Anda di halaman 1dari 9

Bioteknologi

Bioteknologi adalah penggunaan organisme atau sistem hidup untuk


memecahkan suatu masalah atau untuk menghasilkan produk yang
berguna. Jadi bioteknologi bukanlah merupakan terobosan teknologi yang
revolusioner, karena sebetulnya teknologi ini sudah ada sejak adanya
peradaban manusia
Suatu proses industri bioteknologi yang menggunakan mikroorganisme
untuk menghasilkan suatu produk, pada dasarnya terdiri dari tiga tahap
utama yaitu:
1. Proses hulu dimana melibatkan serangkaian perlakuan pada bahan
mentah sehingga dapat digunakan sebagai sumber makanan bagi
mikroorganisme sasaran.
2. Fermentasi dan transformasi adalah pertumbuhan mikroorganisme
sasaran dalam bioreaktor besar yang diikuti dengan produksi bahan
yang diinginkan, misalnya antibiotik, asam amino, enzim, atau asam-
asam organik
3. Proses hilir adalah proses pemurnian senyawa atau bahan yang
diinginkan dari medium fermentasi atau dari massa sel.
Andaikan bahwa getah kuning itu diakibatkan karena kombinasi faktor
fisiologis dan mikrobiologis, untuk sampai pada konstruksi manggis
unggul yang bebas getah kuning, kita masih membutuhkan serangkaian
pengetahuan dasar lain dari sudut fisiologi manggis dan interaksi manggis
dengan mikroba. Pengalaman penelitian dasar yang baik tidak saja
bermanfaat untuk mendapatkan buah manggis yang bebas getah kuning,
tetapi juga akan sangat membantu dalam mengatasi masalah-masalah lain
pada buah manggis maupun tanaman lainnya. Selain itu, penelitian dasar
akan mendorong kita untuk menjadi lebih kreatif dan produktif. Masalah
rekayasa genetika tanaman dapat dipelajari dari cookbook atau dari analogi
percobaan pada tanaman lain. Tapi juru masak yang baik tidak hanya tahu
berapa sendok garam atau gula yang mesti ditambahkan, tetapi dia juga
tahu persis apa fungsi garam dan gula dalam masakan tersebut. Masalah
rekayasa genetika tanaman tidak hanya sekedar transfer gen, sebagaimana
yang menjadi citra masyarakat umum, tetapi yang sering menjadi kendala
justru langkanya informasi dasar untuk merancang strategi atau
pendekatan pemuliaan dan teknologi pascapanen yang tepat, terutama
untuk tanaman-tanaman asli Indonesia yang relatif terbatas distribusi
geografinya.
Kemampuan mengidentifikasi masalah dan menentukan strategi untuk
pemecahan masalah tersebut sangat tergantung pada penelitian dasar
mengingat bagian utama dari teknologi ini adalah biologi atau sistem-
sistem biologi. (Lihat uraian tentang penelitian manggis)

