Anda di halaman 1dari 13

TUGAS BAHASA INDONESIA

MEMBUAT CERPEN

Nama : Diva Aulia. R


Nomor : 10
Kelas : VII-E
SMP 2 Selomerto, Wonosobo
SAHABAT DALAM
KEGELAPAN

“bangunlah, matahari pagi yang cerah telah datang menjemputmu, ia mengucapkan Selamat
Pagi”
Aku tersenyum, tapi semua sama saja, gelap tanpa seberkas cahaya. Ya inilah duniaku, aku
berharap pagi ini bisa melihat burung –burung yang berkicauan di atas pohon -pohon dan berterbangan
di awan yang cerah. Itu adalah hal yang biasa bagi anak normal tetapi itu hanya impianku saja.
Hari ini adalah hari minggu, aku tak perlu bersiap – siap untuk berangkat sekolah. Dan aku
hanya duduk di depan meja belajar, sambil meraba – raba huruf yang ada didepanku. Aku lebih senang
membaca buku dari pada berjalan – jalan, bukannya takut tersesat tetapi aku takut kejadian yang dulu
pernah aku alami.
Aku merasakan tatapan mereka yang mengejek dan mereka tertawa dan mereka pun berteriak
“orang buta! Orang buta! Dan mereka melempari batu – batu kecil dan pada saat itulah aku mengalami
kejadian seperti itu.
Aku membutuhkan sahabat hingga akhir hayat, aku tak tau siapa ida. Saat pertama kali bertemu
ia berkata “aku ada hanya untuk kamu, aku akan menemanimu kemanapun kau berada”. Karena itu aku
minta kau tidak mengatakan pada siapapun tentang penderitaanku selama ini.
Sejak itulah aku bersahabat dengan dia, selalu membangunkanku dengan kata – kata yang
sangat bijak. Dan dia juga selalu ada dikala aku sedang sedih dan merasa sendirian. Mama selalu
pulang malam untuk mendapatkan donor mata untuk aku.
Aku menutup pintu sebelah sambil tersenyum memikirkan sahabatku “sahabatku……..”
“Aku disini, dank au disana pasti sedang bahagia sekali”.
Aku terbaring disebiah ranjang dan aku sedang bahagia banget karena sahabatku dating untuk
menjenguk aku dirumah sakit sedang berbaring di sebuah ranjang dan sedang di infus.
Aku tak tau apakah aku dalam keadaan sadar atau malah tidak sadar, yang jelas aku merasa
tubuhku terasa ringan, suasana terasa sunyi aku jadi merasa ketakutan.
Ya. Dokter aku hanya tertawa kecil dan jantungku terasa degdegan karena sahabat yang aku
tunggu – tunggu telah dating untuk menjenguk aku dan membawa buah – buahan untukku, sekarang
aku bahagia sekali mempunyai sahabat sepertimu.
Setelah aku mendapat donor mataku aku langsung dioperasi, aku harus menunggu selama 3 hari
untuk membuka perban di mataku. Setelah 3 hari perban di mataku langsung dibuka oleh dokter dan
setelah dibuka semua aku baru bias melihat semua orang yang ada di sekelilingku dan hari – hari pun
berlalu dengan cepat sekali dan dokter memeriksa kondisi aku dan dokter sudah membolehkan aku
pulang kerumah dan akupun bersiap – siap untuk pulang, aku bahagia sekali bias kembali kerumah.
Dan akhirnya aku sampai rumah dan sekarang impianku terwujud. Sekarang aku gak bakalan
diejek oleh anak – anak yang nakal lagi.
Andai aja ayah aku masih hidup aku pasti bahagia sekali melihat kelurgaku masih utuh, bias
bermain bersama aku pasti sekarang masih bahagia seperti dulu.
PERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HAM

