Anda di halaman 1dari 27

GILL NET

Disusun untuk memenuhi nilai mata kuliah Metode Penagkapan Ikan

Ahmad Fikry Diani 230110090071

Noviani Wikiandy 230110090072

Poberson Naibaho 230110090074

Yulianti 230110090075

Arindina A M 230110090076

Sandy Dwi P 230110090077

Nurani Priseptiarimi 230110090078

Ahmadi Sofyan 230110090079

UNIVERSITAS PADJADJARAN

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Jatinangor - Sumedang

2011
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas segala rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Gill net yang
merupakan bagian dari tugas mata kuliah Metode Penangkapan Ikan.

Dalam pembuatan makalah ini, penulis banyak mendapat kesulitan. Oleh karena
itu, penulis ingin menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan serta dukungannya dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini.

Dalam penyusunannya, penulis menyadari akan segala kekurangan yang ada


sehubungan dengan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki oleh kami
maka kami mengucapkan maaf yang sebesar – besarnya apabila baik dalam dalam
penulisan maupun penyajian makalah ini terdapat banyak kesalahan. Dengan tangan
terbuka kami akan menerima segala saran dan kritik yang membangun dari para
pembaca.

Jatinangor, Febuari 2011

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Penangkapan ikan merupakan salah satu profesi yang telah lama dilakukan oleh
manusia. Menurut sejarah sekitar 100.000 tahun yang lalu manusia
neanderthal(neanderthal man) telah melakukan kegiatan penangkapan (sahrhange and
lundbeck,1991), dengan menggunakan tangan kemudian profesi ini berkebang secara
perlahan dengan menggunakan alat yang sederhana dan mulai membuat perahu yang
sederhana. Dalam pemahaman mengenai cara penangkapan ikan maka dibutuhkan ilmu
yang dapat menyokong pengetahuan teknik penggunaan alat tangkap dan cara
pengoprasiannya serta kapal yang dapat menunjang keberlangsungan penangkapan,
yang disebut dengan Metode Penangkapan Ikan.

Alat tangkap dan teknik penangkapan ikan yang digunakan nelayan Indonesia
umumnya masih bersifat tradisional, namun menurut Ayodhyoa (1981) pendapat
tersebut tidak semuanya benar. Jika ditinjau dari prinsip teknik penangkapan ikan di
Indonesia terlihat telah banyak memanfaatkan tingkah laku ikan (behaviour) untuk
tujuan penangkapan ikan. Selain itu nelayan juga telah mengetahui ada sifat-sifat ikan
yang berukuran besar memangsa ikan kecil sehingga dengan adanya ikan kecil di
tempat penangkapan maka ikan-ikan besar pun akan mendatangi ke tempat tersebut. Hal
tersebut membuktikan perkembangan peradaban manusia ,dapat mendorong manusia
untuk semakin kreatif dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Kemajuan dari fishing methods dapat ditandai dengan hal-hal berikut ini :

1. Perubahan usaha penangkapan dari sektor demi sektor ke arah usaha


penangkapan dalam jumlah banyak.
2. Perubahan fishing ground ke arah yang lebih jauh dari pantai.
3. Penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin.
Gill Net sering diterjemahkan sebagai “jaring insang”, “jaring rahang”, dan lain
sebagainya. Gill net adalah jaring yang berbentuk empat persegi panjang, memiliki mata
jaring yang sama ukurannya pada seluruh jaring, lebar lebih pendek jika dibandingkan
dengan panjangnnya. Istilah Gill Net didasarkan pada pemikiran bahwa ikan-ikan yang
tertangkap gill net terjerat di sekitar operculumnya pada mata jaring. Jenis ikan yang
umumnya tertangkap dengan gill net ialah jenis ikan yang berenang pada permukaan
laut(cakalang, tuna, saury,fying fish, dan lain-lain), jenis ikan demersal( flat fish,
katamba, sea bream dan lain-lain), juga jenis udang, lobster, kepiting dan lain-lain.

