Anda di halaman 1dari 6

Secerah Mentari Pagi

Menjadi seorang mahasiswa bukanlah seindah dan


semudah yang kita bayangkan, aktivitas perkuliahan
menjadi tugas utama seorang mahasiswa, tuntutan
kehidupan juga sering kali menjadi pembatas dan
penghalang tertuainya cita-cita luhur, sehingga banyak
kawan-kawan kita yang mulanya menjalani aktivitas
kuliah, aktip di organisasi kampus intra maupun ekstra tib-
tiba berhenti karena tidak mapu membiayai kuliah, tetapi
ada pula yang tidak menghiraukan status(background)nya
di masyarakat dengan semangat terus berjuang untuk bisa
maju dalam bidang yang digelutinya, kreativitas mahasiswa
yang menajdikan mereka-mereka mampu bersaing dengan
teman-temannya yang lain yang perekonomian keluarganya
diatas rata-rata, ada banyak macam kegiatan atau aktivitas
lain yang dilakukan mahasiswa setelah kuliah yang
umumnya mahaiswa yang latar belakang ekonomi lemah
untuk menunjang hidupnya di perkuliahan,menjadi manejer
jualan keliling,membuka toko buku kecil-kecilan,jualan pulsa,Koran dan sebagianya. Tidak
heran jika ada oknum masyarakat yang mengatakan wadah kreativitas bangsa itu ada di tangan
para mahaiswa.
Tuntutan kehidupan sering kali menjadi penghalang mahasiswa untuk mencapai kesukses
an seperti yang terjadi pada salah mahasiswa ini:
                “Setelah selesai mata kuliah, ia bergegas dan langsung keluar dari ruangan kelas pergi
menuju agennya ia takut terlambat karena tidak biasanya ia berangkat sesiang ini, biasanya
sebelum berangkat kuliah sekitar jam 6.30 ia sudah berangkat ke agennya, namun kali ini ia
bangun kesiangan jam 8.00 baru bangun, karena semalaman ia bergadang menyelasiakan tugas-
tugas perkuliahan, tanpa pikir panjang lagi ia segera cuci muka dan berlari ke kampus yang
memang kebetulan kost tempat ia nginap itu tidak terlalu jauh dari kampusnya sehingga tidak
butuh yang lama ia sudah sampai ke kampus, ini mungkin pengalaman terburuk yang pernah ia
alami.
Langkahnya kian cepat, ia lihat jam ditangannya hari sudah menunjukan 10.30 dengan
tergesa-gesa ia melangkahkan kaki, baju yang kusam, raut muka yang lusuh, jika dilihat sepintas
lalu layaknya ia bukanlah seorang mahasiswa, gembel mungkin pas untuk dirinya, namun itu lah
realitanya yang ada meski dari wajah, pakaian, gaya menunjukan layaknya bukanlah seorang
mahasisawa, tapi dia merupakan aktivis kampus yang namanya harum di kalangan mahasiwa.
Langkahnya kian dipercepat tujuannya adalah agen Koran, sudah menjadi kebiasaannya
semenjak ia masuk kuliah sampai sekarang semester 6 masih dengan setia menjual Koran kepada
mahasiswa, masyarakat umum dan lain-lain, koran selalu menemani manits pahitnya menjalani
masa-masa di kampus, Surya begitulah teman-temanya sering menyapanya, mahasiswa fakultas
teknik jurusan teknik mesin itu kian memacu langkahnya.
Rumah yang berwarna merah dihiasi dengan pagar yang berwarna kuning keemasan
sudah hampur di depan mata, kini pikiranya bergelayut akankah pak Darwin ada di rumah, ia
sangat berharap pak Darwin ada di tempat paling tidak ibu aminah ada, sebagai pengganti pak
Darwin jika ada pelanggannya yang ingin mengambil korannnya, dengan penuh semangat ia
langkahkan kakinya, walau sebanarnya dalam hati ia mendesah dan mengeluh dengan
pekerjaanya yang dilakoninya yang sudah hampir satu decade ini, namun apa hendak dikata
keadaan lah yang menuntut ia untuk berbuat demikian kian selama 3 tahun ia amalkan dengan
tekun, giat, dan selalu optimis, satu yang ada di mata-nya cita-cita untuk menggapai gelar
sarjana, cita-cita yang sudah tertanam rapi semenjak ia masih duduk dibangku SMP, jika hal itu
yang ada dalam pikiranya, maka rasa malas, malu, rasa sungkan, takut, dll terhapuskan seiring
dengan keringat yang mengalir di wajahnya menunjukan betapa milintasinya ia ingin menggapai
cita-cita tersebut, lalu yang ada ialah hasrat untuk segera untuk mencapai cita-cita tersebut,
sehingga mampu membangkitkan semangat yang berkobar, tak jarang saat ia action menjual
korang bertemu kawan-kawannya, ejekan, hianan, sendirin, sering ia dapati, namun ia tidak
pernah dendam bahkan ia semakin yakin bahwa cita-citanya akan tercapai dengan sukses.