Teknologi-teknologi yang Mendasari Bioteknologi


Beberapa teknologi yang mendasari Bioteknologi adalah:
1. Teknologi Antibodi Monoklonal (TAM)
TAM menggunakan sel-sel sistem imunitas yang disebut antibodi.
Dengan mengetahui cara kerja antibodi, maka kita dapat
memanfaatkannya untuk keperluan deteksi, kuantitasi dan lokalisasi.
TAM saat ini telah digunakan untuk deteksi kehamilan, alat diagnosis
berbagai penyakit infeksi dan deteksi sel-sel kanker.
2. Teknologi Bioproses
Teknologi bioproses menggunakan sel-sel hidup atau komponen
mekanisme biokimia untuk mensintesis, menguraikan atau
membebaskan energi. Termasuk teknologi bioproses adalah
fermentasi dan biodegradasi.
3. Teknologi Sel dan Kultur Jaringan
Teknologi sel dan kultur jaringan adalah teknologi yang
memungkinkan kita menumbuhkan sel atau jaringan dalam nutrien
yang sesuai di laboratorium. Teknologi ini dapat dilakukan pada
tanaman maupun hewan.
4. Teknologi Biosensor
Teknologi biosensor merupakan gabungan antara biologi molekuler
dan mikroelektronika. Teknologi biosensor dapat digunakan dalam
berbagai bidang seperti pengukuran derajat kesegaran suatu bahan
pangan, memonitor suatu proses industri, atau mendeteksi senyawa
yang terdapat dalam jumlah kecil di dalam darah.
5. Rekayasa Genetika
Rekayasa genetika atau teknologi DNA rekombinan merupakan
tulang punggung dan pemicu lahirnya bioteknologi molekuler. DNA
rekombinan dikonstruksi dengan menggabungkan materi genetik
dari dua atau lebih sumber yang berbeda atau melakukan perubahan
secara terarah pada suatu materi genetik tertentu. Rekayasa genetik
merupakan usaha manusia mencari varietas atau galur yang paling
sesuai.
6. Teknologi Rekayasa Protein
Teknologi rekayasa protein sering digunakan bersamaan dengan
rekayasa genetika untuk meningkatkan profil atau kinerja suatu
protein dan untuk mengkonstruksi protein baru yang secara alami
tidak ada. Dengan teknologi rekayasa protein kita dapat
meningkatkan daya katalisis suatu enzim, sehingga dapat lebih
produktif pada kondisi proses-proses industri.
DNA Sebagai Bahan Genetik
Struktur. DNA merupakan molekul sederhana, dan mempunyai fungsi yang
kompleks. Fungsi penting DNA yang dinyatakan oleh Watson & Crick
adalah pertama DNA mempunyai fungsi untuk menurunkan sifat (herediter)
yang dimiliki oleh suatu organisme ke generasi berikutnya. Kedua DNA
membentuk organisme hidup mengikuti prinsip dasar arsitektur bentuk
mengikuti fungsi.
Dalam proses penurunan sifat-sifat genetis tersebut mengikuti suatu
dogma yang disebut dengan dogma sentral yaitu informasi atau
manifestasi genetik dialirkan dari DNA melalu RNA, yang kemudian
membentuk protein.
Para ahli berpendapat bahwa struktur DNA sangat menentukan fungsi dari
DNA tersebut. Pada dasarnya DNA semua jenis hewan dan tumbuhan yang
hidup di planet bumi ini tersusun atas 6 macam komponen sebagai berikut:
Gula (deoksiribosa), Gugus fosfat dan 4 macam basa nitrogen (Adenin,
Guanin, Sitosin dan Timin).
Komponen-komponen tersebut membentuk DNA, di mana satuan terkecil
komponen penyusun DNA dinamakan nukleotida/deoksinukleotida.
Beberapa nukleotida dapat bergabung menjadi 1, contohnya gabungan dari
3 nukleotida disebut dengan trinukleotida.

Fungsi DNA
Dalam perkembangan suatu organisme, penentuan perkembangan
fenotipnya ditentukan oleh protein. Dalam hal ini fungsi protein ditentukan
oleh sekuen asam amino, di mana susunan dari sekuen-sekuen tersebut
ditentukan oleh DNA.
Dalam menentukan sekuen-sekuen asam amino, DNA mengandung sandi
genetik untuk setiap jenis asam amino. Masing-masing asam amino
ditampilkan oleh 3 pasang basa (triplet) yang disebut dengan kodon.
Urutan-urutan kodon pada sekuen DNA itulah yang mencerminkan urutan
asam amino yang akan dirakit menjadi suatu rantai protein.
Replikasi DNA merupakan proses perbanyakan DNA, di mana dalam
perbanyakan tersebut melibatkan berbagai macam enzim. Setiap enzim
mempunyai fungsi tertentu, misalnya: 1) terdapat enzim yang menangkap
nukleotida 2) enzim yang memasangkan dengan basa sesuai templat 3)
enzim yang membentuk ikatan fosfodiester pada tulang punggung gula
fosfat baru dan sebagainya
Secara garis besar proses terjadinya sintesis protein mengalami beberapa
langkah sebagai berikut.
1. DNA menyampaikan informasi ke ribosom, dengan cara enzim-enzim
seluler membuat salinan/copy, sehingga dapat dibaca oleh ribosom.
mRNA yang merupakan salinan copy gen tersebut akan membawa
sandi genetik yang kemudian digunakan untuk mensintesis protein
dalam ribosom.
2. Kodon pada mRNA dikorelasikan dengan asam amino yang
seharusnya. Tahapan dilakukan oleh tRNA (RNA transfer).
3. Asam amino disambungkan untuk membentuk rantai protein
fungsional oleh ribosom, selanjutnya ribosom melepaskan protein ke
dalam sel.