A. Hakekat Hak Asasi Manusia


Dalam bahasa inggris, HAM disebut Human Right, dalam bahasa perancis disebut droit de
L’homme dan mensen rechten dalam bahasa belanda. Hak dasar ini bersifat universal artinya
berlaku dimana saja, kapan saja dan untuk siapa saja. Oleh karena itu Ham harus dihormati,
dipertahankan dan tidak diabaikan, dukurangi atau dirampas oleh siapapun.
Ada beberapa pengertian tentang HAM, antara lain :
1. Secara umum, HAM adalah :
Hak dasar/pokok yang dimiliki oleh setiap manusia sejak lahir sebagai anugerah dari tuhan
YME.
2. Menurut UU No 39 th. 1999, HAM adalah :
Seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan
Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan
dilindungi oleh Negara, hokum, pemerintah, dan setiap orang, demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia.
3. Adapun menurut ketetapan MPR No. XVII/MPR/1999
Hak Asasi Manusia adalah hak dasar yang melekat pada diri manusia yang sifatnya kodrati dan
universal sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa dan berfungsi untuk menjamin kelangsungan
hidup, kemerdekaan, perkembangan manusia dan tidak boleh diabaikan, dirampas, atau
diganggu oleh siapapun.

Selain hak asasi manusia juga meiliki kewajiban asasi yaitu kewajiban dasar yang berasal dari
tuhan YME, yang harus dilaksanakan oleh setiap orang. Dalam menggunakan hak asasi, setiap
orang wajib untuk memperhatikan, menghormati dan menghargai hak asasi yang dimiliki oleh
orang lain.
Setiap manusia / individu berhak atas perlindungan HAM. Orang yang berusaha menghilangkan
atau mengganggu hak asasi orang lain disebut melanggar HAM. Menurut pasal 1 ayat (6) UU No
39/1999 tentang pelanggaran HAM, pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau
kelompok orang termasuk aparat Negara baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang
secara melawan hokum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut hak asasi
seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh undang – undang dan tidak mendapatkan atau
dikhawatirkan akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme
yang berlaku.

Secara garis besar, hak asasi manusia dikelompokkan menjadi enam, yaitu :
a. Hak Asasi Pribadi (Personal Rights)
Hak asasi pribadi meliputi hak kebebasan beragama, beribadat sesuai keyakinan masing –
masing, menyatakan pendapat, dan kebebasan berserikat atau berorganisasi.
b. Hak Asasi Ekonomi (Properti Rights)
Hak asasi ekonomi meliputi hak untuk memiliki sesuatu, hak membeli atau mejual sesuatu,
serta hak untuk mengadakan perjanjian atau kontrak.
c. Hak Asasi untuk mendapat Perlakuan yang sama di dalam hokum dan pemerintahan (Right of
Legal Equality)
Hak Asasi untuk mendapat Perlakuan yang sama dalam hokum dan pemerintahaan, dikenal
dengan hak kesamaan hokum. Misalnya, tidak ada diskriminasi atau pembeda di muka hokum.
d. Hak Asasi Politik (Political Right)s
Hak asasi politik adalah hak untuk ikut serta dalam pemerintahan, hak memilih dan dipilih
dalam pemilu, hak untuk mendirikan partai politik, serta hak untuk mengajukan petisi, kritik
atau saran kepada pemerintah.
e. Hak Asasi Sosial dan Kebudayaan (Social and Cultural Rights)
Misalnya, hak untuk memperoleh pendidikan, hak untuk mengembangkan kebudayaan dan hak
untuk memperoleh jaminan social.
f. Hak Asasi untk Mendapatkan Perlakuan Tata Cara dan PErlakuan Hukum (Prosedurat Rights)
Misalnya, hak untuk memperoleh penasihat hokum bagi yang terlibat proses hokum dan hak
untuk tidak ditangkap sewenang – wenang, maksud dari hak untuk tidak ditangkap sewenang –
wenang, yaitu hak untuk mendapat perlakuan yang wajar dan adil dalam penangkapan,
penggeledahan, penyidikan, peradilan dan hak untuk mendapat pembela hokum.
Untuk dapat menjamin kehidupan yang harmonis, hak asasi manusia harus dilaksanakan dalam
kehidupan sehari – hari dengan penuh tanggung jawab. Hak asasi manusia tidak dapat dilaksanakan
sebebas- bebasnya. Sebab seseorang yang memiliki pelaksanaan hak asasi secara mutlak akan
mengganggu hak – hak orang lain. Misalnya, orang memiliki hak untuk mengemukakan pendapat.
Ia tidak boleh menggunakan hak mengemukakan semaunya sendiri.
Jadi,kebebasan pelaksanaan hak asasi manusia merupakan kebebasan yang bertanggung jawab.
Artinya, bebas yang senantiasa dilandasi oleh tata nilai, norma peraturan, serta memperhatikan hak-
hak orang lain.

