Anda di halaman 1dari 69

PEMULIAAN TANAMAN

SUATU METODE YANG SECARA SISTEMATIK MERAKIT


KERAGAMAN GENETIK TAN. MENJADI SUATU BENTUK
YANG BERMANFAAT BAGI KEHIDUPAN MANUSIA

ILMU TENTANG PERUBAHAN- PERUBAHAN


SUSUNAN GENETIK SEHINGGA DIPEROLEH
TANAMAN YANG MENGUNTUNGKAN
MANUSIA.
pengertian
• Pemuliaan tanaman merupakan kegiatan untuk
mengubah susunan genetik tanaman secara
tetap (baka) sehingga memiliki sifat atau
penampilan sesuai dengan tujuan yang
diinginkan pelakunya mencakup tindakan :
1. penangkaran
2. Persilangan
3. Seleksi
Tujuan pemuliaan tanaman
• peningkatan kepastian terhadap hasil yang tinggi
• perbaikan kualitas produk yang dihasilkan.
• Peningkatan kepastian terhadap hasil biasanya
diarahkan pada:
1. Peningkatan daya hasil
2. Ketahanan terhadap gangguan dari organisme lain
atau lingkungan yang kurang mendukung
3. Daya tumbuh tanaman yang kuat
4. Kesesuaian terhadap teknologi pertanian yang lain.
SASARAN PEMULIAAN TANAMAN:

1. MENGHASILKAN JENIS BARU YANG BERPRODUKSI TINGGI


2. MENDAPATKAN JENIS UNGGUL TAHAN HAMA, PENYAKIT
DAN TOLERAN THD LINGKUNGAN
3. MENDAPATKAN JENIS BARU YANG KUALITASNYA TINGGI
YANG MAMPU BERSAING DI PASARAN
4. MENDAPATKAN JENIS BARU MASAK AWAL
CONTOH :
JAGUNG VARIETAS UNGGUL DAN PRODUKSI TINGGI
PADI BERUMUR PENDEK
PADI YANG TRESPON THD PEMUPUKAN
TEBU YANG MEMILKI RENDEMEN TINGGI, DLL
PADA DASARNYA SUATU VARIETAS
UNGGUL HRS MEMENUHI BEBERAPA
PERSYARATAN SBB:
- MEMPUNYAI KEMAMPUAN
BERPRODUKSI YANG TINGGI
- MEMPUNYAI HASIL KUALITAS
PANEN YANG BAIK
- MEMPUNYAI KEPASTIAN HASIL
PANEN

VARIETAS UNGGUL MERUPAKAN


FAKTOR UTAMA YANG MENETUKAN
TINGGINYA PRODUKSI YANG
DIPEROLEH BILA PERSYARATAN LAIN
TERPENUHI
PEMULIAAN TANAMAN DAN PERANANNYA

Peran Nyata jenis-jenis unggul


Jenis unggul ialah jenis –jenis superior dengan sifat:
1. Jenisnya murni
2. Resisten terhadap H,P,&K
3. Respon terhadap pupuk
4. Mempunyai sifat agronomis disukai
5. Daya adaptasi luas
6. Kemampuan menghasilkan tinggi
7. Kualitas baik
8. Memberikan kepastian hasil
CONTOH HASIL PEMULIAAN TANAMAN:

HASIL GULA DI INDONESIA MENINGKAT 25 %


DENGAN DIKETEMUKAN JENIS POJ 2878, POJ 3016
PRODUKSI TANAMAN KARET MENINGHKAT 3 X
DARI TANAMAN INDUKNYA
TANAMAN SINGKONG MENINGKAT HASILNYA SAAT
DITEMUKAN SINGKONG MUKIBAT
JAGUNG JENIS METRO DAN HARAPAN YANG
MEMILKI PRODUKSI TINGGI
KEDELAI UNGGUL JENIS DAVROS DAN ORBA
KACANG TANAH JENIS GAJAH, MACAN & KIDANG
YANG MEMILKI PRODUKSI HASIL TINGGI
CENGKEH SANSIBAR DENGAN PRODUKSI TINGGI