“Semakin besar ujian yang diberikan allah kepada hambanya, maka hakikatnya semakin besar
kecintaan allah kepada hamba tersebut jika sang hamba menghadapi cobaan tersebut dengan
sabar, ikhlas, tabah dan berhusnuzhon dengan allah ” ucap kakeknya saat pertama kali ia
melangkahkan kaki untuk melanjutkan studi di perguruan tinngi, kata kakeknya tersebut selalu
menjadi motivasi ketika ia lagi down, bersedih dalam menghadapi ujian serta cobaan yang
diberikan allah kepadanya, kata tersebut seakan-akan menjadi embun penyejuk dikala hampa
hatinya, cahaya penerang disaat ia terpuruk dengan keadaan.
                Rumah pak darwin sudah di depan mata, perasaannya lega ternyata pintu rumah pak
Darwin langgannanya terbuka, harapannya meski pak Darwin tidak ada dirumah paling, ibu
aminah isterinya pak Darwin ada, perlahan ia langkahkan kaki kehalaman rumah, dengan penuh
kehati-hatian ia mealngkah kearah pintu, suasana hening tidak ada suara didalam rumah padahal
pintu depan terbuka, mungkin tuan rumah ada di belakang pikirnya, sesaat kemudian ia
memberanikan diri mengucap salam
                “Assalamualaikum” ucap surya singkat, tidak ada jawaban dari dalam rumah, kembali
ia mengucapkan salam namu belum ada indikasi akan ada jawaban baru saat ketiga kali ia
mengucapkan salam sayup-sayup dari dalam rumah terdengar suara menyahut
                “Walaikumsalam” sahut seorang laki-laki dari dalam ruangan, sembari melangkah
keluar, surya kenal betul suara tersebut pak Darwin lah orangnya ia merupakan pahlawan bagi
surya tanpa bantuan pak Darwin mungkin dia tidak akan bisa melanjutkan kuliah sampai sejauh
ini. Laki-laki gendut dan berjenggot itu muncul dimuara pintu
                “Maaf surya tadi nggak kedengaran kalau ada yang orang didepan, bapak lagi memberi
makan ikan kesayangan bapak di belakang, Tumben kamu telat surya “ ucap pak darwin “ oh ya
ayo silahkan masuk “ lanjutanya
                “Trima kasih pak, tadi aku kesiangan maklumlah di kampus selangit tugasnya belum
dikerjakan jadi semalam bergadang” jawab surya jujur
                “Menjadi mahasiswa itu memang harus begitu sur, belajar dan terus lah belajar, jika
niat sudah tertanam kuat tidak ada yang bisa menghalangi niat tersebut ” nasehat pak Darwin
                “Trima kasih pak, Surya akan selalu berusaha untuk bisa mewujudkan cita-cita saya,
saran bapak akan saya kenang terus “
                “Pasti surya allah itu tidak buta,ia tahu dan menyaksikan betapa kuatnya niat dan usaha
kamu untuk itu, insya allah sang maha pengasih dan penyayang akan menampak kan rahmatnya
kepada kamu”
                “Amein ya allah, sekali lagi pak terima kasih oh ya pak surya pamit dulu mumpung
waktu belum begitu siang, ntar panas kalu udah siang”
                “jangan sungkan-sungkan surya jika ada keperluan datanglah sama bapak dengan
ikhlas bapak akan bantu kamu, ya sudah Hati-hati surya”
Sehabis mungucap salam surya melangkahkan kaki keluar, Dengan Koran yang
secukupnya surya berharap hari ini bisa menjual Koran dengan sebaik mungkin, karena mata
kuliah hari kamis hanya satu jadi ia bisa focus untuk menghabiskan seluruh koran yang ia ambil
tadi dari rumah pak darwin, rasa lapar yang menggelayuti perutnya karena sejak kemaren belum
diisi secuil makanan apapun tidak ia hiraukan, pikirannya tertuju pada Koran bagaimana
seharusnya ia mengahabiskan Koran-koran di tangannya agar terjual semuanya.
