3.1.1. Tinjauan Umum Perusahaan

Anda mungkin juga menyukai