Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahan listrik merupakan suatu bahan yang digunakan dalam peralatan listrik
yang sangat banyak jenisnya serta sangat berguna pada kehidupan sehari-hari. Oleh
karena itu pengetahuan mengenai bahan-bahan listrik sangat diperlukan oleh
seseorang, baik itu seseorang yang berkecimpung dibidang jasa kelistrikkan maupun
masyarakat luas. Isolasi memiliki peranan yang sangat penting dalam sistem tenaga
listrik. Isolasi sangat diperlukan untuk memisahkan dua atau lebih penghantar listrik
yang bertegangan sehingga antara penghantar-penghantar tersebut tidak terjadi
lompatan listrik atau percikan. Bahan isolasi akan mengalami pelepasan muatan yang
merupakan bentuk kegagalan listrik apabila tegangan yang diterapkan melampaui
kekuatan isolasinya. Kegagalan yang terjadi pada saat peralatan sedang beroperasi
bisa menyebabkan kerusakan alat sehingga kontinuitas sistem terganggu.
Bahan listrik sudah digunakan oleh masyarakat luas untuk berbagai macam
aplikasi peralatan listrik dan tentunya peralatan tersebut didukung oleh keamanan
peralatan serta keamanan konsumen atau pengguna. Untuk itu harus pengguna harus
mengetahui bahan isolasi yang ada dan diperhatikan dalam ketepatan pemilihan
bahan oleh para pengguna. Pada kemajuan teknologi tegangan tinggi, isolasi listrik
memegang peranan yang sangat penting dalam teknik tegangan tinggi, Isolasi listrik
sangat diperlukan untuk menunjang keandalan di dalam penyaluran tegangan listrik.
Untuk itu diperlukan suatu informasi bagi pengguna agar dapat menentukan bahan-
bahan isolasi yang digunakan pada peralatan listrik khususnya bahan isolasi cair yang
merupakan bahan pengisi pada peralatan listrik seperti transformator, pemutus beban,
rheostat. Dalam hal ini bahan isolasi cair berfungsi sebagai pengisolasi dan sekaligus
sebagai pendingin.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan, antara lain :
1. Bagaimana pengertian dan fungsi bahan isolasi cair?
2. Bagaimana pengertian, proses pemurnian, dan mekanisme kegagalan minyak
transformator?
3. Apakah jenis bahan isolasi cair lainnya?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan laporan ini, antara lain :
1. Mengetahui pengertian dan fungsi bahan isolasi cair.
2. Mengetahui pengertian, proses pemurnian, dan mekanisme kegagalan
minyak transformator.
3. Mengetahui jenis bahan isolasi cair lainnya.

1.4 Ruang Lingkup Materi


Bahan isolasi cair digunakan sebagai bahan pengisi pada beberapa peralatan
listrik, misalnya transformator, pemutus beban dan rheostat. Dalam hal ini kita akan
membahas secara mendalam mengenai bahan isolasi cair yang berfungsi sebagai
pengisolasi sekaligus sebagai pendingin yang terdapat pada minyak transformator,
proses pemurnian minyak transformator (yang terdiri dari proses pemanasan,
penyaringan, pemusingan, serta regenerasi), serta bahan isolasi cair lain yang dapat
kita temui pada kehidupan sehari-hari.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Bahan Isolasi


Bahan isolasi merupakan peralatan yang digunakan untuk memisahkan bagian-
bagian yang bertegangan atau bagian-bagian yang aktif. Bahan isolasi dibedakan
menjadi: bahan isolasi gas, bahan isolasi padat, bahan isolasi cair. Pada dasarnya
suatu bagian yang aktif peralatan listrik harus diisolasi sehingga mempunyai sistem
keamanan dan kenyamanan. bahan isolasi cair (liquid insulation material) telah
digunakan sebagai bahan pengisi pada peralatan-peralatan listrik seperti
transformator, kapasitor, pemutus beban (circuit breaker). Fungsi bahan ini selain
sebagai islolasi juga berfungsi sebagai pendingin bagi peralatan. Oleh karena itu
bahan-bahan isolasi cair yang akan digunakan harus mempunyai tegangan tembus
dan daya hantar panas yang tinggi serta sifat listrik dan sifat kimia yang dapat
menunjang ketahanan isolasi tersebut. Koordinasi isolasi dapat di definisikan sebagai
korelasi antara daya isolasi alat-alat dan sirkuit listrik disatu pihak, dan karakteristik
alat-alat pelindungnya dilain pihak, sehingga isolasi tersebut terlindung dari bahaya-
bahaya tegangan lebih. Koordinasi isolasi dilakukan dengan menentukan kesesuaian
yang diperlukan antara daya isolasi alat-alat listrik dan karakteristik alat-alat
pelindung terhadap tegangan lebih, yang masing-masing ditentukan oleh tingkat
ketahanan impuls dan tingkat perlindungan impulsnya.koordinasi isolasi mempunyai
tujuan untuk perlindungan terhadap peralatan dan penghematan. Beberapa sistem
yang perlu diperhatikan dalam koordinasi isolasi adalah:
1. Penentuan sifat gangguan
2. Penentuan daya isolasi petralatan seperti: isolator, bushing, dan trafo.
3. Penentuan tegangan impuls standart.
4. Karakteristik alat-alat pelindung seperti CB, Arrester.
5. Penentuan tingkat isolasi impuls dasar ( BIL ) yang disingkat Basic Impuls
Insulation Level. Bil ini merupakan suatu besar tegangan yang masih mampu

