Yulianti 230110090075
Arindina A M 230110090076
UNIVERSITAS PADJADJARAN
Jatinangor - Sumedang
2011
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas segala rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Gill net yang
merupakan bagian dari tugas mata kuliah Metode Penangkapan Ikan.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis banyak mendapat kesulitan. Oleh karena
itu, penulis ingin menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan serta dukungannya dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Penangkapan ikan merupakan salah satu profesi yang telah lama dilakukan oleh
manusia. Menurut sejarah sekitar 100.000 tahun yang lalu manusia
neanderthal(neanderthal man) telah melakukan kegiatan penangkapan (sahrhange and
lundbeck,1991), dengan menggunakan tangan kemudian profesi ini berkebang secara
perlahan dengan menggunakan alat yang sederhana dan mulai membuat perahu yang
sederhana. Dalam pemahaman mengenai cara penangkapan ikan maka dibutuhkan ilmu
yang dapat menyokong pengetahuan teknik penggunaan alat tangkap dan cara
pengoprasiannya serta kapal yang dapat menunjang keberlangsungan penangkapan,
yang disebut dengan Metode Penangkapan Ikan.
Alat tangkap dan teknik penangkapan ikan yang digunakan nelayan Indonesia
umumnya masih bersifat tradisional, namun menurut Ayodhyoa (1981) pendapat
tersebut tidak semuanya benar. Jika ditinjau dari prinsip teknik penangkapan ikan di
Indonesia terlihat telah banyak memanfaatkan tingkah laku ikan (behaviour) untuk
tujuan penangkapan ikan. Selain itu nelayan juga telah mengetahui ada sifat-sifat ikan
yang berukuran besar memangsa ikan kecil sehingga dengan adanya ikan kecil di
tempat penangkapan maka ikan-ikan besar pun akan mendatangi ke tempat tersebut. Hal
tersebut membuktikan perkembangan peradaban manusia ,dapat mendorong manusia
untuk semakin kreatif dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kemajuan dari fishing methods dapat ditandai dengan hal-hal berikut ini :
Menurut Ayodhyoa (1981) dan Nomura (1978), Gill net dibagi menjadi
beberapa jenis, yaitu:
Menurut Anonim (1975), gill net dibagi menjadi beberapa jenis yaitu :
1. Surface gill net
2. Mid water gill net
3. Bottom gill net
Pemakaian gill net tergantung daerah penangkapannya dan jenis ikan yang ingin
di tangkap. Penamaan gill net pun dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan nelayan
setempat, ada yang memberi nama sesuai jenis ikan yang tertangkap, adapula yang
memberi nama sesuai dengan letak fihing ground.
I.2 TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam bahasa Jepang gill net disebut dengan istilah “sasi ami”, yang
berdasarkan pemikiran bahwa tertangkapnya ikan-ikan pada gill net ialah dengan proses
bahwa ikan-ikan tersebut “menusukkan diri-sasu” pada “jaring-ami”. Di Indonesia
penamaan gill net ini beraneka ragam, ada yang menyebutkan nya berdasarkan jenis
ikan yang tertangkap (jaring kuro, jaring udang dsb nya), ada pula yang disertai dengan
nama tempat (jaring udang Bayeman), dan lain sebagainya. Tertangkapnya ikan ikan-
ikan dengan gill net ialah dengan cara bahwa ikan-ikan tersebut terjerat (gilled) pada
mata jaring atupun terbelit-belit (entangled) pada tubuh jaring.
Gill net atau dalam bahasa sehari-hari yang dikenal masyarakat dengan jaring
insang karena gill berarti insang dan net berarti jaring, adalah suatu jenis alat penangkap
ikan dari bahan jaring yang bentuknya empat persegi panjang dimana mata jaring
(mesh) dari bagian jaring utama ukurannya sama. Jumlah mata jaring ke arah
panjang/horizontal (Mesh Length/ML) jauh lebih banyak dari pada jumlah mata jaring
ke arah vertikal atau ke arah dalam (Mesh Depth/MD). Pada bagian atasnya dilengkapi
dengan beberapa pelampung (floats) dan dibagian bawahnya dilengkapi dengan
beberapa pemberat (sinkers), sehingga dengan adanya dua gaya yang berlawanan
memungkinkan jaring insang dapat dipasang di daerah penangkapan dalam keadaan
tegak.