Transkripsi
Proses trankripsi pada dasarnya adalah sintesis suatu molekul RNA.
Molekul RNA adalah suatu polimer yang terbentuk dari berbagai gugus
ribonukleotid. RNA polimerase adalah suatu enzim yang bertugas
mengenali tempat tertentu pada rantai DNA yang menentukan mulainya
transkripsi.
Proses transkripsi terdiri atas inisiasi, pemanjangan dan terminasi. Untuk
memulai transkripsi, RNA polimerase harus bisa membedakan suatu gen
dari pasangan basa lainnya. Bagian DNA yang menjadi tempat melekatnya
RNA polimerase adalah promotor. Setelah transkripsi dimulai, RNA
polimerase bergerak sepanjang molekul DNA untuk membuka DNA utas
ganda sambil menempelkan ribonukleotida pada ujung molekul RNA yang
sedang tumbuh.
Translasi
Translasi adalah penerjemahan kodon pada mRNA menjadi suatu
polipetida. Suatu bagian dari rantai mRNA yang menjadi tempat mulainya
translasi adalah Ribosome Binding Sites (RBS) atau sekuen Shine
Dalgarno. Proses translasi dimulai dari menempelnya ribosom pada RBS.
Setelah subunit 30S dari ribosom menempel pada RBS. Subunit itu
bergerak sepanjang mRNA hingga mencapai kodon awal (kodon AUG).
Proses translasi berakhir bila ribosom mencapai kodon akhir (kodon UAA,
UAG dan UGA).

Kultur Sel, Jaringan atau Organ


Sel-sel yang dapat berdiferensiasi menjadi organisme yang lengkap
disebut sebagai sel yang totipoten. Sel-sel meristem tanaman, sel telur dan
sel-sel embrio awal hewan bersifat totipoten. Kultur sel atau kultur jaringan
merupakan proses di mana potongan jaringan hidup diisolasi dari suatu
organisme dan ditumbuhkan dalam medium nutrisi. Kultur sel atau jaringan
tanaman dapat ditumbuhkan selama waktu tak terbatas, tetapi kultur sel
primer hewan hanya dapat tumbuh selama beberapa generasi saja, kecuali
bila sel-sel dari kultur tersebut telah mengalami tranformasi. Sel-sel yang
telah mengalami transformasi ini disebut sebagai cell line. Kultur jaringan
tanaman dapat diinduksi untuk berdiferensiasi membentuk tunas atau akar.
Perbanyakan tunas atau akar disebut sebagai mikropropagasi, dan dapat
dilakukan setiap 4 – 8 minggu selama waktu yang tak terbatas

