Anda di halaman 1dari 6

Lettu Ckm Dr.

Victorio
Dokter Yonif 100 Raider

  Ternyata tidak hanya pikiran maupun jiwa kita saja yang bisa mengalami stress,  tulang kita
pun bisa juga mengalami stress. Dan stress pada tulang sama “berbahayanya” dengan stress
pada jiwa kita. Yang juga Akan sangat berpengaruh dan juga menghambat karier kita. Jadi
apakah sebenarnya stress fracture itu ??

Stress fracture adalah permasalahan yang sudah lama dialami oleh para prajurit di seluruh
dunia. Bila anda pernah melihat  atau  mendengar ada seorang prajurit siswa yang sedang
melaksanakan pendidikan tanpa suatu kejadian jatuh maupun terbentur/trauma pada bagian
tubuhnya mengeluhkan nyeri dan sakit pada tulang kakinya yang kemudian setelah diperiksa
dan kemudian didiagnosa oleh dokter mengalami patah tulang atau retak pata tulangnya,
kemungkinan besar penyebabnya adalah penyakit stress fracture tersebut. Kasus-kasus stress
fracture sering ditemui dilingkungan militer dan di dunia Atlet olah raga. Stress fracture
bukan merupakan penyakit baru di dunia militer, Penyakit ini sudah dikenal sejak awal abad
19, ditemukan pada tentara Rusia yang sering melakukan perjalanan jarak jauh dengan cara
berjalan kaki. Dan hampir di semua tempat pendidikan militer di seluruh dunia penyakit ini
kerap ditemui terutama di bulan-bulan pertama pendidikan. Di lembaga pendidikan Angkatan
Darat Amerika Serikat dalam setiap masa pendidikan terdapat 0,9-5,2% calon tentara yang
melaksanakan pendidikan mengalami stress fracture. Pada wanita yang mengikuti pendidikan
angka kejadiannya lebih tinggi 3,4%-21% dibandingkan laki-laki. Stress fracture dalam
kelompok cedera olahraga termasuk dalam kelompok “Sindroma penggunaan
berlebihan”(Over Use Syndromes).

Di lembaga Pendidikan Militer di Indonesia seperti Akmil, Secapa AD dan Rindam kasus ini
banyak ditemui. Di Rindam I/BB selama periode tahun ajaran 2007-2008 tercatat 9 siswa
yang mengalami patah tulang akibat Stress Fracture. Berdasarkan hasil Bone  Densitometry
Scan yang dialaksanakan di Rindam I/BB, pada 311 Siswa Secaba PK Tahap II, Secata PK
Tahap II, Secata PK Gelombang I TAhap I,  ditemukan 92 siswa (29,58%) yang termasuk
dalam kelompok Osteopenia (Beresiko tinggi terhadap stress fracture dan osteoporosis).
Kondisi ini apabila tidak dilakukan penanganan yang cepat dan tepat akan sangat menggangu
kelangsungan proses belajar dan berlatih,gangguan dalam melakukan aktifitas  sehari-hari
serta akan menghambat karier sebagai seorang militer  ataupun sebagai Atlet olahraga untuk
masa yang akan datang. Bagi seorang atlet, cedera ini bisa berarti istirahat yang cukup lama
dan mungkin harus meninggalkan sama sekali hobi dan profesinya.  Oleh sebab itu pada
kesempatan ini saya ingin mengajak kepada seluruh personil militer terutama yang berdinas
di lembaga pendidikan dan Jasmani Militer untuk lebih mengetahui tentang penyakit ini.
 
DEFINISI:
Patah Tulang Kaki Karena Tekanan (Stress Fracture) adalah retakan kecil di dalam tulang
yang seringkali terjadi karena benturan jangka panjang yang berlebihan. Sehingga proses
resorpsi lebih besar daripada perbaikan yang pada akhirnya terjadi keretakan pada tulang
tersebut.

FAKTOR RESIKO :
Faktor resiko terjadinya Stress fracture adalah:
- Diet rendah Kalsium dan Osteoporosis.
- Kepadatan tulang yang rendah.
- Kekuatan otot yang lemah dan sendi yang tidak fleksibel.
- Latihan yang berlebihan (Overtraining).
- Sepatu yang tidak ergonomis.

GEJALA :
 Gejala utama yang sering terjadi pada kasus-kasus stress fracture adalah nyeri di bagian
tulang kering kaki (tibia), dan pada daerah telapak kaki maupun punggung kaki (metatarsal)
yang biasanya timbul selama latihan yang lama atau berat atau pada pagi hari setelah latihan
berat.  Nyeri akan semakin bertambah jika dilakukan penekanan pada daerah yang sakit..
Pada awalnya, nyeri menghilang dalam beberapa detik setelah latihan dihentikan.  Jika
latihan dilanjutkan, nyeri akan kembali terasa dan berlangsung lebih lama setelah latihan
dihentikan.  Pada akhirnya, nyeri menyebabkan penderita tidak dapat berlari dan nyeri tetap
dirasakan meskipun dalam keadaan istirahat. Daerah di sekitar tulang yang mengalami stress
fracture bisa mengalami pembengkakan.