Dalam pengoprasian gill net biasanya terdiri dari beberapa tinting jaring yang
digabung menjadi satu unit jaring yang panjang, dioperasikan dengan dihanyutkan,
dipasang secara menetap pada suatu perairan dengan cara dilingkarkan atau menyapu
dasar perairan. Contohnya jaring insang hanyut (drift gillnet), jaring insang tetap(set
gillnet), jaring insang lingkar (encircling gillnet), jaring insang klitik (shrimp gillnet),
dan trammel net.Metode pengoperasian dari jaring insang pada umumnya dilakukan
secara pasif, tetapi ada juga yang dioperasikan secara semi aktif atau dioperasikan
secara aktif.
GILL NET
Setting
Pada saat melakukan setting, kapal diarahkan ke tengah kemudian dilakukan
pemasangan jaring bottom gill net oleh Anak Buah Kapal (ABK). Jaring bottom gill net
dipasang tegak lurus terhadap arus sehingga nantinya akan dapat menghadang
gerombolan ikan yang sebelumnya telah dipasangi rumpon, dan gerombolan ikan
tertarik lalu mengumpul di sekitar rumpon maupun light fishing dan akhirnya
tertangkap karena terjerat pada bagian operculum (penutup insang) atau dengan cara
terpuntal.
Holling
Setelah dilakukan setting dan ikan yang telah terkumpul dirasa sudah cukup
banyak, maka dilakukan holling dengan menarik jaring bottom gill net dari dasar
perairan ke permukaan ( jaring ditarik keatas kapal ). Setelah semua hasil tangkap dan
jaring ditarik ke atas kemudian baru dilakukan kegiatan penyortiran.
Persiapan Alat
Penyusunan gill net d atas kapal penangkpan ikan disesuaikan dengan susunan peralatan
di atas kapal atau tipe kapal yang dipergunakan. Sehingga dengan demikian gill net
dapat disusun di atas kapal pada :
a. buritan kapal
Waktu Penangkapan
Penangkapan ikan denan menggunakan alat tangkap gill net umumnya dilakukan
pada waktu malam hari terutama pada saat gelap bulan.
Dalam satu malam bila bulan elap penuh operasi penangkapan aatau penurunan alat
dapat dilakukan sampai dua kali karena dalam sekali penurunan alat, gill net didiamkan
terpasang dalam perairan sampai kira-kira selam 3-5 jam.
Setelah semua peralatan tersusun rapi maka kapal dapat dilayarkan menuju ke
daerah penangkapan (fishing ground). Syarat-syarat daerah penangkapan yang baik
untuk penangkapan ikan dengan menggunakan gill net adalah :
Penurunan Alat
Bila kapal telah sampai di daerah penangkapan, segera persiapan alat dimulai.
1. mula-mula posisi kapal ditempatkan sedemikian rupa agar arah angin datangnya
dari tempat penurunan alat
2. setelah kedudukan/ posisi kapal sesuai dengan yang dikehendaki, jaring dapat
diturunkan. Penurunan jaring dimulai dari penurunan jangkar, pelampung tanda
ujung jaring atau lampu, kemudian tali slambar depan, lalu jaring, tali slambar
pada ujung akhir jaring atau tali slambar belakang, dan terakhir pelampung
tanda.
3. pada saat penurunan jaring, yang harus diperhatikan adalah arah arus laut.
Karena kedudukan jaring yang paling baik adalah memotong arus antara 450-900
Setelah jaring dibiarkan di dalam perairan sekitar 3-5 jam, jaring dapat diangkat
(dinaikkan) ke atas kapal untuk diambil ikannya.
Bila hasil penangkapan baik, jarin dapat didiamkan selama kira-kira 3 jam sedangkan
bila hasil penangkapan sangat kuran jaring dapat lebih lama didiamkan di dalam
perairan yaitu sekitar 5 jam. Bila lebih lama dari 5 jam akan mengakibatkan iakan-ikan
yang tertangkap sudah mulai membusuk atau kadang-kadang dimakan oleh ikan lain
yang lebih besar.
Urutan pengangkatan alat ini adalah merupakan kebalikan dari urutan penurunan alat
yaitu dimulai dari pelampung tanda, tali selambar belakang, baru jaring, tali slambar
muka dan terakhir pelampung tanda.