Status kegiatan pemuliaan tanaman


Pemerintah ,Swasta dan Perguruan tinggi
Peluang pemuliaan tanaman
Pemberlakuan UU No. 29 tahun 2000, tentang Perlindungan
Varietas Tanaman (PVT), yang memberikan perlindungan dan
hak khusus bagi pelaku riset pemuliaan.
Sektor swasta, dalam hal ini perusahaan perbenihan yang
berbasis riset pemuliaan tanaman akan tumbuh dan
berkembang pesat.
Otonomi daerah membuka peluang upaya yang seluas-
luasnya untuk merakit kultivar unggul dengan memanfaatkan
sumberdaya genetik lokal untuk keunggulan spesifik daerah.
Untuk peningkatan kualitas dan daya saing, teknik pemuliaan
molekuler memiliki peluang untuk dikembangkan.
Tantangan pemuliaan tanaman
• adanya kesepakatan multilateral dalam
perdagangan internasional seperti TRIPS
(Trade Related Intellectual Property Rights),
yang menghendaki suatu negara tidak dapat
membatasi impor produk (termasuk produk
pertanian) tanpa justifikasi yang dapat
diterima oleh negara-negara WTO lainnya.
Kendala yang dihadapi (part 1)
• Jumlah pemulia tanaman yang ada relatif sedikit (±
600 orang) bila dibandingkan dengan komoditas
yang harus ditangani
• Peralatan dan mesin pertanian untuk mendukung
upaya pemuliaan, produksi, prosesing
(pengeringan, seed treatment, quality control dll),
serta distribusi benih/bibit masih sangat terbatas
dan umumnya dibawah standard
• Dukungan dana yang tidak stabil dan tidak
sinambung, umumnya masih tergantung dari
proyek, bukan dana rutin
Kendala yang dihadapi (part 2)
• Akses terhadap pustaka mutakhir yang masih
minim di Indonesia
• Pemuliaan molekuler masih sangat terbatas
dilakukan
• Sosialisasi UU No. 29 tahun 2000 tentang PVT,
belum berjalan seperti yang diharapkan
• Kebijakan pemerintah dalam hal perbenihan
tidak selalu sejalan dengan keinginan pihak
swasta
I.
I. PEMULIAAN TANAMAN

HASIL OPTIMAL

TEKNIK BERCOCOK TANAM PENINGKATAN SIFAT TANAMAN


USAHA MENCIPTAKAN LINGKUNGAN USAHA MERUBAH SIFAT TANAMAN AGAR
SEKITAR TANAMAN (LINGKUNGAN DIPEROLEH TANAMAN YANG LEBIH
MIKRO) AGAR TUMBUH BAIK UNGGUL DARIPADA YANG SUDAH ADA
.

DIPERLUKAN:
1. Keragaman genetik
2. Sistem logis dalam pemindahan dan fiksasi gen
3. Konsepsi dan tujuan/sasaran yang jelas.
4. Mekanisme penyebarluasan hasilnya kepada masyarakat
SUMBANGAN PEMULIAAN TERHADAP KEMAJUAN
PERTANIAN
1. Peningkatan produktivitas: High Yielding Varieties
2. Perluasan daerah produksi: mengubah adaptasi, umur
tanaman (genjah).
3. Varietas hibrida: daya hasil tinggi, jagung hibrida
4. Resistensi tan. Terhadap penyakit: Tebu POJ 2878 terhadap
peny. Sereh, mengatasi kerugian besar.
5. Resistensi terhadap hama: padi tahan wereng (IR. 36)
6. Kualitas: dapat memenuhi persyaratan kualitas utk industri
7. Kesesuaian dgn pemanenan secara mesinal
8. Dapat berpengaruh terhadap kemajuan segi pertanian lain:
perbaikan teknik budidaya mengimbangi varietas unggul yang
ada.
VARIETAS UNGGUL HASIL PEMULIAAN
DAFTAR TANAMAN PANGAN YANG DIKONSUMSI
CEREALIA GULA AKAR-AKARAN KACANG2AN POHON
Padi Tebu Cassava Bean Kelapa
Gandum Bit Kentang Kedelai Pisang
Jagung Ketela rambat Kacang tanah
Sorgum

SUMBANGAN HYV PADA PRODUKSI PANGAN DUNIA


-Penemuan / pengembangan HYV dengan paket teknologi:
-pupuk, pengairan, pengendalian hama penyakit tanaman
-mampu menaikkan produksi tanaman serealia.
-REVOLUSI HIJAU diciptakan oleh: CIMMYT, IRRI.
TAHAPAN PROGRAM PEMULIAAN TANAMAN
KOLEKSI PLASMA NUTFAH

SELEKSI

PERLUASAN KERAGAMAN GENETIK:


HIBRIDISASI
MUTASI
TRANSFORMASI GENETIK (TRANSGENIK)

SELEKSI SETELAH PERLUASAN KERAGAMAN

EVALUASI DAN PENGUJIAN

PELEPASAN VARIETAS
• Seleksi dari Koleksi Plasma Nutfah: seleksi sesuai dengan
sifat-sifat yang diinginkan.
• Hasil seleksi dapat dilepas menjadi varietas baru setelah
pengujian.
• Varietas yang dihasilkan merupakan varietas lokal.

