Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan merupakan perwujudan dari salah satu tujuan pembangunan nasional Indonesia, yaitu
ingin mencerdaskan kehidupan bangsa. Saat ini bidang pendidikan merupakan salah satu bidang
pambangunan yang dapat parhatian serius dari pemerintah. Dengan memahami tujuan
pendidikan maka tercermin bahwa pendidikan merupakan factor yang sangat strategis sebagai
dasar pembangunan bangsa. Sejalan dengan itu apabila dihubungkan dengan ekstensi dan
hakaikat hidup manusia, kegiatan pendidikan diarahkan pada manusia sebagai mahluk individu,
sosial, dan religius.
Menurut Shertian (2000) pendidikan merupakan usaha sadar yang dengan sengaja dirancang
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidiakn bertujuan untuk menngkatkan kualitas
sumberdaya manusia, dan salah satu usahanya adalah melaui suatu proses pembelajaran di
sekolah. Dalam usaha tersebut, guru merupakan sumber daya manusia yang harus dibina dan
dikembangkan secara terus menerus.
Sekarang ini masalah pendidiakn menghadapi berbagai masalah salah satunya adalah rendahnya
kualitas hasil pembelajaran pada setiap jenjang pendidikan. Hal ini tercermin dari masih relative
rendahnya nilai rata-rata ujian nasional (UN) yang dicapai siswa khususnya pada mata pelajaran
biologi. Rendahnya mutu pandidiakn di indonesia, banyak opini yang muncul baik datangya dari
pejabat, pakar dan praktisi pendidikan ataupun masyarakat antara lain, kurangnya kualitas tenaga
pengajar, gaji guru yang rendah, muatan kurikulum terlalu padat dan pola pembelajaran yang
kurang menarik.
Kurang optimalnya pelaksanaan sistem pendidikan (yang sebenarnya sudah cukup baik) di
Indonesia yang disebabkan sulitnya menyediakan guru-guru berkompetensi untuk mengajar di
daerah-daerah. Sebenarnya kurikulum Indonesia tidak kalah dari kurikulum di negara maju,
tetapi pelaksanaannya yang masih jauh dari optimal. Kurang sadarnya masyarakat mengenai
betapa pentingnya pendidikan dalam membentuk generasi mendatang sehingga profesi ini tidak
begitu dihargai.
Sistem pendidikan yang sering berganti-ganti, bukanlah masalah utama, yang menjadi masalah
utama adalah pelaksanaan di lapangan, kurang optimal. Terbatasnya fasilitas untuk pembelajaran
baik bagi pengajar dan yang belajar. Hal ini terkait terbatasnya dana pendidikan yang disediakan
pemerintah.
Banyak sekali kegiatan yang dilakukan depdiknas untuk meningkatkan kompetensi guru, tetapi
tindak lanjut yang tidak membuahkan hasil dari kegiatan semacam penataran, sosialisasi. Jadi
terkesan yang penting kegiatan itu terlaksana selanjutnya, tanpa memperhatikan manfaat yang
dapat diperoleh.
Jika kondisi semacam itu tidak diubah untuk dibenahi kecil harapan pendidikan bisa lebih
maju/baik. Maka pendidikan Indonesia sulit untuk maju. Selama ini kesan kuat bahwa
pendidikan yg berkualitas mesti bermodal/berbiaya besar. Tapi oleh pemerintah itu tidak
ditanggapi, kita lihat saja anggaran pendidikan dalam APBN itu. Padahal semua tahu bahwa
pendidikan akan membaik jika gurunya berkompetensi dan cukup dana untuk memfasilitasi
kegiatan pembelajaran.
Pendidikan biologi merupakan bagian dari pendidikan sains dan sebagai salah satu mata
pelajaran di sekolah yang diharapkan dapat mencapai tujuan pendidiakn nasional yang ada.
Biologi merupakan wahana untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, keterampilan sikap serta
bertanggung jawab kepada lingkungan. Biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan
memahami alam dan mahluk hidup secara sistematis sehingga pembelajaran biologi bukan hanya
penguasaan kumpulan-kumpulan fakta tetapi juga proses penemuan.
Namun pada kenyataan yang ada dalam pendidikan biologi belum adanya peningkatan mutu
pendidikan. Masalah-masalah pembelajaran sain atau biologi diantaranya adalah: pengajaran sain
sang hanya mencurahkan pengetahuan (tidak berdasarkan praktek). Dalam hal ini fakta, konsep,
dan prisip sains lebih banyak dicurahkan melalui ceramah, Tanya jawab, atau diskusi tanpa
didasarkan pada hasil kerja praktek. Variasi kegiatan belajar mengajar (KBM) sangat sedikit.
Pada saat ini, guru hanya mengajar dengan ceramah dikombinasikan dengan media dan siswa
tidak terlibat aktif dalam pembelajaran.
Berdasarkan pemantauan penulis di SMA N di kota Medan sebagian besar siswa mengalami
kesulitan dalam belajar biologi. Kondisi seperti ini menyebabkan siswa kebanyakan diam (pasif),
kurang aktif dalam bertanya maupun dalam menjawab pertanyaan dalam proses belajar
mengajar. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menerapkan
metode pambelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar.
Keterlibatan secara aktif tersebut mencakup keterlibatan fisik maupun intelektual emosional
(Dimyati dan Mujiono, 2006)
Tetapi dalam kenyataanya selama ini guru masih belum maksimal dalam melakukan pengolaan
pembelajaran dengan baik, hal ini dapat dilihat banyak guru hanya mengajar dengan
menyampaikan materi kepada siswa saja, sehingga proses belajar mengajar hanya didominasi
oleh guru sehinnga siswa bertindak pasif dalam belajar. Kesulitan yang dialami siswa tidak lain
kurangnya konsep dan guru belum sempurna dalam menerapkan pengolaan kegiatan
pembelajaran.
Untuk itu diperlukan suatu pengolaan pembelajaran melalui penerapan dengan model yang
sesuai yang dapat mengaktifkan siswa dalam belajar. Guru harus biasa memilih model yang tepat
dan sesuai dengan materi pembelajaran untuk diterapkan di kelas. Hal ini juga harus didukung
dengan konsistensi guru dalam menerapkan model yang ia pilih dan sesuai dengan RPP yang ia
susun.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
“Studi Konsistensi Guru Dalam Menerapkan Model Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Biologi
Di SMA Negeri Sekota Medan”