 Sejarah perkembangan HAM


Sejarah perkembangan pengakuan hak asasi manusia sebenarnya sudah diperjuangkan sejak zaman
kuno. Berikut sejarah perkembangan HAM.

a. Hokum Hamurabbi
Hokum hamurabi adalah peraturan hokum zaman pemerintahan hamurabbi, Raja Babilonia baru
isinya untuk memberantas kocongkakan dan kemurkaan serta menjamin kesejahteraan masyarakat.
b. Zaman Yunani Kuno
Pada zaman itu, Plato (428-348 SM) telah memaklumkan kepada warga polisnya bahwa
kesejahteraan bersama baru bias tercapai bila setiap warga Negara melaksanakan hak dan
kewajibannya masing – masing.
c. Magna Charta (Piagam Agung, 1215)
Magna Charta adalah suatu dokumen yang berisi tentang beberapa hak yang diberikan oleh Raja
John dari Inggris kepada kaum bangsawan bawahannya.hak – hak tersebut diberikan atas dasar
beberapa tuntutannya terhadap sang raja. Naskah ini sekaligus member batasan kekuasaan raja
sehingga raja tidak dapat sewenang – wenang terhadap rakyatnya. Magna Charta dianggap sebagai
tongkak pertama kemenangan perjuangan hak asasi manusia.
d. Bill or Rights (Undang-undang Hak, 1986)
Bill or Rights adalah undang-undang yang diterima oleh parlemen Inggris setelah sebelumnya
melakukan perlawanan terhadap Raja James II dalam sebuah revolusi tak berdarah. Di dalamnya
mengatur hak rakyat, sekaligus member batasan terhadap kekuasaan raja sehingga tidak absolute.
e. Declaration des Droits de I’homme et du citoyen (Pernyataan Hak Manusia dan Warga
Negara, 1789 di Prancis)
Declaration des Droits de I’homme et du citoyen adalah naskah yang dicetuskan pada awal revolusi
Perancis terhadap kekuasaan raja Louwis XIV yang absolute. Raja memerintah dengan sewenang-
wenang. Semboyan raja yaitu Letat c’es moy, artinya Negara adalah saya. Revolusi menuntut
rakyat menutup kebebasan dari kekangan raja yang absolute. Berdasarkan naskah tersebut
menghasilkan piagam Liberty egality, Frathernity yang berarti kebebasan, persamaan, dan
persaudaraan. Badan konstituante juga menetapkan hak-hak asasi manusia dan warga Negara yang
dikenal dengan deklarasi Declaration Des droit de I”home et du citoyen.
f. Declaration of Independence (4 Juli 1776)
Declaration of independence adalah piagam kemerdekaan rakyat Amereika Serikat atas
kesewenang-wenangan colonial Inggris. Didalamnya memuat hak kebebasan, hak hidup, dan
kesamaan drajat manusia.
g. Right of Self Determination (Januari 1941)
Adalah naskah yang diusulkan oleh Theodore Woodrow Wilson (Amerika Serikat) yang memuat
14 pasal dasar-dasar untuk mencapai perdamaian yang asli.
h. The Four Freedom (4 kebebasan)
The four freedom adalah 4 macam kebebasan yang dikemukakan oleh presiden Amereika Serikat
D. Roosevelt pada awal perang dunia ke 2 dalam menghadapi gerakan Nazi Jerman, 4 kebebasan
itu meliputi :
1. Freedom of Speech (Kebebasan berbicara dan mengemukakan pendapat)
2. Freedom of Religien (Kebebasan beragama)
3. Freedom of fear (Kebebasan dari ketakutan)
4. Freedom of Want (Kebebasan dari kemlaratan arau kemiskinan)
i. The Ubiversal Declaration of Human Rights
Setelah melalui proses yang panjang, pada tanggal 10 Desember 1948, PBB meratifikasi atau
mengesahkan piagam sedunia hak asasi manusia yang disebut The Ubiversal Declaration of Human
Rights
B. Instrument HAM
Instrument HAM adalah
Yang dimaksud dengan instrument HAM adalah berbagai peraturan perundang-undangan yang
berisikan ketntuan-ketentuan jaminan HAM sebagai alat untuk menjamin perlindungan HAM
nasional (di Indonesia)
Instrument HAM nasional berupa :
1. Peraturan perundang-undangan yang dibuat secara khusus untuk menjamin perlindungan HAM
2. Perundang-undangan yang dibentuk untuk meratifikasi terhadap kovenan internasional tentang
HAM. Kovenan yaitu perjanjian yang mengikat bagi Negara-negara yang menandatangani.
Pemerintah yang telah meratifikasi konvenan internasional tentang HAM, mempunyai tanggung
jawab untuk memberi jaminan HAM tidak hanya secara nasional tetapi juga internasional, hal
ini berarti apabila pemerintah melanggarnya, pemerintah tersebut dapat digugat oleh PBB.