Pembuatan Protoplast dan Fusi Protoplast


Protoplast merupakan sel tanpa dinding sel, sedangkan sferoplast
merupakan sel yang sebagian dinding selnya telah hilang. Pembentukan
protoplast dilakukan dalam larutan stabilisator osmotik untuk mencegah
pemasukan air yang berlebihan ke dalam sel, yang dapat menyebabkan sel
pecah. Enzim-enzim yang digunakan dalam pelepasan protoplast
tergantung kepada komposisi dinding sel, dapat berupa lisozim, glusulase,
khitinase atau selulase. Protoplast tanaman dapat dihasilkan dari kultur
sel, kalus atau jaringan yang utuh seperti daun. Setelah pembentukan
protoplast, suspensi protoplast dipindahkan dari sel yang masih
berdinding sel. Protoplast dari dua sel dapat digabung dan dinding sel
kemudian diregenerasi kembali. Fusi protoplast dapat dilakukan dengan
penambahan polietilen glikol (PEG) atau dengan pemberian pulsa listrik.
Hasil fusi sel mula-mula merupakan sel dengan lebih dari satu inti. Inti
kedua protoplast kemudian mengalami fusi dan terjadi penyusunan
kembali dari genom kedua spesies, sehingga terbentuk berbagai kombinasi
genetik yang tidak mungkin dihasilkan melalui pemuliaan biasa. Setelah
fusi, sel-sel yang mempunyai kombinasi genetik yang diinginkan diseleksi.
Hasil fusi dari dua macam sel yang paling berhasil dimanfaatkan secara
komersial adalah fusi antara sel limfosit penghasil antibodi dengan cell line
mieloma menghasilkan hibridoma yang memproduksi antibodi monoklonal.
Antibodi monoklonal banyak dimanfaatkan dalam kit-kit diagnostik, terapi
dan proses pemurnian protein secara komersial.

Kloning Sel dan Individu


Klon merupakan kumpulan sel atau individu yang mempunyai susunan
genetik yang sama. Keturunan dari satu sel dapat membentuk suatu koloni
atau klon. Proses pembentukan klon disebut sebagai kloning. Tujuan dari
kloning sel atau individu adalah untuk memperoleh banyak sel atau
individu dengan sifat yang sama, yang dapat dimanfaatkan secara
komersial. Hasil kloning sel tanaman-tanaman dengan sifat-sifat yang
menguntungkan secara komersial dapat diproduksi secara besar-besaran
untuk digunakan pada industri makanan atau industri lainnya. Sedangkan
hasil kloning sel hewan atau manusia umumnya dimanfaatkan untuk
memproduksi bahan terapeutik yang mahal yang tidak dapat diproduksi
dengan cara lain yang lebih murah. Kultur sel tanaman dan hewan
memerlukan densitas sel tertentu sebelum sel-sel dapat ditumbuhkan
dalam kultur karena memerlukan bahan-bahan tertentu yang dihasilkan
sendiri oleh sel. Sel tunggal dapat ditumbuhkan dalam medium yang
terkondisi (conditioned), yaitu medium yang sudah sempat digunakan
untuk pertanaman sel. Sumber keanekaragaman genetik dapat diambil dari
spesies yang sama ataupun dari spesies yang berbeda, tergantung metode
yang digunakan untuk memperoleh sifat yang diinginkan. Dengan
teknologi DNA rekombinan, gen yang ditambahkan ke dalam sel dapat
berasal dari spesies lain dan dapat juga direkayasa untuk diekspresi pada
saat yang tepat, yaitu dengan menambahkan promoter maupun daerah
regulator lain. Agar keberadaan gen asing tetap stabil di dalam sel, gen
tersebut harus terintegrasi di dalam kromosom. Umumnya gen yang
berada pada plasmid tidak stabil. Kloning individu hewan harus dari sel
telur. Inti sel dari sel yang ingin diklon dipindahkan ke dalam sel telur yang
sudah tidak mempunyai inti lagi. Pada mamalia, setelah sel telur tumbuh
menjadi embrio, embrio tersebut harus dikembalikan ke dalam uterus
hewan betina yang sudah dipersiapkan untuk menerima embrio tersebut.

Bioteknologi Pertanian
Bioteknologi di bidang pertanian telah banyak dilakukan. Tujuannya
terutama untuk meningkatkan hasil dan kualitas makanan. Di samping
tujuan itu, juga untuk menghasilkan tanaman atau hewan transgenik yang
bermanfaat sebagai obat. Pada hewan transgenik seperti tikus, dipakai
sebagai model untuk penelitian-penelitian yang berkaitan dengan
kesehatan manusia.
Untuk memasukkan gen yang mempunyai sifat tertentu ke dalam sel
organisme penerima ada beberapa cara. Pada tanaman dikotil cara yang
dipakai juga berbeda dengan tanaman monokotil.

