Ada sebuah hadist populer yang bahwa hadis Nabi di atas adalah dha’if,
bunyinya kalau tidak salah, kurang lebih, dan akhirnya menjadikan mereka puas
begini: “Dua rakaat shalat orang alim dalam ketidaktahuannya. Sayyidina Ali
adalah lebih baik daripada seribu rakaat pernah berkata, “Ada kelompok orang
shalat orang bodoh.” Juga ada hadis lain yang membuat punggungku patah,
yang bisa saya tambahkan untuk pertama, orang bodoh yang puas dengan
memperkuatnya lagi yakni: “Tidur seorang kebodohannya; dan kedua orang alim yang
alim lebih baik daripada ibadat seorang tidak mengamalkan ilmunya.”
jahil”. Jadi, dapat dikatakan bahwa jika
pada tengah malam seorang alim terlelap Dengan melihat apa yang
tidur, sedangkan seorang jahil bangun dan disampaikan Sayyidina Ali, sebetulnya
melakukan shalat, maka tidurnya orang orang-orang berilmu juga akan
alim itu lebih baik daripada ibadatnya menghadapi siksaan yang lebih besar
orang yang tidak berilmu. daripada orang bodoh. Ketika seorang
alim berbuat sebuah kesalahan (dosa),
Dari sini barangkali ada yang maka dosanya dilipatgandakan. Dengan
berpikir, “Tidak adil rasanya kata lain; seorang jahil berbuat dosa, itu
keistimewaan yang diberikan kepada karena ketidaktahuannya; sedangkan
orang alim, sampai-sampai tidurnya saja orang alim berbuat dosa karena
menandingi ibadatnya orang jahil.” Ada ketahuannya. Perlu juga diketahui, bahwa
orang yang mempersoalkan, menggugat walaupun kita sering melakukan hal-hal
hadis ini; terutama orang-orang jahil. yang dianggap baik, namun sempat kita
Bahkan, jika ada kesempatan, mereka melakukan kesalahan yang fatal, maka
ingin membuka-buka, mencari keterangan imbasnya-pun sangat fatal. Mengutip apa
KOLOM INFO
Majelis Ta’lim Darul Hikam Sulawesi Utara mengundang kepada seluruh jama’ah Muslim untuk
dapat menghadiri amaliyah rutin setiap Selasa pukul 19.00 Wita bertempat di Sekretariat
Majelis Jl. Cendrawasih Lingkungan 2 Kelurahan Malendeng Kecamatan Tikala Manado,
(sebelah gereja Pantekosta) Agenda; pembacaan Ratib al-Haddad, Maulid Habsyi (Shimtut
Durar), dan Tausiah/diskusi bersama Habib Muhsin Bilfagih, S. Ag.
Habib. Muhsin Bilfagih, S. Ag Halaman: 2
yang pernah diungkapkan Prof. Quraisy awal di atas untuk menunjukkan betapa
Syihab, walaupun orang itu sehat kekar berharganya ilmu; bahkan, usaha untuk
karena sering melakukan olah-raga, akan mencari ilmu jauh lebih dihargai daripada
tetapi ia mencoba meminum racun yang berzikir. Jika dibandingkan dengan
sangat bahaya, maka jangan berharap berzikir, mencari ilmu itu lebih utama.
kesehatanpun akan berlanjut. Sama Rasulullah pernah masuk ke sebuah
halnya dengan orang yang dalam majelis. Di majelis itu, tampak ada dua
hidupnya sering melakukan kebajikan, kelompok; yang pertama sedang berzikir,
naum sesekali ia melakukan kesalahan dan yang kedua sedang mempelajari ilmu.
yang dosanya memang dianggap besar Rasulullah bersabda, “Kelompok pertama
pula, maka jangan berharap bahwa surga adalah kelompok yang baik. Mudah-
menantinya. Begitu juga sebaliknya, jika mudahan Allah mengampuni mereka.
manusia yang didalam hidupnya sering Sedangkan kelompok kedua sedang
melakukan maksiat, namun tiba-tiba ia mempelajari ilmu; mudah-mudahan Allah
melakukan perbuatan baik yang sangat membimbing mereka ke jalan yang lurus.”
berpahala, maka dengan perbuatan baik
itu ia dijamin masuk surga oleh Allah swt. Rasulullah Hadir Karena Ilmu
Artinnya, apapun di dalam hidup ini Dari sini dapat dikatakan apa yang
tentu memiliki konsekuensi tersendiri, menjadi maksud Rasulullah, barangkali,
maka kita-pun harus siap dengan hal itu. merujuk pada ayat Al-Qur’an yang
Begitu juga halnya dengan fenomena menyatakan bahwa salah satu tugas
orang bodoh dengan orang alim tadi. dibangkitkannya beliau sebagai rasul ialah
Dalam sebuah ayat Al-Qur’an disebutkan, mengajarkan ilmu: Huwa al-ladzi ba’atsa fi
Allah mengampuni orang-orang yang al-ummiyin rasulan yatlu ayatih. Dialah
bodoh karena kebodohannya. Orang yang telah mengutus di kalangan orang-
berilmu juga menggugat keterangan yang orang ummi seorang rasul untuk
menyebutkan bahwa siksaan orang pintar membacakan ayat-ayat-Nya (Q.S. Al-
–ketika ia berbuat dosa– dilipatgandakan, Jummu’ah: 2). Dan sabdanya, “Innama
sementara orang-orang jahil tidak. bu’itstu mu’alliman. Sesungguhnya aku
Disitulah letak keadilan ilahi. Bahwa, diutus sebagai seorang yang mengajarkan
keadilan Allah jangan diterma dengan akal ilmu.” Beliau bersabda lagi, “Jika kamu
(rasio) melainkan dengan perasaan bangun pagi hari dan membuka satu bab
(iman), beda halnya dengan keadilan ilmu pengetahuan, itu lebih baik bagi kamu
manusia, yang saya kira sangat perlu daripada ibadat semalam suntuk.” Jadi,
untuk dihadapi dengan logika, agar bisa orang yang salat Tahajjud, tidak tidur satu
mengkritisi apa yang menjadi buah karya saat pun, pahalanya kalah besar dari
manusia itu sendiri. orang yang mempelajari satu bab ilmu.
Disini terlihat bahwa Islam itu sendiri
Saya juga ingin mengajak bahwa lebih mengutamakan ilmu dibanding
bagimana kita memahami hadits pada ibadat (saya lebih sepakat mengatakan
Perbandingan Ilmu dan Ibadat Halaman: 3