suku-suku agar saling mengenal QS. An Nisaa’, 4:1 “Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari-Nya Allah menciptakan pasangannya, dan dari keduanya Allah mengembangbiakan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan mempergunakan nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain dan peliharalah hubungan silaturrahmi” QS. Ar Rum, 30:22
“ Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-
Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang yang mengetahui” QS. Al Maidah, 5:48 “….Sekiranya Allah menghendaki niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat saja, tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan…..” QS. Al Hujurat, 49:13
“Hai manusia sesungguhnya Kami
menciptakan kamu dari seorang laki- laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa diantara kamu……” QS. Yusuf, 11:118
“ Jikalau Tuhanmu menghendaki tentu
Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat” Ajaran Islam adalah dimaksudkan untuk seluruh umat manusia, karena Nabi Muhammad SAW adalah utusan Tuhan untuk seluruh umat manusia, berlaku bagi bangsa Arab dan bangsa- bangsa bukan Arab dalam tingkat yang sama.
Islam sebagai suatu agama Universal tidak
tergantung kepada suatu bahasa, tempat, ataupun masa dan kelompok manusia (Nurcholish Madjid, 1992) QS. Al Ambiyaa’, 21:107
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu
(Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam” QS. Saba’, 34:28
“ Dan Kami (Tuhan) tidaklah mengutus
engkau (Muhammad) melainkan untuk seluruh umat manusia, guna menyampaikan kabar gembira dan peringatan” ISLAM BERTUJUAN MEMELIHARA:
1. MEMELIHARA AGAMA / AQIDAH
2. MEMELIHARA JIWA 3. MEMELIHARA KESEHATAN ROHANI 4. MEMELIHARA KESEHATAN JASMANI 5. MEMELIHARA HARTA 6. MEMELIHARA KETURUNAN Dalam perkembang biakan manusia yang makin banyak mereka berusaha menjaga kesehatannya , mengobati yang sakit maka timbulha segolongan mereka yang mampu mengobati menjadi tabib2 dan dokter , timbulah profesi dokter
Untuk menjaga kemuliaan profesi ini disusun
lah etika kedokteran. Etik (akhlak) merupakan tata cara berperilaku dan berhubungan dengan orang lain. Etik kedokteran merupakan norma- norma moral dalam berhubungan dengan pasien, keluarga, teman sejawat dan masyarakat. Prinsip Etika Kedokteran & Ajaran Islam 1. Menghormati martabat manusia QS Al Israa’,17 :70 “Dan sesungguhnya Kami muliakan anak-anak Adam”
QS. Al Hujuraat, 49:11
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah ada suatu kaum mengolok-olokan kaum yang lain…” 2. Berbuat baik (Beneficense)
QS. Al Qashash, 28:77
“…dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu…”
“Sebaik-baik manusia ialah yang paling bermanfaat
bagi manusia lainnya (Faidhu’l-Qadir) 3. Tidak merugikan (Non maleficense) “Jangan memelaratkan dan jangan pula dimelaratkan” (HR. Ahmad dari Ibnu Maajah), yang berarti menghilangkan bahaya atau kesengsaraan tidak boleh dengan menimbulkan bahaya pula. (Primum non nocere) 4. Berkeadilan (Justice)
QS. Al Nahl, 16:90
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu)
berlaku adil dan berbuat kebajikan…”
QS. An Nisaa’, 4:58
Dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia, supaya kamu menetapkan dengan adil…” Lafal Sumpah Dokter dan Ajaran Islam Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan;
QS. Al Qashash, 28:77
”Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu” Sebaik-baik manusia ialah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya. (Kitab Faidhu’l-Qadir) Saya akan menjalankan tugas saya dengan mengutamakan kepentingan masyarakat;
Kasihanilah mereka yang di bumi, maka
niscaya kamu akan dikasihani oleh Yang dilangit (HR. At Tirmidzi) Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan;
QS. Al Maaidah, 5:32
”...dan barang siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya” Saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya saya tidak terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kesukuan, perbedaan kelamin, politik kepartaian, atau kedudukan sosial dalam menunaikan kewajiban terhadap pasien;
QS. Al Maaidah, 5:8
”...Janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” KODEKI dan Ajaran Islam Seorang dokter harus, dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan medis yang kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya disertai rasa kasih sayang (compassion) dan penghormatan atas martabat manusia.
QS. Ali Imran 3:159
”Maka disebabkan rahmat dari Allahlah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu” Berbuat ihsan ialah menyembah Allah (mengabdi kepada-Nya), seolah-olah kamu melihat-Nya dan bila kamu tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu. (HR. Muslim)
Sesungguhnya kamu tidak dapat melapangkan
manusia dengan hartamu, tetapi manis muka dan baik budimulah yang dapat melapangkan mereka (HR. Abu Ya’la) Seorang dokter harus menghormati hak-hak pasien, hak-hak sejawatnya, dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus menjaga kepercayaan pasien. QS. Al Mu’minuun, 23:1&8 ”Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman.........Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya Dekatkan dan jangan menjauhkan orang dari kamu dan permudahlah dan janganlah mempersukar orang lain (HR Bukhari dan Muslim) Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan ketrampilannya untuk kepentingan pasien. Dalam hal ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, maka atas persetujuan pasien, ia wajib merujuk pasien kepada dokter yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut. Ikhlas ”Sesungguhnya segala amal perbuatan itu dengan niat dan sesungguhnya tiap-tiap seseorang itu mendapat sesuatu hanya menurut niatnya” (HR. Buckhari, Muslim,, Abu Daud, At Tirmidzi dan Nasa-i)
”Sesungguhnya Allah ’Azza wa Jalla tidak menerima
suatu amal perbuatan jika tidak disertai dengan keikhlasan dan mengharapkan keridhaan-Nya” (HR. Abu Daud dan Nasa-i) Rujukan QS. Al Israa’ ,17:85 ”Dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit”
QS. An Nahl, 16:43
”Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan, jika kamu tidak mengetahui” Kesimpulan Kesimpulan Allah SWT tidak meciptakan manusia menjadi umat yang satu, melainkan menjadikan manusia berbangsa- bangsa, bersuku-suku, berlainan bahasa dan warna kulit dengan tujuan untuk saling mengenal, memelihara silaturrahmi dan untuk diuji dengan berlomba-lomba dalam berbuat kebajikan. 2. Tugas kerasulan Nabi Muhammad SAW adalah untuk seluruh umat manusia karena itu Ajaran Islam bersifat universal yang dimaksudkan untuk seluruh manusia.
3. Etik kedokteran adalah kompatibel dengan
Ajaran Islam yang syarat dengan pesan- pesan akhlaqul kharimah dan berlaku untuk seluruh umat manusia. ب ال َْعلَ ِم ْي َن ِ ِ ْح ْم ُد ل َ ِّ ر ه ل ّ اَل َ