Menurut Ayodhyoa (1981) dan Nomura (1978), Gill net dibagi menjadi
beberapa jenis, yaitu:

1. Surface gill net


2. Bottom gill net
3. Drift gill net
4. Encricling gill net atau surrounding gill net

Menurut Anonim (1975), gill net dibagi menjadi beberapa jenis yaitu :
1. Surface gill net
2. Mid water gill net
3. Bottom gill net

Pemakaian gill net tergantung daerah penangkapannya dan jenis ikan yang ingin
di tangkap. Penamaan gill net pun dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan nelayan
setempat, ada yang memberi nama sesuai jenis ikan yang tertangkap, adapula yang
memberi nama sesuai dengan letak fihing ground.

I.2 TUJUAN

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

1. Memberikan pengetahuan tentang Metode Penangkapan Ikan di Indonesia


yang menggunakan Gill net.
2. Mengenal alat tangkap gill net serta teknik penangkapan menggunakan gill
net.
3. Mengenal jenis ikan yang dapat di jerat dengan alat tangkap gill net.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan Pustaka

Dalam bahasa Jepang gill net disebut dengan istilah “sasi ami”, yang
berdasarkan pemikiran bahwa tertangkapnya ikan-ikan pada gill net ialah dengan proses
bahwa ikan-ikan tersebut “menusukkan diri-sasu” pada “jaring-ami”. Di Indonesia
penamaan gill net ini beraneka ragam, ada yang menyebutkan nya berdasarkan jenis
ikan yang tertangkap (jaring kuro, jaring udang dsb nya), ada pula yang disertai dengan
nama tempat (jaring udang Bayeman), dan lain sebagainya. Tertangkapnya ikan ikan-
ikan dengan gill net ialah dengan cara bahwa ikan-ikan tersebut terjerat (gilled) pada
mata jaring atupun terbelit-belit (entangled) pada tubuh jaring.

2.2 Pengertian Gill Net

Gill net atau dalam bahasa sehari-hari yang dikenal masyarakat dengan jaring
insang karena gill berarti insang dan net berarti jaring, adalah suatu jenis alat penangkap
ikan dari bahan jaring yang bentuknya empat persegi panjang dimana mata jaring
(mesh) dari bagian jaring utama ukurannya sama. Jumlah mata jaring ke arah
panjang/horizontal (Mesh Length/ML) jauh lebih banyak dari pada jumlah mata jaring
ke arah vertikal atau ke arah dalam (Mesh Depth/MD). Pada bagian atasnya dilengkapi
dengan beberapa pelampung (floats) dan dibagian bawahnya dilengkapi dengan
beberapa pemberat (sinkers), sehingga dengan adanya dua gaya yang berlawanan
memungkinkan jaring insang dapat dipasang di daerah penangkapan dalam keadaan
tegak.

Dalam pengoprasian gill net biasanya terdiri dari beberapa tinting jaring yang
digabung menjadi satu unit jaring yang panjang, dioperasikan dengan dihanyutkan,
dipasang secara menetap pada suatu perairan dengan cara dilingkarkan atau menyapu
dasar perairan. Contohnya jaring insang hanyut (drift gillnet), jaring insang tetap(set
gillnet), jaring insang lingkar (encircling gillnet), jaring insang klitik (shrimp gillnet),
dan trammel net.Metode pengoperasian dari jaring insang pada umumnya dilakukan
secara pasif, tetapi ada juga yang dioperasikan secara semi aktif atau dioperasikan
secara aktif.

2.3 Klasifikasi Gill Net


2.3.1 Berdasarkan letak alat tangkap di perairan
a. jaring insang pemukaan
b. jaring insang pertengahan, dan
c. jaring insang dasar

Gambar 1 : gill net berdasarkan letak

2.3.2 Berdasarkan kedudukan alat saat dioperasikan :


1. Jaring insang hanyut (drift gillnet), yaitu jaring dibiarkan hanyut terbawa
arus setelah disetting.
2. Jaring insang tetap (fixed gillnet), yaitu jaring insang yang dipasang
menetap pada suatu perairan maksudnya jaring diberi jangkar sehingga tidak
hanyut.

