No : 12
Kelas : XI TAV B
“Dan Allah tidak akan memberikan tambahan kepada seorang hamba yang
pemaaf kecuali kemuliaan.”
Sikap sabar dan pemaaf sangat diutamakan di dalam Islam. Sabar berasal dari
assabru yang artinya adalah menahan. Karena sabar itu adalah menahan berarti
sabar adalah:
Misalnya kita merasa kesal kepada orang lain karena ada ketidakcocokan atau
karena ia melakukan suatu kessalahan dan ingin rasanya melampiaskan
kekesalan dan kebencian, maka keinginan semacam itu kita tahan, itu namanya
sabar.
Kita boleh marah dalam hal meluruskan sesuatu yang salah demi kemaslahatan
bersama dimana niat kita semata-mata untuk memperoleh keridhaan Allah. Kita
tidak boleh marah karena keinginan kita supaya ditakuti orang lain atau karena
ingin memperoleh kewibawaan dari kemarahan tersebut. Kita juga tidak boleh
marah karena rasa kekesalan dan kebencian kita terhadap orang lain. Kita
sesama muslim bukanlah saling bermusuhan, tetapi adalah bersaudara. Maka
jangan sampai kita menjadi penyemai maupun pemupuk rasa kebencian di
tengah-tengah masyarakat. Jika kita temui bibit-bibit kemarahan dan kebencian
di tengah-tengah kita maka marilah bersama-sama kita redam dengan sabar dan
amar ma'ruf nahi munkar.
Khutbah II
Dalam sebuah kisah, tersebutlah dua lelaki yang berkawan akrab. Mereka adalah
Hasan dan Ismail. Keduanya orang shalih yang taat beribadah. Karena tempat
mereka berjauhan, tidak mungkin keduanya selalu bertemu. Namun ada
kebiasaan di antara mereka, setiap setahun sekali Hasan selalu datang ke rumah
Ismail.
Suatu hari Hasan berkunjung ke rumah sahabatnya itu. Tiba di rumah Ismail, ia
mendapatkan pintu rumah temannya itu tertutup rapat. Setelah beberapa kali
mengetuk pintu terdengar sahutan istri sahabatnya dari dalam rumah, “Siapakah
kamu yang mengetuk-ngetuk pintu?”
Kemudian Hasan menjawab, “Saya Hasan, sahabat suamimu. Aku datang untuk
mengunjunginya hanya karena Allah SWT.”
“Dia sedang pergi mencari kayu bakar. Mudah-mudahan saja ia tidak kembali
lagi!” jawab istri Ismail sambil memaki dan mencela suaminya sendiri.
Mendengar jawaban seperti itu, Hasan keheranan. Belum hilang keheranannya,
tiba-tiba muncul Ismail. Ia datang sambil menuntun seekor harimau yang di
punggungnya terdapat seikat kayu bakar. Begitu melihat Hasan, Ismail langsung
menghambur mendekat sambil mengucapkan salam kehangatan.
Setelah menurunkan kayu bakar dari punggung harimau, Hasan berkata kepada
harimau itu, “Sekarang pergilah, mudah-mudahan Allah SWT memberkatimu!”
Subhanallah, Maha Suci Allah. Ini adalah sebuah kisah yang begitu syarat aakan
hikmah.
Dengan sifat sabar maka kita akan mendapatkan hidayah berupa keselamatan
dari jalan menuju kesesatan dan dengan sifat pemaaf maka tidak ada yang kita
dapatkan melainkan kemuliaan.
A’udzubillahiminasyaithonirrojim,
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahirobbil’alamin
allahummagh fir lil mu'miniina wal mu'minaat
wal muslimiina wal muslimaat
al-ahyaa-i minhum wal amwaat
innakas samii'un qariibun mujiibud da'wat
wa yaa qaadhiyal haajaat
Ya Allah, jadikanlah hari ini menjadi hari ampunan bagi segala dosa kami,
Hari dimana Engkau singkapkan tabir dari hati kami,
Hari dimana Engkau gantikan segala kegelapan dengan cahaya di hati kami.
Ya Allah, sucikanlah kami dari dosa-dosa,
Dan bersihkanlah diri kami dari segala aib,
Tanamkanlah ketaqwaan di dalam hati kami,
Hiasilah diri kami dengan kesabaran dan kesucian,
Tutupilah diri kami dengan pakaian qanaah dan kerelaan.
Jadikan amal-amal kami sebagai amalan yang tulus hanya kepada-Mu,
Ya Allah, sediakanlah untuk kami sebagian dari rahmat-Mu yang luas,
Berikanlah kami petunjuk kepada ajaran-ajaran-Mu yang terang,
Dan bimbinglah kami kepada kerelaan-Mu yang penuh.
Rabbana atina fiddunya hasanah, wafilakhirati hasanah, waqina ‘adza bannar,
Subhanarobbika robbil ‘izzati ‘amma yasifun, wassalamun’alal mursalin,
Walhamdulillahirobbil’alamin