Macam – macam instrument HAM Nasional


1. Pancasila
Di Indonesia HAM bersumber dan bermuara pada Pancasila. Maksud bersumber pada Pancasila
adalah HAM mendapat jaminan kuat dari Pancasila. Bermuara pada Pancasila dimaksudkan bahwa
pelaksanaan HAM tersebut harus memperhatikan garis-garis yang telah ditentukan dalam falasfah
Pancasila.
2. UUD 1945
a. Pembukaan aline 1, 2, 3, 4
b. Batang tubuh UUD 1945 pasal 27 ayat 1, 2, 3, pasal 28A-28j, pasal 29 ayat 2, pasal 30 ayat,
pasal 31 ayat 1, 2, pasal 32 ayat 1, pasal 33 ayat 1, 2, 3 dan pasal 34 ayat 1.
3. Tap MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia
Ketetapan MPR ini menugaskan kepada lembaga-lembaga Negara dan seluruh aparatur Negara
untuk menghormati, menegakkan dan menyebarluaskan pemahaman mengenai hak asasi manusia
kepada seluruh masyarakat.
Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 mengatur tentang hak asasi manusia ditetapkan oleh MPR
pada sidang istimewa tahun 1998. Tata urutan atau sistematika Tap Nomor XVII/MPR/1998
sebagai berikut :
I. Pandangan dan Sikap Bangsa Indonesia terhadap Hak Asasi Manusia
II. Piagam Hak Asasi Manusia, yang terdiri dari :
a. Pembukaan
b. Batang tubuh, yang terdiri dari 10 bab dan 44 pasal
Hak asasi manusia yang diatur dalam piagam HAk Asasi Manusia pada Tap No. XVII/MPR/1998
meliputi berikut :
a. Hak untuk hidup (Pasal 1)
b. Hak untuk berkeluarga dan melanjutkan keturunan (Pasal 2)
c. Hak Mengembangkan diri (Pasal 3-6)
d. Hak keadilan (Pasal 7-12)
e. Hak kemerdekaan (Pasal 13-19)
f. Hak atas kebebasan informasi (Pasal 20 dan 21)
g. Hak keamanan (Pasal 22-26)
h. Hak kesejahteraan (Pasal 37-33)
i. Kewajiban (Pasal 34-36)
j. Perlindungan dan Pemajuan (Pasal 37-44)
4. HAM dalam UU No 39 Tahun 1999
Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 mengatur Hak Asasi Manusia. Merupakan penjabaran dan
pelaksanaan ketentuan dalam UUD 1945 dan Tap No. XVII/MPR/1998 Undang-undang ini terdiri
dari 11 bab dan 106 pasal. Hak asasi manusia diatur dalam bab III UU NO. 39 Tahun 1999, antara
lain sebagai berikut :
a. Hak untuk hidup (Pasal 9)
b. Hak untuk berkeluarga dan melanjutkan keturunan (Pasal 10)
c. Hak Mengembangkan diri (Pasal 11-16)
d. Hak memperoleh keadilan (Pasal 17-19)
e. Hak atas kebebasan pribadi (Pasal 20-27)
f. Hak atas rasa aman (Pasal 28-35)
g. Hak atas kesejahteraan (Pasal 36-42)
h. Hak turut serta dalam pemerintahan (Pasal 43 dan 44)
i. Hak wanita (pasal 45-51), antara lain hak dalam kegiatan politik, pemerintahan, pemdidikan,
pekerjaan, jabatan dan sebagainya.
j. Hak anak (pasal 52-66), antara lain diatur hak untuk hidup, perlindungan, mendapat pendidikan,
perawatan, bermain, hak untuk tumbuh, dan lain-lain.