DIAGNOSA:
               Diagnosis Stress Fracture ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan
fisik.  Patah tulang ini sangat halus sehingga seringkali tidak tampak pada foto rontgen.
Rontgen dapat menunjukkan adanya jaringan (kalus) yang terbentuk di sekitar tulang yang
patah pada saat 2-3 minggu setelah cedera, sebagai pertanda terjadinya penyembuhan tulang.
Pemeriksaan tulang (Bone scan) dan melakukan pemeriksan menggunakan MRI (Magnetic
Resonance Imaging) bisa membantu memperkuat  dan mempercepat tegaknya diagnosis.
Dengan Bone scan dan MRI, stress Fracture sudah dapat dilihat dan di tegakkan diagnosa, 2-
3 hari setelah nyeri muncul.

Sedangkan dengan menggunakan foto Rontgen biasa, stress fracture baru bisa dilihat setelah
2-3 minggu setelah gejala pertama muncul, terlihat dengan adanya garis fraktur (Retak) atau
sering juga disebut "hairline fracture". Cara yang paling murah dan mudah dilakukan untuk
mendeteksi dini stress fracture adalah dengan melakukan Bone Mineral Density
(BMD),dengan menggunakan alat yang di namakan Bone Densitometri Scanning. Tes ini
dilakukan untuk mengetahui kadar kepadatan tulang dengan  T-Score atau nilai T. Nilai T
adalah nilai selisih standar BMD seseorang, apakah lebih tinggi atau lebih rendah
dibandingkan dengan nilai standard normalnya.

Perhitungan BMD ini mengacu kepada standard penilaian yang telah ditetapkan dari World
Health Organization(WHO). Bila dari hasil tes diperoleh nilai T= -1 atau lebih tinggi, artinya
adalah BMD anda masih normal. Bila nilai T = -2.5 atau kurang, artinya anda menderita
Osteoporosis. Namun bila nilai T anda berada di antara -2.5 sampai-1, artinya anda telah
mengalami Osteopenia. Apakah Osteopenia itu? Ostepenia sebenarnya  bukanlah penyakit,
perlu menjadi perhatian karena osteopenia ini merupakan “lampu kuning”, yang akan
berlanjut menjadi osteoporosis. Jadi penyakit Osteoporosis diawali dengan mengalami
osteopenia terlebih dahulu.

PENGOBATAN
          Tata laksana  terbaik dalam menganggulangi kasus Stress Fracture adalah dengan
mengistirahatkan bagian kaki yang sakit tersebut selama dua sampai tiga minggu dan tidak
boleh melakukan kegiatan lari ataupun berjalan jauh selama periode tersebut.  Atau minimal
sampai rasa nyeri itu hilang.  Saat pertama kali dirasakan sakit pada kaki, yang harus
dilakukan adalah melakukan kompres es pada kaki yang sakit tersebut. Penderita tidak boleh
berlari ataupun melakukan aktifitas yang berat sampai patah tulangnya sembuh, tetapi olah
raga lainnya masih boleh dilakukan. Olah raga yang dianjurkan adalah bersepeda dan
berenang. Setelah patah tulang sembuh, untuk membantu mencegah kekambuhan, sebaiknya
digunakan sepatu olah raga yang mampu menyerap goncangan dan berlari diatas permukaan
yang lembut (misalnya rumput).

Masa penyembuhan biasanya memerlukan waktu 3-12 minggu, tetapi pada usia lanjut atau
status kesehatan yang buruk, mungkin diperlukan waktu yang lebih lama. Apabila nyeri tidak
hilang walaupun telah dilakukan tindakan-tindakan pertolongan pertama  dan telah
mengistirahatkan bagian kaki yang sakit selama beberapa waktu, disarankan untuk segera
berkonsultasi dengan dokter Bedah Tulang atau dokter Spesialis Kedokteran Olahraga untuk
mendapatkan pengobatan dan perawatan yang lebih baik.

PENCEGAHAN :

Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya stress fracture.
1. Meningkatkan kualitas kepadatan tulang dan mencegah terjadinya kehilangan masa tulang.
Hal ini harus dilaksanakan sejak dini terutama di masa remaja dan dewasa muda, beberapa
hal yang dapat dilakukan adalah :
- Mengkonsumsi Makanan tinggi kalsium dan Vitamin D seperti susu berkalsium tinggi
maupun makanan-makanan lain yang mengandung kalsium tinggi. Seperti yoghurt, keju, ikan
segar, minyak ikan, brokoli, ikan salmon, gandum, kacang kedelai, tahu, tempe, dan kacang
merah.
- Suplemen kalsium yang mengandung kalsium dan Vitamin D dan Sebaiknya diminum
malam sebelum tidur untuk mencegah kompetisi langsung dengan nutrien lain misalnya zat
besi.
- Hindari masukan yang berhubungan negatif dengan kalsium seperti masukan protein terlalu
tinggi, tinggi garam dan fosfor, alkohol, minuman bersoda, rokok dan kopi.
- Kebutuhan Kalsium tubuh dan Vitamin D untuk siswa yang sedang melaksanakan
pendidikan militer maupun seorang atlet minimal 1.200-1.500 mg per hari dan 400-800 IU
per hari, untuk mempertahankan keseimbangan kalsium tubuh dan meningkatkan kepadatan
tulang. Kebutuhan kalsium, Vitamin D serta Vitamin dan mineral lainnya dapat terpenuhi
apabila kita mengkonsumsi susu berkalsium tinggi dua gelas sehari dengan takaran yang
tepat.

2. Memperbaiki kualitas dari sepatu. Sepatu adalah salah satu bagian penting dalam
melaksanakan kegiatan fisik  maupun berolah raga yang mendapat banyak perhatian para
ahli, sepatu yang baik yang sangat membantu kenyamanan beraktifitas dan berolahraga dan
dapat memperkecil resiko cedera. Sepatu dikatakan baik jika jarak antara ujung jari kaki
dengan bagian depan sepatu selebar satu jari tangan(1,5cm), bagian yang lebar dari kaki pas
dengan bagian lebar dari sepatu, serta tumit “terpegang” dengan pas pada “counter” bagian
belakang sepatu. Menggunakan sepatu olah raga berkulitas baik dan ergonomis sangat
membantu dalam mencegah terjadinya stress fracture. Faktor sepatu lars/PDL  juga berperan
dalam memicu terjadinya stress fracture. Reinker mendapatkan bahwa banyak terjadi cedera
pada tentara wanita dengan sepatu lars yang tidak sesuai, karena tumit wanita rata-rata lebih
kecil. Oleh karenanya pada angkatan darat Amerika Serikat diberlakukan penggunaan sepatu
lars/PDL wanita yang berbeda dengan pria. Sedangkan Cross (2000) berpendapat bahwa
sepatu untuk program militer harus memperhatikan bentuk telapak kaki anggotanya selain
dilengkapi dengan peredam getaran yang memadai. Pelatihan calon tentara di Selandia Baru
juga  melaksanakan pentahapan  penggunaan sepatu lars, yang kemudian dapat menurunkan
kejadian cedera sebesar 38,5%. Bagaimanakah dengan kualitas sepatu PDL yang kita
pakai ?? apakah sudah sesuai standar dan memperhatikan faktor-faktor ergonomisitas ??
jawabannya tentunya perlu kita diskusikan bersama.

3. Latihan yang terprogram. Cedera pada latihan atau olah raga terjadi  karena proses
pemanasan yang tidak dilakukan secara sempurna, kelelahan yang berlebihan terutama pada
otot, dan salah melakukan gerakan olah raga. Pada atlet stress fracture biasanya terjadi pada
atlet pemula yang terlalu ambisi menyelaikan target latihan. Untuk menghindari kejadian
tersebut maka melaksanakan latihan olah raga maupun kegiatan berlatih lainnya harus
dilaksanakan secara bertahap, bertingkat dan berlanjut. Tiga hal tersebut di atas merupakan
cara –cara untuk mengurangi terjadinya stress fracture terutama pada tentara nasional
indonesia. Diharapkan dengan adanya tulisan ini dapat menjadi masukan bagi semua pihak
yang berkecimpung di dunia kepelatihan

LOKASI-LOKASI TERSERING YANG MENGALAMI STRESS FRACURE


 

 
DAFTAR PUSTAKA
1. Mineral Requirements for Military Personnel: Levels Needed for Cognitive And by Food
and Nutrition Board, Committee on Military Nutrition Research, National Academy of
Sciences (U.S.) (2006)

2. Navy Seal Physical Fitness Guide edited by Patricia A. Deuster (1998)


"When the breakdown process exceeds the bone's ability to repair itself, a stress fracture may
result. As the lower extremity bone becomes weakened."

3. The Materials of Engineering by Robert Henry Thurston (1883)


"... subject to often-repeated transverse stress, fracture of iron took place only on the tension
side of the bar, and extended only to the neutral axis. ..."
4. Steel Rails: Their History, Properties, Strength and Manufacture, with Notes by William
Hamilton Sellew (1913)
"Among the several observations noted in his " Fatigue of Metals " is the important fact that
when subjected to often-repeated transverse stress fracture of ..."

5. The Principles and Practice of Surgery by John Ashhurst (1871)


"... the fracture-box, lay such stress. Fracture-box, with movable side«. If in cases of very
oblique fracture it be desired to make exten this can.

Pengirim dan penulis ;

Lettu Ckm Dr.Victorio


Dokter Yonif 100 Raider

Anda mungkin juga menyukai