Makala H
Makala H
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Makalah ini memaparkan mengenai sebuah penelitian dari jurnal yang kami ambil. Dan
memiliki tujuan sebagai berikut :
1) Menyelidiki pengaruh suhu rekristalisasi (anil) terhadap sifat mekanik CuZn30 dan baja
HSLA
2) Menyelidiki pengaruh anil terhadap sifat magnetik CuSiB
1
BAB II
LANDASAN TEORI
2
akan bertransformasi menjadi austenit yang berbutir halus sedang austenit yang berasal dari
perlit hampir tidak berubah. Perubahan akan selesai pada garis A3, pada saat ini austenit
masih halus namun belum homogen. Dengan menaikan temperature sedikit diatas A3 dan
memberi waktu tahan seperlunya akan diperoleh austenit yang halus dan homogen sehingga
bila didinginkan lambat akan diperoleh kristal ferit dan perlit yang halus. Sebaliknya bila
temperaturnya terlalu tinggi dan waktu tahan terlalu lama maka austenit yang terjadi akan
terlalu kasar, sehingga pada pendinginan akan diperoleh ferit dan perlit yang kasar juga.
Gambar 1.
Daerah pemanasan untuk annealing dan normalising
Deformasi dingin atau pemanasan yang tinggi dan pendinginan yang cepat akan
meningkatkan kekerasan suatu baja, bila diinginkan sifat lunak tentu baja tersebut harus
dilakukan full annealing , sehingga akan terbentuk ferit dan perlit (baja hipoeutektoid) dan
perlit dan cementit network (baja hipereutektoid) yang lebih lunak sebelumnya.
2.2. Normalising
Gambar 15, menunjukan temperatur pemanasan untuk normalising lebih tinggi
daripada pemanasan untuk full annealing sampai sekitar 50C diatas temperature kritis A 3
untuk baja hypoeutektoid pendinginan dilakukan diudara, sehingga lebih cepat menyebabkan
kecepatan pembentukan ferrit proeutektoid atau sementit proeutektoid akan lebih kecil atau
lebih sedikit dan perlit akan lebih banyak.
Gambar 16. yang memperlihatkan, struktur mikro baja karbon 0,52% yang
dinormalising. Nampak ferrit berwarna putih jumlahnya lebih sedikit. memperlihatkan.
Normalising menyebabkan letak titik eutectoid juga akan berubah menjadi lebih kekiri untuk
3
baja hypoeutektoid dan lebih ke kanan untuk baja hypereutectoid , jadi eutectoid tidak ladi
0,8% C.
Pendinginan yang lebih cepat akan enyebabkan lamel sementit pada perlit menjadi
lebih tipis juga sementit network pada baja hipereutektoid menjadi lebih tipis datau terputus-
putus.
Jadi normalizing pada umumnya menghasilkan struktur yang halus, sehingga baja
dengan komposisi kimia yang sama akan memiliki yiel strength, UTS, kekerasan, dan
kekuatan kejut (impak strength) akan lebih tinggi dari pada hasil full annealing.
Gambar 2.
Struktur mikro hasil normalizing baja 0,52%C, ferrit proeutektoid terjadi pada
batas butir austenit yang kemudian manjadi perlit warna hitam
Normalising dapat juga dilakukan pada benda hasil tempa untuk menghilangkan
tegangan dalam dan menghaluskan butiran kristalnya. Sehingga sifat mekanisnya menjadi
lebih baik. Normalising dapat pula menghomogenkan struktur mikro sehingga dapat memberi
hasil yang bagus dalam proses hardening, sehingga umumnya sebelum dihardening baja
harus dinormalising terlebih dahulu.
Pada normalizing pemanasanan sebaiknya tidak terlalu tinggi karena butir kristal
austenit yang terjadi akan terlalu besar, sehingga pada pendinginan cepat ferrit proeutektoid
akan membentuk structure Widmanstaten yang berupa plat pelat ferrit yang sejajar , yang
tumbuh didalam butir kristal austenit kasar yang akan menurunkan keuletan/ketangguhan
suatu baja.
Pada pendinginan yang agak cepat inti ferrit proeutektoid tidak tumbuh secara normal
menjadi butir-butir kristal , tetapi akan tumbuh dengan cepat membentuk ferrit berupa pelat
kearah bidang kristalografik tertentu didalam butir austenit.
4
2.3. Sphereodising
Baja hypoeutektoid yang dianeal memiliki struktur yang terdiri dari perlit yang
terbungkus oleh jaringan sementit. Adanya jaringan sementit ini mnjadikan baja memiliki
machinability yang rendah. Untuk memperbaikinya maka sementit network tersebut harus
dihancurkan dengan proses spreodising.
