Pendidikan merupakan perwujudan dari salah satu tujuan pembangunan nasional Indonesia, yaitu ingin mencerdaskan kehidupan bangsa. Saat ini bidang pendidikan merupakan salah satu bidang pambangunan yang dapat parhatian serius dari pemerintah. Dengan memahami tujuan pendidikan maka tercermin bahwa pendidikan merupakan factor yang sangat strategis sebagai dasar pembangunan bangsa. Sejalan dengan itu apabila dihubungkan dengan ekstensi dan hakaikat hidup manusia, kegiatan pendidikan diarahkan pada manusia sebagai mahluk individu, sosial, dan religius. Menurut Shertian (2000) pendidikan merupakan usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidiakn bertujuan untuk menngkatkan kualitas sumberdaya manusia, dan salah satu usahanya adalah melaui suatu proses pembelajaran di sekolah. Dalam usaha tersebut, guru merupakan sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan secara terus menerus. Sekarang ini masalah pendidiakn menghadapi berbagai masalah salah satunya adalah rendahnya kualitas hasil pembelajaran pada setiap jenjang pendidikan. Hal ini tercermin dari masih relative rendahnya nilai rata-rata ujian nasional (UN) yang dicapai siswa khususnya pada mata pelajaran biologi. Rendahnya mutu pandidiakn di indonesia, banyak opini yang muncul baik datangya dari pejabat, pakar dan praktisi pendidikan ataupun masyarakat antara lain, kurangnya kualitas tenaga pengajar, gaji guru yang rendah, muatan kurikulum terlalu padat dan pola pembelajaran yang kurang menarik. Kurang optimalnya pelaksanaan sistem pendidikan (yang sebenarnya sudah cukup baik) di Indonesia yang disebabkan sulitnya menyediakan guru-guru berkompetensi untuk mengajar di daerah-daerah. Sebenarnya kurikulum Indonesia tidak kalah dari kurikulum di negara maju, tetapi pelaksanaannya yang masih jauh dari optimal. Kurang sadarnya masyarakat mengenai betapa pentingnya pendidikan dalam membentuk generasi mendatang sehingga profesi ini tidak begitu dihargai. Sistem pendidikan yang sering berganti-ganti, bukanlah masalah utama, yang menjadi masalah utama adalah pelaksanaan di lapangan, kurang optimal. Terbatasnya fasilitas untuk pembelajaran baik bagi pengajar dan yang belajar. Hal ini terkait terbatasnya dana pendidikan yang disediakan pemerintah. Banyak sekali kegiatan yang dilakukan depdiknas untuk meningkatkan kompetensi guru, tetapi tindak lanjut yang tidak membuahkan hasil dari kegiatan semacam penataran, sosialisasi. Jadi terkesan yang penting kegiatan itu terlaksana selanjutnya, tanpa memperhatikan manfaat yang dapat diperoleh. Jika kondisi semacam itu tidak diubah untuk dibenahi kecil harapan pendidikan bisa lebih maju/baik. Maka pendidikan Indonesia sulit untuk maju. Selama ini kesan kuat bahwa pendidikan yg berkualitas mesti bermodal/berbiaya besar. Tapi oleh pemerintah itu tidak ditanggapi, kita lihat saja anggaran pendidikan dalam APBN itu. Padahal semua tahu bahwa pendidikan akan membaik jika gurunya berkompetensi dan cukup dana untuk memfasilitasi kegiatan pembelajaran. Pendidikan biologi merupakan bagian dari pendidikan sains dan sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah yang diharapkan dapat mencapai tujuan pendidiakn nasional yang ada. Biologi merupakan wahana untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, keterampilan sikap serta bertanggung jawab kepada lingkungan. Biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami alam dan mahluk hidup secara sistematis sehingga pembelajaran biologi bukan hanya penguasaan kumpulan-kumpulan fakta tetapi juga proses penemuan. Namun pada kenyataan yang ada dalam pendidikan biologi belum adanya peningkatan mutu pendidikan. Masalah-masalah pembelajaran sain atau biologi diantaranya adalah: pengajaran sain sang hanya mencurahkan pengetahuan (tidak berdasarkan praktek). Dalam hal ini fakta, konsep, dan prisip sains lebih banyak dicurahkan melalui ceramah, Tanya jawab, atau diskusi tanpa didasarkan pada hasil kerja praktek. Variasi kegiatan belajar mengajar (KBM) sangat sedikit. Pada saat ini, guru hanya mengajar dengan ceramah dikombinasikan dengan media dan siswa tidak terlibat aktif dalam pembelajaran. Berdasarkan pemantauan penulis di SMA N di kota Medan sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam belajar biologi. Kondisi seperti ini menyebabkan siswa kebanyakan diam (pasif), kurang aktif dalam bertanya maupun dalam menjawab pertanyaan dalam proses belajar mengajar. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menerapkan metode pambelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar. Keterlibatan secara aktif tersebut mencakup keterlibatan fisik maupun intelektual emosional (Dimyati dan Mujiono, 2006) Tetapi dalam kenyataanya selama ini guru masih belum maksimal dalam melakukan pengolaan pembelajaran dengan baik, hal ini dapat dilihat banyak guru hanya mengajar dengan menyampaikan materi kepada siswa saja, sehingga proses belajar mengajar hanya didominasi oleh guru sehinnga siswa bertindak pasif dalam belajar. Kesulitan yang dialami siswa tidak lain kurangnya konsep dan guru belum sempurna dalam menerapkan pengolaan kegiatan pembelajaran. Untuk itu diperlukan suatu pengolaan pembelajaran melalui penerapan dengan model yang sesuai yang dapat mengaktifkan siswa dalam belajar. Guru harus biasa memilih model yang tepat dan sesuai dengan materi pembelajaran untuk diterapkan di kelas. Hal ini juga harus didukung dengan konsistensi guru dalam menerapkan model yang ia pilih dan sesuai dengan RPP yang ia susun. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Studi Konsistensi Guru Dalam Menerapkan Model Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Biologi Di SMA Negeri Sekota Medan”
1.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah di atas maka peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Apakah rendahnya mutu pendidiakan, salah satunya diakibatkan kurangnya konsep dan guru belum sempurna dalam menerapkan pengolaan kegiatan pembelajaran? 2. Sejauh mana kekonsistensisan guru dalam menerapkan model pembelajaran yang terdapat pada RPP yang ia bua
1.3 Keterbatasan Masalah
Agar penelitian terarah dan dapat mencapai sasaran maka perlu adanya batasan masalah dalam penelitian ini yaitu: 1. Penelitian ditekankan pada kinerja guru dalam menerapkan model pembelajaran yang ada dalam RPP yang ia buat 2. Penelitin ini dilaksanakan pada pelajaran biologi 3. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri sekota jambi pada kelas XI semester 1 4. Pengamatan hanya dilakukan pada guru-guru biologi di kota jambi 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Apakah para guru biologi sekota jambi sudah konsisten dalam menerapkan model pembelajaran yang ada di RPP yang ia buat? 2. Sejauh mana kekonsistensisan guru dalam menerapkan model pembelajaran yang ia buat di RPP?
1.4 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang diteliti maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk melihat apakah guru biologi sekota jambi sudah konsisten dalam menerapkan model pembelajaran yang terdapat di RPP yang ia buat 2. Untuk mengetahui sejauh mana kekonsistensisan guru dalam menerapkan model pembelajaran di SMA Negeri di kota jambi 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: Sebagai bahan evaluasi bagi guru dan kepala sekolah dan dinas terkait dalam meningkatkan mutu pendidikan, salah satunya adalah dengan konsistensinya guru dalam menerapkan model pembelajaran yang terdapat di RPP yang ia buat. 1.6 Asumsi Penelitian 1. Setiap guru memiliki kemampuan dan kesempatan yang sama dalam menerpkan model pembelajaran pada mata pelajaran biologi. 2. Pada penelitian ini diasumaikan bahwa kekonsistensisan guru dalam menerapkan model pembelajaran dapat meingkatkan hasil belajar biologi siswa. 1.7 Ruang Lingkup Penelitian Untuk mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian maka, ruang lingkup penelian ini hanya pada SMA Negeri sekota jambi. 1.8 Definisi Operasional Agar pembaca mudah memahami hasil penelitian ini maka peneliti mencantumkan definesi operasional sebagai berikut: Guru Guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru secara maksimal Model pembelajaran Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.