Anda di halaman 1dari 12

DAYA DUKUNG

LINGKUNGAN

1
DAYA DUKUNG LINGKUNGAN
Dikembangkan oleh Thomas Maltheus: Essay on population (1798).

Pengertian: kemampuan suatu tempat dalam menunjang kehidupan mahluk hidup


secara optimum dalam periode waktu yang panjang

Faktor- faktor yang menentukan daya dukung lingkungan :


a. Ketersediaan bahan baku
b. Ketersediaan energi
c. Akumulasi limbah dari produk dan cara pembuangannya
d. Interkasi antar mahluk hidup yang ada

Daya dukung pada lingkungan binaan lebih fleksibel dibanding daya dukung pada
lingkungan alami, namun daya dukung sosial sulit ditentukan (kuantitatif) karena
banyaknya fenomena yang seringkali tidak mudah untuk dipahami.

Daya dukung suatu kawasan dapat diartikan sebagai tingkat maksimum dari
penggunaan ruang dilihat dari jumlah populasi dan kegiatan yang dilakukan, yang
dapat diakomodir tanpa menimbulkan penurunan nilai-nilai ekologis yang ada.

2
Daya dukung harus mampu mencakup daya dukung lingkungan fisik, biologi
dan persepsi atau psikologis.

Penentuan Daya Dukung


 Dalam menentukan daya dukung kawasan perlu melibatkan banyak
aspek, karena sangat bersifat kompleks yang melibatkan banyak faktor
dalam menggambarkan interkasi antara kegiatan dengan ekosistem.
Misalnya intensitas penyebaran dalam ruang dan waktu serta tujuan.
 Dengan kata lain dalam penentuan daya dukung suatu kawasan harus
mencakup aspek ekologi,ekonomi dan sosial

Dilampauinya batas daya dukung akan menyebabkan keambrukan


kehidupan, karena tidak tersedianya sumberdaya, hilangnya kemampuan
degradasi limbah, meningkatnya pencemaran dan timbulnya gejolak sosial
yang merusak struktur dan fungsi tatanan masyarakat.

3
 Untuk mengendalikan dampak negatif dari pengembangan kegiatan dan
sekaligus melindungi sumberdaya yang dimanfaaatkan, diperlukan
analisis dan evaluasi secara kuantitaif dan terintegrasi di dalam
melakukan perencanaan.
 Studi dampak kegiatan terhadap lingkungan yang kompleks dan
multidimensi harus mampu menekan dampak negatif yang mungkin
ditimbulkan oleh sektor ini terhadap lingkungan (alam, fisik dan sosial).
 Kegiatan dapat diklasifikasikan menurut tiga faktor utama :
 Tujuan dan motivasi;
 Bentuk partisipasi/organisasi serta status sosial ekonomi dari (massal
dan individual);
 Karakteristik ruang dan waktu (musim, pantai/ gunung/ agro-)
 Analisis dampak kegiatan terhadap lingkungan harus mencakup:
 Berbagai kegiatan ekonomi yang terkait, termasuk kegitan yang
seolah-olah bukan kegiatan ekonomi (mis: warung PKL).
 Kegiatan yang dilakukan oleh penduduk setempat yang terkait dengan
kegiatan utama.
 Sektor ekonomi lain yang diperkirakan terkena dampak.
 Interkasi antara macam kegiatan yang dikembangkan, status sosial
ekonomi masyarakat serta kondisi alam setempat.

4
 Masalah yang berkaitan dengan metodologi dalam analisis dampak
kegiatan menyangkut :
 Bagaimana mengisolasi dampak yang ditimbulkan dari dampak yang
ditimbulkan oleh kegiatan di sektor lain
 Pemantauan secara terus menerus, karena kegiatan dapat berubah
dari waktu ke waktu (dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, teknologi,
perubahan kebiasaan dan norma)
 Bagaimana memperkirakan perubahan yang mungkin terjadi pada
skala regional dan perubahan (peningkatan) yang perlu dilakukan.
Mis: harga tanah, infrastruktur, dsb.
 Untuk dapat melakukan analisis secara menyeluruh diperlukan suatu
kerangka konseptual yang terintegrasi.
Mis : prinsip “material balance”.

5
Ekonomi – Ekologi adalah komponen lingkungan yang perlu
dipertimbangkan dalam pemanfaatan SDA – SE:

Sumber:
6
 Pada tingkat regional berdasarkan model Keseimbangan
Material dikembangkan suatu model ekonomi lingkungan
terintegrasi untuk analisis dampak lingkungan dari kegiatan
pariwisata.
 Model ini terdiri dari empat modul, yaitu
 Profil ekonomi,
 Profil lingkungan,
 Interfacing dan
 Profil regional.
 Apabila diperlukan, ke dalam model terintegrasi tersebut
dapat ditambah informasi eksternal (mis ; ttg kondisi sosial
ekonomi nasional)

7
 Modul ekonomi : meliputi profil produksi dan konsumsi dari
kegiatan ekonomi daerah studi dan hubungan antara kedua
profil variabel yang relevan : lapangan kerja, nilai tambah,
impor, ekspor, upah, kuantitas bahan baku, transaksi antar
industri, dsb.
 Modul lingkungan : inventarsisasi sumber daya dan estimasi
daya dukungnya, model dampak sumber daya dan limbah
 Modul “interfacing” : fungsi modul ini adalah menterjemahkan
karakteristik produksi dan konsumsi dari kegiatan ekonomi
ke dalam permintaan sumber daya dalam bentuk model
penggunaan sumber daya (mis : luas lahan/ jumlah
wisatawan dan kuantitas limbah yang dihasilkan dalam
bentuk model limbah yang dihasilkan) (mis :SO2/$ output)
 Modul profil regional : menyangkut demografi, stuktur sosial
dan fisik.

8
ANALISIS DAMPAK DENGAN MODEL TERINTEGRASI
 Tujuan dari analisis damapak dengan menggunakan model terintegrasi
adalah untuk menentukan besarnya dampak yang ditimbulkan oleh
kegiatan.
 Prosedur analisis dimulai dari modul ekonomi. Analisis yang dilakukan
mencakup stuktur ekonomi regional dimana kegiatan menjadi bagian.
 Output dari modul ekonomi merupakan input bagi modul profil regional.
Dalam modul profil regional, dikaji tentang dampak terhadap profil
regional,
Misal : pertumbuhan penduduk yang diakibatkan oleh lapangan
pekerjaan yang berhubungan dengan kegiatan dimana jumlah lahan yang
dikonversi untuk keperluan kegiatan, dsb
 Output dari modul ekonomi dan profil reginal merupakan input bagi modul
interfacing dalam rangka mengkaji perubahan dalam permintaan akan
sumber daya dan sektor ekonomi lain dan permintaan sumber daya yang
diakibatkan oleh terjadinya perubahan stuktur demografi dan fisik.

9
 Di dalam modul ini akan dlakuakn kajian tentang limbah yang dihasilkan.
Upaya-upaya yang diperlukan dalam proteksi lingkungan juga merupakan
bagian dari kajian pada modul ini.
 Modul lingkungan menerima output dari modul interfacing kemudian
menterjemahkannya ke dalam terhadap kualitas dan kuantitas sumber
daya regional.
 Evaluasi dampak dari kegiatan dibandingkan denga sektor lain; signifikan
dari dampak produksi dan konsumsi yang bersifat langsung/ tidak
langsung/imbasan; biaya lingkungan yang harus dikeluarkan
dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh dari sebuah kegiatan.

10
KEUNTUNGAN:
 Kajian terhadap dampak yang berbeda dan pembanding serta evaluasi
dapat dilakukan secara sistematis
 Mempertimbangkan dampak tidak langsung dari kegiatan yang
seringakali sama pentingnya dengan dampak langsung yang ditimbulkan
 Mengkaji analisis dampak lingkungan dalam konteks hubungan ekonomi
dan lingkungan pada skala yang lebih luas (regional) sehingga dapat
diketahui berapa besar kontribusi dari pariwisata terhadap perubahan
lingkungan secara keseluruhan
 Model yang dibuat memungkinkan untuk dilakukannya perbaikan secara
kontinyu tanpa mengubah struktur model secara keseluruhan

11
KENDALA
 Modul lingkungan kurang dikembangkan, terutama disebabkan oleh
kesulitan memahami fenomena ekologi dan penentuan daya dukung
lingkungan
 Keseimbangan material sulit diestimasi karena sifat wilayah yang
biasanya “terbuka”, masalah pengukuran dan data yang tersedia
 Sifat dampak yang kompleks dan mencakup berbagai sektor
pembangunan lainnya serta menyangkut kegiatan masyarakat setempat
 Menuntut pertimbangan profesional yang tinggi
 Model terintegrasi biasanya menuntut standarisasi data yang tinggi dan
memerlukan data yang bersifat “time series”

12

Anda mungkin juga menyukai