Apabila ada ikan yang tertangkap, lepaskan ikan tersebut dari jaring dengan hati-hati
agar ikan tidak sampai terluka. Untuk hal tersebut bila perlu dengan cara memotong satu
atau dua kaki (bar) pada mata jaring agar ikan dilepas tidak sampai luka/ rusak.
Ikan-ikan yang sudah terlepas dari jaring segera dicuci dengan air laut yang bersih dan
langsung dapat disimpan ke dalam palka, dengan dicampur peahan es atau garam
secukupnya agar iakn tidak lekas membusuk.
Daerah penangkapan:
-Sebaiknya bukan daerah pelayaran, biasanya daerah penangkapan mengikuti
keberadaan ikan dan perhitungan ekonomi kegiatan penangkapan ini. Kemudian
diperhitungkan juga jarak, dan kekuatan kapal dalam melakukan proses
penangkapan tersebut.
-Daerah yang sebenarnya ideal untuk pengoprasian gillnet adalah perairan luas
tak berkarang, yang merupakan tempat gerombolan ikan bermigrasi baik untuk
makan atau untuk memijah.
-Daerah perikanan di Indonesia yang banyak menggunakan gillnet dalam usaha
penangkapan antara lain: Samarinda, Jawa Timur, Papua, Minahasa Selatan,
Bali, Jawa
Barat dan Ambon
Kemungkinan hasil:
Ikan-ikan pelagis kecil (c/ sarden, baby tuna, rucah, dll) tergantung ukuran mesh
size jaring itu sendiri.
1.2 Midwater gill net
Daerah penangkapan:
-sebaiknya bukan daerah pelayaran, biasanya daerah penangkapan mengikuti
keberadaan ikan dan perhitungan ekonomi kegiatan penangkapan ini. Kemudian
diperhitungkan juga jarak, dan kekuatan kapal dalam melakukan proses
penangkapan tersebut.
-Daerah yang sebenarnya ideal untuk pengoprasian gillnet adalah perairan luas
tak berkarang, yang merupakan tempat gerombolan ikan bermigrasi baik untuk
makan atau untuk memijah.
-Daerah perikanan di Indonesia yang banyak menggunakan gillnet dalam usaha
penangkapan antara lain: Samarinda, Jawa Timur, Papua, Minahasa Selatan,
Bali, Jawa
Barat dan Ambon
Kemungkinan hasil:
-Ikan-ikan pelagis kecil (c/ sarden, baby tuna, layur, dll) tergantung ukuran mesh
size jaring itu sendiri. Jenis-jenis ikan demersal atau bottom fish (flat fish,
sea bream, dan lain-lain).
1.3 Bottom gill net
Daerah penangkapan:
-Sebaiknya bukan daerah pelayaran, biasanya daerah penangkapan mengikuti
keberadaan ikan dan perhitungan ekonomi kegiatan penangkapan ini. Kemudian
diperhitungkan juga jarak, dan kekuatan kapal dalam melakukan proses
penangkapan tersebut.
-Daerah yang sebenarnya ideal untuk pengoprasian gillnet adalah perairan luas
tak berkarang, yang merupakan tempat gerombolan ikan bermigrasi baik untuk
makan atau untuk memijah.
-Daerah perikanan di Indonesia yang banyak menggunakan gillnet dalam usaha
penangkapan antara lain: Samarinda, Jawa Timur, Papua, Minahasa Selatan,
Bali, Jawa Barat dan Ambon
Kemungkinan hasil:
-Jenis-jenis ikan demersal atau bottom fish (flat fish, sea bream, dan lain-lain).
Jenis-jenis udang, lobster dan lain sebagainya.
1. KONSTRUKSI UMUM
Pada umumnya yang disebutkan dengan gill net dasar ialah jaring
dengan bentuk empat persegi panjang, mempunyai mata jaring yang sama
2. DETAIL KONSTRUKSI
3. KARAKTERISTIK
Set bottom gill net direntang pada dasar laut, sehingga yang
menjadi tujuan penangkapan adalah ikan-ikan damersal.
1. Persyaratan
3. Warna Jaring
1. Gillnet melingkar (encirling gillnet) yaitu gillnet yang cara pemasanggannya dengan
melingkarkan jaring pada gerombolan ikan. Setelah jaring melingkar dan mengurung
gerombolan ikan, maka ikan dikejutkan agar menabrak jaring dan tersangkut pada mata
jaring.
