BAB II Baru
BAB II Baru
TINJAUAN TEORITIS
Kecemasan atau dalam bahasa Inggrisnya “anxiety” berasal dari bahasa latin
“angustus” yang berarti kaku dan “ango-ana” yang berarti mencekik. Kecemasan adalah
subjektif seperti ketegangan, ketakutan, dan kekhawatiran dan juga ditandai dengan
Kecemasan dapat pula didefinisikan sebagai suatu manifestasi dari berbagai proses
emosi yang bercampur baur, yang terjadi ketika seseorang sedang mengalami tekanan
Rasa cemas timbul akibat melihat dan mengetahui adanya bahaya yang mengancam
Kecemasan merupakan satu keadaan yang ditandai oleh rasa khawatir disertai
dengan gejala somatis yang menandakan suatu kegiatan berlebih dari susunan
Kecemasan adalah ketegangan, rasa tidak aman dan kekawatiran yang timbul karena
dirasakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan tetapi sumbernya sebagian besar tidak
ketidak tentuan, atau takut dari kenyataan atau persepsi ancaman sumber aktual yang
Kecemasan adalah suatu keadaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan yang
disertai dengan tanda somatik yang menyatakan terjadinya hiperaktifitas sistem syaraf
3
otonom. Kecemasan adalah gejala yang tidak spesifik yang sering ditemukan dan sering
gelisah (penilaian atau opini) dan aktivitas sistem saraf autonom dalam berespons
keadaan emosional yang dimiliki seseorang pada saat menghadapi kenyataan atau
diamati secara langsung dan perasaan tanpa objek yang spesifik dipacu oleh ketidak
Ansietas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi
(Videbeck, 2008).
Ansietas atau kecemasan adalah respons emosi tanpa objek yang spesifik yang
Ansietas adalah suatu kekhawatiran yang berlebihan dan dihayati disertai berbagai
gejala sumatif, yang menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi sosial atau
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ansietas adalah respons
emosi tanpa objek, berupa perasaan takut dan kekhawatiran yang tidak jelas dan
berlebihan dan disertai berbagai gejala sumatif yang menyebabkan gangguan bermakna
Rentang respons
4
Rentang respons ansietas berflukuasi antara respons adaptif dan maladaptive seperti
tekanan. Stres dapat didefinisikan sebagai suatu persepsi ancaman terhadap suatu
tingkah laku (Rawlins, at al, 1993). Stress dapat berbentuk psikologis, sosial atau
1. Teori Psikodinamik
konflik psikis yang tidak disadari. Kecemasan menjadi tanda terhadap ego
kecemasan menurun dan rasa aman datang lagi. Namun bila konflik terus
pertahanan diri dialami sebagai simptom, seperti phobia, regresi dan tingkah
bahwa kecemasan timbul pertama dalam hidup manusia saat lahir dan
merasakan lapar yang pertama kali. Saat itu dalam kondisi masih lemah,
5
sehingga belum mampu memberikan respon terhadap kedinginan dan
apabila ada suatu keinginan dari Id untuk menuntut pelepasan dari ego, tetapi
tidak mendapat restu dari super ego, maka terjadilah konflik dalam ego, antara
keinginan Id yang ingin pelepasan dan sangsi dari super ego lahirlah
sadar, dengan potensi yang tetap tak terpengaruh oleh waktu, sering tidak
2. Teori Perilaku
3. Teori Interpersonal
berharga.
4. Teori Keluarga
6
5. Teori Biologik
terhadap proses fisiologis (Hall, 1980). Kecemasan ini dapat disebabkan oleh
ini termasuk kecemasan sekunder (Rockwell cit stuart & sundeens, 1998).