Metode seleksinya:seleksi massa dan seleksi galur murni.


• Perluasan Keragaman Genetik: Untuk mengumpulkan
sifat-sifat dari beberapa genotipe diperlukan ragam
genetik tinggi. Perluasan dilakukan dengan hibridisasi
(persilangan) dan mutasi dan transformasi genetik.
• Seleksi setelah perluasan keragaman genetik:
Metode seleksi tergantung dari tipe
penyerbukan: pedigree, single seed descent,
dialel selective mating system dan back cross.
Varietas yang dihasilkan dapat berupa galur
murni dan hibrida.
Kelompok tanaman menyerbuk silang umumnya
mengggunakan metode: recurrent selection,
hibrida dan back cross. Varietas yang dihasilkan
berupa varietas hibrida dan bersari bebas.
• Evaluasi dan Pengujian: Pengujian dilakukan
untuk analisis adaptasi dan stabilitas calon
varietas.
• Pengujian di beberapa lokasi dan musim (uji
multilokasi) dilakukan sebelum calon varietas
dilepas sebagai varietas.
• Syarat pengujian mengikuti pedoman
Departemen Pertanian.
• Hasil uji merkomendasikan kestabilan suatu
calon varietas atau lokasi spesifik calon varietas.
• Pelepasan varietas: Persyaratan pelepasan
varietas menurut DepTan:
• 1)silsilah jelas,
• 2) deskripsi lengkap,
• 3) unggul, unik, seragam dan stabil DUS
(distinct, uniform, and stable),
• 4) benih penjenis tersedia dengan proses
produksi sesuai prosedur baku.
LANGKAH-LANGKAH PEMULIAAN TANAMAN

1. MENETAPKAN
TUJUAN PROGRAM
PEMULIAAN 2. PENYEDIAAN
MATERI PEMULIAAN

3. PENILAIAN
SIFATGENOTIPA 4.PENGUJIAN
/POPULASI (EVALUASI)
MELALUI
SELEKSI
Ad. 1.TUJUAN: PERLU MEMPERHATIKAN KEINGINAN
KONSUMEN/ PRODUSEN
Ad.2. MATERI PEMULIAAN:
PERLU ADA KERAGAMAN GENETIK
Ad.3.PENILAIAN SIFAT GENOTIPA:
TERGANTUNG SISTEM PEMBIAKAN, TUJUAN, DAN
FASILITAS
Ad.4.PENGUJIAN:
UNTUK MEMPEROLEH INFORMASI TENTANG
STABILITAS DAN DAYA ADAPTASI VARIETAS UNGGUL
TERHADAP PERBEDAAN LINGKUNGAN.
PUSTAKA
1. Allard. 1960. Principles of Plant Breeding. John Wiley
& Sons. London.
2. Halloran et.al 1979. A Course Manual in Plant
Breeding. Australian Vice-Chancellors Commite.
3. Chahal G.S. And Gosal, S.S. 2002. Principles and
Procedures of Plant Breeding. Alpha Science
International. Harrow, UK.
4. Lamkey,K.R. And Michael Lee. 2006. Plant
Breeding:The Arnel R HallowerInternational
Symposium. Blackwell. Publ.State Avenue. Iowa.
5. Puspodarsono, S. 1988. Dasar-dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman.
6. JURNAL-JURNAL PEMULIAAN TANAMAN.
II.DASAR GENETIKA DLM PEMULIAAN
• GENETIKA:Ilmu yang mempelajari tentang gen beserta
sifat dan pewarisan dari tetua ke keturunannanya (progeni /
zuriat /anak/filial)
• GEN:unit keturunan yang diwariskan dari generasi ke
generasi berikutnya
• Unit fungsional yang menghasilkan suatu fenotipe
• aspek fungsional yang menyebabkan duplikasi sendiri
(self duplication)
Gen tersusun atas apa dan Bagaimana gen-gen itu
mengatur
dan Menampakkan pengaruh yang kita lihat?
BEBERAPA ISTILAH DALAM PEMULIAAN
GEN: segmen DNA spesifik yang tersusun linier pada setiap
kromosom
= Suatu unit pewarisan sifat yang secara sebagian atau
keseluruhan bertanggung jawab terhadap pengendalian
genetik suatu karakter.
Genotip= susunan genetik suatu individu
Genom= Rangkaian dasar kromosom
Gamet= sel reproduktif (serbuk sari, sel telur)
Alela= variasi gen pada satu lokus
Lokus= tempat kedudukan gen pada kromosom
Kromosom = struktur pewarisan sifat di dalam nukleus
Kromosom homolog= kromosom 2 mempunyai urutan
gen yang mirip
Homogen= populasi dari genotip-genotip yang identik

Heterogen= populasi dari genotip-genotip yang berbeda


Homosigot= alela-alela identik dalam suatu lokus
Heterosigot= alela-alela non identik dalam suatu lokus.