“Koran…. Koran….!!!
 Pak Korannya pak, ibu, mas korannya seputar Indonesia lho berita nya lengkap seluruh
Indonesia bahkan berita mancanegara pun ada, begitu lah sepanjang perjalan ia merayu dan
menawarkan kepada orang-orang, namun tak satupun dari mereka yang mau membeli korannya,
padahal ia sangat berharap sekali korannya terjual, ia pun terus melangkahkan kakinya terik
matahari yang begitu panas tak ia rasakan.
Keringat bercucuran didahinya ditambah lagi perut yang dari tadi memanggil-manggilnya
menuntut ia untuk beristirahat, di depan ia lihat ada masjid maka langkahnya pun tertuju ke
masjid kebetulan ia memang belum shalat zhuhur.
Tetesan air wudhu mengguyur wajahnya, ia rasakan ada ketenangan dan kesegaran ketika
air wudhu itu menyapunya, ia pun masuk kemasjid dan shalat dalam shalatnya ia terlihat begitu
khusyuk mata terpejam konsentrasi menghadap sang ilahi, ia pun berdoa dalam donya ia
memohon kepada allah agar diberi ketabahan dalam menghadapi segala macam cobaan dan ujian
yang diberikan kepadanya juga ia meminta agar ia tidak kufur nikmat dan senantiasa bersyukur
kepadanya.
Sehabis shalat ia pun melanjutkan kembali penjualan korannya kali ini tujuannya adalah
pasar ia berharap disana korannya laku terjual, ia sangat berharap korannya laku terjual. Koran
sudah ditangannya ia kembali melangkahkan kakinya, perasaan lapar ketika ia belum shalat tadi
sirna berbarengan seselainya ia melaksakan ibadah shalat, ia sendiri bingung kenapa itu bias
terjadi. Kini ia sudah di pasar ia pun bergegas melakukan  asksinya,sudah hampir empat jam ia
berkeliling menjual kan korannya, tapi tak satupun ada yang sudi membelinya ternyata ujian
allah swt kepadanya masih belum berakhir, ia tertunduk lemas di pelataran pasar guratan di
wajahnya menandakan Ia sangat letih dan capek hampir seharian tapi tak satupun Koran yang
ambil dari pak Darwin selaku langganannya terjual. Lama ia terduduk lemas di pelataran pasar,
nafsunya menggoda untuk melakukan kejahatan terbersit untuk mencuri namun persaan itu
hilang,nasehat kakeknya kini hadir bahwa mencuri itu adalah perbuatan dosa, sehingga ia
mengurungkan niatnya tersebut. Akhirnya ia memutuskan untuk pulang ia yakin bahwa allah itu
sayang kepadaya, dia pun teringat akan firman allah swt yang mengatakan bahwa “barang siapa
yang bersyukur atas nikmat ku maka akan kutambah dan  barang siapa yang kifur atas nikmatku
maka azabku sangat pedih” ia takut jika mengeluhkan kegagalan hari, kenaasannya hari ini
merupakan suatu perbuatan kufur nikmat dia tidak sanggup untuk menghadapi murka allah. Jalan
yang paling pas ialah dengan berhusnuzhon kepadanya.