1.2 Identifikasi Masalah


Dari latar belakang masalah di atas maka peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Apakah rendahnya mutu pendidiakan, salah satunya diakibatkan kurangnya konsep dan guru
belum sempurna dalam menerapkan pengolaan kegiatan pembelajaran?
2. Sejauh mana kekonsistensisan guru dalam menerapkan model pembelajaran yang terdapat
pada RPP yang ia bua

1.3 Keterbatasan Masalah


Agar penelitian terarah dan dapat mencapai sasaran maka perlu adanya batasan masalah dalam
penelitian ini yaitu:
1. Penelitian ditekankan pada kinerja guru dalam menerapkan model pembelajaran yang ada
dalam RPP yang ia buat
2. Penelitin ini dilaksanakan pada pelajaran biologi
3. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri sekota jambi pada kelas XI semester 1
4. Pengamatan hanya dilakukan pada guru-guru biologi di kota jambi
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai
berikut:
1. Apakah para guru biologi sekota jambi sudah konsisten dalam menerapkan model
pembelajaran yang ada di RPP yang ia buat?
2. Sejauh mana kekonsistensisan guru dalam menerapkan model pembelajaran yang ia buat di
RPP?

1.4 Tujuan Penelitian


Sesuai dengan masalah yang diteliti maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk melihat apakah guru biologi sekota jambi sudah konsisten dalam menerapkan model
pembelajaran yang terdapat di RPP yang ia buat
2. Untuk mengetahui sejauh mana kekonsistensisan guru dalam menerapkan model pembelajaran
di SMA Negeri di kota jambi
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
Sebagai bahan evaluasi bagi guru dan kepala sekolah dan dinas terkait dalam meningkatkan
mutu pendidikan, salah satunya adalah dengan konsistensinya guru dalam menerapkan model
pembelajaran yang terdapat di RPP yang ia buat.
1.6 Asumsi Penelitian
1. Setiap guru memiliki kemampuan dan kesempatan yang sama dalam menerpkan model
pembelajaran pada mata pelajaran biologi.
2. Pada penelitian ini diasumaikan bahwa kekonsistensisan guru dalam menerapkan model
pembelajaran dapat meingkatkan hasil belajar biologi siswa.
1.7 Ruang Lingkup Penelitian
Untuk mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian maka, ruang lingkup penelian ini
hanya pada SMA Negeri sekota jambi.
1.8 Definisi Operasional
Agar pembaca mudah memahami hasil penelitian ini maka peneliti mencantumkan definesi
operasional sebagai berikut:
Guru
Guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang
keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru secara maksimal
Model pembelajaran
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal
sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.

Anda mungkin juga menyukai