Ansietas memiliki dua aspek yakni aspek yang sehat dan aspek membahayakan,
yang bergantung pada tingkat ansietas, lama ansietas yang dialami, dan seberapa baik
Menurut Peplau (dalam, Videbeck, 2008) ada empat tingkat kecemasan yang
Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan
Menurut Videbeck (2008), respons dari ansietas ringan adalah sebagai berikut :
1. Respons fisik
Penuh perhatian
Rajin
2. Respon kognitif
7
Lapang persepsi luas
Mempertimbangkan informasi
3. Respons emosional
Perilaku otomatis
Aktivitas menyendiri
Terstimulasi
Tenang
Menurut Videbeck (2008), respons dari ansietas sedang adalah sebagai berikut :
1. Respon fisik :
8
2. Respons kognitif
3. Respons emosional
Tidak nyaman
Mudah tersinggung
Tidak sabar
Gembira
Ansietas berat yakni ada sesuatu yang berbeda dan ada ancaman,
Menurut Videbeck (2008), respons dari ansietas berat adalah sebagai berikut :
1. Respons fisik
Hiperventilasi
9
Rahang menegang, mengertakan gigi
Mondar-mandir, berteriak
2. Respons kognitif
Sulit berpikir
Egosentris
3. Respons emosional
Sangat cemas
Agitasi
Takut
Bingung
Menarik diri
Penyangkalan
Ingin bebas
2.2.4 Panik
10
Panic individu kehilangan kendali dan detail perhatian hilang, karena
perintah.
1. Respons fisik
Pupil dilatasi
2. Respons kognitif
Kepribadian kacau
Tidak rasional
3. Respon emosional
Merasa terbebani
11
Merasa tidak mampu, tidak berdaya
Lepas kendali
Kaget, takut
Lelah
2.3 Patofisiologi
Kehidupan manusia selalu dipengaruhi oleh rangsangan dari luar dan dari dalam berupa
pengalaman masa lalu dan faktor genetik. Rangsangan tersebut dipersepsi oleh panca indera,
diteruskan dan direspon oleh sistem saraf pusat, sesuai pola hidup tiap individu. Bila yang
dipersepsi adalah ancaman, maka responnya adalah suatu kecemasan. Di dalam sistem saraf
pusat, proses tersebut melibatkan jalur Cortex cerebri-Limbic sistem RAS (Reticular
memacu sistem saraf otonom melalui mediator hormonal yang lain (catecholoamine).
beraneka ragam seperti sakit kepala, pusing, serasa mabuk, cenderung untuk pingsan, banyak
berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak napas, dan lain sebagainya. Pada penderita
dengan gangguan kecemasan terdapat petunjuk adanya gangguan pada reseptor serotonin
tertentu yaitu 5HT-1A, namun terbatas pada penderita dengan hipersekresi kortisol atau yang
12
1. Kardio vaskuler; Peningkatan tekanan darah, palpitasi, jantung berdebar, denyut
2. Respirasi; napas cepat dan dangkal, rasa tertekan pada dada, rasa tercekik.
3. Kulit: perasaan panas atau dingin pada kulit, muka pucat, berkeringat seluruh
4. Gastro intestinal; Anoreksia, rasa tidak nyaman pada perut, rasa terbakar di
7. Sistem kulit : rasa terbakar pada muka, berkeringat banyak pada telapak tangan,
gatal-gatal, perasaan panas atau dingin pada kulit, muka pucat, berkeringat
seluruh tubuh.
1. Perilaku; Gelisah, tremor, gugup, bicara cepat dan tidak ada koordinasi,
kawatir yang berlebihan, obyektifitas menurun, takut kecelakaan, takut mati dan
lain-lain.
3. Afektif; Tidak sabar, tegang, neurosis, tremor, gugup yang luar biasa, sangat
2.4.1 Umur
13
Prawirohardjo (2003) menspesifikasikan umur kedalam tiga kategori, yaitu: kurang
dari 20 tahun (tergolong muda), 20-30 tahun (tergolong menengah), dan lebih dari
lebih muda lebih mudah menderita stress dari pada umur tua.
Menurut Carpenito (2001) penyakit adalah salah satu faktor yang menyebabkan
penyakit.
akan mempunyai filsafat hidup yang jelas sehingga umumnya lebih sukar
rendah.
sesuatu yang datang baik dari dalam maupun dari luar. Orang yang akan
dibandingkan mereka yang berpendidikan lebih rendah atau mereka yang tidak
14
2.4.5 Tingkat pengetahuan
kecemasan. Stress dan kecemasan dapat terjadi pada individu dengan tingkat
dengan krisis yang dialami individu baik krisis perkembangan atau situasional.
2. Konflik emosional, yang dialami individu dan tidak terselesaikan dengan baik.
Konflik antara id dan superego atau antara keinginan dan kenyataan dapat
15
6. Pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga menangani stress akan
hamil).
tempat tinggal.
2.5.2.2 Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan eksternal.
16
1. Sumber internal : kesulitan dalam berhubungan interpersonal di rumah
atau mengambil sumber koping dari lingkungan baik dari sosial, intrapersonal dan
merupakan faktor utama yang membuat klien berperilaku patologis atau tidak. Bila
mata dengan orang lain, membatasi diri pada orang lain (Suliswati, 2005).
17
a. Task oriented reaction atau reaksi yang berorientasi pada tugas. Tujuan yang
kebutuhan.
pemenuhan kebutuhan.
b. Perilaku menarik diri digunakan baik secara fisik maupun psikologik untuk
personal seseorang.
2. Ego oriented reaction atau reaksi berorientasi pada ego. Koping ini tidak
ego diri biasanya mekanisme ini tidak membantu untuk mengatasi masalah
pertahanan klien.
kesehatan klien.
18
Mekanisme pertahankan ego
dimiliki.
dan primitive.
19
10. Rasionalisasi : mengemukakan alas an yang tampak logis dan dapat
lainnya.
pertahanan primitive.
a. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung.
20
b. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.
f. Keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran
Peningkatan frekuensi nadi, tekanan darah, nafsu, gemetar, mual muntah, sering
berkemih, diare, insomnia, kelelahan dan kelemahan, kemerahan atau pucat pada
wajah, mulut kering, nyeri (dada, punggung dan leher), gelisah, pingsan dan
pusing.
diri, tegang, tidak dapat rileks, individu juga memperlihatkan peka terhadap
digunakan untuk pengobatan ansietas ialah sedative, atau oabat – obat yang secara
umum memiliki sifat yang sama dengan sedative. Antiansietas yang utama adalah
21
digunakan untuk sedasi siang hari pada pengobatan ansietas. Namun penggunaan
saat ini telah ditinggalkan, obat – obat tersebut antara lain golongan barbiturate dan
meprobamat.
3. Cukup olahraga.
4. Tidak merokok.
system). Terapi psikofarmaka yang sering dipakai adalah obat anti cemas
22
menghilangkan keluhan-keluhan somatik (fisik) itu dapat diberikan obat-
2.7.1.4 Psikoterapi
dorongan agar pasien yang bersangkutan tidak merasa putus asa dan
stressor.
kecemasan.
faktor keluarga tidak lagi menjadi faktor penyebab dan faktor keluarga
23
Untuk meningkatkan keimanan seseorang yang erat hubungannya dengan
2.7.2.1 Pengkajian
kecemasan. Menurut Stuart dan Sundeen (1995), data fokus yang perlu
2.7.2.1.1 Perilaku
melawan ansietas.
1. Peristiwa traumatic
2. Konflik emosional
4. Frustasi
5. Gangguan fisik
8. Medikasi
24
Stressor presipitasi kecemasan dikelompokkan menjadi dua bagian,
yaitu :
tinggal.
efektif.
25
2. Reaksi berorientasi pada ego.
operasi
2.7.2.3 Intervensi
Tujuan umum :
Tujuan kusus :
Klien mampu :
26
ansietas berat perasaannya
secara langsung
Tunjukkan sikap
pamrih
terapeutik
Meyakinkan klien tentang Tingkat ansietas berat dan Awali dengan menerima
27
hilangnya kendali sampai klien mengenai prilaku
berkaitan dengan
kesehatan emosionalnya.
untuk mengurangi
rangsangan-rangsangan
ansietas.
atau massage.
Menganjurkan klien Dengan memberikan Beri aktifitas yang bersifat
28
dijadwalkan sosial yang produktif .
Rencanakan jadwal
dilaksanakan sehari-hari.
lainnya sebanyak
mungkin.
Tingkat fisik dan Hubungan terapeutik Beri klien pengobatan
klien.
melakukan
pendidikan kesehatan
yang relevan.
Trankulansia adalah depresan susunan saraf pusat. Obat akan menekan atau
berlebihan dan gangguan fungsi dapat terjadi bila suatu trankulansia diberikan
29
bersamaan dengan depresan susunan saraf lainnya. Akibatnya : mengantuk, pusing,
hilang koordinasi otot dan kewaspadaan mental; dalam kasus berat terjadi
gangguan peredaran darah dan fungsi pernapasan yang menyebabkan koma dan
sedative.
Efek obat asma dapat berkurang. Obat asma digunakan untuk membuka jalan udara
benzodiazepin melemaskan otot sehingga otot tidak dapat berfungsi dengan baik.
Efek pil KB dapat berkurang. Akibatnya : resiko hamil meningkat kecuali jika
berkurang.
mengantuk, pusing, hilang koordinasi otot dan kewaspadaan mental; pada kasus
berat terjadi gangguan perdarahan dan fungsi pernapasan yang menyebabkan koma
30
2.8.5 Benzodiazepin – estrogen (hormone wanita)
payudara yang nyeri sesudah melahirkan karena ibu tidak menyusui bayinya, dan
untuk mengobati amenore. Akibatnya kondisi yang sedang diobati mungkin tidak
berkurang.
tidak terkendali dengan baik. Interaksi yang terjadi hanyalah pada turunan
sama.
Akibatnya penglihatan kabur, mulut kering, sembelit, palpitasi jantung, bicara tidak
31
Beberapa antikolinergik menimbulkan efek samping yang berlebihan. Akibatnya
mengantuk, pusing, hilang koordinasi otot dan kewaspadaan mental; pada kasus
berat terjadi gangguan perdarahan darah dan fungsi pernapasan yang menyebabkan
Pada obat golongan benzodiazepin jika di berikan maka akan menimbulkan beberapa
efek samping:
1. Susunan saraf pusat dan neuromuskuler: mengantuk, lemas, binggung, depresi, sakit
kepala, hiperaktive
5. Hematologi: neoutropenia
7. Hati: ikterik
10. lain-lain : trombosisvena dan phlibitis pada tempat suntikan, perubahan libido
2.10.1 Kava
depresi dan sebagai obat tidur adalah kava. Kava di Inggris dikenal dengan nama
32
intoxicating, di Prancis disebut dengan kawa sementara di Fiji dikenal dengan
nama yagona.
Dengan minum 100 ml kava dapat membuat orang akan jatuh tertidur dalam
yang diisolasi dari α-lakton yang bersifat anticemas. Kava lebih suka digunakan
sebagai penenang karena kava bersifat aman, merupakan anticemas yang tidak
kelompok benzodiazepin seperti valium. Tidak seperti halnya alkohol atau obat
meyebabkan rasa sakit pada waktu bangun pagi harinya melainkan akan bangun
2.10.2 Kecubung
15% hyoscyamine), hycoscin dan atropin (tergantung pada varietas, lokasi dan
Bagian utama yang digunakan adalah bunga. Selain itu, akar dan daun juga
berkhasiat sebagai obat. Tumbuhan ini dapat digunakan secara segar atau setelah
dikeringkan.
fosfor, besi, natrium, kalium, vitamin (A, C, serta sejumlah kecil tiamin, riboflavin
33
dan niacin). Selain itu juga mengandung senyawa sianohidroksibutena (CHB),
2.10.4 Valerian
Valerian adalah tanaman asli dari Eropa, Amerika Utara dan Asia Barat.
Nama Valerian diambil dari bahasa latin ‘valare’, yang artinya “ menjadi sehat’.
Valerian telah digunakan sebagai tanaman obat sejak 100 tahun yang lalu,
Hasil Lokakarya Nasional 1983 dikutip oleh Zainal Ali, 2002, peran perawat
mencakup:
3. Pendidikan keperawatan.
salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam keperawatan adalah aspek
salah satu sasaran dari keperwatan. Dalam hal ini pada pasien haemodialisis
yang sangat komplek sekali permasalahannya dari segi bio psikologis spiritual
hanya diberikan pada pasien sebagai individu yang sakit tetapi juga keluarga
34
2.11.2 Pengelola Keperawatan
yang telah diberikan. Dengan penelitian perawat dapat menggerakan orang lain
keperawatan.
35
36