Anda di halaman 1dari 12

Bab

Dasar tehnik
Elektonika telepon selular
1
5.1 Pengertian listrik

Bila kita akan memulai membahas yang berkaitan dengan bidang


elektronika, maka hal ini tidak lepas kaitannya dengan bidang
pengetahuan listrik dengan segala permasalahan, baik yang
menyangkut komponen-komponen listrik, parameter listrik, istilah-
istilah listrik dan symbol listrik.

Listrik sendiri sebenarnya tidak dapat kita lihat dengan mata kepala,
tetapi gejala listrik dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Kita
dapat mengetahui adanya listrik itu misalnya: adanya penerangan
listrik dirumah-rumah, yang listriknya berasal dari sumber listrik
yang dihasilkan oleh pembangkit listrik yang dikelola oleh perusahan
listrik Negara (PLN). Gejala adanya listrik juga dapat kita lihat pada
lampu penerangan yang dipasang pada kendaraan bermotor dimana
sumber listriknya berasal dari battery atau accu (akumulator), selain
dari pada itu gejala listrik dapat pula kita lihat dari peralatan yang
menggunakan listrik misalnya: radio, kipas angina, strika dan yang
lainnya. Dengan demikian sebenarnya gejala listrik itu dapat kita
jumpai dalam kehidupan sehari-hari dan bukan merupakan hal yang
aneh.

5.1.1 Macam-macam arus listrik

Pada dasarnya kita mengenal dua macam arus listrik yang dihasilkan
oleh sumber listrik, yaitu:

5.1.1.1 Listrik arus bolak-balik (AC).

arus bolak-balik atau dalam bahasa bakunya disebut Arus AC atau


Alternating Current. Pada umumnya listrik arus bolak-balik ini
banyak dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari misalnya sebagai
penerangan rumah dan keperluan rumah tangga lainnya seperti
menjalankan kipas angin, setrika, dan lain-lain.

2
Listrik arus bolak-balik ini dihasilkan oleh sumber pembangkit
tegangan listrik yang dinamakan Generator Arus Bolak-balik yang
terdapat pada pusat-pusat pembangkit tenaga listrik.
Pada umumnya tegangan listrik yang dipergunakan untuk keperluan
umum sudah distandarisasi secara nasional yaitu 110V dan 220V/AC
dengan frekuensi sebesar 50Hz.
Perlu diperhatikan bahwa tegangan listrik baik yang 110V maupun
220V/AC selain berguna bagi manusia, juga sangat berbahaya
apabila memperlakukannya kurang hati-hati, hindari jangan sampai
aliran listrik tersebut tersentuh oleh tangan apalagi oleh anak-anak.

Dengan perkembangan teknologi elektronika saat ini, listrik arus


searah dapat dihasilkan dengan cara merubah arus bolak-balik (AC)
menjadi arus searah (DC) dengan menggunakan suatu alat yang
diseut power supply atau adaptor, pada perangkat accesoris
handphone akan dapat di temui alat traffo charger, yang digunkan
untuk mengisi battery handphone.

3
5.1.1.2 Listrik arus searah (DC).

Arus searah atau dalam bahasa bakunya disebut Direct Current atau
Arus AC. Kalau kita perhatikan lampu penerangan yang terdapat
pada kendaraan bermotor, sumber listriknya tidak lain berasal dari
battery atau akumulator (accu).

Battrey 3,7 V untuk HP Nokia

Battery adalah termasuk sumber listrik yang dapat menghasilkan


tegangan listrik arus searah (DC).
Dengan perkembangan tekologi elektronika saat ini, listrik arus
searah (DC) dapat dihasilkan dengan cara merubah arus bolak balik
(AC) menjadi arus searah (DC) dengan menggunakan suatu alat yang
disebut dengan power supply atau adaptor, alat ini fungsinya sama
denga trafo charger yang terdapat pada handphone.
Salah satu dari rangkaian power supply ini adalah seperti pada
gambar berikut ini:

4
5.1.2 Arus dalam rangkaian
Arus listrik adalah muatan listrik yang bergerak di dalam sambungan
atau dalam komponen. Seandainya arus yang keluar dari suatu tempat
lebih kecil dari pada arus yang masuk ke tempat itu, maka muatan
ditempat itu akan terus bertambah banyak. Tetapi hal ini tidak
mungkin terjadi karena arus listrik yang masuk ke satu tempat selalu
akan keluar dari situ juga. Arti dari hukum fisika ini untuk suatu
rangkaian bisa di uraikan sebagai berikut: kalau ada rangkaian seri,
berarti tidak ada percabangan dalam aliran listrik maka arus selalu
sama pada setiap bagian dari rangkaian seri itu. Kalau ada titik
percabangan yang mana aliran arus bercabang dalam suatu rangkaian,
maka jumlah arus yang masuk kedalam titik percabangan itu selalu
sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik dari percabangan itu.
Misalnya terdapat rangkaian seperti dalam gambar dibawah ini.

Arus I 1 masukl ke dalam P1 dan arus I 2 dan I 3 keluar dari poin P1,
maka I 1 = I 2 + I 3. kalu arus yang masuk kedalam suatu titik di
hitung positif dan yang keluar di hitung negatif, maka jumlah arus
pada setiap titik dalam rangkaian selalu nol. Dengan difinisi ini
contoh titik P1 dihitung: I 1 + I 2 + I 3 = 0.
Hal ini disebut sebagai hukum kirchhoff.
5
Dengan memahami kedua hukum kirchhoff di atas dan mengerti sifat
dari komponen yang ada dalam suatu rangkaian komponen maka
semua rangkaian elektronik bisa di seklidiki. Dalam pasal 3 beberapa
contoh rangkaian akan di bahas dengan memakai kedua hukum
kirchhoff.

Hukum OHM

Berdasarkan percobaan, bila antara 2 buah titik yang di hubungkan


dengan sebuah kawat penghantar terdapat beda tegangan (E), maka
akan mengalir arus listrik (I) yang mengalir memalui kawat
penghantar tersebut.

Banyaknya arus yang mengalir pada kawat penghantar tersebut


tergantung dari beda tegangan antara ke 2 titik tersebut. Makin besar
beda tegangan antara titik A dengan titik B, maka makin besar pula
arus yang akan mengalir pada kawat penghantar tersebut.
Besarnya arus yang mengalir pada kawat penghantar, selain
tergantung dari besarnya beda tegangan juga dipengaruhi oleh:

 Besar kecilnya diameter atau garis tengah dari kawat


penghantar.
 Jenis dari kawat penghantar.

Besar kecilnya arus listrik di ukur dengan satuan ampere atau


disingkat A dan notasinya dituliskan dengan huruf I.
Nama Ampere diambil sebagai tanda penghormatan terhadap seorang
sarjana perancis yang bernama Andre Marie Ampere (1755-1836).
Pada percobaan rangkaian elektronika pada umumnya kita akan
menghubungkan dengan penggunaan arus listrik yang ukurannya

6
relative kecil, sehingga untuk menuliskan nilai arus yang kecil
tersebut diperlukan satuan yang lebih kecil dari ampere (A)

Satuan yang lebih kecil dari ampere adalah


2 mili Ampere =1ma = 0,001A =10-3A
1 micro Ampere = 1 uA =0,000.001 = 10-6 A

Dari hasil percobaan di atas ternyata kuat arus (I) berbanding


langsung dengan beda tegangan (E), sehingga hasil bagai dari beda
tegangan (E) dan arus (I) merupakan suatu bilangan tetap. Bilangan
ini merupakan suatu tahanan dari kawat penghantar yang dilalui arus
tadi.
Besar kecilnya tahanan dapat di ukur dengan satuan Ohm dan
tahanan sendiri di tuliskan dengan notasi R.
Berdasarkan hokum Ohm, hubungan antara tegangan listrik, arus
listrik dan tahanan listrik dapat dibuat persamaan sebagai berikut:

Timbulnya perbedaan antara tegangan yang terjadi pada percobaan di


atas di sebabkan karena adanya tekanan dan perlawanan dari adanya
perpindahan electron-elektron yang berpindah dari kutub negative ke
kutub positif yang mengalir pada kawat penghantar tersebut.
Besar kecilnya tegangan listrik dapat diukur dengtan satuan Volt atau
disingkat V dan notasinya dituliskan dengan huruf E.
Nama satuan Volt diambil sebagai tanda penghormatan yang
diberikan terhadap seorang sarjana Italia yang bernama Alesandro
Guiseppe Antomio Volta (1766-1857) yaitu sebagai penemu elemen
Volta.
Perlu diketahui bahwa pada umumnya pembangkit tegangan listrik
masa kini dapat menghasilkan tegangan listrik dalam jumlah yang
sangat besar, yang ukurannya kadang-kadang sampai mencapai
berjuta-juta Volt dan ini tentunya untuk menuliskan angka sebesar itu
harus dituliskan dengan satuan listrik yang lebih besar dari Volt.
Satuan yang lebih besar dari Volt adalah:

7
1 kila Volt = 1 KV = 1.000 V = 103 V
1 mega Volt = 1MV = 1.000.000 V = 106 V

Dan sebaliknya pada percoban-percobaan elektronika kadang kala


kita akan berhubungan dengan tegangan listrik yang nilainya lebih
kecil dari satuan Volt.
Satuan yang lebih kecil dari Volt adalah:

1 mili Volt = 1 mV = 0,001V


1 micro Volt = 1 uV = 0,000,001 V
1 micro-micro Volt = 1 uuV = 0,000.000.000.001 V

Untuk mengukur ketiga besaran arus listrik di atas yaitu tegangan


listrik, arus listrik dan tahanan listrik dapat dipergunakan sebuah alat
ukur listrik yang dinamakan Avometer/multy meter.

5.1.3 Pengenalan Signal

5.1.3.1 Signal Analog.

Energi elektrik (arus atau gelombang ) dapat menyimpan informasi


jika dibuat dalam vareasi tertentu dan satuan waktu tertentu pula
(disebut intensitas). Vareasi energi elektris tersubut diberi istilah
dengan sinyal (signal). Sinyal tersebut dibagi menjadi dua jenis, yaitu
analog dan digital. Gelombang sinus adalah contoh sebuah sinyal
analog. Gelombang ini dapat mengalis melalui kabel ataupun udara,
vareasi gelombang sinyal sinus (intensitas) dapat anda lihat pada
gambar dibawah ini:

8
Di dunia radio Frekuensi (RF) intensitas dari signal dapat diukur
kekuatrannya. Waktu yang dibutuhkan sinyal hingga menyelesaikan
sebuah gelombang (dari A hingga E), dalam satu detik disebut
frekuensi (diukur dalam Hertz disingkat Hz).

5.1.3.2 Frekuensi

Konsep frekuensi ini adalah kunci dalam memahami radio frekuensi


(RF), sebab RF
Adalah frekuensi-indefenden. Hal ini dapat digunakan untuk
membedakan antara dua signal yang berbeda frekuensinya sehingga
frekuensi dapat digunakan untuk memagi satu sinyal dengan sinyal
yang lain sesuai dengan kegunaannya. Anda dapat membandingkan
beberapa tingkatran frekuensi dalam Hertz dan terapan praktisnya
dalam kehidupan manusia pada table dibawah ini:

Frekuensi dalam Hertz terapan

60 Outlet elektrik
2,000 Suara manusia
530,000 AM radio
54,000,000 TV channel 2 (VHF)
88,000,000 FM radio
746,000,000 TV channel 60 (UHF)
826,000,000 Ponsel
1,850,000,000 Telepon pcs
2,400,000,000 Wireless LAN
2,500,000,000 MMDS
4,200,000,000 Parabola satelit ukuran
9,000,000,000 besar
11,700,000,000 Radar
28,000,000,000 Parabola satelit kecil
500,000,000,000,000 LMDS
1,000,000,000,000,000,000 Cahaya terlihat
X-files
9
Tabel frekuensi
Dalam menggambarkan frekuensi dengan angka ternyata begitu
mengntungkan, karena sangat sulit diingat dibentuklah range-range
frekunsi untuk mempermudah mengingatnya. Range frekuensi inilah
yang disebut dengan Band. Bebrapa definisi dan range band ini dapat
anda lihat pada tabel dibawah ini:

Band Frequency Range


L-BAND 1.0-2.0 GHz
S-BAND 2.0-4.0 GHz
C-BAND 4.0-8.0 GHz
X-BAND 8.0-12.0 GHz
Ku-band 12.0-18.0 GHz

5.1.3.3 Signal Digital

Type lain dari sinyal elektrik adalah sinyal digital, yang mempunyai
tipe yang sama seperti dilingkungan computer. Tidak seperti pada
sinyal gelombang sinus yang mempunyai perbedaan yang gradual
antara titik tertinggi dengan titik rendah, pada sinyal digital vareasi
terjadi antara nilai sinyal satu dengan yang lain sehingga hanya ada
dua nilai dalam sinyal digital, yaitu tinggi dan rendah. Sinyal digital
akan mepresestasikan informasi pada pola tinggi dan rendah. Pola
ting dan rendah ini digunakan untuk merepresentasikan suara pada
teknologi telepon selular.

10
5.1.3.4 Mengubah sinyal suara menjadi sinyal digital

Saat manusia mengeluarkan suara akan menghasilkan tekanan


akustik yang dapat mmerambat di ke kabel telepon. Sebagai contoh,
dengan membuat vibrasi, akan menyebabkan gelombang suara akan
merambat dari ujung satu ke ujung ahir dari satu tempat ke tempat
lain. Telepon, akan mereproduksi suara dengan menggunakan listrik
atau benda elektrik pada jarak tertentu yang terdiri dari peralatan
pemancar dan penerima gelombang yang saling terkoneksi dengan
kawat atau kabel yang akan menyampaikan arus listrik.

Diagram di atas memperlihatkan system transmitter telepon analog


yang menyebabkan diagfragma (lembaran metal yang tipis) akan
bergetar atau bervibrasi berfareasi sesuai dengan arus elektik yang
mengenainya. Arus naik dan turun yang berulang menyebabkan
diagframa penerimaan bervibrasi dan mereproduksi suara aslinya.

Pada teknologi wireless, kode0-kode di dalam telepon mobile ini


akanmelakukan konversi dari suara ke denyutan digital pada sisi
pemancaran. Pada sisi penerima akan melakukan konversi dari
denyutan digital kembali menjadi analog. Coder atau Vocoder adalah
penganalisa suara dengan sebuah sintetizer. Vocoder dalam setiap
telepon digital wireless adalah berupa chip set yang disebut dengan
prosesor sinyal digital (DSP). Sura akan dimodelkan dan
ditraqnsmisikan oleh analyzer sebagai dari Vocoder. Pada saat

11
diterima, synthesizer akan menginterpresentasikan sinyal dan
mereproduksi pendekatan yang sesuai dengan suara aslinya.

Suara normal musik, nada, dan semua sinyal analog akan


dsikonversikan oleh telepon menjadi gelombang elektris. Gelombang
elektris ini di analogikan pada suara. Suara akan mempengaruhi
sirkuit telepon, secara elektronis akan merepresentasikan suara
menjadi gelombang elektromagnetik yang terus menerus. Transmisi
dari sinyal analog terkadang terkena distorsi. Akan tetapi, didalam
system digital permasalahan tersebut telah diatasi.

Sinyal digital adalah representasi secara sistematis dan numeric dari


suara, pada setiap nunasa suara akan ditangkap sebgai angka biner.
Reproduksi suara akan sangat mudah dilakukan dengan memberikan
kode0kode dalam bentuk penomoran digit. Terdapat skema yang
berisi error atau kesalahan unatuk dapat diteliti dan diperbaiki
sehingga link digital di system wireless tersebut akan selalu utuh.
Untuk mengurangi bandwith, data signal dapat dilakukan
pemampatan data atau kompresi

12

Anda mungkin juga menyukai