Filsafat
Medis eksperimen
- Lebih multidimensional
- Tidak segmental
- Lebih kompleks daripada
psikologi umum
Sejarah Perkembangan Teori Kepribadian
a. Clinic Observation ; pengalaman di klinik
b. Gestalt tradition & William Stern ; persepsi pada keseluruhan lebih penting
daripada persepsi parsial
c. Experimental psychology-Learning theory ; eksperimen tingkah laku dan
prinsip belajar
d. Psychometric Tradition measurement- individual differences ; terapan
matematika pada pengukuran sifat dan perilaku-prinsip perbedaan individu.
1
Istilah yang berdekatan maknanya antara lain:
Definisi Kepribadian
2
Hall & Linsey (1978) : Kepriadian sulit untuk didefinisikan secara pasti
sehingga sebaiknya dibuat definisi operasional saja.
3
Pada pertemuan pertama ini, sebagai mahasiswa saya dapat mengetahui
apa arti dari kepribadian dan juga apa manfaat belajar psikologi kepribadian.
Psikologi kepribadian memegang peranan yang penting dalam ilmu psikologi
karena psikologi kepribadian dapat menjelaskan ciri khas setiap manusia yang
berbeda antara yang satu dengan yang lain. Kepribadian merupakan sesuatu hal
yang sulit untuk diartikan secara tepat dan juga banyak istilah yang maknanya
sangat berdekatan dengan kepribadian sehingga orang awam sering keliru dengan
makna kepribadian itu sendiri.
4
Pertemuan II
Komponen Kepribadian
Definisi kepribadian
5
5. Distinctiveness (Uniqueness), seperti yang dikemukakan oleh Shoen, yaitu
“sistem disposisi dan kebiasaan yang membedakan antara individu yang
satu dengan yang lainnya dalam satu kelompok yang sama.
6
penyesuaian diri terhadap lingkungan, tidak ada reaksi atau respon yang
sama dari dua orang, meskipun kembar identik
7
Komponen yang dipelajari dalam kepribadian :
a. Personality structure : traits-type, personal construct
b. Motivation : process aspects dinamika kepribadian drive, power,
effort, and energy
c. Personality development, Development concept : struktur dan motivasi
berubah dari masa bayi samapai tua.
d. Psychopathology, etiology : the study and explanation of the causes of
abnormal functioning.
e. Psychological health : kesehatan mental ; healty people, good life quality
f. Personal change via therapeutic intervention ; ways of treating pathology.
Change in self image, interpersonal relationship style, cognitive process,
emotional reactions, values, life goals, time management, etc.
8
Pertemuan III
9
Para ahli yang berlandaskan pendekatan tipologis beranggapan,
bahwa walaupun variasi kepribadian itu hanya berdasarkan kepada sejumlah
kecil komponen dasar; dan dengan menemukan komponen-komponen dasar
itu dapat dipahami orangnya. Berdasarkan atas dominasi komponen-
komponen dasar itulah dilakukan penggolongan-penggolongan manusia ke
dalam tipe-tipe tertentu.
Para ahli yang memakai cara pendekatan pensifatan menganggap
bahwa cara pendekatan tipologis itu kurang tepat, karena dengan
menggolong-golongkan manusia ke dalam tipe-tipe tertentu berarti
mengabaikan dsifat khas manusia yang justru penting dalam psikologi
kepribadian. Karena itu ahli yang menempuh cara pendekatan ini berusaha
memahami dan menggambarkan individu-individu sebagaimana adanya. Pada
garis besarnya mereka membahas kepribadian itu dalam rangka struktur,
dinamika, serta perkembangan kepribadian.
10
3. Grofologi
Umumnya orang berpendapat bahwa pengetahuan ini merupakan hasil dari
abad XIX, namun ada bukti yang menunjukkan bahwa sebelum abak itu
sydah ada irang yang memperhatikan pengetahuan ini misalnya Cammilo
Baldo (Italia, 1622).
Karangan terkenal dari abad XIX adalah system de Graphologie hasil
karya Abbe Michon, yang kemudian disempurnakan oleh Crepiaux Jamin
dalam A B C de la graphologie.
Karya mengenai grafologi terbaik adalah Handscrift und Character oleh
L.Klages. Dasar pikiran grafologi adalh segala gerakan yang dilakukan
oleh manusia itu merupakan ekspresi dari jiwanya, termasuk juga gerakan
menulis yang menghasilkan tulisan sebagai bentuk ekspresi jiwa. Dalam
menganalisis tulisan tangan perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
- Apakah tetap lurus atau naik turun
- Tegak atau condong tulisannya
- Besar kecil huruf
- Jarak tulisan dari garis satu ke garis yang lain.
- Tumpul atau runcingnya tulisan
- Tebal tipisnya tulisan
- Tetap atau tidaknya ukuran tulisan
- Jarak tulisan dari tepi, dan sebagainya
Hal-hal tersebut dianalisis, dicari sifat-sifatnya yang khas dan dengan
demikian orang akan menarik kesimpulam mengenai kepribadian penulis.
4. Pisiognopi ( ramalan dari bentuk wajah)
Pengetahuan ini berusaha memahami kepribadian atas dasar keadaan
wajah. Dasar pikiran dari pengetahuan ini adalah keyakinan bahwa ada
hubungan antara keadaan wajah dengan kepribadian. Tokoh dari
pengetahuan ini ada;ah Johann Casper Lavater (1971-1801), seorang
pendeta di Zurich dengan karyanya physiognomische Fragmente zur
Befonderung der Mechenkenntniss. Dalam bukunya diterangkan antara
lain :
a. Keadaan dahi dan kening untuk mengerti kecerdasan seseorang.