3
ditahan oleh peralatan listrik, atau kemampuan peralatan listrik menahan
tegangan maksimum pada saat terjadi tegangan lebih.

2.2 Tingkat Ketahanan Isolasi (Basic Impuls Insulation Level/BIL)


Ketahanan isolasi minyak dapat dipengaruhi oleh kondisi iklim, yaitu berupa
suhu dan kelembaban udara disekitarnya. Oksigen yang terdapat di udara dan suhu
minyak yang tinggi dapat menyebabkan oksidasi pada permukaan minyak yang
cenderung meningkatkan keasaman minyak. Kadar asam yang terdapat dalam minyak
adalah merupakan ukuran kerusakan (deteriorasi) bahan isolasi. Jika keasaman
minyak tinggi, maka terjadi endapan pada dinding trafo maupun pada lapisan isolasi
belitan sehingga mempersulit proses pendinginan. Suatu endapan dengan ketebalan
0,2 mm - 0,4 mm dapat menaikkan suhu 10 o C – 15o C. Selain itu endapan-endapan
ini akan meningkatkan kemungkinan terjadinya bunga api antara bagian-bagian
transformator yang terbuka. Bila dalam minyak terdapat kelembaban, maka akan
terbentuk jalur-jalur yang membuka jalan terhadap terjadinya hubung singkat.
Kelembaban tidak hanya menurunkan ketahanan isolasi minyak, tetapi kelembaban
juga diserap oleh bahan isolasi lain seperti isolasi belitan, sehingga dapat merusak
gulungan kawat tembaga transformator. Pemeliharaan minyak transformator secara
berkala sangat penting untuk mencegah terjadinya kerusakan isolasi dengan
konsekuensi pemadaman. Sebuah transformator yang bekerja dengan baik selama
sekian tahun, dapat mengalami kerusakan seketika disebabkan oleh kegagalan isolasi.
Pemeliharaan yang dilakukan secara teratur pada minyak transformator merupakan
cara yang paling baik untuk mempertahankan kondisi operasional sebuah
transformator sehingga masa pemanfaatan menjadi relatif panjang.

4
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Bahan Isolasi Cair


Bahan isolai cair merupakan bahan pengisi pada beberapa peralatan listrik.
Bahan isolasi cair ini biasanya digunakan pada peralatan seperti transformator,
pemutus beban, rheostat. Bahan isolasi cair memiliki dua fungsi yaitu sebagai
pemisah antara bagian yang bertegangan atau pengisolasi dan juga sebagai pendingin.
Persyaratan agar bahan cair dapat digunakan sebagai bahan isolasi adalah mempunyai
tegangan tembus dan daya hantar panas yang tinggi.
Adapun beberapa alasan digunakannya bahan isolasi cair pada peralatan listrik
adalah sebagai berikut:
1. Isolasi cair memiliki kerapatan 1000 kali atau lebih dibandingkan dengan
isolasi gas, sehingga memiliki kekuatan dielektrik yang lebih tinggi menurut
hukum Paschen.
2. Isolasi cair akan mengisi celah atau ruang yang akan diisolasi dan secara
serentak melalui proses konversi menghilangkan panas yang timbul akibat
rugi energi.
3. Isolasi cair cenderung dapat memperbaiki diri sendiri (self healing) jika terjadi
pelepasan muatan (discharge). Namun kekurangan utama isolasi cair adalah
mudah terkontaminasi.
Adapun sifat-sifat listrik yang menentukan kemampuan dari suatu cairan
sebagai isolasi adalah:
1. Withstand Breakdown
Withstand Breakdown merupakan kemampuan dari suatu bahan isolasi
untuk tidak mengalami ketembusan dalam kondisi tekanan listrik (electric
stress ) yang tinggi.

