Anda di halaman 1dari 4

Metamorfosis Obyek Tiga Dimensi Dengan Metode Pembagian Area

Liliana1), Kartika Gunadi1), Roy Hendarto2)


Fakultas Teknologi Industri, jurusan Teknik Informatika, Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121-131 Surabaya
e-mail : lilian@peter.petra.ac.id , kgunadi@peter.petra.ac.id , m26401238@john.petra.ac.id

Abstrak
Saat ini teknik animasi dengan melakukan perubahan bentuk pada obyek tiga dimensi telah banyak
digunakan pada berbagai macam aplikasi komputer grafik, terutama dalam pembuatan film-film animasi,
program-program simulasi dan juga pembuatan iklan. Metamorfosis atau morphing obyek tiga dimensi
merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk melakukan suatu proses perubahan bentuk dari suatu obyek
menjadi obyek lainnya.
Hasil metamorfosis yang baik ditentukan oleh perubahan yang berkoresponden baik bentuk maupun
lokasinya. Hal ini menyebabkan permasalahan utama pada morphing obyek tiga dimensi adalah menentukan
korespondensi vertex antara obyek asal dan obyek tujuan. Proses tidak mengalami masalah jika obyek mesh
yang dimorfing mempunyai jumlah vertex dan bentuk yang hampir sama. Akan tetapi lain halnya jika dua obyek
yang dimorfing mempunyai bentuk yang berbeda dan mempunyai jumlah vertex yang berbeda pula. Hal ini
disebabkan tidak adanya korespondensi satu-satu antara setiap vertex dari obyek asal dengan vertex-vertex
pada obyek tujuan.
Dalam penelitian ini dikembangkan suatu metode untuk mengatasi permasalahan yang ditimbulkan oleh
ketidaksamaan jumlah vertex dan bentuk dari dua obyek yang dimorfing. Metode yang diterapkan bertujuan
untuk mencari korespondensi antara setiap vertex pada obyek asal dengan vertex-vertex pada obyek tujuan.
Cara yang digunakan yaitu dengan pembagian area obyek, dengan dibagi menjadii dua dan delapan bagian
pada obyek asal dan obyek tujuan. Korespondensi vertex didapat dengan mencari jarak vertex terdekat antara
obyek asal dan obyek tujuan. Proses morphing dilakukan dengan menggunakan algoritma liniear interpolation.
Hasil dari penelitian ini sudah menghailkan proses morfing yang cukup bagus. Kelemahan yang masih
dimiliki oleh metode ini adalah tidak menghasilkan proses yang bagus jika kedua obyek mempunyai perbedaan
jumlah vertex yang terlalu banyak dan bentuknya sangat berbeda, dalam arti vertex-vertex pembentuk
mengumpul pada area tertentu sehingga proses tidak berjalan dengan baik.

Kata kunci: morphing, pembagian dua area, pembagian delapan area, obyek mesh, korespondensi vertex