Dijalan menuju pulang, dengan langkah gontai ia melangkah pelan, rasa lemas Karena
belum makan ia tahan, cobaan yang ia jalani sudah menajdi kebiasaan selama menjadi
mahasiswa, jadi ia tidak terlalu menyesali nasibnya langkahnya kian lamban, mukanya pucat,\
dari bibirnya terlihat ia lemas sekali, ia terus malngkahkan kakinya namun tiba-tiba dari arah
belakang ada pengenadara motor melintas kearahnya turun seorang laki berambut panjang
menabrak dirinya, kontan seketika ia terjerumus kedepan badannya yang lemas tak mampu
menahan kerasnya tabrakan laki-laki tersebut, Koran-koran yang dari pagi tadi ia ambil dari
rumah pak Darwin tercecer kemana-mana, ia tak mampu berkata ia hanya pasrah dengan
keadaannya, anehnya lagi orang yang nabrak bukanya minta maaf tapi malahan mengomel
                “Hey…. kamu Punya mata nggak! Bentak laki-laki itu tatapannya tajam kearah surya
sebelim melangkah pergi  “orang mau lewat nggak mau minggir, salah kamu sendiri kenapa
nggak mau minggir akhirnya terjatuh” ucapnya cetus
                Ternyata lagi lagi allah masih ingin menguji batas ketabahannya sampai dimana
                “Ia hanya menatap lembut ke arah lelaki tersebut, dan tersenyum sampai laki-laki itu
hilang dari pandngannya ia masih tersungkur di tepi jalan, ia terasa tak mampu lagi untuk berdiri,
dengan sisa-sisa tenaga yang ia miliki berusaha bangkit berkali-kali ia gagal hingga pada
kahirnya ia mampu untuk bangkit, ia terus kan perjalannya kekost dengan rasa dendam ia
teruskan langkah, ia yakin betul allah itu tidak buta allah mapu melihat penderitaan hambanya
yang taat padanya, ia tahu allah maha penyayang, dan tidak akan menguji hambanya melampaui
kemampuan hamba tersebut, sehingga dengan keyakinannya ia mampu berjalan kekostan dengan
selamat.
                Sampai di kostan hari sudah magrib, kostan tidak terkunci mungkin maulana kawan
satu kost dengan surya lagi keluar atau mencari makan biasnya sehabis magrib maulana memang
sering keluar mencari makan, ia pun langsung mandi dan shalat dalam shalatnya ia menyerahkan
segala urusannya kepada allah ia yakin bahwa apa yang ia alami ini pasti ada rencana allah swt
yangtidak pernah bisa terbaca oleh siapapun. Sehabis shalat ia pun membuka kitab suci al qur’an
dan melantunkan ayat demi ayat dengan penuh hikmad dan khusyuk, saking khusyuknya
membaca alqur’an dia tidak sadar kalu di luar ada yang memnggil, ia kenal suara itu maulana ia
benar maulana sahabat karibnya, ia pun melangkah kearah pintu didapatinya sahabatnya bersama
orang lain yang berjumlah 3 orang dengan pakain seragam laksana aparat pemerintahan.
“ Apa benar ini nak surya “
“ Ya benar pak “ tanpa basa basi dipersilahkan oleh surya untuk masuk kedalam, karena
tidak sopan jika berbicara didepan rumah
                “Silahkan masuk dulu pak, kita bicara didalam saja “ ucap surya lembut
                “ya terima kasih nak “ jawab mereka singkat
                “ Maaf pak, kami nggak ada kursi jadi duduk dibawah aja nggak apa apa kan pak “
ucap surya malu saat ia mempersilahkan tamunya untuk duduk
                “Ya nggak apa “ jawab laki-laki berkumis yang kayaknya ia lah ketua rombongan
tersebut
                “ Ini surya teman saya yang bapak cari itu, pak“ ucapan surya itu membuat jantung
surya bergedup tida pada normalnya, wajahnya pucat ia takut jangan ini adalah polisi yang ingin
menangkapnya namun apa salah gerangan ia mau menangkap saya, berbagai macam pikiran
yang ada di hati surya kala maulana menyebutkan bahwa mereka ingin bertemu dengan
dirinya,gelagat dirinya yang tidak tenang itu bisa dilihat oleh pria  kurus yang membawa tas
hitam di sampingnya
                “ Jadi gini nak surya, kami kesini mewakili tim  redaksi dari media cetak untuk
memberikan hadiah kepada anda “ tuturnya mantap
                “Hadiah “ ucap surya terkejut