Selain hak-hak tersebut, UU No. 39 Tahun 1999 juga mengatur kewajiban dasar manusia antara
lain sebagai berikut :
1. Setiap orang yang ada di wilayah Negara Republik Indonesia wajib patuh pada peraturan
perundang-undangan, hokum tak tertulis, dan hokum internasional mengenai hak asasi manusia
yang telah diterima oleh Negara Republik Indonesia.
2. Setiap warga Negara Wjib ikut serta upaya pembelaan Negara sesuai dengan ketentuan-
ketentuan perundang-undangan.
3. Setiap manusia wajib menghormati hak asasi manusia orang lain.
4. Setiap hak asasi manuisa seseorang menimbulkan kewajiban dan tanggung jawab untuk
menghormati hak asasi orang lain secara timbale balik, serta menjadi tugas pemerintah untuk
menghormati, melindungi, menegakkan dan memajukannya.

Kewajiban dan tanggung jawab pemerintah sesuai dengan UU No. 39 Tahun 1999, yaitu sebagai
berikut :
1. Pemerintah wajib dan bertanggung jawab menghormati, melindungi, menegakkan, dan
memajukkan hak asasi manusia yang diatur dalam undang-undang ini, peraturan perundang-
undangan lain, dan hokum internasional tentang hak asasi manusia yang diterima oleh Negara
Republik Indonesia.
2. Tanggung jawab pemerintah itu meliputi langkah implementasi yang efektif dalam hokum,
politik, ekonomi, soial, budaya, pertahanan keamanan Negara, dan bidang lain.

C. Latar Belakang Lahirnya Perundang – undangan HAM Nasioanl


Maksudnya pasal-pasal HAM dalam UUD 1945, tidak lepas dari perdebatan yang mendahuluinya
antara kelompok yang keberatan (terutama Soekarno dan SOepomo) dan kelompok yang
menghendaki dimasukkan (terutama Moh Hatta dan Moh Yamin). Perdebatan ini terjadi saat
penyusunan naskah UUD 1945.
Menurut Bung Karno, HAM tidak perlu dimasukkan ke dalam UUD karena HAM bertentangan
dengan falsafah Negara dan bangsa. Pendapat ini berdasarkan pada pandangan bahwa hak asasi
manusia bersifat individualisme dan bertentangan dengan kedaulatan rakyat dan keadilan soial.
Sedangkan Bung Hatta berpendapat bahwa HAM perlu dirumuskan dalam konstitusi untuk
menjamin Negara terhadap tindakan sewenang-wenang dari penguasa. Pendapat ini bertujuan untuk
mencegah berkembangnya Negara kekuasaan sebab beliau melihat dalam kenyataan bahwa
pelanggaran hak asasi manusia terutama dilakukan oleh penguasa.
Perdebatan ini di akhiri dengan kompromi bahwa percantuman HAM dalam naskah UUD terdiri
dari 2 jenis HAM yaitu :
a. Hak Asasi Klasik
Dicantumkan dalam pasal 27 ayat 1, pasal 28, pasal 29 ayat 2 dan pasal 30 ayat 1.
b. Hak Asasi Sosial
Dicantumkan dalam pasal 21 ayat 2, pasal 31 ayat 1 dan pasal 34.