Bioteknologi Kesehatan dan Ilmu Forensik


Mikroba dapat membantu manusia untuk membuat senyawa-senyawa kimia
yang berguna. Senyawa-senyawa kimia mana di antaranya adalah vaksin.
Oleh karena karakteristiknya yang istimewa virus tertentu sampai saat ini
belum dapat dibuat vaksin penangkalnya. Kesulitan utama terhadap vaksin
untuk virus-virus ini adalah tidak dapatnya tubuh host tidak berhasil
membuat antibodi terhadapnya.
Diketahui bahwa antibodi memiliki sifat dan struktur molekul yang spesifik,
artinya hanya akan bereaksi dengan antigen yang spesifik pula. Sifat ini
dapat dimanfaatkan sebagai bahan diagnostik suatu jenis antigen
(penyakit). Atas dasar sifat antibodi yang demikian maka melalui
bioteknologi mampu dihasilkan sejumlah besar antibodi murni (antibodi
monoklonal).

Pemanfaatan Mikroorganisme Secara Komersial


Setelah kita kaji, ternyata sangat besar sekali peranan mikroorganisme
dalam kehidupan manusia. Di antaranya dalam bidang kesehatan, pangan
dan pertanian. Sudah kita lihat dan rasakan manfaatnya tergantung
bagaimana menggali dan memanfaatkannya seoptimal mungkin. Kemajuan
dalam teknologi fermentasi dan rekayasa genetika sangat membantu
sehingga pemanfaatan mikroba sekarang ini jauh lebih maju dibanding
yang telah lalu yang masih memakai cara-cara tradisional dan skala kecil.
Produksi makanan seperti keju, roti, susu asam, kecap, minuman bir,
anggur, asam cuka, asam sitrat, dan produksi biomassa seperti insektisida,
PST dan vaksin sudah diproduksi dalam skala industri secara besar-
besaran sehingga manfaatnya telah dirasakan dan sedikit banyak
meringankan beban manusia.
Mikroba sangat ideal digunakan dalam memproduksi senyawa-senyawa
yang sangat berguna bagi kehidupan manusia.
Molekul-molekul kecil seperti asam amino, antibiotik, enzim, ethanol,
adalah senyawa-senyawa yang dibuat mikroorganisme. Dapat diperoleh
dan diambil dalam skala besar, suatu hal yang tidak mungkin dilakukan
oleh organisme lain yang lebih besar.
Limbah domestik dan industri yang kaya dengan zat organik dan zat-zat
lain yang berbahaya tidak boleh langsung dibuang ke lingkungan tetapi
harus melalui pengolahan terlebih dahulu dalam suatu instalasi
pengolahan air limbah. Proses pengolahan air limbah adalah suatu sistem
kultur mikroba yang sangat besar, yang bertujuan memecah zat organik
menjadi zat anorganik. Pada proses pengolahan secara anaerob dan
pemecahan akan menghasilkan gas CH4 yang sangat berguna. Pengolahan
secara aerob dan anaerob pada akhirnya bertujuan mengurangi zat-zat
yang berbahaya bagi lingkungan dengan parameter berkurangnya nilai
BOD, COD, TOC atau nilai padatan.
Oksidasi yang dilakukan T. ferroxidans terhadap biji mineral hasil tambang
yang bermutu rendah adalah bertujuan untuk melarutkan atau mencuci
logam tersebut sehingga bisa dimurnikan.