Heritabilitas= proporsi variasi total dalam pengendalian


genetik.
1. Gen – Alel – Lokus
 Gen : Faktor genetik pengatur suatu sifat
misal: gen A, gen B, gen C
 Alel : Bentuk alternatif suatu gen
misal: gen A  alel A & alel a
gen B  alel B & alel b
 Lokus : Lokasi gen pd kromosom
misal : lokus gen A, lokus gen B
2. Genotipe - Fenotipe
- Genotipe (G) : susunan genetik organisme contoh:
AA Bb Cc dd ee ff

- Fenotipe (F) : sifat tampak organisme


Fenotipe (F) : Genotipe (G) + Lingkungan (E)
=> F = G + E

• 3. Perbaikan genetik
 Pemuliaan tanaman: memperbaiki sifat-sifat tanaman
melalui perbaikan susunan genetik.
 perbaikan susunan genetik: meningkatkan jumlah/proporsi
gen-gen baik (menguntungkan)
– contoh:
– AA Bb Cc dd ee ff  AA BB CC DD ee FF
• TEORI KROMOSOM TENTANG PEWARISAN
• Secara formal dikemukakan oleh
• - Walter Sutton (mahasiswa PPS AS) seorang pakar genetika
• - Theodore Boveri pakar biologi Jerman
• Tahun 1902 : mengenali tingkah laku partikel Mendel selama menghasilkan gamet pada ercis
paralel dengan tingkah laku kromosom pada meiosis

• FAKTOR MENDEL KROMOSOM


• Gen Berpasangan Kromosom berpasangan
• A
• BERPASANGAN
• a
• Sepasang gen memisah
• menjadi gamet sepasang kromosom homolog
• A juga memisah
• SEGREGASI
• a
• A B A b
• atau
• a b a B
• BERPADU BEBAS
• Pasangan gen yg berpasangan demikian juga pada pasangan kromosom
• berpadu bebas
TEORI MENDEL

• PERCOBAAN MENDEL pada tanaman kacang kapri /ercis (pisum sativum)


• P : Bunga Ungu X Bunga Putih
• (jantan) (betina)

• Penyerbukan silang buatan

• F1: Bunga Ungu (biji ditanam)

• F2:

• 705 : 235 = 3 : 1
• Menurut teori blending warna ungu di F1 adalah ungu muda, padahal pada percobaan
Mendel
• warna Ungu pada F1 sama dengan tetuanya
• Warna Ungu dominan terhadap warna putih
• Warna putih resesif terhadap warna ungu

• PERSILANGAN DGN SATU SIFAT BEDA (satu pasang sifat beda) disebut
MONOHIBRID
• MODEL MENDEL UNTUK PERSILANGAN SATU SIFAT BEDA (MONOHIBRID)
• P : AA X aa (1 & 2)
• Gamet : A a (4)
• F1 Aa (zigot)

• Gamet : Sel Telur (3)


• A a
• Tepung A AA Aa (5)
• sari a Aa aa

• F2 1AA : 2 Aa : 1 aa

• Keterangan
• AA, Aa dan aa disebut genotipe suatu sifat
• Gen A dominan terhadap gen a
• Gen a resesif terhadap gen A
• Gen A disebut alel dari gen a
• Untuk gen dominan biasanya digunakan huruf kapital dari huruf pertama sifat (fenotipe)
• yang dominan, Sedangkan alelnya digunakan huruf kecilnya

• P : Kuning (KK) X Hijau (kk)
• Gamet : K k
• F1 : Kuning (Kk)