5
2. Kapasitansi Listrik per-Unit Volume
Kapasitansi listrik per-unit volume merupakan suatu sifat listrik yang
menentukan permitivitas relative dari suatu cairan bahan isolasi. Minyak
petroleum merupakan subtansi nonpolar yang efektif karena merupakan
campuran cairan hidrokarbon. Minyak ini memiliki permitivitas kira-kira 2
atau 2.5 . Ketidakbergantungan permitivitas subtansi nonpolar pada frekuensi
membuat bahan ini lebih banyak dipakai dibandingkan dengan bahan yang
bersifat polar. Misalnya air memiliki permitivitas 78 untuk frekuensi 50 Hz,
namun hanya memiliki permitivitas 5 untuk gelombang mikro.
3. Faktor daya
Faktor dissipasi daya dari minyak dibawah tekanan bolak balik dan
tinggi akan menentukan unjuk kerjanya karena dalam kondisi berbeban
terdapat sejumlah rugi-rugi dielektrik. Faktor dissipasi sebagai ukuran rugi-
rugi daya merupakan parameter yang penting bagi kabel dan kapasitor.
Minyak transformator murni memiliki faktor dissipasi yang bervariasi antara
10-4 pada 20o C dan 10-3 pada 90o C pada frekuensi 50 Hz.
4. Resistivitas
Suatu cairan dapat digolongkan sebagai isolasi cair bila resitivitasnya
lebih besar dari 109 W-m. Pada sistem tegangan tinggi resistivitas yang
diperlukan untuk material isolasi adalah 1016 W-m atau lebih.

6
3.2 Minyak Transformator
Minyak transformator adalah minyak yang diperoleh dengan pemurnian minyak
mentah. Dalam pemakaiannya, minyak ini karena pengaruh panas dari rugi-rugi di
dalam transformator akan timbul hodrikarbon. Selain berasal dari minyak mineral,
minyak transformator dapat berasal dari bahan organik, misalnya: minyak trafo
piranol, silikon. Sebagai bahan isolasi minyak transformator hrus mempunyai
tegangan tembus yang tinggi. Tegangan tembus merupakan kemampuan dari bahan
isolasi untuk menahan muatan yang lewat.
Sebagian besar dari transformator tenaga memiliki kumparan-kumparan yang
intinya direndam dalam minyak transformator, terutama pada transformator-
transformator tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak transformator
mempunyai sifat sebagai media pemindah panas (disirkulasi) dan juga berfungsi pula
sebagai isolasi (memiliki daya tegangan tembus tinggi) sehingga berfungsi sebagai
media pendingin dan isolasi.
Selain berasal dari minyak mineral, minyak transformator dapat pula dibuat dari
bahan organik, misalnya: minyak  trafo piranol, silikon. Sebagai bahan isolasi,
minyak transformator harus mempunyai tegangan tembus yang tinggi.
Minyak transformator harus memenuhi persyaratan, yaitu:
1. kekuatan isolasi tinggi
2. penyalur panas yang baik, berat jenis yang kecil, sehingga partikel-partikel
dalam minyak dapat mengendap dengan cepat
3. viskositas yang rendah, agar lebih mudah bersirkulasi dan memiliki
kemampuan pendinginan menjadi lebih baik
4. titik nyala yang tinggi dan tidak mudah
5. tidak merusak bahan isolasi padat
6. sifat kimia yang stabil

Kegunaan minyak trafo adalah selain untuk bahan isolasi juga sebagai media
pendingin antara kumparan kawat atau inti besi dengan sirip pendingin. Agar minyak

7
trafo berfungsi dengan baik, kualitas minyak harus sesuai dengan standar kebutuhan,
ditunjukkan pada tabel 1.
Tabel 3.1. Spesifikasi Minyak Isolasi Baru.

Untuk minyak isolasi pakai berlaku untuk transformator berkapasitas > 1 MVA atau
bertegangan >30 kV sifatnya seperti ditunjukkan pada Tabel 2.
Tabel 3.2. Spesifikasi Minyak Isolasi Pakai.

8
Sebagai bahan isolasi, minyak transformator harus mempunyai tegangan
tembus yang tinggi. Pengujian tegangan tembus pada minyak transformator dapat
dilakukan dengan menggunakan peralatan seperti yang ditunjukkan pada gambar
berikut.