Keanekaragaman Interspesies dan Intraspesies


Keanekaragaman interspesies adalah keanekaragaman hayati di level
spesies atau jenis. Spesies merupakan kategori dasar dalam klasifikasi, di
mana batasannya yang tepat sulit ditentukan. Keanekaragaman spesies
merupakan kombinasi dari kekayaan dan keseimbangan spesies. Kekayaan
spesies adalah jumlah spesies yang terdapat di dalam komunitas dan
keseimbangan spesies adalah distribusi dari individu-individu di dalam
spesies tersebut.
Komposisi spesies dalam komunitas bervariasi. Pola keanekaragamannya
adalah, sedikit spesies dengan jumlah individu yang besar yang
diasosiasikan dengan banyak spesies dengan jumlah individu yang sedikit.
Daerah dengan keanekaragaman tumbuhan yang melimpah biasanya
diikuti dengan kelimpahan hewan pula, karena sifat ketergantungan hewan
akan makanan yang berupa tumbuhan. Hubungan antara hewan dengan
tumbuhan dapat bersifat positif atau negatif.
Keanekaragaman spesies dalam tanaman seringkali menguntungkan dalam
budidaya tanaman pangan. Karena ada tanaman yang bersifat sebagai
perangkap serangga-serangga yang merupakan hama. Mikroorganisme
tertentu juga mempunyai peranan dalam memparasitik serangga.
Organisme-organisme yang mempunyai ciri-ciri tertentu yang bermanfaat
dalam penelitian bioteknologi, diisolasi gen yang dibutuhkan, disisipkan ke
dalam genom bakteri, kemudian di kloning, dan akhirnya dihasilkan klon
bakteri yang mengandung gen yang akan dimanfaatkan dalam bioteknologi
melalui rekayasa genetika.
Keanekaragaman intraspesies adalah keanekaragaman di bawah level jenis
atau spesies. Kategori intraspesies ini dipakai untuk membedakan adanya
variasi yang timbul di dalam spesies yang disebabkan oleh perbedaan
geografi, iklim, tanah atau habitat yang mencolok. Intraspesies dibedakan
dalam subspesies, varietas dan forma. Batasan yang pasti untuk kategori
subspesies dan varietas tidak terlalu jelas dan berbeda antara ahli satu
dengan lainnya.
Keanekaragaman intraspesies ini sangat penting bagi perkembangan
bioteknologi modern, yang dalam kegiatan penelitian memanfaatkan
keanekaragaman sumber daya genetik untuk menghasilkan organisme
baru hasil rekayasa genetika, untuk kesejahteraan manusia. Pelestarian
keanekaragaman intraspesies perlu ditingkatkan untuk perkembangan
bioteknologi yang lebih berkualitas.

Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem


Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman di antara makhluk hidup
dari semua sumber, termasuk di antaranya, daratan, lautan, dan ekosistem
akuatik lainnya serta kompleks ekologi yang merupakan bagian dari
keanekaragamannya, mencakup keanekaragaman di dalam spesies,
ekosistem, dan genetika. Keanekaragaman hayati sangat penting, karena di
dalamnya terkandung kekayaan alam yang dibutuhkan oleh semua
makhluk hidup termasuk manusia. Bagi pemulia tanaman atau hewan,
keanekaragaman hayati merupakan sumber daya genetik untuk
menghasilkan jenis-jenis unggul.
Keanekaragaman dari suatu makhluk hidup sangat penting untuk dapat
mempertahankan dirinya dalam menghadapi perubahan lingkungan yang
selalu terjadi. Faktor lingkungan dapat menyebabkan tersebarnya spesies
ke tempat lain. Gangguan lingkungan, seperti pencemaran dapat
mengakibatkan menurunnya keanekaragaman hayati, sebagai akibat
musnahnya spesies-spesies penting yang belum diketahui manfaatnya.
Ekosistem merupakan suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan
korelasional antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Keanekaragaman hayati mempunyai fungsi tertentu di dalam ekosistem,
misalnya sebagai produsen, konsumen, dekomposer, hama atau predator.
Perubahan ekosistem menyebabkan terjadinya perubahan keseimbangan
spesies-spesies di dalam populasi.