                “ Bukan hanya hadiah tapi jika nak surya berkenan kami ingin mengangkat nak surya
menjadi salah satu tim media kami yang bergerak pada bidang tulis cerpen dan novel “ sambung
laki- laki berkumis yang kemungkinan sebagai ketua dari mereka
                “ Trima kasih pak, tapi maaf saya tidak terlalu pandai menulis cerpen apalagi novel “
ucapnya datar
                “ Itu bisa dipelajari, jika anda berkenan menerima tawaran kami maka kami akan
menyediakan kursus khusus untuk tulis cerpen dan novel, saya melihat anda berbakat untuk
menjadi penulis, gimana ? laki –laki gendut itu pun membuka pembicaraan
                “ kemarin sekitar tiga bulan yang lalu saya memang pernah mengirim tulisan kepada
media Sinar Mas, tapi sampai sekarang tulisan itu tidak ada kabar beritanya ditolak atau gimana
sya tidak paham, saya kira bapak salah kalau bapak sekalian menilai saya cakap menulis cerpen
dan sebagainya buktinya tulisan pertama saya tidak tahu kabarnya sampai sekarang, ya bisa di
pastikan ditolak “ ucap surya menceritakan tiga bulan yang lalu ia memang pernah mengirim
tulisan berbentuk novel
                “Apa judul tulisan yang nak surya kemarin kirimkan ke media Sinar Mas ? “ tutur laki-
laki berkumis yang ternyata bernama pak ibrahim
                “SECERAH MENTARI PAGI” jawab surya singkat
                “Judul yang bagus dan sesuai dengan isinya yang mengalir laksana kehidupan nyata “
pak ibrahim terdiam sesaat kemudian ia berpaling kepada lelaki disebelahnya seakan ia
mengisyaratkan sesuatu kepada rekanya sejurus kemudian rekannya tersebut mengeluarkan map
yang berisi kertas yang berjilid kemudian membukanya dan menunjukannya kepada surya
                “Apa ini tulisan nak surya “ ucap laki-laki kurus itu
Mata surya terbelalak melihatnya ia tidak percaya dengan apa yang ia lihat barusan,
terlihat jelas didepan koper tulisan itu judul “ SECERAH MENTARI PAGI “ tulisan berbentuk
novel yang pernah ia tulis tiga bulan yang lalu dan ia sendiri pun telah melupakan tulisan
tersebut
“ Ya benar pak, tapi kenapa tulisan itu ada di tangan bapak “ jawab surya terbata
“ Selamat kalau begitu, kami tim redaksi dari media Sinar Mas, tulisan nak surya kami
terima dan bahkan tulisan nak surya adalah tulisan yang terbaik dari seluruh tulisan yang
mengirim ke media kami “ tutur pak ibrahim. Ada perasaan haru menyusup dihatinya betapa
tidak disaat ia sangat membutuhkan sesuatu allah menolongnya dengan kuasanya yang tak
disangka sangka, “allahu akbar” ia bertakbir ia tidak menyangka, cobaan yang ia alami tadi
ternyata tersimpam sebuah keajabian yang tidak allah perlihatkan padanya, robb ingin tahu
betapa kuat keimanannya kepadanya.Subhanallah
“Zuki, tolong berikan hadiah yang telah kita bawa tadi “ perintah pak ibrahim,yang
diperintah membuka tas yang ia bawa kemudian menyerahkan amplop yang berisikan uang tunai
Rp. 5000.000,-
“ Trima lah ini nak surya, sebagai wujud dari kerjasama kita bapak harapkan nak surya
ingin bergabing dengan kami “ ucap pak ibrahim sembari memberikan hadiah
“Trima kasih banyak pak atas semuanya, insya allah silaturhami ini akan berbuah
kerjasama yang baik “ jawab surya,terlihat jelas keharuan diwajahnya cairan-cairan kristal
hampair jatuh dari sudut matanya yang sayu
“Sama-sama nak surya, kalau begitu kami mohon pamit dulu nantti kita akan hubungi
nak surya lagi, kita bicarakan prosedur-prosedurnya kedepan bagaimana “ 
“ Sekali lagi terima kasih banyak pak “ sembari menyalami satu persatu dari tim redaksi
Sinar Mas
Tak henti hentinya surya mengucap tasbih, tahmid sebagai bentuk syukur kepada allah
swt dengan karunia yang telah ia berikan kepada, keyakinannya pun kini kian membatu bahwa
allah itu tidak akan menyia-nyia kan hambanya jika kita sudi untuk sedikit bersabar dengan
cobaan yang allah berikan kepada kita insya allah sang maha penyayang akan memberika yang
terbaik untuk kita.

Anda mungkin juga menyukai