2. Gillnet mendatar (drift net)
Seperti yang dijelaskan diatas
FAKTOR LUAR :
Makin banyak jumlah unit dari suatu alat tangkap, maka akan tejadi over
fishing sehingga keberadaan resources akan terancam. Hal ini akan
mengurangi jumlah penagkapan di suatu daerah penangkapan. Untuk
mengatasinya maka dilakukan pembatasan ukuran mesh size gill net itu
sendiri.
3. Teknik Penangkapan
4. Market (Pemasaran)
FAKTOR DALAM :
1. Bahan Jaring
Supaya ikan mudah dapat terjerat pada mata jaring, maka bahan
jaring harus dibuat sebaik mungkin. Bahan atau twine yang paling
banyak digunakan adalah yang terbuat dari syntetis. Twine yang
dipergunakan hendaklah “lembut tidak kaku, pliancy, suppleness”.
Dengan demikian maka twine yang digunakan adalah cotton, hennep,
linen, amylan, nylon, kremona, dan lain-lain sebagainya, dimana twine
ini mempunyai fibres
yang lembut. Bahan-bahan dari manila hennep, sisal, jerami dan lain-
lain yang fibres-nya keras tidak digunakan. Untuk mendapatkan twine
yang lembut, ditempuh cara yang antara lain dengan memperkecil
diameter twine ataupun jumlah pilin per-satuan panjang dikurangi,
ataupun bahan-bahan celup pemberi warna ditiadakan.
Supaya ikan-ikan mudah terjerat (gilled) pada mata jaring dan juga
supaya ikan-ikan tersebut setelah sekali terjerat pada jaring tidak akan
mudah terlepas, maka pada jaring perlulah diberikan shortening yang
cukup.
4. Tinggi Jaring
Yang dimaksud dengan istilah tinggi jaring disini ialah jarak antara
float line ke sinker line pada saat jaring tersebut terpasang di perairan.
Jenis jaring yang tertangkapnya ikan secara gilled, lebih lebar jika
dibandingkan dengan jaring yang tertangkapnya ikan secara entangled.
Hal ini tergantung pada swimming layer dari pada jenis-jenis ikan yang
menjadi tujuan penangkapan.
5. Mesh size
KESIMPULAN
Gill net merupakan salah satu jenis alat untuk menangkap ikan dari bahan jarring yang
bentuknya empat persegi panjang dimana mata jaring (mesh) dari bagian jaring utama
ukurannya sama, biasa disebut dengan jarring insang. Alat ini dapat dioperasikan di
daerah daerah teluk, pantai-pantai, dan muara, karena daerah tersebut adalah fishing
ground yang umum dan jarring ini sesuai untuk area fishing ground yang sempit.
Pemakaian gill net tergantung daerah penangkapannya dan jenis ikan yang ingin di
tangkap. Penamaan gill net pun dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan nelayan
setempat, ada yang memberi nama sesuai jenis ikan yang tertangkap, adapula yang
memberi nama sesuai dengan letak fihing ground.
Dalam pengoprasian gill net biasanya terdiri dari beberapa tinting jaring yang digabung
menjadi satu unit jaring yang panjang,pada umumnya metode dioperasikannya gill net
dengan dihanyutkan, dipasang secara menetap pada suatu perairan dengan cara
dilingkarkan atau menyapu dasar perairan. Contohnya jaring insang hanyut (drift
gillnet), jaring insang tetap(set gillnet), jaring insang lingkar (encircling gillnet), jaring
insang klitik (shrimp gillnet), dan trammel net
Setting
Holling
Persiapan Alat
Waktu Penangkapan
Daerah Penangkapan (Fishing Ground)
Penurunan Alat
Penarikan Alat dan Pengambilan Ikan
Jenis ikan yang dihasilkan menggunakan alat ini adalah jenis ikan ikan yang berenang
dekat permukaan laut,dan ikan ikan demersal. Misalnya saury, sardine, salmon, layang,
tembang kembung, dan lain-lain membentuk suatu gerombolan (shoal) dan dapat
dikatakan setiap individu mempunyai ukuran yang hampir sama . Jenis ikan yang
seperti cucut, tuna yang mempunyai tubuh yang sangat besar tak mungkin terjerat pada
mata jaring ataupun ikan-ikan seperti flat fish yang mempunyai bentuk tubu gepeng
lebar, sehingga sukar terjerat pada mata jaring, ikan-ikan seperti ini akan tertangkap
dengan cara terbelit-belit (entangled).
DAFTAR PUSTAKA