Teori parsons menyatakan bahwa semua sistem yang hidup harus memenuhi empat
prasyarat- fungsional yaitu : Pattern maintanance, Integration, goal attainment, dan
adaptation. Salah satu sub-kelas dari siste yang hidup itu adalah sistem garis bertindak,
termasuk sub sistem prilakau, sub sistem psikologis, subsistem kultural dan subsistem
sosial. Sub sistem sosial yang paling beswadaya ialah masyarakat, yang berfungsi
mengintegarasikan sistem sosial. Fiduciary system, komunitas sosial, politik dan ekonomi
dilihat sebagai prasyarat-funsional masyarakat.
Walaupun parsons menyatakan analisa struktur sosial harus mendahului perubahan sosial,
dia mengakui bahwa masyarkat lebih bersifat dinamis ketimbang statis. Model sibernetik
Parsons mengetahkan empat proses perubahan evolusionerdan saling berkaitan :
diffrensiasi, pembaharuan berisfat penyesuaian, pemasukan dan generaslisasi. Masing-
masing proses itu menghasilkan umpan balik dalam proses lain dan dalam struktur sosial.
Teori parsons te;ah mengalami revisi terus menerus. Sebagai suatu lompatan yang
mendasar ialah perpindahan dari fugsionalisme ke “ teori sistem yang umum”, lengkap
perbekalan evolusioner bagi perubahan sosial.
Katup penyelamat
Ialah salah satu mekanisme khusus yang dapat dipakai untuk mempetahankan kelompok
dari kemungkinan konflik sosial “ katup penyelamat” membiarkan lupan permusuhan
tersalur tanpa menghancurkan seluruh struktur, konflik membantu membersihkan suasana
dan kelompok yang sedang kacau melalui katup penyelamat yang berfungsi sebagai jalan
keluar meredakan permusuhan yang tanpa itu hubungan-hubungan antara pihak-pihak
bertentangan akan semakin tajam.
Lewat katup penyelamat (safety value) itu permusuhan dihambat agar tidak ber[aling
melawan objek aslinya. Tetapi penggantian yang demikian mencakup juga biaya bagi
1
sistem sosial maupun individu mengurangi tekanan untuk menyempurnakan sisitem
untuk memenuhi kondisi-kondisi yang sedang berubah maupun membendung ketegangan
dalam diri individu, menciptakan kemungkinan tumbuhnya ledakan-ledakan destruktif.
Ralf Dahrendrof menggunakan teori perjuangan kelas Marxian untuk membangun teori
kelas dan pertentangan kelasnya dalam masyarakat industri kontemporer. Bagi
Dahrendrof kelasbukan berarti pemilikan sarana-saran produksi (seperti yang dilakukan
marx) tetapi lebih dari pemilikan kekuasaan, yang mencakup hak absah untuk menguasai
orang lain. Perjuangan kelas bagi masyrakat modern, baik dalam perekonomian kapitalis
maupun komunis, dalam pemeritahan bebas dan totaliter, berada disekitar pengendalian
kekuasaan.
Dahrendrof melihat kelompok-kelompok pertentangan sebagai kelompok yang lahir dari
kepentingan-kepentingan bersama para individu yang mampu berorganisasi. Dahrendrof
menguraikan proses ini melalui nama perubhan kelompok semu menjadi kelompok
kepentingan mampu memberi dampak pada struktur. Lembaga- lembaga sebagai hasil
dari kepentingan-kepentingan itu merupakan jemnatan diaatas mana perubahan sosial itu
terjadi. Berbagai usaha harus diarahkan untuk mengatur pertentangan-pertentangan sosial
melalaui insitusionalisasi yang efektif daripada melalaui penekanan pertentangan.