Gambar 3.1 Alat pengujian tegangan tembus minyak transformator

Jarak elektroda dibuat 2,5 cm, sedangkan tegangannya dapat diatur dengan
menggunakan auto transformator sehingga dapat diketahui tengan sebelum saat
terjadinya kegagalan isolasi yaitu terjadinya loncatan bunga api. Loncatan bunga api
dapat dilihat lewat lubang yang diberi kaca. Selain itu dapat dilihat dari voltmeter
tegangan tertinggi sebelum terjadinya kegagalan isolasi (karena setelah terjadinya
kegagalan isolasi voltmeter akan menunjukkan harga nol).
Tegangan tembus nominal minyak transformator untuk tegangan kerja tertentu
dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 3.3 Tegangan tembus standar transformator
Tegangan Kerja Tegangan tembus (kV) untuk jarak 2,5 mm
Minyak baru Sedang dipakai
Peralatan
Di atas 35 kV 40 35
6 s/d 35 kV 30 25
Di bawah 6 kv 30 20

Dengan demikian dapat diketahui apakah minyak transformator ketahanan listriknya


memenuhi persyaratan yang berlaku. Ketahanan listrik minyak transformator dapat
menurun karena pengaruh asam dan dapat pula karena kandungan air.

9
Berdasarkan standar yang dikeluarkan oleh ASTM yakni dalam standar D-877
disebutkan bahwa suatu bahan isolasi harus memiliki tegangan tembus sebesar
kurang lebih 30 kV untuk lebar sela elektroda 1 mm, dengan kata lain kekuatan
dielektrik bahan isolasi kurang lebih 30 kV/mm. Sedangkan menurut standar ASTM
D-1816 suatu bahan isolasi harus mampu menahan tegangan sebesar 28 V untuk
suatu lebar sela elektroda sebesar 1,2 mm. Standar ini merupakan standar yang
diterima secara internasional dan harus dipenuhi oleh suatu bahan yang dikategorikan
sebagai suatu bahan isolasi.
Beberapa macam faktor yang diperkirakan mempengaruhi kegagalan minyak
transformator, yaitu:
1. Luas daerah elektroda
2. Jarak celah (gap spacing)
3. Pendinginan
4. Perawatan sebelum pemakaian (elektroda dan minyak)
5. Pengaruh kekuatan dielektrik dari minyak transformator yang diukur serta
kondisi pengujian atau minyak transformator itu sendiri juga mempengaruhi
kekuatan dielektrik minyak transformator.

Ketembusan isolasi (insulation breakdown, insulation failure) disebabkan


karena beberapa hal antara lain isolasi tersebut sudah lama dipakai, berkurangnya
kekuatan dielektrik dan karena isolasi tersebut dikenakan tegangan lebih. Pada
prinsipnya tegangan pada isolator merupakan suatu tarikan atau tekanan (stress) yang
harus dilawan oleh gaya dalam isolator itu sendiri agar supaya isolator tidak tembus.
Dalam struktur molekul material isolasi, electron-elektron terikat erat pada
molekulnya, dan ikatan ini mengadakan perlawanan terhadap tekanan yang
disebabkan oleh adanya tegangan. Bila ikatan ini putus pada suatu tempat maka sifat
isolasi pada tempat itu hilang. Bila pada bahan isolasi tersebut diberikan tegangan
akan terjadi perpindahan elektron-elektron dari suatu molekul ke molekul lainnya
sehingga timbul arus konduksi atau arus bocor. Karakteristik isolator akan berubah

10
bila material tersebut kemasukan suatu ketidakmurnian (impurity) seperti adanya
arang atau kelembaban dalam isolasi yang dapat menurunkan tegangan tembus.
Ketahanan listrik transformator dapat menurun karena pengaruh asam dan dapat
pula karena kandungan air. Keasaman minyak transformator dapat dinetralisir dengan
menggunakan potas hidroksida (KOH). Sedangkan kandungan air di dalam minyak
transformator dapat dihilangkan dengan memakai bahan higroskopis yaitu silikagel.
Kegunaan minyak trafo adalah selain untuk bahan isolasi juga sebagai media pendingin
antara kumparan kawat atau inti besi dengan sirip pendingin. Agar minyak trafo
berfungsi dengan baik, kualitas minyak harus sesuai dengan standar kebutuhan
ditunjukkan pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.4 Standard Minyak sebagai isolasi pada transformator

Agar minyak transformator berfungsi sebagai pendingin yang baik, maka


kekentalannya tidak boleh terlalu tinggi agar mudah bersirkulasi di dalam tangki
sehingga dapat mendinginkan transformator dengan baik. Kekentalan relative minyak
transformator tidak boleh lebih dari 4,2o pada suhu 20o C dan 1,8o hingga 1,85o
maksimum 2o pada suhu 50o C.