Gambar 2 : jaring insang tetap

Gambar 3: jaring insang hanyut

2.3.3 Berdasarkan bentuk alat waktu dioperasikan


a. Jaring insang melingkar (encircling gillnet)

Gambar 4: jaring insang melingkar


b. Jaring insang mendatar

Gambar 5: jaring insang mendatar

2.3.4 Berdasarkan lembar jaring (lapis)


a. Satu lembar (gillnet)

Gambar 6: jaring insang satu lembar

b. Dua lembar (lapis dua/lapdu)

Gambar 7: jaring insang dua lembar

c. Tiga lapis (jaring insang tiga lapis/jatilap/trammelnet)


Gambar 8: jaring insnag lapis 3

2.3.5 Berdasarkan metode pengoperasiannya


a. Jaring insang tetap ( fixed gillnet atau set gillnet )

Gambar 9: jaring insang teteap

b. Jaring insang hanyut ( drift gillnet )


Gambar 10: jaring insang hanyut permukaan, jaring insang hanyut kolom perairan. Dan
jaring insang hanyut dasar

c. Jaring insang lingkar ( encircling gillnet )

Gambar 11: jaring insang lingkaran

d. Jaring insang giring (frightening gillnet atau drive gillnet)

Gambar 12: jaring insang giring (melingkar)


e. Jaring insang sapu ( rowed gillnet )

Gambar 13: jaring insang sapu

GILL NET

Berdasarkan teknik, jenis, metode penangkapan, daerah penangkapan, dan kemungkinan


hasil:

TEKNIK OPERASI GILL NET

 Setting
Pada saat melakukan setting, kapal diarahkan ke tengah kemudian dilakukan
pemasangan jaring bottom gill net oleh Anak Buah Kapal (ABK). Jaring bottom gill net
dipasang tegak lurus terhadap arus sehingga nantinya akan dapat menghadang
gerombolan ikan yang sebelumnya telah dipasangi rumpon, dan gerombolan ikan
tertarik lalu mengumpul di sekitar rumpon maupun light fishing dan akhirnya
tertangkap karena terjerat pada bagian operculum (penutup insang) atau dengan cara
terpuntal.

 Holling

Setelah dilakukan setting dan ikan yang telah terkumpul dirasa sudah cukup
banyak, maka dilakukan holling dengan menarik jaring bottom gill net dari dasar
perairan ke permukaan ( jaring ditarik keatas kapal ). Setelah semua hasil tangkap dan
jaring ditarik ke atas kemudian baru dilakukan kegiatan penyortiran.

 Persiapan Alat

Sebelum operasi dimulai semua peralatan dan perbekalan harus dipersiapkan


dengan teliti. Jaring harus disusun di atas kapal dengan memisahkan antara pemberat
dan pelampung supaya mudah menurunkannya dan tidak kusut.

Penyusunan gill net d atas kapal penangkpan ikan disesuaikan dengan susunan peralatan
di atas kapal atau tipe kapal yang dipergunakan. Sehingga dengan demikian gill net
dapat disusun di atas kapal pada :

a. buritan kapal

b.samping kiri kapal

c. samping kanan kapal

 Waktu Penangkapan

Penangkapan ikan denan menggunakan alat tangkap gill net umumnya dilakukan
pada waktu malam hari terutama pada saat gelap bulan.
Dalam satu malam bila bulan elap penuh operasi penangkapan aatau penurunan alat
dapat dilakukan sampai dua kali karena dalam sekali penurunan alat, gill net didiamkan
terpasang dalam perairan sampai kira-kira selam 3-5 jam.

 Daerah Penangkapan (Fishing Ground)

Setelah semua peralatan tersusun rapi maka kapal dapat dilayarkan menuju ke
daerah penangkapan (fishing ground). Syarat-syarat daerah penangkapan yang baik
untuk penangkapan ikan dengan menggunakan gill net adalah :

 bukan daerah alur pelayaran umum dan


 arus arahnya beraturan dan paling kuat sekitar 4 knots
 dasar perairan tidak berkarang

 Penurunan Alat

Bila kapal telah sampai di daerah penangkapan, segera persiapan alat dimulai.

