"Jadi adalah seolah-olah salah apabila Presiden tidak 'intervensi' terhadap masalah yang
dihadapi," kata Djoko di Lapangan Udara Halim Perdanakusuma, Jumat 14 Januari 2011.
Dijelaskan Djoko, bentuk intervensi presiden adalah dengan cara menggelar rapat-rapat
terbatas bidang hukum. "Tanpa ada imbauan dari siapapun, presiden selalu lakukan rapat-
rapat seperti ini," kata dia.
Juga mendengarkan laporan Polri dan Kejaksaan soal kasus-kasus yang mengemuka.
"Kapolri sangat jelas sekali melaporkan dari awal saudara Gayus ditangkap dan diperiksa
kemudian kasus pertama kedua, larinya Gayus ke Bali dan lainnya, dilaporkan dengan
lengkap oleh Kapolri."
"Termasuk masalah perpajakan yang menjadi highlight tidak harus siapa saja yang
ditangani."
Djoko menambahkan, setiap minggu Presiden juga menerima laporan dari Satgas Mafia
Hukum dan PPATK. "Jadi kalau dikatakan presiden tidak intervensi di dalam hukum, itu
karena semua rapat yang dilakukan tidak diungkap ke publik," kata dia.
Namun, Menkopolhukam menegaskan bentuk intervensi SBY bukan berarti ikut campur
dalam teknis penegakan hukum. "Misalnya, (memerintahkan) tidak boleh si A ditangkap dan
sebagainya."
Terkait kasus-kasus hukum yang mengemuka, Presiden akan menggelar rapat terbatas
pada Senin 17 Januari 2011. Ratas akan melibatkan Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi
Keuangan, Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum, dan instansi lain yang terkait.