• Genotipe KK dan kk disebut Homozigot


• Genotipe Kk disebut Heterozigot
• Genotipe KK dan Kk merupakan fenotipe kuning
• Untuk menguji Model Mendel dan Teori Pewarisan terpisah (partikulat), bukan bercampur
• (blending), maka Mendel melakukan UJI SILANG (“Test-Cross”)
• P : Kuning (Kk) X Hijau (kk)
• Gamet : K dan k k
• k
• F1 K Kk (kuning)
• k kk (hijau)
• Perbandingan Kk : kk = 1 : 1
• Pengujian menunjukkan bahwa gen resesif k yang tidak nampak fenotipnya pada F1, tidak bercampur
• dengan gen K , tetapi tetap terpisah dan pada waktu pembentukkan gamet bersegregasi secara merata (3)
• Hasil Persilangan Monohibrid dikenal sebagai HUKUM MENDEL I (Hukum Segregasi) yaitu ;
• “Pada waktu pembentukan gamet, gen-gen dari sepasang gen suatu sifat bersegregasi”

• Sepasang Gen A
• Heterozigot a Gamet A

• a
4. Hibridisasi: persilangan dua individu berbeda

M m

x
M MM mm m
M
 (M dg m alelik)
 (M dominan
m F1: thd m)
Mm

 F1 : ke turunan pe rtama hs l. pe rs il.


 F2 : ke turunan ke dua hs l pe rs ilang .
(has il s e lfing antara individu F1 )
 Ho mo s ig ot: individu dg . 2 ale l s ama ,
MM / mm
 He te ros ig ot: indv. dg 2 ale l be rbe da ,
Mm
5. VARIETAS / KULTIVAR : ?
• PENGERTIAN VARIETAS dlm PERTANIAN :
sekelompok individu atau populasi tan. yg mempunyai
sifat-2 khusus dan serupa, dan dpt dibedakan scr jelas
thd populasi tan. (varietas) lain dlm spesies yg sama.
• VARIETAS PERTANIAN lazim disebut VARIETAS atau
CULTIVAR.
• Contoh: padi (Oryza sativa)
Famili : Gramineae
Genus : Oryza
Spesies : Oryza sativa (padi)
Varietas/cultivar padi: IR.36; IR.64, Rojolele, dsb
KERAGAMAN(VARIASI) DLM PEMULIAAN
• RAGAM GENETIK: RAGAM YANG DISEBABKAN OLEH
SIFAT-SIFAT YANG DIWARISKAN. CARA MENGUJI
DENGAN MENANAM BEBERAPA VARIETAS PADA
SATULINGKUNGAN YANG SAMA. = VARIASI
DISKONTINU= HERITABLE VARIATION
• RAGAM LINGKUNGAN: RAGAM YANG DITIMBULKAN
OLEH PERBEDAAN LINGKUNGAN,CARA MENGUJI
DENGAN MENANAM SATU VARIETAS PADA
LINGKUNGAN YANG BERBEDA-BEDA
• = VARIASI KONTINU= NON HERITABLE VARIATION.
PENYEBAB RAGAM GENETIK
1. ADANYA REKOMBINASI GENETIK KARENA
HIBRIDISASI
2. MUTASI
3. POLIPLOIDI
MUTASI: TERJADINYA PERUBAHAN GENETIK SECARA
SPONTAN YANG BUKAN KARENA HIBRIDISASI
(PERSILANGAN)
POLIPLOIDI: PENGGANDAAN KROMOSOM
( JUMLAH/STRUKTUR) MENYEBABKAN
TERJADINYA VARIASIPADA TANAMAN
KARAKTER –KARAKTERISTIK TANAMAN
• KARAKTER: DITENTUKAN OLEH AKSI GEN (SIFAT
GENETIK) DAN PENGARUH LINGKUNGAN,P = G + E
1. Karakter sederhana= karakter yang dikendalikan oleh
1,2 gen dominan atau resesif. Pengaruhlingkungan
sangat kecil atau tidak ada.
• = karakter kualitatif: warna, ketahanan penyakit
2. Karakter yang dikendalikan oleh banyak gen, faktor
lingkungan banyak berperan.
= karakter kuantitatif: daya hasil dipengaruhi oleh
banyak gen pengendali: panjang tongkol, diameter
banyak butir, besar butirpada jagung.
PEWARISAN KARAKTER KUALITATIF DAN KUANTITATIF
KARAKTER KUALITATIF KUANTITATIF

1. Cara membedakan Ada tidaknya gejala: Dapat diukur (cm, gram)


tahan, peka, hitam/putih Perbedan gradual (dapat
di skala)
2. Pengaruh lingkungan Tidak dipengaruhi/sedikit Besar