11
b. Hidung dan pipi adalam bagian yang memberikan tanda mengenai
halus atau kerasnya perasaan seseorang.
c. Mulut dan dagu dapat memberikan petunjuk tentang nafsu makan,
minum, dan sebagainya.
d. Mata adalah bagian yang mencerminkan seluruh kehidupan jiwa, dan
sebagainya.
5. Phrenologi ( ramalan dari bentuk kepala)
Pengetahuan ini bermaksud memahami kepribadian atas dasar keadaan
tengkoraknya. Usaha ini telah dipersiapkan oleh Lavater dan mencapai
bentuknya oleh Franz Joseph Gall (1758-1828). Ide dari pengetahuan ini
adalah bahwa tiap-tiap fungsi atau kecakapan itu masing-masing
mempunyai pusatnya di otak.
6. Onychologi ( ramalan jari tangan)
Onychologi berusaha memahami kepribadian seseorang atas dasar kuku-
kukunya. Kuku di ujung jari itu mempunyai hubungan yang erat dengan
susunan syaraf, dengan cabang-cabangnya yang terhalus berujung di
pucuk-pucuk jari. Warna serta bentuk kuku dapat dipakai sebagai landasan
untuk mengenal kepribadian orangnya.
Cabang pengetahuan ini baru dikembangkan pada bagian kedua abad ini,
oleh sekelompok ahli di Perancis, yang dipelopori olwh Henry Bouqet,
Cartan Pierre Giram, dan Henry Mangin.
12
Pertemuan IV
Perkembangan Psikologi
Upaya untuk memahami manusia sudah ada sejak peradaban Mesir kuno, Yunani,
Cina, dan India. Psikologi dinyatakan sebagai ilmu pada tahun 1879.
Pendekatan
Fenomeno-
logis
Pendekatan Pendekatan
Behavioristik Kognitif
PSIKOLOGI
Pendekatan Pendekatan
Psikoanalitik Biologis
13
Bidang kajian khusus Psikologi :
- Clinical psychology
- Conseling psychology
- Assessment psychology
- Psychology of woman and gender
- Industrial and organization psychology
- Forensic psychology
- School psychology
- Community psychology
- Health psychology
- Cross-culture psychology
14
Pertemuan V
Psikoanalitik
2. Ego
Dikuasai oleh “reality principal”, tujuannya adalah menangguhkan peredaran
energy sampai benda nyata yang akan memuaskan kebutuhan individu telah
ditemukan/dihasilkan. Ego merupakan secondary process dan badan eksekutif
15
kepribadian. Secondary process terdiri dari usaha untuk menemukan
kenyataan dengan menjalankan suatu rencana tindakan yang telah
dikembangkan melalui akal, kognisi, problem solving, thinking.
Dasar perbedaan id dan ego :
a. Id hanya tau realitas subjektif saja.
b. Ego mengetahui kebutuhan subjektif dan kenyataan di luar.
Fungsi ego :
a. Mengontrol jalannya tindakan-tindakan yang akan dilakukan.
b. Menyeleksi keadaan lingkungan dimana ia harus berespon
c. Memutuskan instinct apa yang akan digunakan.
3. Super ego
Cabang keadilan/moral/hati nurani dari kepribadian. Lebih mewakili alam
ideal daripada alam nyata (super ego menuju ke arah kesempurnaan).
Berkembang dari ego. Sebagai akibat perpaduan yang dialami oleh seoang
anak dari nilai-nilai yang diberikan orang tua mengenai hal baik atau buruk,
shaleh atau bathil.
Dua subsistem superego :
a. Conscience (hati nurani) : terbentuk dari hasil “punishment” orang tua
tentang nilai moral yang baik/buruk.
b. Ego ideal : terbentuk dari hasil pengertian anak tentang sesuatu yang
dianggap baik oleh orang tua, dengan cara member reward.
Mekanisme yang terjadi disebut introjections. Conscience
“menghukum” seseorang dengan cara membuatnya feel guilty. Ego
ideal member penghargaan dengan membuatnya bangga.
16
Dalam psikoanalisis Carl Gustav Jung, ego bukannya menghadapi konflik
antara id dan superego, melainkan harus mengelola dorongan-dorongan yang
datang dari ketidak sadaran kolektif (yang berisi naluri-naluri yang diperoleh dari
pengalaman masa lalu dari masa generasi yang lalu) dan ketidaksadaran pribadi
yang berisi pengalaman pribadi yang diredam dalam ketidaksadaran. Berbeda
dengan Freud, Jung tidak mendasarkan teorinya pada dorongan seks.
Bagi erikson, misalnya meskipun ia mengakui adanya id, ego, dan
superego, menurutnya, yang terpenting bukannya dorongan seks dan bukan pula
koflik antara id dan superego. Bagi Erikson, manusia adalah makhluk rasional
yang pikiran, perasaan, dan perilakunya dikendalikan oleh ego. Jadi ego itu aktif,
bukan pasif seperti pada teori freud, dan merupakan unsur utama dari kepribadian
yang lebih banyak dipengarihi oleh faktor sosial daripada dorongan seksual.
17
18