Bioteknologi dan Pengamanan Hayati


Bioteknologi menghasilkan produk yang bermanfaat tetapi di lain pihak
menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan. Oleh
karena itu, sebelum produk tersebut dimanfaatkan masyarakat, harus di
analisis risiko apa saja yang mungkin dapat terjadi setelah produk
bioteknologi tersebut dilepas dari laboratorium. Apa yang harus dilakukan
untuk mengatasi risiko tersebut, dan bagaimana mengatasi bahaya yang
terjadi setelah produk tersebut diaplikasikan di luar laboratorium.
Protokol keamanan hayati merupakan suatu perjanjian yang diusulkan
untuk melindungi negara-negara berkembang yang memiliki
keanekaragaman hayati tinggi dari pembajakan sumber daya hayati oleh
negara-negara pemilik bioteknologi atau pencemaran keanekaragaman
hayati sebagai akibat di lepasnya produk bioteknologi ke negara-negara
berkembang. Oleh karena itu, Indonesia sebagai salah satu negara
berkembang turut aktif dalam penyusunan protokol keamanan hayati
internasional tersebut, dan bersama-sama negara berkembang lainnya
memperjuangkan agar protokol keselamatan hayati tersebut dapat diakui
secara internasional.

Dampak Biokteknologi terhadap Lingkungan dan Kehidupan Masyarakat


Bioteknologi mempunyai segi positif maupun negatif terhadap lingkungan
dan kehidupan masyarakat. Dari segi positif teknologi baru ini sangat
dibutuhkan oleh masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan melalui
pemenuhan kebutuhan primer, yaitu pangan dan gizi yang meningkat,
alternatif perawatan kesehatan dan lingkungan yang aman dari polusi yang
berbahaya.
Di samping sederetan manfaat yang ditawarkan, ternyata tidak sedikit
dampak negatif yang ditimbulkan oleh bioteknologi terhadap lingkungan
dan kehidupan masyarakat. Yang banyak dirugikan dengan masuknya
bioteknologi ini terutama masyarakat pertanian kalangan bawah hanya
mempunyai modal sedikit untuk mengembangkan usaha pertaniannya.
Masyarakat kalangan atas dengan modalnya yang kuat melebarkan
usahanya dan mendesak petani kecil yang terbatas kemampuannya.
Kesenjangan di antara masyarakat kalangan atas dan bawah ini makin
melebar dengan diberlakukannya perlindungan hak paten terhadap bentuk-
bentuk kehidupan dan produk bioteknologi.
Bioteknologi menimbulkan perubahan sosial, budaya dan etika di kalangan
masyarakat. Adanya produk hasil rekayasa genetika, menyebabkan
bertambahnya pilihan yang dapat dilakukan oleh masyarakat. Masalah
yang timbul dalam masyarakat adalah karena dalam teknologi ini gen dari
suatu organisme dapat disisipkan ke organisme lain. Asal gen ini
merupakan masalah, karena berkaitan dengan agama, atau pola makan
yang melarang atau memanfaatkan organisme tertentu termasuk bagian-
bagian dari organisme tersebut.
Kloning merupakan masalah tersendiri dalam industri bioteknologi.
Kloning pada tanaman melalui kultur jaringan telah banyak dilakukan dan
mempunyai banyak manfaat. Kloning pada hewan mamalia sudah lama
dilakukan dengan memasukkan inti sel embrional ke dalam sel telur yang
belum dibuahi. Pada domba Dolly, kloning dilakukan dengan memasukkan
inti dari sel dewasa, yang berasal dari kelenjar susu, ke dalam sel telur
yang telah dikeluarkan intinya. Domba kloning ini mirip dengan domba
yang menjadi donor inti.
Kloning pada manusia secara teori dapat dilaksanakan. Masalah kloning
menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat. Yang tidak
menyetujui menghubungkannya dengan masalah moral dan etika. Kloning
manusia mungkin dapat dipertimbangkan untuk maksud tertentu, misalnya
untuk tujuan memperoleh anak atau penyembuhan penyakit tertentu

Anda mungkin juga menyukai