3.3 Proses Pemurnian Minyak Transformator


Minyak transformator dapat dikotori oleh uap air, fiber (misalnya: Kertas, kayu,
tekstil), dammar dsb. Hal ini dapat memengaruhi kemurnian minyak transformator.

11
Bentuk dari pengotoran dapat bermacam-macam, yaitu: meleleh dan mencairnya
bahan-bahan yang digunakan di dalam transformator, partikel-partikel yang
mengapung pada minyak, partikel-partikel yang mengendap di dasar tangki, pada
belitan atau pada intinya. Dengan adanya pengotoran maka tegangan tembus minyak
akan menurun dan ini berarti mengurangi atau menurunnya umur pemakaian minyak.
Akhir-akhir ini usaha memperlambat terjadinya penurunan dengan tegangan tembus
minyak transformator untuk pemakaian pada transformator yang bertegangan kerja
tinggi dan dayanya besar, ruangan yang terdapat di atas permukaan minyak diisi
dengan gas murni (biasanya nitrogen). Cara lain untuk memperpanjang umur minyak
transformator adalah dengan mencampurkan senyawa tertentu antara lain paraoksi
diphenilamin. Senyawa tersebut dimasukkan ke dalam minyak transformator yang
telah dipanasi 80o hingga 85o C. Campuran tersebut kosentrasinya dibuat 0,1% dan
selanjutnya didinginkan. Minyak transformator yang sudah diberi senyawa paraoksi
diphenilamin akan berwarna kemerah-merahan.

3.3.1 Pemanasan
Pada cara ini minyak transformator dipanasi hingga titik didih air pada
perangkat khusus yang disebut penggodok minyak (oil boiler). Air yang ada dalam
minyak akan menguap karena titik didih minyak lebih tinggi dari pada titik didih air.
Cara ini dianggap sebagai cara yang paling sederhana dalam hal pemurnian
minyak transformator. Dengan cara ini bahan-bahan pencemar padat, misalnya : fiber,
jelaga akan tetapi tinggal di dalam minyak. Apabila pemanasan tersebut mendekati
titik penguapan minyak, akan menyebabkan umur minyak berkurang. Namun hal ini
dapat diatasi dengan cara memanaskan minyak di tempat yang pakem atau boiler
minyak hampa udara (vacum oil boiler), sehingga air akan menguap pada suhu yang
relatif rendah. Alat ini dipakai dengan minyak yang dipanaskan dalam bejana udara
sempit (air tight vessel) dimana udara dipindahkan bersama dengan air yang menguap
dari minyak. Air mendidih pada suhu rendah dalam ruang hampa oleh sebab itu menguap
lebih cepat ketika minyak dididihkan dalam alat ini pada suhu yang relatif rendah.

12
Namun demikian pencemar selain air akan tetap tinggal di dalam minyak. Sebagai
pengembangannya pemurnian minyak dengan udara pakem seperti gambar berikut.

Gambar 3.2 Pemurnian minyak menggunakan pemanas-pakem

3.3.2 Penyaringan
Pada metode ini digunakan kertas khusus untuk menyaring minyak yang
tercemar. Untuk mempercepat waktu penyaringan, digunakan tekanan. Air yang
terkandung dalam minyak transformator diserap dengan kertas higroskopis. Dengan
cara ini baik air maupun patikel-partikel tercemar lainnya akan tersaring sekaligus.
Filter ini sangat efesien memindahkan pengotor padat dan uap dari minyak yang
merupakan kelebihan dari pada alat sentrifugal. Walaupun cara ini sederhana dan lebih
mudah untuk dilakukan, keluaran yang dihasilkan lebih sedikit jika dibandingkan dengan
alat sentrifugal yang menggunakan kapasitas motor penggerak yang sama. Filter press ini
cocok digunakan untuk memisahkan minyak dalam circuit breaker (CB), yang biasanya
tercemari oleh partikel jelaga (arang) yang kecil dan sulit dipisahkan dengan
menggunakan alat sentrifugal.Untuk menambah output mesin penyaring, minyak
dipanasi 40o hingga 45oC sehingga viskositas minyak menurun dan dengan demikian
makin memudahkan penyaringan. Normalnya, minyak yang akan disaring dimasukkan ke
filter atau penyaring dengan tekanan 3 hingga 5 atmosfir. Biasanya penyaring dilakukan
selama 4 jam, tetapi bila minyaknya sangat kotor, penggantiannya dilakukan setiap 0,5
hinga 1 jam.