1) dosen tetap jurusan teknik Informatika, fakultas teknologi industri Universitas kristen Petra
2) alumni UK Petra
Pendahuluan obyek asal dengan obyek tujuan adalah untuk
melakukan mapping setiap vertex dari obyek asal ke
Berbagai macam teknik untuk obyek tujuan. Dalam proses morphing, posisi vertex
melakukan metamorfosis atau morphing obyek tiga pada obyek asal akan berpindah secara bertahap
dimensi telah banyak dikembangkan. Teknik untuk menuju posisi vertex pada obyek tujuan sehingga
melakukan perubahan bentuk pada obyek diciptakan menyebabkan perubahan bentuk pada obyek asal
pertama kali pada tahun 1984 oleh A.H.Barr dengan sampai menjadi bentuk objek tujuan.
menggunakan transformasi matriks sebagai fungsi Untuk membuat perubahan secara
untuk melakukan perpindahan vertex-vertex pada perlahan – lahan tersebut digunakan algoritma
obyek. Pada tahun 1992 J.R.Kent mengembangkan liniear interpolation seperti yang itunjukkan pada
algoritma morphing dengan metode sphere persamaan 1. Algoritma ini digunakan untuk
parameterization yang digunakan pada obyek melakukan proses morphing setelah vertex pada
polyhedra. Perkembangan selanjutnya dilakukan obyek asal sudah memiliki korespondensi pada
oleh D.DeCarlo dengan memberi user control pada vertex obyek tujuan.
obyek. Teknik-teknik tersebut memiliki kelebihan
dan kekurangannya masing-masing, oleh karena itu Vi (t) = ( 1 – t ) V1 + t V2 untuk 0<t<1; (1)
pada penelitian ini digunakan suatu metode baru,
Dimana :
yaitu dengan melakukan pembagian area obyek
Vi : posisi vertex pada obyek intermediate
menjadi dua dan delapan bagian.
V1 : posisi vertex pada obyek asal
Hasil morphing yang baik
V2 : posisi vertex pada obyek tujuan
tergantung pada kehalusan perubahan bentuk dan
t : waktu
juga kesesuaian topologi antara bentuk asal menjadi
obyek Intermediate adalah obyek yang terbentuk
bentuk tujuan. Kehalusan perubahan dipengaruhi
antara perubahan obyek asal menjadi obyek tujuan.
oleh waktu dan jarak antar vertex. Semakin kecil
Intermediate obyek merupakan bentuk transisi dari
perubahan yang diinginkan maka waktu yang
obyek asal sampai menjadi bentuk obyek tujuan.
dibutuhkan semakin banyak. Selain itu juga
Waktu pada algoritma liniear interpolation
tergantung jarak antara dua vertex perubahan. Jika
menunjukkan perubahan bentuk yang terjadi pada
jaraknya semakin jauh maka perubahan akan
saat waktu t.
semakin terlihat kasar dan tidak simetris. Sehingga
bisa disimpulkan bahwa permasalahan utama dalam
proses morphing adalah penentuan korespondensi
Pembagian Area Obyek
antara vertex pada obyek asal dengan vertex pada
obyek tujuan.
Untuk mencari korespondensi
Metode untuk mengkorespondensikan
vertex antar obyek asal dengan obyek tujuan maka
setiap vertex dari obyek asal dengan vertex-vertex
dilakukan pembagian obyek asal dan obyek tujuan
pada obyek tujuan dapat dilakukan secara sederhana
menjadi beberapa area. Pembagian dilakukan
dengan memasangkan vertex-vertex secara langsung
berdasarkan koordinat x, y dan z dari obyek.
berdasarkan urutan pembuatan vertex, tanpa metode
Pembagian area obyek dilakukan dengan cara
tertentu. Cara ini cukup cepat namun akan terjadi
membagi dua pada koordinat sumbu x, y atau z pada
masalah jika jumlah vertex kedua obyek tidak sama.
obyek. Pembagian area menjadi dua bisa dikatakan
Oleh karena itu pada penelitian ini
membagi sebelah kiri dan kanan atau atas dan
dikembangkan suatu metode yang bisa diterapkan
bawah atau depan dan belakang. Pembagian area
jika obyek asal dan obyek tujuan mempunyai
obyek dibagi berdasarkan posisi koordinat terbesar
jumlah vertex yang berbeda. Metode tersebut adalah
dan terkecil sumbu x, y dan z pada masing-masing
mencari korespondensi dengan membuat pembagian
obyek, bukan koordinat secara umum karena ada
area. Pembagian area obyek dimaksudkan untuk
kemungkinan obyek tidak berada di daerah sumbu
melakukan perubahan bentuk dari obyek asal
utama. Setelah itu dicari koordinat tengah dari
menjadi obyek tujuan pada area yang sama.
masing-masing obyek untuk dijadikan batas area.
Pembagian area obyek dilakukan dengan tujuan
Morphing
supaya dalam menentukan korespondensi vertex
obyek asal dengan tujuan dilakukan dalam area
Metamorfosis atau morphing tiga
yang lebih kecil sehingga pencarian lokasi vertex
dimensi merupakan salah satu teknik yang
pada obyek tujuan yang paling dekat dengan vertex
merealisasikan perubahan atau transformasi bentuk
pada obyek asal menjad lebih cepat. Selain itu juga
suatu obyek menjadi bentuk obyek yang lain.
mencegah pengkorespondensian antara dua vertex
Permasalahan utama dalam melakukan proses
yang letaknya beda area. Jadi vertex-vertex yang ada
morphing pada obyek adalah menentukan
pada area pertama dari obyek asal akan
korespondensi vertex-vertex pada obyek asal dengan
berkorespondensi dengan vertex-vertex yang berada
vertex-vertex pada obyek tujuan. Tujuan dari
pada obyek tujuan yang juga berada pada area
mencari korespondensi permukaan atau vertex antar
pertama. Pada Gambar 1 dilakukan pembagian area dua obyek yang memiliki jumlah vertex dan face
obyek asal dan obyek tujuan menjadi dua bagian. yang sama. Proses morphing dengan melakukan
pembagian area obyek menjadi dua dan delapan
bagian hanya dapat dilakukan dengan
menggunakan obyek asal memiliki jumlah vertex
dan face yang lebih banyak dari obyek asal dan
bentuk topologi dari dua obyek hampir sama.