3. Sebaran Diskrit; diuji dg Chi square Kontinyu, diuji dg statistik


(X2) (varians, simpangan baku

4. Seleksi Dg Observasi Statistik

5. Jumlah gen yg Sederhana: 1,2 gen Komplek: banyak gen


mengendalikan
5.METODE BACK CROSS (SILANG BALIK)
• SUATU METODE PEMULIAAN DENGAN CARA MENYILANGKAN KEMBALI HIBRIDA
PADA SALAH SATU GENOTIPE PARENTAL UNTUK SATU GENERASI ATAU LEBIH.
KEGUNAAN METODE INI ADALAH
UNTUK MEMASUKKAN SATU ATAU BEBERAPA SIFAT YANG PEWARISANNYA
SEDERHANA KE DALAM SATU VARIETAS YANG DISUKAI.
DALAM UJI SILANG UNTUK MENENTUKAN PERBANDINGAN GENETIK (GENETIK
RATIO), LINKAGE (KAITAN) DAN PERSENTASE PINDAH SILANG (CROSS OVER).
TUJUAN:
UNTUK MENDAPATKAN KEMBALI GENOTIPE SEPERTI TETUA RECURRENTNYA
DENGAN TAMBAHAN GEN-GEN SIFAT YANG DIINGINKAN DARI TETUA DONOR.
TIGA SYARAT POKOK KEBERHASILAN PEMULIAAN BACK CROSS (BRIGS & ALLARD,
1953) :
1. ADANYA RECURRENT PARENT YANG BAIK.
2. KEMAMPUAN MEMPERTAHANKAN SIFAT YANG DIPINDAHKAN MELALUI
BEBERAPA SILANG BALIK.
3. GENOTIPE DARI RECURRENT PARENT HARUS DIPEROLEH KEMBALI DALAM
BEBERAPA KALI SILANG BALIK DENGAN POPULASI KECIL.
PENENTUAN DONOR DAN RECURRENT
• RECURRENT PARENT:
• SATU DARI KEDUA TETUA YANG DIPILIH UNTUK PERSILANGAN
PERMULAAN BIASANYA VARIETAS LOKAL YANG SUDAH
BERADAPTASI DENGAN VARIETAS YANG DISUKAI.
• DONOR: HARUS PUNYA SIFAT YANG AKAN DIPINDAHKAN.
PENGGUNAAN METODE BACK CROSS:
1. VARIETAS UNGGUL YANG ADA KEKURANGAN SATU/LEBIH SIFAT
YANG DIHARAPKAN.
2. TERSEDIA VARIETAS DONOR DENGAN SIFAT YANG DIINGINKAN,
BIASANYA SIFAT KETAHANAN.
3. SIFAT YANG AKAN DIPINDAHKAN MEMPUNYAI NILAI HERITABILITAS
YANG TINGGI.
SUSUNAN GEN PADA KETURUNAN DONOR DAN RECURRENT
• GALUR DONOR
• (D) X VARIETAS RECURRENT
• (R)

• DR
PERSILANGAN I X R D ( 50 % ) R ( 50 % )
F1 (DXR)
BACK CROSS I
B1 (DXR2) x R 25 % 75 %

BACK CROSS II
B2 (DXR3) X R 12,5 % 87,5 %

BACK CROSS III


B3 (DXR4) X R 6,25 % 93,75 %
BACK CROSS IV
B4 (DXR5) X R 3,125 % 96,875 %
I. BACK CROSS – GEN YANG DIPINDAHKAN DOMINAN
• GALUR DONOR ( D ) X CULTIVAR LOKAL ( A )
• RR rr
• F1 Rr
• BACK CROSS I F1 ( Rr ) X A ( rr )

• Hasil back cross I Rr ; rr Diuji ketahanan penyakit ( gen R )
• Tanaman yang rentan dibuang ( rr)

• Back cross II Rr x rr Uji dengan cara yang sama dengan diatas


• .
• .
• Back cross ke VI Rr x rr rr dieliminasi
• Hasil back cross ke VI dilakukan penyerbukan sendiri
• Rr x Rr
• 1RR ; 2Rr ; 1rr rr dieliminasi
II. GEN YANG DIPINDAHKAN RESESIF
• P. GALUR DONOR X KULTIVAR LOKAL (ADAPTED)
• ( D ) rr ( A ) RR
• Back cross I: F1 : Rr x A ( RR )
• RR ; Rr
• Tanaman hasil back cross I (Rr) diserbuki sendiri;
• Selfing Rr x Rr

• RR ; Rr ; rr keturunannya diuji ketahanannya (rr)
• Back Cross ke VI Rr x rr Rr ; rr
• Selfing: Rr x Rr
• RR ; Rr ; rr (RR dan Rr tereliminasi dalam uji
ketahanan)