Tanggung jawab moral bangsa Indonesia sebagai warga dunia dan anggota PBB untuk
melaksanakan. Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, desakan masyarakat bagi pengembangan
kehidupan yang lebih demokratis dan pelaksanaan HAM serta adanya ketetapan MPR No.
XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia menjadi latar belakang lahirnya UU No. 39/1999
tentang HAM.
I. Penggolongan Pelangaran HAM
Hampir dapat dipastikan dalam kehidupan sehari-hari di dunia ini, kita dapat menemukan
pelanggaran hak asasi manusia. Pelanggaran itu dapat dilakukan oleh Negara atau pemerintah
maupun oleh masyarakat.
Dalam undang-undang RI No. 39 Tahun 1999 yang dikategorikan pelanggaran HAM yang berat
adalah :
a. Pembunuhan masal (Genocide)
b. Pembunuhan sewenang-wenang atau dilluar putusan pengadilan
c. Penyiksaan
d. Penghilangan orang secara paksa
e. Perbudakan atau diskriminasi yang dilakukan secara sistematis.
Disamping pelanggaran HAM yang berat juga dikenal pelanggaran HAM biasa. Pelanggaran HAM
biasa antara lain :
a. Pemukulan
b. Penganiayaan
c. Pencemaran nama baik
d. Menghalangi orang untuk mengekspresikan pendapatnya
e. Penyiksaan
f. Menghilangkan nyawa orang lain