13
3.3.3 Pemusingan
Pencemaran minyak transformator misalnya fiber, karbon maupun lumpur
adalah lebih berat daripada minyak transformator sehingga kotoran-kotoran tersebut
suatu saat mengendap dan mudah dipisahkan secara kasar. Untuk mempercepat
proses pemisahan, maka minyak dipanaskan 45o hingga 55o di dalam suatu tabung
dan kemudian diputar atau dipusing dengan cepat. Karena gaya sentrifugal, maka
substansi yang lebih berat akan berada di bagian pinggir bejana dan minyaknya
sendiri yang relatif lebih ringan akan berada di tengah bejana. Bagian utama dari
pemutar (sentrifuge) adalah sebuah silinder yang memiliki lempengan-lempengan
(hingga 50 buah jumlahnya), lempenganlempengan tersebut dipasang pada poros tegak
dan pemutar tersebut berputar bersama-sama dengan poros.
Jarak antara lempengan-lempengan kira-kira 0,1 mm. Lempengan-lempengan
menyebabkan minyak dapat terbawa keatas seperti terlihat pada Gambar 3.3 sedangkan
bagian-bagian yang berat akan terlempar ke arah pinggir.

Gambar 3.3 Silinder Sentrifugal

Silinder sentrifugal dapat diatur dengan 2 cara yaitu:


1. Untuk pemisahan, yaitu jika diinginkan untuk memisahkan pencemar
misalnya karbon, fiber dan lumpur yang biasanya kuantitasnya kecil.

14
Pencemar yang telah terpisahkan akan terkumpul dikotak-lumpur (mud-box)
pada silinder. Karena itu pengoperasian silinder sentrifugal harus dihentikan
pada saat-saat tertentu untuk membersihkan kotak tersebut.
2. Untuk pemurnian, yaitu jika diperlukan untuk memisahkan pencemar minyak
dalam jumlah besar, khususnya air. Dalam hal ini air akan dikeluarkan secara
terus melalui pipa khusus. Dari 2 cara tersebut di atas, output proses
pemisahan ternyata lebih besar yaitu kurang-lebih 25% dari output pemurnian.

3.3.4 Regenerasi
Pencemaran minyak transformator seperti dijelaskan sebelumnya, tidak dapat
benar-benar dikeluarkan dengan cara-cara seperti telah dijelaskan diatas. Pencemaran
akan lebih dapat dihilangkan dengan pemurnian khusus yaitu regenerasi. Cara ini
menggunakan absorben untuk regenerasi minyak transformator. Dalam praktek, cara
ini banyak digunakan pada pembangkitpembangkit tenaga listrik dan gardu-gardu
induk.
Absorben adalah substansi yang siap menyerap produk yang diakibatkan oleh
pemakaian dan kelembaban pada minyak transformator. Regenerasi dengan absorben
dapat lebih baik hasilnya jika dilakukan setelah minyak ditambah dengan H2SO4 .
Selanjutnya jika terjadi kelebihan asam dapat dinetralisir dengan kalium hidroksida
(KOH) dan kemudian minyaknya dicuci dengan air yang dialirkan, ditambah dengan
absorben dan kemudian disaring.
Terdapat 2 cara untuk menambahkan absorben ke dalam minyak transformator,
yaitu:
1. Minyak dipanaskan dan dicampur dengan absorben yang didapatkan
kemudian disaring. Cara atau metode ini disebut Metode Sentuhan (Contact
Method).
2. Minyak yang telah dipanasi dialirkan melalui lapisan tipis dari absorben
yang disebut Metode Filtrasi.