Spreodising dilaksanakan dengan memanaskan sampai disekitar temperature kritis
bawah atau sedkit dibawahnya dan dibiarkan pada temperature tersebut dalam waktu yang
lama baru kemudian didinginkan. Tingginya temperature dan dalam jangka waktu yang
lama , maka sementit yang sebelumnya berbentuk plat akan hancur menjadi bola-bola kecil
(sphere) yang disebut sphereodite yang tersebar dalam matrik ferrit seperti Gambar 17 dan
18. Pada baja hipereutetoid Gambar 17. strukturnya terdiri dari perlit yang terbungkus oleh
jaringan sementit.
Dan dari Gambar 17 terlihat struktur yang sama tapi disphereodising , tampak
sphereodite tersebar dalam matrik ferrit. Sehingga baja akan memiliki keuletan dan
machinabily yang maksimum ,sebaliknya kekerasanya minium. Sphereodite ini akan makin
besar bila holding time makin panjang.
Sphereodising maupun annealing serta normalising dapat digunakan untuk
memperbaiki machinability suatu baja. Untuk menentukan proses mana yang akan digunakan
unuk memperbaiki machinability suatu baja, sangat tergantung pada kadar karbon baja.
Sphereodising sering kali dilakukan ada baja medium atau tinggi. Seperti table 1.dibawah
ini.
Tabel 1.
Penggunaan proses spheroidising pada berbagai baja karbon
% karbon Optimum microstructure
0,06 – 0,20 As cold rolled
0,20 – 0,30 Under 8” dia,normalized
Over 8” dia, as cold rolled
0,30 – 0,40 Annealed to give coarse perlit
0,40 – 0,60 Annealed to give coarse pearlite or coarse sphereodite
0,60 – 1,00 100% sphereodite, coarse to fine
Gambar 3.
5
Struktur mikro baja karbon 1,1%C yang dianeal,perlit tebungkus
sementit network
Gambar 4.
Struktur mikro baja karbon 1,1%C yang dispreodising, semua sementit
berbentuk sphereodit
2.5. Homogenising
Baja hasil tuangan berstruktur dendritik sehingga terjadi coring akibat pendinginan
yang tidak seimbang atau merata. Kondisi ini akan menurunkan sifat mekanik dari benda
coran tersebut. Sehingga perlu dilakukan homogenizing.
Cara melakukan homogenizing dilakukan dengan memanaskan baja sampai
temperature yang cukup tinggi didaerah austenit dan membiarkanya dalam waktu yang cukup
lama sehingga terjadi difusi dan struktur mikronya mejadi lebih homogen, kemudian
didinginkan dengan lambat. Pemanasan yang tinggi biasanya akan mengakibatkan
strukturmikro yang kasar pada saat pendinginan sehingga biasanya dilakukan tahapan lagi
berupa annealing.
6
Berdasarkan literatur yang didapat dilakukan prosedur percobaan yang berbeda-beda untuk
masing-masing material. Prosedur percobaan yang dilakukan sebagai berikut:
7
2.7. Hasil Percobaan
Berdasarkan studi literatur didapatkan hasil dari masing-masing percobaan material
sebagai berikut::
1. Hasil Percobaan CuZn30
Hasil pengujian sifat mekanis paduan CuZn30 dengan menggunakan uji tarik didapat
hasilnya seperti pada gambar 5 dan gambar 6.
Gambar 5.
Anil suhu 400oC
Gambar 6.
Anil suhu 450oC
8
Hasil pengujian sifat mekanis baja HSLA dengan menggunakan uji tarik didapat
hasilnya seperti pada gambar 8 dan gambar 10, sedankan model pengujianya seperti pada
gambar 7 dan gambar 9.
Gambar 7.
Anil mode 1
Gambar 8.
Hasil uji tarik anil mode 1
9
Gambar 9.
Anil mode 2
Gambar 10.
Hasil uji tarik anil mode 2
10
kHz dan medan magnet 0,5 A / m. Maka didapat hasilnya seperti pada gambar 11 dan
gambar 12.
Gambar 11.
45 minutes annealing
Gambar 11.
1 hour annealing
11
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan studi literatur yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1) anil pada paduan CuZn30 menurunkan sifat mekanik dan
meningkatkan sifat plastik
2) Anil pada baja HSLA menaikkan formability dan menurunkan kekuatan
3) Anil pada paduan CoSiB meningkatkan sifat permeabilitas magnetik
12
DAFTAR PUSTAKA
13