1. mula-mula posisi kapal ditempatkan sedemikian rupa agar arah angin datangnya
dari tempat penurunan alat
2. setelah kedudukan/ posisi kapal sesuai dengan yang dikehendaki, jaring dapat
diturunkan. Penurunan jaring dimulai dari penurunan jangkar, pelampung tanda
ujung jaring atau lampu, kemudian tali slambar depan, lalu jaring, tali slambar
pada ujung akhir jaring atau tali slambar belakang, dan terakhir pelampung
tanda.
3. pada saat penurunan jaring, yang harus diperhatikan adalah arah arus laut.
Karena kedudukan jaring yang paling baik adalah memotong arus antara 450-900

 Penarikan Alat dan Pengambilan Ikan

Setelah jaring dibiarkan di dalam perairan sekitar 3-5 jam, jaring dapat diangkat
(dinaikkan) ke atas kapal untuk diambil ikannya.
Bila hasil penangkapan baik, jarin dapat didiamkan selama kira-kira 3 jam sedangkan
bila hasil penangkapan sangat kuran jaring dapat lebih lama didiamkan di dalam
perairan yaitu sekitar 5 jam. Bila lebih lama dari 5 jam akan mengakibatkan iakan-ikan
yang tertangkap sudah mulai membusuk atau kadang-kadang dimakan oleh ikan lain
yang lebih besar.

Urutan pengangkatan alat ini adalah merupakan kebalikan dari urutan penurunan alat
yaitu dimulai dari pelampung tanda, tali selambar belakang, baru jaring, tali slambar
muka dan terakhir pelampung tanda.

Apabila ada ikan yang tertangkap, lepaskan ikan tersebut dari jaring dengan hati-hati
agar ikan tidak sampai terluka. Untuk hal tersebut bila perlu dengan cara memotong satu
atau dua kaki (bar) pada mata jaring agar ikan dilepas tidak sampai luka/ rusak.

Ikan-ikan yang sudah terlepas dari jaring segera dicuci dengan air laut yang bersih dan
langsung dapat disimpan ke dalam palka, dengan dicampur peahan es atau garam
secukupnya agar iakn tidak lekas membusuk.

1.1 Surface gillnet (jaring insang permukaan)

Metode penangkapan surface gillnet:


- Setelah tiba pada suatu fishing ground yang telah ditentukan maka yang
pertama diturunkan adalah pelampung tanda dan jangkar, selanjutnya dilakukan
penurunan jaring (setting). Setelah semua jaring telah diturunkan dan
telah terentang dengan sempurna, maka dalam jangka waktu tertentu, biasanya
2-5 jam dilakukan penarikan jaring (hauling). mula Pada saat hauling, jaring
diatur dengan baik sehingga memudahkan untuk operasi berikutnya Operasi
penangkapan banyak dilakukan pada malam hari, tetapi pada pagi hari
penangkapan bisa pula dilakukan, yang penting bagaimana warna jaring tidak
terlihat oleh ikan. Oleh sebab itu warna jaring sering sama dengan warna
perairan.
-jaring ditebar melintang melawan arus.
-Surface gillnet akan berada di permukaan air, sampai lapisan pertengahan
perairan seperti yang ditunjukan gambar berikut:

Daerah penangkapan:
-Sebaiknya bukan daerah pelayaran, biasanya daerah penangkapan mengikuti
keberadaan ikan dan perhitungan ekonomi kegiatan penangkapan ini. Kemudian
diperhitungkan juga jarak, dan kekuatan kapal dalam melakukan proses
penangkapan tersebut.
-Daerah yang sebenarnya ideal untuk pengoprasian gillnet adalah perairan luas
tak berkarang, yang merupakan tempat gerombolan ikan bermigrasi baik untuk
makan atau untuk memijah.
-Daerah perikanan di Indonesia yang banyak menggunakan gillnet dalam usaha
penangkapan antara lain: Samarinda, Jawa Timur, Papua, Minahasa Selatan,
Bali, Jawa
Barat dan Ambon
Kemungkinan hasil:
Ikan-ikan pelagis kecil (c/ sarden, baby tuna, rucah, dll) tergantung ukuran mesh
size jaring itu sendiri.
1.2 Midwater gill net

Metode penangkapan Midwater gill net:


-hampir sama seperti surface gill net, yang berbeda hanyalah posisi di dalam lapisan
perairan nya. Midwater gill net , atau biasa disebut juga dengan floating net ini
karena posisinya yang mengapung di lapisan tengah perairan laut yang disebabkan
oleh berat jangkar dan pelampung yang disesuaikan supaya gill net ini dapat
terapung.
-setelah di setup. Akan tampak seperti gambar dibawah ini.