15
Filtrasi penyerap untuk regenerasi minyak transformator terdiri dari sebuah
silinder yang dilas dengan sebuah kawat kasa di dasarnya, di sini penyerap
dimasukkan ke dalam minyak yang kemudian dialirkan melalui kawat kasa tersebut.
Lama-kelamaan kawat kasa akan tersumbat partikel-partikel halus dari absorben. Untuk
membersihkan absorben yang tersaring dan sisa-sisa minyak, silinder dapat dibalikkan
atau diputar 180o. Instalasi ini akan lebih efisien jika 10% sampai 20% absorben dibuang
dari dasar absorber dan ditambahkan absorben baru.
Dapat digunakan 2 absorber yang dikopel secara seri sehingga minyak mengalir
pada awal melalui absorber yang masih baru, kemudian minyak dialirkan ke absorber
yang berikutnya. Absorber yang digunakan untuk regenerasi kebanyakan produk buatan
misalnya: silikagel, alumina atau tanah liat khusus. Tanah liat dalam hal ini dapat
digunakan secara natural atau diaktifkan terlebih dahulu dengan asam sulfat, dengan
pencucian yang seksama. Sebelum digunakan tanah liat yang sudah disenyawakan
dengan asam sulfat tersebut dikeringkan terlebih dahulu. Absorben yang lebih mahal
misalnya: silikagel dan alumina memungkinkan digunakan untuk beberapa kali
regenerasi. Penggunaan kembali absorben tanah liat yang diaktifkan tersebut adalah
dengan dipanaskan untuk menghilangkan minyak yang diserap dan produk-produk lain
yang terjadi selama pemakaian. Tetapi hal ini tidak banyak dilakukan karena harga tanah
liat baru jauh lebih rendah dibandingkan kalau mengaktifkan kembali (reactivation).
Regenerasi minyak transformator dapat dilakukan secara terus-menerus pada waktu
transformator sedang bekerja yaitu menggunakan thermal siphon filter yang dihubungkan
pada tangki transformator seperti ditunjukkan pada gambar 3.4.

16
Gambar 3.4 Thermal siphon filter yang terhubung pada tangki transformator

Penyaringannya diisi dengan absorben yang jumlahnya ± 1% dari berat minyak


di dalam tangki. Dengan demiikian maka kapasitas filter tersebut tergantung pada
ukuran tangki. Karena perbedaan suhu pada bagian atas dan bawah transformator,
maka terjadilah sirkulasi minyak transformator secara alami. Dengan demikian maka
proses regenerasi minyak berlangsung terus-menerus sehingga kualitas minyak dapat
selalu dipertahankan.
3.4 Bahan-Bahan Isolasi Cair Lain
Jenis-jenis minyak bumi di samping minyak transformator didapat bahan isolasi
lain yang mempunyai kekentalan, pemurnian serta sifat-sifat lain yang berbeda.
Sebagai contoh, minyak untuk kabel yang berisolasi kertas, dibuat lebih kental
daripada minyak transformator. Di samping itu terdapat pula bahan isolasi kabel yang
diimpregnasi dengan minyak yang kekentalannya rendah dengan pemurnian yang tinggi
yaitu kabel untuk tegangan ekstra tinggi yang diisi minyak. Kapasitor-kapasitor kertas
diisi dengan minyak yang sangat kental yaitu vaselin yang mempunyai titik pemadaman
di antara 30o C hingga 50o C, permitivitas relatif 2,2 dan tan ∂ pada 1 kHz tidak lebih dari
0,0002. Di samping bahan-bahan tersebut diatas, didapat pula isolasi cair sintesis yang
juga digunakan pada teknik listrik. Isolasi cair isntetis yang banyak digunakan adalah
cairan yang berisi Chloor (hidrokarbon seperti difenil C 10H12) dimana 3 sampai 5 atom
Hidrogen diganti dengan atom Chloor. Bahan-bahan ini diantaranya adalah: Sovol,
Askarel, Araclor, Pyralen, Shibanol.

17
Sovol adalah cairan yang agak kental, tidak berwarna. Massa jenisnya jauh lebih
besar dari minyak transformator yaitu 1,5 g/cm3 . Tegangan tembus Sovol kurang lebih
sama dengan minyak transformator yaitu ± 20 kV/cm, sedangkan permitivitasnya lebih
tinggi. Bahan Sovol ditambahkan sedikit dengan Trichlorobenzena (C8H3CL3) untuk
mengurangi kekentalannya diperoleh bahan baru dengan nama Sovtol.
Salah satu manfaat penggunaan Sovol dan Sovtol adalah karena percampuran
uapnya dengan udara tidak terbakar dan tidak menyebabkan ledakan. Karena itu
transformator yang diisi dengan Sovtol tidak mempunyai resiko kebakaran dan dapat
dipasang di dalam ruangan jika transformator minyak biasa tidak memungkinkan
dipasang. Sovol dan Sovtol tidak dapat digunakan pada bahan solasi pemutus, karena
akibat adanya busur api pada waktu terjadinya pemutusan akan menghasilkan karbon.
Kekurangan yang lain, bahan ini adalah beracun, karena itu jika menggunakan bahan ini
harus diimbangi dengan ventilasi yang baik. Bahan lain adalah minyak Silikon. Bahan ini
harganya lebih mahal daripada minyak transformator. Tetapi mempunyai kelebihan
antara lain sudut kerugian dielektrik kecil, higroskopisnya dapat diabaikan dan
resistivitas panasnya relative tinggi. Massa jenisnya ± 1 g/cm3 , permitivitas relatifnya
2,5; tan ∂ 0,0002 pada 1000 Hz, titik nyala tidak kurang dari 145o C , titik beku lebih
rendah dari -60o C.