II. Berbagai Contoh Pelanggaran HAM


Banyak pelanggaran HAM di Indonesia, baik yang dilakukan pemerintah, aparata keamanan
maupun oleh masyarakat. Hal ini dapat ditunjukkan adanya korban akibat berbagai kerusuhan yang
terjadi di tanah air. Misalnya, korban hilang dalam berbagai kerusuhan di Jakarta, Aceh, Ambon
dan papua diperkirakan ada 1148 orang hilang dalam kurun waktu 1965 sampai januari 2002
(kompas 1 juni 2002)
Kita juga dapat dengan mudah menemukan pelanggaran HAM disekitar kita yang menimpa anak-
anak. Misalnya, dalam kehidupan sehari-hari kita menyaksikan banyak anak (dibawah umur 18
tahun) dipaksa harus bekerja mencari uang, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya maupun untuk
membantu keluarganya atau pihak lain. Mereka telah kehilangan hak anak berupa perlindungan
oleh orang tua, keluarga, masyarakat dan Negara, perlindungan dari eksploitasi ekonomi dan
pekerjaan. Begitu pula kita juga dapat menemukan kasus sejumlah anak yang melanggar hokum
(berkonflik dengan hhukum). Pelanggaran hokum yang dilakukan anak-anak adalah pencurian,
penganiayaan, penggunaan narkoba, pemerkosaan, perampasan, penodongan, pembunuhan,
perjudian, perampokan, pemjambretan, curanmor, dan poerkelahian (“anak-anak berkonflik dengan
hokum”, kompas, 7 april 2008)
Dalam kehidupan sehari-hari kasus pelanggaran HAM oleh seseorang atau masyarakat terutama
pasa perbuatan main hakim sendiri, seperti pertikaian antar kelompok (konflik social),
pengeroyokan, pembakaran sampai tewas terhadap orang yang dituduh atau tertangkap basah
melakukan pencurian. Kebiasaan pengeroyokan sebagai bentuk main hakim sendiri dalam
penyelesaian pertikaian atau konflik juga tapak sangat kuat dikalangan para pelajar.
Berikut ini dipaparkan beberapa contoh pelanggaran HAM yang menjadi sorotan nasional bahkan
internasional
a. Kasus marsinah
Kasus ini berawal dari unjuk rasa dan pemogokan yang dilakukan buruh PT. CPS pada tanggal
3-4 mei 1993. Aksi ini berbuntut dengan di PHKnya 13 buruh. Marsinah menuntut dicabutnya
PHK yang menimpa kawan-kawannya pada 5 mei 1993 marsinah “menghilang”, dan akhirnya
pada 9 mei 1993, marsinah ditemukan tewas dengan kondisi yang mengenaskan di hutan
Wilangan Nganjuk.
b. Kasus Trisakti dan Semanggi, terkait dengan gerakan revormasi
Arah gerakan revormasi adalah untuk melakukan perubahan yang lebih baik dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Gerakan revormasi dipicu oleh krisis ekonomi tahun 1997. Krisis
ekonomi terjadi berkepanjangan karena fondasai ekonomi yang lemah dan pengelolaan
pemerintah yang tidak bersih dari KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme). Gerakan revormasi
yang dipelopori mahasiswa menuntut perubahan dari pemerintahan yang ototriter menjadi
pemerintahan yang demokratis, mensejahterakan rakyat dan bebas adri KKN. Demonstrasi
merupakan senjata mahasiswa untuk menekan tuntutan perubahan ketika dialog mengalami
jalan buntu atau tidak efektif. Ketika demonstrasi inilah berbagai hal yang tidak diinginkan
dapat terjadi karena berbagai gerakan massa tidak mudah melakukan control. Bentrok fisik
dengan aparat keamanan, pengrusakan, penembakan dengan peluru karet maupun tajam inilah
yang mewarnai kasus trisakti dan semanggi. Kasus trisakti terjadi pada 12 mei 1998 yang
menewaskan 4 mahasiswa universitas trisakti yang terkena peluru tajam. Kasus trisakti sudah
ada pengadilan militer. Tragedy semanggi 1 terjadi 13 november 1998 yang menewaskan
setidaknya 5 mahasiswa, sedangkan tragedy semanggi 2 pada 24 september 1999, menewaskan
5 orang. Dengan jatuhnya korban pada kasus trisakti, emosi masyarkat meledak. Selama 2 hari
berikutnya 13-14 mei terjadilah kerusuhan dengan membumi hanguskan sebagian ibukota
Jakarta. Kemudian berkembang meluas menjadi penjarahan dan aksi SARA (suku, agama, ras,
dan antar golongan) akibat kerusuhan tersebut, Komnas Ham mencatat :
1. 40 pusat pembelanjaan terbakar
2. 2.479 toko hancur
3. 1.604 toko dijarah
4. 1.119 mobil hangus dan rinsek
5. 1.026 rumah penduduk luluh lantak
6. 383 kantor rusak berat
III. Faktor Pennyebab terjadinya Pelanggaran HAM
Yang menjadi factor penyebab terjadinya pelanggaran Ham antara lain:
A. Masih belum adanya kesepahaman pada tataran konsep hak asasi manusia antara paham yg
memandang setiap bangsa memiliki paham HAM tersendiri berbeda dengan bangsa yg lain
terutama dalam pelaksanaannya(partikularisme)
B. Adanya pandangan ham bersifat individulistik yg akan mengancam kepentingan umum
C. Kurang berfungsinya lembaga-lembaga penegak hokum
D. Pemahaman belum merata tentang ham baik di kalangan sipil maupun militer
Kasus-kasus pelanggaran ham di Indonesia sebagaimana telah dikemukakan di depan membawa
berbagai akibat misalnya :
a. Menjadikan masyarakat dan bangsa Indonesia sangat menderita
b. Mengancam intergasi nasional
IV.Bagaimana kita menanggapi kasus-kasus pelanggaran ham di Indonesia?Tanggapan terhadap
pelanggaran di Indonesia dapat diwujudkan berbagai bentuk .Contoh :mengutuk misalnya dalam
bentuk tulisan yg di publikasikan melalui majalah sekolah,surat kabar dikirim ke lembaga
pemerintah/pihak-pihak yg terkait dengan pelanggran ham
V.Cara-cara penanganan pelanggaran ham yaitu dengan melaporkan pelanggaran ham kepada pihak
berwajib maupun komnas ham
VI.Menghargai upaya perlindungan ham
Upaya perlindungan ham penekanannya pada berbagai tindakan pencegahan terjaidnya
pelanggaran ham.Menghargai upaya perlindungan ham dapat diwujudkan dalam berbagai kegiatan
antara lain :
1.Kegiatan belajar bersama,berdiskusi untuk memahami pengertian ham
2.Mempelajari peraturan perundang-undangan mengenai ham
3.Mempelajari tentang peran lembaga-lembaga perlindungan
4.Memasyarakatkan tentang pentingnya memahami dan melaksanakan ham
5.Menhgormati hak orang lain baik dalam keluarga,kelas,sekolah
6.bertindak dengan memetuhi peraturan yang berlaku.