Daerah penangkapan:
-sebaiknya bukan daerah pelayaran, biasanya daerah penangkapan mengikuti
keberadaan ikan dan perhitungan ekonomi kegiatan penangkapan ini. Kemudian
diperhitungkan juga jarak, dan kekuatan kapal dalam melakukan proses
penangkapan tersebut.
-Daerah yang sebenarnya ideal untuk pengoprasian gillnet adalah perairan luas
tak berkarang, yang merupakan tempat gerombolan ikan bermigrasi baik untuk
makan atau untuk memijah.
-Daerah perikanan di Indonesia yang banyak menggunakan gillnet dalam usaha
penangkapan antara lain: Samarinda, Jawa Timur, Papua, Minahasa Selatan,
Bali, Jawa
Barat dan Ambon
Kemungkinan hasil:
-Ikan-ikan pelagis kecil (c/ sarden, baby tuna, layur, dll) tergantung ukuran mesh
size jaring itu sendiri. Jenis-jenis ikan demersal atau bottom fish (flat fish,
sea bream, dan lain-lain).
1.3 Bottom gill net

Metode penangkapan bottom gill net:


-Hampir sama seperti surface gill net, yang berbeda hanyalah posisi di dalam lapisan
perairan nya. Bedanya. Bottom gill net ini dibuat supaya terbentang dibawah/dasar
laut. Dengan cara bobot pemberat/jangkar dibuat lebih berat sehingga gill net dapat
tenggelam tetapi tetap terbentang dengan adanya pelampung dibagian atas gill net.
-Setelah di setup. Akan tampak seperti gambar dibawah ini.

Daerah penangkapan:
-Sebaiknya bukan daerah pelayaran, biasanya daerah penangkapan mengikuti
keberadaan ikan dan perhitungan ekonomi kegiatan penangkapan ini. Kemudian
diperhitungkan juga jarak, dan kekuatan kapal dalam melakukan proses
penangkapan tersebut.
-Daerah yang sebenarnya ideal untuk pengoprasian gillnet adalah perairan luas
tak berkarang, yang merupakan tempat gerombolan ikan bermigrasi baik untuk
makan atau untuk memijah.
-Daerah perikanan di Indonesia yang banyak menggunakan gillnet dalam usaha
penangkapan antara lain: Samarinda, Jawa Timur, Papua, Minahasa Selatan,
Bali, Jawa Barat dan Ambon
Kemungkinan hasil:
-Jenis-jenis ikan demersal atau bottom fish (flat fish, sea bream, dan lain-lain).
Jenis-jenis udang, lobster dan lain sebagainya.

KONSTRUKSI ALAT TANGKAP (BOTTOM GILL NET)

1. KONSTRUKSI UMUM

Pada umumnya yang disebutkan dengan gill net dasar ialah jaring
dengan bentuk empat persegi panjang, mempunyai mata jaring yang sama

ukurannya pada seluruh jaring, lebar jaring lebih pendek jika


dibandingkan dengan panjangnya, dengan perkataan lain, jumlah mesh depth
lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah mesh size pada arah panjang
jaring.

Pada lembaran-lembaran jaring, pada bagian atas dilekatkan


pelampung (float) dan pada bagian bawah dilekatkan peemberat (sinker).
Dengan menggunakan dua gaya yang berlawanan arah, yaitu bouyancy dari
float yang bergerak menuju keatas dan sinking force dari sinker ditambah
dengan berat jaring didalam air yang bergerak menuju kebawah, maka jaring
akan terentang.