3.5 Mekanisme Kegagalan Isolasi Cair


Karakteristik pada isolasi minyak trafo akan berubah jika terjadi
ketidakmurnian di dalamnya. Hal ini akan mempercepat terjadinya proses kegagalan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan isolasi antara lain adanya partikel padat,
uap air dan gelembung gas. Teori mengenai kegagalan dalam zat cair kurang banyak
diketahui dibandingkan dengan teori kegagalan gas atau zat padat. Hal tersebut
disebabkan karena sampai saat ini belum didapatkan teori yang dapat menjelaskan proses
kegagalan dalam zat cair yang benar-benar sesuai antara keadaan secara teoritis dengan
keadaan sebenarnya.

Teori kegagalan zat isolasi cair dapat dibagi menjadi empat jenis sebagai

18
berikut :
1. Teori Kegagalan Gelembung
Kegagalan gelembung atau kavitasi merupakan bentuk kegagalan zat cair
yang disebabkan oleh adanya gelembung-gelembung gas di dalamnya.
2. Teori Kegagalan Elektronik
Teori ini merupakan perluasan teori kegagalan dalam gas, artinya proses
kegagalan yang terjadi dalam zat cair dianggap serupa dengan yang terjadi
dalam gas. Oleh karena itu supaya terjadi kegagalan diperlukan elektron awal
yang dimasukkan kedalam zat cair. Elektron awal inilah yang akan memulai
proses kegagalan.
3. Teori Kegagalan Tak Murnian Padat
Kegagalan tak murnian padat adalah jenis kegagalan yang disebabkan
oleh adanya butiran zat padat (partikel) didalam isolasi cair yang akan
memulai terjadi kegagalan.
4. Teori Kegagalan Bola Cair
Jika suatu zat isolasi mengandung sebuah bola cair dari jenis cairan lain,
maka dapat terjadi kegagalan akibat ketakstabilan bola cair tersebut dalam
medan listrik. Medan listrik akan menyebabkan tetesan bola cair yang tertahan
didalam minyak yang memanjang searah medan dan pada medan yang kritis
tetesan ini menjadi tidak stabil. Kanal kegagalan akan menjalar dari ujung
tetesan yang memanjang sehingga menghasilkan kegagalan total.

BAB IV

19
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut:
1. Isolasi cair memiliki dua fungsi yaitu sebagai pengisolasi dan sebagai
pendingin. Contoh isolasi cair yang lazim digunakan adalah minyak
transformator.
2. Minyak transformator adalah minyak mineral yang diperoleh dengan
pemurnian minyak mentah. Proses pemurnian minyak transformator dapat
dilakukan dengan 4 cara, yaitu:
a) Pemanasan
b) Penyaringan
c) Pemusingan
d) Regenerasi
3. Terdapat beberapa contoh bahan isolasi cair lainnya seperti Sovol, Askarel,
Araclor, Pyralen, Shibanol.
4.2 Saran
Bahan isolasi cair merupakan salah satu bahan listrik yang sering digunakan
oleh masyarakat. Yang perlu dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat mulai
sekarang ini adalah meningkatkan pengetahuan mengenai bahan isolasi cair dan
melestarikan bahan-bahan anorganik maupun organik sebagai bahan dasar pembuat
bahan isolasi cair ini.

DAFTAR PUSTAKA

20
1. Muhaimin. 1993. Bahan-Bahan Listrik Untuk Politeknik. Jakarta : PT Pradnya
Paramita.
2. ….,2009. Energi. Terdapat di http://www.elektroindonesia.com. (diakses
tanggal 27 Maret 2011)
3. …., 2009. Pengertian Bahan Isolasi Cair. Terdapat di
http://www.alpensteel.com (diakses tanggal 27 Maret 2011).
4. …., 2008. Mekanisme kegagalan isolasi cair. Terdapat di
http://komunitasteknik.blogspot.com (diakses tanggal 27 Maret 2011).
5. …., 2009. Minyak Tranformator. Terdapat di http://www.alpensteel.com
(diakses tanggal 27 Maret 2011).
6. …., 2009. Bahan Isolasi. Terdapat di http://www.wikipedia.com. (diakses
tanggal 27 Maret 2011).

21
LAMPIRAN

22

Anda mungkin juga menyukai