Tuan R 28 tahun datang ke RS dengan keluhan kakinya terasa nyeri, sulit digerakkan dan mulai
tidak bisa tidak terasa geraknya, sering buang air besar dan buang air kecil tanpa sadar. Tuan R
adalah buruh serabutan.
Lima HSMRS tuan R terjatuh dari pohon akasia dengan posisi duduk.
Klien didiagnosis : Fraktur kompresi vertebra Th 12-L4, paraplegia dan inkotinensia urin dan
alvi.
Pertanyaan:
1. Apa perbedaan medula spinalis dan vertebra?
2. Uraikan definisi trauma medula spinalis!
3. Uraikan patofisiologi trauma medula spinalis!
4. Bagaimana penanganan awal Cedera medulla spinalis?
5. Bagaimana manifestasi klinis cidera medulla spinalis:
- Cervical
- Torakal
- Lumbal
- Sacral
6. Bagaimana penanganan lanjut trauma medulla spinalis?
7. Uraikan latiahan fisik yang diperlukan pada pasien dengan trauma medulla spinalis!
8. Uraikan komplikasi trauma medulla spinalis!
9. Uraikan trends dan issues terkait trauma medulla spinalis!
10. Apa yang dimaksud, paraparase, tetraparasequaddriplegia dan paraplegi?
11. Apa discharge planning yang perlu diberikan pada pasien klien dengan trauma medulla
spinalis?
12. Bagaimana pencegahan trauma medulla spinalis?
13. Masalah keperawatan apa yang dapat muncul pada klien dengan trauma medulla spinalis?
14. Bagaimana tujuan dan criteria hasil serta intervensi apa yang diperlukan untuk
menyelesaikan masalah tersebut?
Jawab:
1. Perbedaan medulla spinalis dan vertrebra dari segi fungsinya
Vertrebra : menopang tubuh manusia dalam posisi tegak, yang secara mekanik
sebenarnya melawan pengaruh gravitasi agar tubuh secara seimbang tetap tegak
Medulla spinalis : sebagai pusat saraf (mengintegrasikan sinyal sensoris yang dating dan
mengaktifkan respon motorik secara langsung tanpa campur tangan otak serta sebagai
pusat perantara antara saraf tepid an otak
Perbedaan medulla spinalis dan vertrebra dari segi pertumbuhan vertrebra melebihi
kecepatan pertumbuhan medulla spinalis. Vertrebra tumbuh sekitar 25 cm lebih panjang
dari medulla spinalis.
Perbedaan panjang ini menyebabkan konus medularis ( bagian paling kaudal dari medulla
spinalis yang berbentuk krucut dari terutama terdiri atas segmen-segmen sacral medulla
spinalis) dan cauda equine( kumpulan radiks nervus lumbaris bagian kaudal dan radiks
nervus sakralis yang mengapung dalam CSF)
Trauma medulla spinalis : trauma yang terjadi pada jaringan medulla spinalis yang dapat
menyebabkan fraktur atau pergeseran satu atau lebih tulang vertebra atau kerusakan
jaringan medulla spinalis lainnya termasuk akar-akar saraf yang berada sepanjang
medulla spinalis sehingga mengakibatkan deficit neurologi. Trauma medulla spinalis
dapat terjadi bersamaan dengan trauma pada tulang belakang( fraktur tulang belakang)
ligamentum lunitudinalis posterior dan duramater bisa robek.
2. Trauma medulla spinalis adalah kehilangan sensasi fungsi motorik volunter total dan
tidak komplet : campuran kehilangan sensasi dan fungsi motorik volunter (Marilynn E.
Doenges,1999;338).
Trauma medulla spinalis Trauma yang terjadi pada jaringan medula spinalis yang dapat
menyebabkan fraktur atau pergeseran satu atau lebih tulang vertebra atau kerusakan
jaringan medula spinalis lainnya termasuk akar-akar saraf yang berada sepanjang medula
spinalis sehingga mengakibatkan defisit neurologi.
3. Patofisiologi
Cedera vertebra torako-lumbal bisa disebabkan oleh trauma langsung pada torakal
atau bersifat patologis seperti pada kondisi osteoporosis yang akan mengalami fraktur
kompresi akibat keruntuhan tulang belakang. Fraktur kompresi dan fraktur dislokasi
biasanya stabil. Tetapi, kanalis spinalis pada segmen torakal relative sempit , sehingga
kerusakan korda sering ditemukan dengan adanya manifestasi defisit neurologis.