2. DETAIL KONSTRUKSI

Pada kedua ujung jaring diikatkan jangkar, yang dengan demikian


letak jaring akan telah tertentu. Karena jaring ini direntang pada dasar laut,
maka dinamakan bottom gill net, yang demikian berarti jenis-jenis ikan
yang menjadi tujuan penangkapan ialah ikan-ikan dasar (bottom fish)
ataupun ikan-ikan damersal. Posisi jaring dapat diperkirakan pada float
berbendera atau bertanda yang dilekatkan pada kedua belah pihak ujung
jaring, tetapi tidaklah dapat diketahui keadaan baik buruknya rentangan
jaring itu sendiri.

3. KARAKTERISTIK

Set bottom gill net direntang pada dasar laut, sehingga yang
menjadi tujuan penangkapan adalah ikan-ikan damersal.

Bottom gill net berbentuk empat persegi panjang yang


dilengkapi dengan pelampung, pemberat, ris atas dan ris
bawah serta dilengkapi dengan jangkar.

Besarnya mata jaring bervariasi tergantung sasaran yang akan


ditangkap baik udang maupun ikan.

Jaring gill net direntangkan pada float berbendera yang


diletakkan pada kedua belah pihak ujung jaring tetapi tidak
dapat diketahui keadaan baik buruknya rentangan itu sendiri.

4. BAHAN DAN SPESIFIKASINYA

Pengenalan bahan jaring sintetis dengan mutu yang tinggi telah


merangsang perkembangan pemakaian alat ini. Hal ini disebabkan efisiensi
penangkapan yang jauh lebih baik yakni 2-13 kali lebih tinggi pada PA
monofillament yang transparant (jernih) dibanding dengan bahan serat alami
(kapas, rami, rami halus).

1. Persyaratan

Persyaratan efisiensi penangkapan yang baik memerlukan


rendahnya daya rangsang alat untuk organ penglihatan atau organ
lateral line sebelum ikan terkait atau terjerat dalam jaring gill net
harus disesuaikan dengan kebiasaan hidup ikan melebihi trawl dan
purse seine.

Bahan dari gill net harus mempunyai daya tampak sekecil


mungkin dalam air, terutama sekali untuk penangkapan di siang hari
pada air jernih. Serat jaring juga harus sehalus dan selunak mungkin
untuk mengurangi daya penginderaan dengan organ side line. Serat
jaring yang lebih tipis juga kurang terlihat. Sebaliknya bahan harus
cukup kuat untuk menahan rontaan ikan yaang tertangkap dan dalam
upayanya untuk membebaskan diri. Lebih lanjut diperlukan
kemuluran dan elastisitas yang tepat untuk menahan ikan yang
terjerat atau terpuntal sewaktu alat dalam air atau sewaktu penarikan
keatas kapal tetapi tidak menyulitkan sewaktu ikan itu diambil dari
jaring. Bahan yang daya mulurnya tinggi untuk beban kecil tidak
sesuai untuk gull net karena ukuran ikan yang terjerat pada insang
tergantung pada ukuran mata jaring. Jaring perlu memiliki kekuatan
simpul yang stabil dan ukuran mata jaring tidak boleh dipengaruhi
air.

2. Macam dan Ukuran benang

PA continous filament adalah bahan yang paling lunak dari


semua bahan sintetis dalam kondisi basah, warna putih mengkilat
yang alami adalah jauh lebih terlihat dalam air jernih. Warna hijau,
biru, abu-abu dan kecoklatan merupakan warna-warna yang nampak
digunakan paling umum pada perikanan komersial.

Sebab banyaknya macam dari gill net sesuai dengan ukuran,


ukuran mata jaring, jenis ikan, pola operasi, kondisi penangkapan,
dll tidak mungkin memberi rekomendasi yang menyeluruh untuk
seleksi bahan jaring. Semua nilai R tex adalah nominal dan
berkenaan dengan netting yarn yang belum diselup dan belum
diolah.