• rr adalah kultivar unggul baru yang sudah
• diperbaiki ketahanannya

6. PERSILANGAN GANDA (COMPOSITE CROSS)
• PERSILANGAN SEJUMLAH TETUA YANG BERBEDA SIFAT DAN
SALING DISILANGKAN BERPASANG-PASANGAN.
MANFAAT:
1. Untuk memindahkan sifat-sifat kuantitatif (spt hasil) dengan
menggabungkan sejumlah galur parental yang genetis
berbeda raam dan meng evaluasi berdasarkan seleksi alami.
2. Untuk mendapatkan populasi yang dapa beradaptasi
terhadap tekanan lingkungan khusus spt penyakit, hama dan
toleransi terhadap cuaca dingin.
TUJUAN POKOK:
Mengembangkan dan mempertahankan plasma nutfah yang
berguna sebagai sumber genetik bagi pemulia tanaman
dalam mengembangkan varietas superior baru.
Menyediakan bahan untuk penelitian genetika dan evolusi di
dalam populasi.
(A X B) ( C X D) (E X F )
AB X CD X EF
ABCDEF
7. METODE SINGLE SEED DESCENT
METODE SATU KETURUNAN SATU BIJI:
Menyeleksi tiap tanaman keturunan F2 di dalam populasi
dengan satu biji satu keturunan (single seed descent).
Pada generasi F2 dan generasi selanjutnya hanya satu biji
tiap tanaman yang digunakan sebagai tetua untuk generasi
selanjutnya. Apabila tingkat silang dalam yang diinginkan
telah dicapai, tiap keturunan yang berasal dari F2 yang
berbeda dipertahankan dalam keadaan tercampur (bulk).
Manfaat:
sebagai cara yang efisien dalam menggunakan fasilitas yang
ada di dalam evolusi keturunan yang superior dari hasil
persilangan (kombinasi tetua ).
FREKWENSI GEN DAN GENOTIPE-HK HARDY-WEINBERG
• gen A a
• frekwensi p q
• Gen frekwensi
• A p AA Aa
• p2 pq
• a q Aa aa
• pq q2
• Frekwensi genotipe:
• AA Aa aa
• p2AA 2pqAa q2aa
FREKWENSI GENOTIPE SETIAP GENERASI DITENTUKAN OLEH
FREKWENSI ALEL
• Populasi (P) terdiri dari N individu, dengan alel A dan a.
• IndividuD= homosigot dominan, H = heterosigot, R = homosigot
resesif.
• Proporsi (frekwensi alel A :P = D + ½ H atau 2D + H
N 2N
• Frekwensi alel a : q = R + ½ H atau 2R + H
• N 2N
• Persilangan acak menghasilkan keturunan F1:
• P’ = p2 ( D’ ) + 2pq ( H’ ) + q2 ( R’ )
• Dimana D’, H’ dan R’ adalah proporsi homosigot dominan,
heterosigot dan homosigot resesif pada generasi yang baru (F1).
• Equilibrium = keseimbangan dicapai pada saat :
• D = D’ , H = H’ R = R’
Populasi : 1000 individu, terdiri dari 350 AA + 500 Aa + 150 aa.
Frekwensi gen A, p = (35 + 25)/100 = 0,60
a, q = (25 + 15)/100 = 0,40
Populasi baru hasil random mating (persilangan acak):
AA D’ = (O,6)2 = 0,36
Aa H’ = 2 x 0,6 x 0,4 = 0,48
aa R’ = (0,4) 2 = 0,16
Dimana 0,36 + 0,48 + 0,16 = 1
Genotipe POPULASI ASAL 1 SIKLUS RM 2 SIKLUS RM
AA D 35 D’ 36 D’’ 36
Aa H 50 H’ 48 H’‘ 48
aa R 15 R’ 16 R’’ 16
Status Disequilibrium Equilibrium Equilibrium
p 0,60 0,60 0,60
q 0,40 0,40 0,40
Efek 1 generasi random mating pada populasi
Tipe frekwensi Frekwensi keturunan setelah RandomMating
persilangan AA Aa aa

AA XAA (0,35 X0,35)=0,1225 0,1225 0 0


AA X Aa 2(0,35 x 0,50)= 0,3500 0,1750 0,1750 0
AA X aa 2(0,35 x 0,15)= 0,1050 0 0,1050 0
Aa x Aa (0,50 X 0,50) = 0,2500 0,0625 0,1250 0,0625