Kompresi vertical (aksial) ; suatu trauma vertical yang secara langsung mengenai
vertebra yang akan menyebabkan kompresi aksial. Nukleus pulposus akan memecahkan
permukaan serta badan vertebra secara vertical. Material diskus akan masuk dalam
badanvertebra dan menyebabkan vertebra menjadi pecah. Pada kondisi ini terjadi Burst
fracture, kerusakan pada badan tulang belakang dan medulla spinalis secara klinis akan
lebih parah dimana apabila ligament posterior sobek maka akan terjadi fraktur spinal tidak
stabil.
Cedera pada segmen lumbal dan sakral dapat mengganggu pengendalian tungkai,
sistem saluran kemih dan anus. Selain itu gangguan fungsi sensoris dan motoris,
cedera vertebra dapat berakibat lain seperti spastisitas atau atrofi otot.
13 Terlampir
14 Dx. 1 Nyeri akut berhubungan dengan spasme otot paravertebralis, iritasi serabut saraf
ditandai dengan klien melaporkan nyeri skala 4, klien gelisah , dan tampak meringis
Tujuan :
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama … x 24 jam nyeri berkurang atau
terkontrol, dengan kriteria hasil : klien melaporkan nyeri berkurang, skala nyeri
berkurang (1-3) dari skala 0-5 , dank lien tampak tidak gelisah.
Intervensi :
1. Jelaskan dan bantu klien dengan tindakan pereda nyeri nonfarmakologi dan non-
invasif.
Rasional : Pendekataan dengan menggunakan tindakan relaksasi dan nonfarmakologi
lainnya telah menunjukkan keefektifan dalam mengurangi nyeri.
2. Pertahankan untuk berat badan ideal
Rasional : Pengendalian berat badan pada klien dengan proporsi berat badan lebih
gemuk akan meningkatkan tekanan pada titik lumbal sehingga akan meningkatkan
respon nyeri.
3. Lakukan management :
a. Istirahatkan klien
Rasional : istirahat secara fisiologis akan menurunkan kebutuhan oksigen yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan metabolism basal.
b. Ajarkan teknik relaksasi pernapasan dalam pada saat nyeri muncul.
Rasional : meningkatkan asupan oksigen sehingga akan menurunkan nyeri
sekunder dari iskemia spinal.
c. Ajarkan teknik distraksi pada saat nyeri
Rasional : distraksi atau pengalihan perhatian dapat menurunkan stimulus interna.
d. Management lingkunagn : lingkungan tenang, batasi pengunjung dan istirahatkan
klien.
Rasional : lingkungaan tenang akan menurunkan stimulus nyeri eksternal dan
pembatasan pengunjung akan membantu kondisi O2 ruangan yang akan berkurang
apabila banyak pengunjung yang berada di dalam ruangan.
e. Pasang korset lumbosacral.
Rasional: penahan lumbal yang lembut dapat memberi keringanan pada lumbal
karena titik beratnya ditarik ke dekat tulang belakang.
f. Kolaborasi: pemberian analgesik.
Rasional: analgesic memblik lintasan nyeri sehingga nyeri akan berkurang.
Intervensi :
1. Kaji secara teratur fungsi motorik dangan menginstruksikan klien untuk
melakukan gerakan pada ekstremitas
Rasional : Mengevaluasi keadaan secara khusus untuk membantu dalam
mengantisipasi dan merencanakan tindakan intervensi yang akan diberikan.
2. Bantu atau lakukan latihan ROM pada semua ekstremitas dan sendi, pakailah
gerakan yang lembut.
Rasional : meningkatkan sirkulasi, mempertahankan tonus otot dan mobilisasi
sendi, meningkatkan mobilisasi sendi dan mencegah kontraktu dan atrofi otot.
3. Pertahankan sendi pada 90˚ terhadap papan kaki.
Rasional : Mencegah footdrop dan rotasi eksternal pada paha.
4. Buat rencana aktivitas untuk klien sehiungga klien dapat beristirahan tanpa
terganggu. Anjurkan klien untuk berperan serta dalam aktivtas sesuai dengan
kemampuan dan sesuai dengan toleransi klien.
Rasional : Mencegah kelelahan, memberikan kesempatan untuk berperan serta untuk
melakukan upaya yang maksimal.
5. kolaborasi dengan ahli terapi fisik dari tm rehabilitasi.
Rasional : Membantu dalam merencanakan dan melaksanakan latihan secara
individual dan mengidentifikasi atau mengembangkan alat-alat bantu untuk
mempertahankan fungsi, mobilisasi dan kemandirian pasien.
OLEH :
SGD 7