A.lembaga perlindungan HAM


1.Komisi Nasional HAM < komnas HAM >
a.Dasar pembentukan HAM
komnas ham semula dibentuk berdasarkan kepres NO.50 tahun 1993 kemudian disempurnakan
UU NO.39 tahun 1999.
b.Tujuan pembentukan komnas HAM
*mengembangkan kondisi yang kondusif
*meningkatkan perlindungan HAM dan penegakan HAM guna berkembangnya pribadi manusia
c.Peranan komnas HAM
#sebagai lembaga penggerak dalam menjalankan perlindungan HAM
#sebagai penegak yang menjalankan kajian tentang HAM
#sebagai lembaga yang turut serta secara aktif dalam menegakan HAM
14.Fungsi mediasi
1. funsi pengkajian dan penelitian
Untuk melaksanakan funsi ini,komnas HAM berwenang antara lain;
a.melakukian pengkajian dan penelitian berbagai instrument internasional
b.melakukan pengkajian dan penelitian berbagai peraturan perundang-undangan
c.mengadakan studi kepustakaan,studi lapangan,dan studi banding
d.pembahasan masalah yang berkaitan dengan perlindungan
2. fungsi penyuluhan
Dalam rangka pelaksanaan fungsi ini,komnas HAM berwenang;
a.menyebarluaskan wawasan mengenai hak asasi manusia kepada masyarakat Indonesia.
b. meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hak asasi manusia melalui lembaga pendidikan
formal dan non formal.
c. kerjasama dengan organisasi, lembaga atau pihak lain baik tingkat nasional, regional, maupun
internasional dalam bidang hak asasi manusia.
3. Fungsi pemantauan
Funmgsi ini mencakup kewenangan antara lain :
a. Pengamatan pelaksanaan hak asasi manusia dan penyusunan hail pengatan.
b. Penyelidikan dan pemeriksaan thdp peristiwa yang timbul
c. Pemanggilan terhadap pihak pengadu yang diadukan untuk dimintai keterangan
d. Pemanggilan saksi untuk dimintai keterangan dan saksi pengadu diminta menyerahkan bukti
e. Peninjauan ditempat kejadian
f. Pemanggilan terhadap p[ihak terkait untuk memberikan keterangan secara tertulis dan
menyerahkan dokumen asli dan disetujui pihak pengadilan
g. Pemberian pendapat berdasarkan persetujuan ketua pengadilan terhadap perkara.
4. Fungsi Mediasi
Dalam melaksanakan fungsi mediasi Komnas HAM berwenang untuk melakuakan:
a. Perdamaian kedua pihak
b. Penyelesaian dengan konsultasi, negoisasi, konsiliasi dan penilaian ahli
c. Diberi saran untuk menyelesaikan lewat pengadilan
d. Merekomendasi suatu kasus pelanggaran hak asasi manusia untuk ditindak lanjuti
e. Merekomendasi kepada DPR RI
Anggota Komnas Ham berjumlah 35 orang yang dipilih oleh DPR dan dilantik oleh Presiden.
Masa jabatan seklama 5 tahun.
Syarat anggota Komnas HAM yaitu WNI yang memiliki criteria :
1. Berpengalaman
2. Berpengalaman sebagai hakim, jaksa, polisi, pengacara
3. Berpengalaman dibidang legislative, eksekutif dan lembaga tinggi Negara lainnya
4. Merupakan tokoh masyarakat
3. Pengadilan HAM NAsional
a. Dasar Pembentukan
Dibentuk berdasarkan PERPU No. 1 tahun 1999
b. Tempat dan Kedudukan
Pengadilan HAM bertugas dilingkungan peradilan umum bertempat di ibukota atau kabupaten.
c. Susunan Majelis Hakim
Hakim Majelis minimal terdiri dari 3 orang atau lebih asalkan ganjil
d. Peranan dan Kewenangan
Berwenang dan bertugas memerikasa, memutuskan dan menyelesiakan perkara pelanggaran
HAM berat.

Anda mungkin juga menyukai