3. Warna Jaring

Warna jaring yang dimaksudkan disini adalah terutama dari


webbing. Warna float, ropes, sinkers dan lain-lain diabaikan,
mengingat bahwa bagian terbesar dari gill net adalah webbing. Pada
synthetic fibres, net preservation dalam bentuk pencelupan telah
tidak diperlukan, kemudian pula warna dari twine dapat dibuat
sekehendak hati, yang dengan demikian kemungkinan
mengusahakan warna jaring untuk memperbesar fishing ability
ataupun catch akan dapat lebih diusahakan. Dengan perkataan lain,
warna jaring yang sesuai untuk tujuan menangkap jenis-jenis ikan
yang menjadi tujuan dapat diusahakan. Warna jaring dalam air akan
dipengaruhi oleh faktor-faktor depth dari perairan, transparancy,
sinar matahari, sinar bulan dan lain-lain faktor, dan pula sesuatu
warna akan mempunyai perbedaan derajat “terlihat” oleh ikan –ikan
yang berbeda-beda. Karena tertangkapnya ikan-ikan pada gill net ini
ialah dengan cara gilled dan entangled, yang kedua-duanya ini
barulah akan terjadi jika ikan tersebut menubruk atau menerobos
jaring, maka hendaklah diusahakan bahwa efek jaring sebagai
penghadang, sekecil mungkin.

Berdasarkan bentuk alat waktu dioperasikan

1. Gillnet melingkar (encirling gillnet) yaitu gillnet yang cara pemasanggannya dengan
melingkarkan jaring pada gerombolan ikan. Setelah jaring melingkar dan mengurung
gerombolan ikan, maka ikan dikejutkan agar menabrak jaring dan tersangkut pada mata
jaring.
2. Gillnet mendatar (drift net)
Seperti yang dijelaskan diatas

Berdasarkan kedudukan alat waktu dipasang

1. Gillnet hanyut (drift gillnet)


yaitu jaring insang yang pemasangannya dibiarkan hanyut mengikuti arus. Salah satu
ujung tali risnya diikatkan pada perahu/kapal
2. Gillnet tetap (set gillnet)
yaitu jaring insang yang dipasang secara menetap untuk sementara waktu dengan
menggunakan jangkar. Dalam hal ini kadang-kadang jaring diberi jangkar atau
diikatkan pada suatu tempat yang tetap.

HAL – YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENANGKAPAN

FAKTOR LUAR :

1. Keadaan Musim ( cuaca )

Karena fishing ground atau daerah penangkapan merupakan


daerah teluk, sehingga baik buruknya musim atau cuaca akan
mempengaruhi keberhasilan suatu penangkapan.

2. Keberadaan Resources (sumberdaya ikan)

Makin banyak jumlah unit dari suatu alat tangkap, maka akan tejadi over
fishing sehingga keberadaan resources akan terancam. Hal ini akan
mengurangi jumlah penagkapan di suatu daerah penangkapan. Untuk
mengatasinya maka dilakukan pembatasan ukuran mesh size gill net itu
sendiri.
3. Teknik Penangkapan

Apabila salah dalam pengoperasian alat tangkap maka akan didapatkan


hasil tangkapan (catch) yang minimum.

4. Market (Pemasaran)

Pemasaran atau market ke daerah konsumsi atau tujuan juga


mempengaruhi keberhasilan suatu penangkapan.

FAKTOR DALAM :

1. Bahan Jaring

Supaya ikan mudah dapat terjerat pada mata jaring, maka bahan
jaring harus dibuat sebaik mungkin. Bahan atau twine yang paling
banyak digunakan adalah yang terbuat dari syntetis. Twine yang
dipergunakan hendaklah “lembut tidak kaku, pliancy, suppleness”.
Dengan demikian maka twine yang digunakan adalah cotton, hennep,
linen, amylan, nylon, kremona, dan lain-lain sebagainya, dimana twine
ini mempunyai fibres

yang lembut. Bahan-bahan dari manila hennep, sisal, jerami dan lain-
lain yang fibres-nya keras tidak digunakan. Untuk mendapatkan twine
yang lembut, ditempuh cara yang antara lain dengan memperkecil
diameter twine ataupun jumlah pilin per-satuan panjang dikurangi,
ataupun bahan-bahan celup pemberi warna ditiadakan.

2. Ketegangan rentangan tubuh jaring

Yang dimaksud rentangan disini ialah baik rentangan ke arah lebar


demikian pula rentangan ke arah panjang. Ketegangan rentangan ini,
akan mengakibatkan terjadinya tension baik pada float line ataupun pada
tubuh jaring. Dengan perkataan lain, jika jaring direntang terlalu tegang
maka ikan akan sukar terjerat, dan ikan yang telah terjeratpun akan
mudah lepas. Ketegangan rentangan tubuh jaring akan ditentukan
terutama oleh bouyancy dari float, berat tubuh jaring, tali temali, sinking
force dari sinker dan juga shortening yang digunakan.

