Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Natur Indonesia 1I (1): 18 - 21 (1999)

ANALISA KWALITAS SALURAN PETAK TERSIER PADA


IRIGASI SUNGAI ULAR DELI SERDANG
Oleh:
Ermiyati )*, Joleha
*Coressponding Author
Fakultas Teknik Universitas Riau

Diterima : 23 April 1999 Disetujui : 14 Meii 1999

ABSTRAK
Areal pertanian sungai ular cukup luas, di mana para petani
mendapatkan air dengan tadah hujan, sehingga saluran-saluran
yang ada banyak yang tidak berfungsi, sehingga sawah-sawah
banyak kekeringan. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan
analisa kwalitas saluran, khususnya pada petak tersier. Dari hasil
analisa diperoleh bahwa pengembangan dan perluasan aliran
saluran dapat meningkatkan produksi dan kesejahteraan
masyarakat tani di sekitar saluran tersier dan daerah sungai Ular
tersebut. Adapun pengembangan dan peningkatan yang dilaksa-
nakan adalah dengan cara memperbaiki tanggul-tanggul dan
lereng saluran, serta mempertinggi dasar saluran setinggi lebih
kurang 1 (satu) meter.
Kata kunci: kwalitas saluran, pengembangan irigasi

PENDAHULUAN Sungai Ular mempunyai pan-


Irigasi adalah suatu usaha jang 115 km dengan luas daerah
untuk memanfaatkan atau mengen- pengaliran (catchment area) 1.081
dalikan air dengan membuat ba- km2 yang terdiri dari daerah pe-
ngunan-bangunan dan saluran- gunungan dan dataran rendah, yang
saluran untuk mengalirkan air yang bersumber dari pegunungan bukit
berguna untuk pertanian, air mandi, barisan dan bermuara ke Selat
pembersihan kota/penggelontoran Malaka.
dan lain-lain yang berguna untuk Pada umumnya daerah sepan-
kehidupan manusia. jang kiri dan kanan Sungai Ular
Daerah Irigasi sungai ular terutama di bahagian hilir merupa-
mempunyai lahan seluas 18.500 ha kan daerah pertanian dan perkebu-
yang harus dibagi menjadi beberapa nan yang sangat potensial dan
petak yaitu, petak sekunder, kemu- produktif, yang banyak menghasil-
dian petak-petak ini dibagi lagi kan devisa negara.
menjadi petak-petak tersier. Pemba- Berkaitan dengan usaha me-
gian petak-petak ini dimaksudkan ningkatkan produksi pertanian per-
untuk memudahkan pembagian atau lu dilakukan suatu penelitian atau
pengontrolan dalam hal pemberian percobaan-percobaan yang ada hu-
air, sehingga air tersebut dapat sam- bungannya dengan teknologi perta-
pai pada petak yang paling akhir nian. Karena sistem pengolahan air
atau bagian-bagian yang paling yang dimanfaatkan oleh petani di
bawah. propinsi Sumatera Utara masih jauh
ketinggalan bila dibandingkan de-
19

ngan propinsi lainnya yang ada di berdasarkan luas area irigasi dapat
Indonesia seperti Jawa dan Bali. dilihat pada tabel berikut;

METODE PENELITIAN Tabel 1. Rencana kebutuhan air


Penelitian ini berada di daerah berdasarkan perhitungan
Deli Serdang yang meliputi Kec. A(ha) Q(l/sec) A(ha) Q(l/sec)
Perbaungan, Kec. Teluk Mengkudu, 5 18.67 105 142.09
Kec.Pantai Cermin, Kec. Sei Ram- 10 29.63 110 146.56
pah. Semua ini memanfaatkan air 15 38.83 115 150.97
dari Sungai Ular untuk irigasi. 20 47.04 120 155.32
Penelitian yang dilakukan didukung 25 54.58 125 159.60
oleh data berupa; 30 61.64 130 163.83
• Data pengukuran; data ini 35 68.31 135 168.01
40 74.67 140 172.13
diperlukan untuk mengetahui 45 80.77 145 176.20
apakah saluran yang sudah ada 50 86.65 150 180.00
masih munkin dipertahankan 55 92.33 155 186.00
• Data topografi & geologi; kea- 60 97.84 160 192.00
daan topografi areal persawahan 65 103.21 165 198.00
irigasi sangat perlu diketahui 70 108.43 170 204.00
untuk mengetahui arah aliran, 75 113.54 175 210.00
sehingga kemiringan dasar salu- 80 118.53 180 216.00
ran tidak salah arah. Sedangkan 85 123.42 185 222.00
data geologi diperlukan untuk 90 128.21 190 228.00
mengetahui sifat-sifat dan kondi- 95 132.92 195 234.00
si tanah pada lokasi yang ditinjau. 100 137.54 200 240.00
• Data laboratorium; data ini di-
perlukan untuk mengetahui sifat- Kriteria Dimensi Saluran
sifat fisik tanah dan sifat mekanis Rumus Aliran
tanah, sehingga dapat diketahui Untuk mendimensi penam-
kepadatan tanah, konsolidasi pang saluran berdasarkan pada debit
yang terjadi serta kuat geser yang aliran yang akan dialirkan oleh
dimiliki oleh tanah tersebut, yang saluran, yaitu saluran tersier dan
berfungsi sebagai dasar dalam saluran kwarter, yang berdasar-kan
perencanaan bangunan-bangunan pada rumus kec. STRICKLER,
irigasi yang dibutuhkan. sebagai berikut;

PEMBAHASAN V = K . R2/3. I1/2


Kebutuhan air untuk Petak yang dimana
ditinjau V = Kec. Aliran (m/det)
Untuk mengetahui kebutuhan K = Koefisien kekasaran stricler (=
air pada sebidang tanah irigasi (Q) 40)
digunakan rumus; R = Jari-jari hidrolis = F/O
a. Bila luas Area irigasi (A) > 150 ha; I = Kemiringan memanjang saluran
Q = a.A F = Luas penampang basah (m2)
b. Bila luas Area irigasi (A) < 150 ha; O = Keliling basah penampang
Q = 5,32 . a. A2/3 melintang saluran (m)

dimana: a = 1,2 (l/det/ha) Kemiringan Saluran (Talud)


Dalam hal kebutuhan air pada Kemiringan talud direncana-
masing-masing petak yang ditinjau kan securam mungkin dengan
20

tujuan menekan biaya pembebanan


dan penggalian tanah. Ketetapan ukuran saluran
Harga-harga kemiringan mak- Ada tujuh tipe dalam peren-
simum untuk saluran tanah yang canaan saluran tersier dan saluran
dibuat dengan bahan-bahan kohesif kwarter, seperti berikut;
yang dipadatkan dengan baik, dapat
dilihat dalam tabel berikut; Tabel 3. Type ketetapan ukuran
saluran
Tabel 2. Kemiringan talud maksi- Tyoe b=h
mum unt. saluran berikut 1 0.30 m
Kedalaman + tinggi Kemiringan 2 0.35 m
jagaan D (m) maksimum Talud 3 0.40 m
D > 1,0 1 : 1,0 4 0.45 m
1, 0 < D > 2,0 1 : 1,5 5 0.50 m
D > 2,0 1 : 2,0
Sumber : Kriteria Perenc. Sal. KP – 03
6 0.55 m
7 0.60 m
Kecepatan Saluran Maksimum dan
Minimum
Kecepatan saluran irigasi ter- Potongan Saluran
sier diambil maksimum 0,6 m/det Saluran tersier dan kwarter
dan minimum 0,20 m/det, kecuali pada umumnya penampang berben-
terhadap saluran-saluran lurus dan tuk trapesium. Unsur-unsur poto-
khusus. Saluran kwarter kecepatan ngan melintang dari kedua saluran
aliran dalam keadaan darurat ber- ditentukan sebagai berikut ;
kurang sampai 0,1 m/det.

Gambar 1. Potongan melintang saluran


dimana; b = lebar dasar saluran h = Kedalaman air pada saluran
fb = Tinggi keamanan tanggul 1: m = 1 : n = kemiringan talud.
WR=WL = Lebar puncak tanggul kiri/kanan

Mendimensi Saluran • Koefisien untuk saluran tersier


Dari data yang diketahui, maka (K) = 40
dapat dihitung ukuran saluran • Kemiringan saluran berdasar-
sebagai berikut; kan lapangan (I) = 0, 00025
• Kebutuhan air (Q) = 0,135
m3/det
b. Perhitungan dimensi Saluran
a. Data lapangan Simbol Formula Hasil
b=h 1:m 1:1
21

F 3b + b . h 2h2 Diharapkan agar fungsi dan


2 fasilitas saluran dapat dimanfaatkan
O 2(2h) + h 3.828 h
½
dan selalu mengadakan peningka-
R F/O tan eksploitasi dan pemeliharaan
V Q/F = 0.0675/h2 = 40
K.R .l
½
(0.522h) ½ (0.00025)
secara terus menerus demi pengem-
bangan dan peningkatan pengha-
silan petani.
c. Dimensi Saluran
Dari perhitungan di atas diper- DAFTAR PUSTAKA
oleh ;
h = 0.15 m Direktoral, P.U. Jenderal Pengairan,
b = 0.51 m, dengan kecepatan Rumus-rumus merencanakan
aliran Saluran Irigasi.
V = 0.2403 m/det.
Direktoral, Jenderal Pengairan, Dep,
KESIMPULAN DAN SARAN P.U.dan Tenaga Listrik,
Kesimpulan Pedoman Perencanaan Tersier
Dengan adanya peningkatan
kwalitas saluran irigasi Sungai Ular Direktoral Jenderal Pengairan, Dep,
ini, memberikan beberapa keuntu- P.U. dan tenaga listrik. Grafik,
ngan baik dari segi pemanfaatan air Nomogram dan Tabel.
maupun hasil pertanian seperi
berikut ini; Nikken, Consultan, Inc. In
1 Bertambah luasnya daerah yang Association with Nippon Koei,
dapat dialiri yaitu seluas 18.000 Co. LTD, Overal Ular River
ha secara teknis, yang mana Improvement Project,
sebelumnya hanya 4.500 ha, dan Supporting Repoet (1) Topo-
seluas 55.000 ha dapat graphic Survey and In Ventori
dikeringkan. Survey.
2 Hasil panen dapat dilaksanakan
dua kali setahun dan selingi satu Standar Perencanaan Irigasi, Kri-
kali panen palawija, yang sebe- teria Perencanaan. Bagian
lumnya hanya bisa panen sekali Petak Tersier. (KP. 05)
dalam setahun.
3 Meningkatnya hasil produksi Suyono, S, 1993, Hidrologi Untuk
pertanian dari 3.6 ton/tahun Pengairan, Cetakan ketujuh,
dengan daerah tadah hujan 2.9 Pradnya Paramita, Jakarta.
ton/ha menjadi 7.2 ton/ha sekali
panen. Suyono, SD. K. Nakazawa, 1984,
Dengan demikian hasil per- Mekanika Tanah dan Teknik
hitungan hidrolis saluran dengan Pondasi, Pradnya Paramita,
kecepatan V = 0.26 m/det dan b=h= Jakarta.
0.51 meter dapat meningkatkan
hasil pertanian di wilayah irigasi Wesley, L.D., 1977, Mekanika Ta-
Sungai Ular tersebut. nah , Dep. PU.

Saran

Anda mungkin juga menyukai