Anda di halaman 1dari 4

LINGKAR YANG TERLUPAKAN

Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan peran serta orang lain


didalam kehidupannya. Manusia tidak akan pernah bisa hidup secara individu
untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan jasmani maupun rohani. Akan
tetapi, banyak diantara kita yang mempunyai kodrat sebagai makhluk sosial,
cenderung senang melakukan pekerjaan secara individu. Hal ini akan
mengakibatkan hasil yang dicapai tidak maksimal.
Bekerjasama disegala bidang kehidupan sangat diperlukan untuk
menghasilkan tujuan yang memuaskan. Dalam aspek pemerintahan, pendidikan,
teknologi dan lain sebagainya.
Faktor tersebut sangat diperhatikan di negara maju, sebagai contoh negara
Jepang. Jepang sangat kental dengan ciri khas sebagai negara yang berdisiplin
tinggi dan saling menghormati antar sesamanya. Jika dibandingkan, banyaknya
profesor di Jepang relatif lebih sedikit dengan jumlah profesor dari negara yang
memiliki institusi yang telah diakui. Akan tetapi, mengapa teknologi yang
bermunculan belakangan ini banyak dihasilkan dari Jepang? Jepang banyak
menemukan hal–hal menakjubkan yang mencengangkan dunia. Tidak lain halnya
Jepang selalu mengkaitkan semua bidang untuk satu tujuan.
Hal seperti diatas sangat jarang ditemui di Indonesia. Kejadian ini sangat
bertolak belakang dengan ciri khas bangsa indonesia yang ramah. Seharusnya
orang Indonesia lebih bisa bekerjasama dengan orang lain karena keramahannya.
“Orang Indonesia yang saya lihat, mereka ramah-tamah, baik hati, suka
menolong, tetapi jam karet dan kadang-kadang malas. Mereka juga aktif tetapi
individualis. Hal yang sangat kontras. Saya sendiri heran dengan orang Indonesia.
Seharusnya dari ketiga hal itu (ramah-tamah, baik hati, dan suka menolong, Red)
mereka merupakan pribadi yang sosialis. Tetapi mereka individualis. Mungkin
karena karakter yang berbeda dan ego yang tinggi ya,” kata Yashiki seorang
mahasiswa dari Jepang yang sedang menyelesaikan risetnya di Indonesia.
Pembangunan yang selama ini dicanangkan oleh pemerintah tentunya
mencakup segala aspek. Pemerintah selalu medeklarasikan bahwa angka
kemiskinan semakin turun. Seperti grafik dari Badan Pusat Statistik menunjukkan
angka yang semakin menurun.
Grafik Perkembangan Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin 1996‐2010

Pada kenyataannya masih banyak pengangguran, gelandangan dan pengamen


yang cenderung masih anak-anak. Kesenjangan semakin mencolok, antara
kalangan atas dan kalangan bawah.
Banyak orang Indonesia yang menjadi tenaga kerja di negara orang. Padahal
Indonesia kaya akan sumber daya Alam. Dan yang disayangkan banyak
perusahaan asing yang meperkasai berbagai macam barang tambang yang ada di
Indonesia. Salah satu perusahaan yaitu PT Freeport sejak bulan April tahun 1967
telah memulai kegiatan eksplorasinya di Papua yang diperkirakan mengandung
cadangan bijih emas terbesar di dunia sebanyak 2,5 miliar ton melalui Kontrak
Karya I. Tahun 1992 hingga 2002 Freeport memproduksi 5,5 juta ton tembaga,
828 ton perak dan 533 ton emas. Fakta ini menunjukkan bahwa kekayaan yang
ada di Indonesia akan terus menerus dikuras secara besar-besaran. Dan tentu saja
hasil yang didapatkan sangat menakjubkan.
Hal yang tidak bisa dipungkiri adalah keuntungan yang didapat dari
penambangan ini tidak sepenuhnya masuk ke Indonesia. Indonesia hanya
mendapatkan 9% dari hasil yang didapat.
Fakta yg kedua adalah adanya pencemaran lingkungan juga menjadi
persoalan yang serius. Penambangan oleh PT Freeport telah menghasilkan galian
berupa potential acid drainase (air asam tambang) dan limbah tailling (butiran
pasir alami yang halus hasil pengolahan konsentrat). Sehari-hari PT Freeport
memproduksi tidak kurang dari 250 ribu metrik ton bahan tambang. Material
bahan yang diambil hanya 3%-nya. Inilah yang diolah menjadi konsentrat yang
kemudian diangkut ke luar negeri melalui pipa yang dipasang ke kapal
pengangkut di Laut Arafuru. Sisanya, sebanyak 97% berbentuk tailing. Akibatnya,
sungai-sungai di sana tidak lagi disebut sungai karena berwarna coklat lumpur
tempat pembuangan limbah tailing. Limbah PT Freeport juga telah
menghancurkan fenetasi hutan daratan rendah seperti yang terjadi di Dusun Sagu,
masyarakat Kamoro di Koprapoka, dan beberapa dataran rendah di wilayah
Timika. Selain itu, danau Wanagon pernah jebol dan menelan korban jiwa karena
kelebihan kapasitas pembuangan dan terjadinya perubahan iklim mikro akibat
penambangan terbuka.
Lalu bagaimanakah nasib Bumi kita? Bagaimanakah nasib negara kita?
Pengembangan sumber daya manusia sangat diperlukan untuk segera
menjawab pertanyaan ini. Keterkaitan segala aspek dalam negara sangat penting
untuk pengembangan sumber daya manusia di Indonesia. Banyak ilmuan
Indonesia yang cenderung memilih untuk keluar negeri karena mereka merasa
lebih dihormati. Kekayaan kita dikuras habis oleh orang lain, sementara itu
kemiskinan masih terjadi disekitar kita.
Pengembangan potensi yang dimulai dari masing-masing individu
merupakan komponen yang sangat berpengaruh dalam kehidupan bernegara. Hal
ini diperlukan agar kita dapat mengolah hasil bumi kita yang melimpah ruah agar
tidak dieksplorasi oleh orang lain. Pemasukan dapat sepenuhnya masuk kedalam
pendapatan Indonesia, sehingga dapat dimanfaatkan untuk pembangunan. (meya)
Karya ini dibuat oleh :

Nama : Rizmeia Nur Atmasari


Angkatan : 2010
Fakultas : MIPA
Jurusan : Fisika
TTL : Malang, 12 Mei 2011
No. Hp : 085646742718

Anda mungkin juga menyukai