Nama Obyek Jumlah Vertex Jumlah Face


robot 1 977 1348
Obyek
Gambar Asal Obyek Menjadi Dua Bagian
1 Pembagian robot 2 977 1348
Obyek Tujuan Sumbu Y
Berdasarkan face1 170 304
face2 170 304
Pada Gambar 1. terdapat dua buah obyek
yang memiliki bentuk yang berbeda dan juga kotak 8 12
jumlah vertex yang berbeda. Dengan melakukan hedra 18 8
pembagian seperti pada Gambar 1 diharapkan geosphere 252 500
vertex-vertex yang ada pada grup 1 obyek asal akan
menjadi vertex pada grup 1 obyek tujuan sehingga Hasil Pengujian Tanpa Melakukan Pembagian Area
hasil perubahan nantinya yang akan terjadi adalah Obyek
vertex V5,V6,V7 dan V8 akan membentuk vertex
A1, sedangkan vertex V1,V2,V3,V4 akan
membentuk vertex A2,A3 dan A4.
Untuk menentukan mapping vertex obyek
asal dan obyek tujuan maka dicari jarak terdekat
dari vertex pada obyek asal dan vertex pada obyek
tujuan pada masing-masing grup. Perubahan
bentuk yang terjadi akan lebih baik jika kedua Gambar 2. Proses Morphing dengan Obyek Asal
obyek memiliki topologi bentuk yang hampir sama “robot 1” dan Obyek Tujuan “robot 2”
atau obyek asal memiliki jumlah vertex yang lebih
banyak dari jumlah vertex obyek tujuan. Hal ini Oleh karena kedua obyek memiliki bentuk topologi
disebabkan dua vertex asal bisa sama-sama menuju yang hampir sama, maka proses perubahan masih
ke satu vertex yang sama di obyek tujuan namun berjalan dengan baik. Namun jika kedua obyek
tidak mungkin satu vertex menuju ke dua vertex mempunyai topologi yang berbeda maka perubahan
sekaligus. Pembagian tidak hanya sebatas pada terlihat ”pecah” , seperti tampak pada gambar 3.
pembagian menjadi dua bagian tetapi dapat dibagi
menjadi lebih kecil lagi tetapi tetap disesuaikan
juga dengan banyaknya vertex pada masing-masing
obyek dan searah dengan bidang koordinat.
Penyesuaian jumlah vertex dilakukan dengan cara
membatasi banyaknya vertex yang dapat
dikorespondensikan dengan vertex pada obyek
tujuan. Dengan adanya pembatasan ini dapat
menghindari kemungkinan letak vertex yang Gambar 3. proses morphing dari “robot” menjadi
sebagian terlalu jauh sehingga bisa tidak mendapat “face”
pasangan.
Sedangkan untuk pembagian obyek Pengujian berikutnya dilakukan dengan
menjadi delapan area yaitu dengan memotong menggunakan pembagian area menjadi dua bagian.
searah bidang xy, bidang xz dan bidang yz Gambar 4 menunjukkan perubahan dua obyek
sekaligus. Setelah didapatkan korespondensi antar dengan topologi yang sama sedangkan gambar 5
vertex maka langkah selanjutnya adalah melakukan menunjukkan perubahan dua obyek dengan bentuk
proses morphing. topologi yang berbeda.