3. Shortening atau shrinkage

Supaya ikan-ikan mudah terjerat (gilled) pada mata jaring dan juga
supaya ikan-ikan tersebut setelah sekali terjerat pada jaring tidak akan
mudah terlepas, maka pada jaring perlulah diberikan shortening yang
cukup.

4. Tinggi Jaring

Yang dimaksud dengan istilah tinggi jaring disini ialah jarak antara
float line ke sinker line pada saat jaring tersebut terpasang di perairan.
Jenis jaring yang tertangkapnya ikan secara gilled, lebih lebar jika
dibandingkan dengan jaring yang tertangkapnya ikan secara entangled.
Hal ini tergantung pada swimming layer dari pada jenis-jenis ikan yang
menjadi tujuan penangkapan.

5. Mesh size

Dari percobaan-percobaan terdapat kecenderungan bahwa sesuatu


mesh size mempunyai sifat untuk menjerat ikan hanya pada ikan-ikan
yang besarnya tertentu batas-batasnya. Dengan perkataan lain, gill net
akan bersikap selektif terhadap besar ukuran dari catch yang diperoleh.
Oleh sebab itu untuk mendapatkan catch yang besar jumlahnya pada
pada suatu fishing ground, hendaklah mesh size disesuaikan besarnya
dengan besar badan ikan yang jumlahnya terbanyak pada fishing ground
tersebut.
BAB III

KESIMPULAN

Gill net merupakan salah satu jenis alat untuk menangkap ikan dari bahan jarring yang
bentuknya empat persegi panjang dimana mata jaring (mesh) dari bagian jaring utama
ukurannya sama, biasa disebut dengan jarring insang. Alat ini dapat dioperasikan di
daerah daerah teluk, pantai-pantai, dan muara, karena daerah tersebut adalah fishing
ground yang umum dan jarring ini sesuai untuk area fishing ground yang sempit.

Pemakaian gill net tergantung daerah penangkapannya dan jenis ikan yang ingin di
tangkap. Penamaan gill net pun dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan nelayan
setempat, ada yang memberi nama sesuai jenis ikan yang tertangkap, adapula yang
memberi nama sesuai dengan letak fihing ground.

Pada umumnya Gill net dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

5. Surface gill net


6. Bottom gill net
7. Drift gill net

Dalam pengoprasian gill net biasanya terdiri dari beberapa tinting jaring yang digabung
menjadi satu unit jaring yang panjang,pada umumnya metode dioperasikannya gill net
dengan dihanyutkan, dipasang secara menetap pada suatu perairan dengan cara
dilingkarkan atau menyapu dasar perairan. Contohnya jaring insang hanyut (drift
gillnet), jaring insang tetap(set gillnet), jaring insang lingkar (encircling gillnet), jaring
insang klitik (shrimp gillnet), dan trammel net

Teknik pengoperasian Gillnet, lebih difokuskan kepada :

 Setting
 Holling
 Persiapan Alat
 Waktu Penangkapan
 Daerah Penangkapan (Fishing Ground)
 Penurunan Alat
 Penarikan Alat dan Pengambilan Ikan

Jenis ikan yang dihasilkan menggunakan alat ini adalah jenis ikan ikan yang berenang
dekat permukaan laut,dan ikan ikan demersal. Misalnya saury, sardine, salmon, layang,
tembang kembung, dan lain-lain membentuk suatu gerombolan (shoal) dan dapat
dikatakan setiap individu mempunyai ukuran yang hampir sama . Jenis ikan yang
seperti cucut, tuna yang mempunyai tubuh yang sangat besar tak mungkin terjerat pada
mata jaring ataupun ikan-ikan seperti flat fish yang mempunyai bentuk tubu gepeng
lebar, sehingga sukar terjerat pada mata jaring, ikan-ikan seperti ini akan tertangkap
dengan cara terbelit-belit (entangled).
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai