Oleh
1. Pengantar
Bahasa Indonesia merupakan salah satu varian dari bahasa Melayu. Walaupun
Indonesia mempunyai berbagai macam bahasa daerah, bahasa Indonesialah yang
sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari.
Maluku adalah salah satu provinsi yang terletak di Indonesia Timur. Kepualauan
Maluku terdiri dari 632 pulau. Bahasa yang sering dipakai di Maluku adalah
bahasa Melayu Ambon.
Bahasa Melayu Ambon jarang dikaji oleh para peneliti. Hal ini mungkin terjadi
karena naskah-naskah klasik berbahasa Melayu yang berasal dari Maluku tidak
sebanyak naskah-naskah Melayu yang berasal dari Jawa dan Sumatera.
Selain sebagai pusat perdagangan, Malaka dikenal juga sebagai pusat penyebaran
agama Islam. Kedua hal inilah yang menyebabkan agama Islam dan bahasa
Melayu menyebar sampai ke Maluku. Awal mula penyebaran Islam di Maluku
dapat diketahui dari naskah-naskah kuno seperti Hikayat Hitu, Hikayat Bacan,
dan Hikayat Ternate.
Kerajaan Islam yang paling tersohor di Maluku adalah Kerjaan Ternate dan
Tidore. Pada masa pemerintahan Raja Ternate XII, Molomatea, seorang alim
bernama Maulana Husein mengajarkan agama Islam dan cara menulis huruf Arab
kepada keluarga raja. Raja, keluarganya dan rakyatnya tertarik dan mereka mulai
menganut agama Islam.
Salah satu bukti bahwa bahasa Melayu dipakai di Maluku adalah adanya
manuskrip dalam bahasa Melayu dalam bentuk surat kiriman yang ditulis pada
tahun 1521 dan 1522. Manuskrip tersebut ditulis oleh Sultan Ternate kepada Raja
Portugal di Eropa Barat.
Selain surat yang dikirimkan oleh Sultan Ternate, manuskrip yang ditulis oleh
raja-raja di Maluku adalah surat dari Sultan Kaicil Nuku dari Kerajaan Tidore
kepada Gubernur Inggris di Bengkulu. Surat ini ditulis pada tahun 1785.
Manuskrip yang lain adalah surat dari Sultan Kaicil Patra Muhammad Yassin dari
Kerajaan Ternate kepada Kolonel J. Oliver pada tahun 1802.
Walaupun bahasa Melayu Ambon sudah berkembang dari zaman kerjaaan Islam,
masih belum jelas dari mana bahasa Melayu Ambon berasal.
Pada tahun 1511, bangsa Portugis datang ke Maluku untuk mencari rempah-
rempah. Tetapi, tujuan itu berubah. Portugis menyebarkan agama Kristen di sana.
Pada tahun 1524, mereka mendirikan benteng di Jazirah Heilitu Pulau Ambon.
Pada tahun 1575, benteng Portugis yang berada di Ternate diserahkan kepada
Sultan Ternate. Hal ini mengakibatkan banyak orang Portugis yang menikah
dengan orang Maluku menikah dengan orang Maluku dan lari ke Ambon beserta
keluarganya. Inilah yang menjadi awal penyerapan bahasa Portugis dalam bahasa
Melayu Ambon.
Pada tahun 1599, VOC datang ke Maluku. Terjadilah peperangan antara VOC
(Belanda) dan Portugis. Peperangan tersebut dimenangkan oleh VOC. Sejak saat
itu, Maluku dikuasai oleh VOC.
3. Penutup
Dari pembahasan di atas pun, kita dapat mengatakan bahwa bahasa Melayu
Ambon merupakan bahasa pemersatu masyarakat Maluku dengan adanya
ketetapan dari pemerintah VOC. Media yang menjadikan bahasa Melayu Ambon
sebagai bahasa pemersatu Maluku adalah sekolah. Bahasa ini juga dijadikan
sebagai alat untuk menyebarkan agama Islam dan Kristen.
Daftar Pustaka
Hatuwe, Masman. “Unsur Bahasa Portugis dalam Bahasa Melayu Ambon”. Style
Sheet. http://www.e-li.org/main/index.php?vAbs=1&id_pdf=403 (8 Mar.
2011)
Melebek, Abdul Rashid, Amar Juhari Moain. 2006. Sejarah Bahasa Melayu.
Kuala Lumpur: Utusan Publications & Distributions.
Poesponegoro, Marwati Djoened, Nugroho Notosusanto. 1992. Sejarah Nasional
Indonesia III Zaman Pertumbuhan dan Perkembangan Kerajaan Islam di
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.