Hasil Pengujian

Pengujian dilakukan berdasarkan


pembagian area obyek menjadi dua bagian, delapan
bagian dan tanpa melakukan pembagian area Gambar 4. Proses Morphing dengan Obyek Asal
obyek. Proses morphing tanpa melakukan “geosphere” dan Obyek Tujuan “hedra” dengan
pembagian area obyek hanya dapat dilakukan pada Pembagian Area Obyek Menjadi 2 Bagian
tidak sempurna dan kemungkinan ada vertex
yang tidak terbentuk.
• Kelemahan dari penentuan
korespondensi dengan pembagian area obyek
adalah vertex-vertex yang berkorespondensi
belum tentu benar, karena perubahan bentuk
yang terjadi berdasarkan masing-masing area
Gambar 5. Proses Morphing dengan Obyek Asal obyek. Kelemahan ini terjadi jika bentuk
“geosphere” dan Obyek Tujuan “kotak” dengan topologi obyek sangat berbeda sehingga
Pembagian Area Obyek Menjadi 2 Bagian memungkinkan terjadinya ketiadaan vertex
pada area tertentu.
Untuk pengujian dengan membagi
menjadi delapan area tampak pada gambar 6 dan 7. Daftar pustaka
dimana gambar 6 menunjukkan perubahan dari dua
obyek yang memiliki topologi yang sama Bao, Hujun., Peng, Qunsheng. Interactive 3D
sedangkan gambar 7 menunjukkan perubahan dua Morphing. PDF
obyek dengan topologi yang berbeda.
Gregory, Arthur.,State, Andrei., Lin, Ming. C.,
Manocha, Dinesh., Livingston, Mark.A.
“Feature-based Surface Decomposition for
Correspondence and Morphing between
Polyhedra”. PDF
Gambar 6. Proses Morphing dengan Obyek Asal
“geosphere” dan Obyek Tujuan “hedra” dengan Harrington, Steven. “Computer Graphics A
Pembagian Area Obyek Menjadi 8 Bagian Programming Approach”.
Mc-Graw-Hill,Inc.

Hearn, Donald.,Baker, M. Pauline


(2004).“Computer Graphics With OpenGL Third
Edition”. Pearson Prentice Hall.
Gambar 7. Proses Morphing dengan Obyek Asal
“teapot” dan Obyek Tujuan “geosphere” dengan Hill, F.S (2001). “Computer Graphics Using
Pembagian Area Obyek Menjadi 8 Bagian OpenGL Second Edition”. Prentice Hall,Inc.

KANAI, Takai., SUZUKI, Hiroshima.,


Kesimpulan KIMURA,Fumihiko. “3D
Geometric Metamorphosis based on
• Dalam melakukan proses Harmonic Map. PDF
morphing hal yang paling penting adalah
mencari korespondensi antara tiutik-vertex Lander, Jeff. “Mighty Morphing Mesh Machine”.
pada obyek asal dengan vertex-vertex pada PDF.
obyek tujuan karena jika korespondensinya
tidak sesuai maka bentuk tujuan yang Murdock, Kelly. “3ds max 4 Bible”. Hungry
diinginkan bisa tidak terbentuk dengan baik. Minds,Inc.
Hal ini terjadi jika ada vertex pada obyek
tujuan yang tidak terkorespondensi dengan Parus, Jindrich., Kolingerova, Ivana. “Morphing Of
salah satu vertex pada obyek asal sehingga Meshes With Attribut”. PDF
vertex pada obyek tujuan tersebut tidak
terbentuk.
• Pembagian area obyek menjadi
dua bagian atau delapan bagian hanya dapat
digunakan untuk obyek yang memiliki
topologi bentuk yang hampir sama dan jumlah
vertex dan face obyek asal harus lebih banyak
dari obyek tujuan. Pembatasan ini bertujuan
supaya hasil morphing bagus. Topologi yang
sama akan menyebabkan perubahan obyek
sebanding. Sedangkan jumlah vertex yang
berbeda jauh dapat menyebabkan perubahan

Anda mungkin juga menyukai