Aa x aa 2(0,50 x 0,15) = 0,1500 0 0,0750 0,0750

aa x aa (0,15 x 0,15) = 0,0225 0 0 0,0225

TOTAL 1,0 0,36 0,48 0,16


Genotipe P P’
AA 0,35 0,36
Aa 0,50 0,48
aa 0,15 0,16
METODE SELEKSI
1. SELEKSI MASA
a. Individu2 tanaman dipilih berdasarkan fenotipnya dari populasi
yang kawin secara acak. Setelah panen sejumlah biji yang sama dari
tanaman terpilih dicampur tanpa uji keturunan untuk seleksi pada
generasi berikutnya.
b. Seleksi berdasarkan atas induk betina, dianggap tetua betina
bersilang secara acak (random) dengan gamet jantan dari seluruh
populasi tanpa pengawasan penyerbukan.
Tujuan: menaikkan proporsi genotipe superior dalam populasi.
Keuntungan:
1. Cara yang sederhana dan murah
2. Taraf silang dalam rendah
3. Populasi yang dihasilkan setelah satu siklus seleksi dapat
digunakan sebagai varietas bersari bebas (open pollinated variety)
BAGAN SELEKSI MASA
• Pemilihan berdasar
• Parent(P) X X X X X X X X X X Fenotipe, biji terbaik
X X X X X X XX X X X
• X X XXX X X X X X X dicampur (Bulk)

• X X X X X X X
Hasil seleksi pada
X X X Xgenerasi
X X XX parental
X X XXX X X X
• Filial1(F1)

X X X X X X X
• X X X X X X X X Varietas yang sudah
X X X X X X Xseragam
X secara
fenotipe
• Filial 2(F2) ...dst
SELEKSI MASSA
2. MODIFIKASI SELEKSI MASA (SELEKSI MASA BERLAPIS)
• Prosedur (Gardner): Membuat batasan seleksi hanya pada hasil biji,
dengan petak penanaman
lebih kecil, terdiri dari 40 tan (4 baris a 10 tan).
X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
P,40 X X X X X X X X X X
Generasi parental
X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X 40 tanaman

F1- X X X X X X X Hasil seleksi dari


X X X X X X X
X X X Xgenerasi
X X X parental
X X X X X X X

F2 ..... Dst
X X X X
Varietas yang
X X sudah
X X
diperbaiki
3. SELEKSI TONGKOL KE BARIS (EAR-TO-ROW, HEAD-TO-ROW)
• Modifikasi seleksi masa dengan menggunakan uji keturunan dari
tanaman terpilih(progeny test).

• F1
X X X X X X
• TH 1 X X X X X X Pilih tanaman superior dan hasilnya
X X X X X X berdasarkan fenotipe

• F2
X X X X X X
• Th 2 X X X X X X
Baris-baris tanaman dari sebagian biji
• dari tongkol terpilih, sisanya dicampur
• untuk intercrossing.
• F3 X X X X X X
• Th 3 X X X X X X Petak perbanyakan biji sisa tongkol
X X X X X X terpilih untuk siklus seleksi pada tahap
berikutnya.
4. MODIFIKASI SELEKSI TONGKOL KE BARIS
• Lokasi: A B C
Th1 200 tan. Dlm
• XXXX
famili
XXXX
XXXX
• XXXX XXXX
XXXX
40 famili
XXXX XXXX
• XXXX 5 tongkol
• superior

• Th2 Bulk, intercrossing


X X X X X X
X X X X X X
X X X X X X

• Th3
Seleksi lanjutan
PROSEDUR
1. Menanam 200 famili tanaman pada tiap lokasi
2. Dipilih 40 famili terbaik berdasar fenotipe
3. Dilakukan uji keturunan
4. Dipilih 5 tongkol terbaik dari tiap lokasi
5. Dilakukan seleksi lanjutan
VARIETAS SINTETIS (SYNTETIC VARIETY)
Varietas yang dihasilkan oleh kombinasi galur atau
tanaman terseleksi dan dilanjutkan persilangan acak
secara normal. Diperkenalkan I oleh Hayes dan Galbert
th 1910 pada tanaman jagung.
Genotipa-genotipa pembentuk varietas sintetis dapat
berupa galur silang dalam,klon, populasi hasil seleksi
massa atau populasi lain.
Perbedaan dengan varietas silang-terbuka adalah
genotipa-genotipa pembentuk varietas sintetis telah
diuji kemampuan daya gabungnya.
Tujuan menguji genotipa adalah untuk memperoleh
genotipa yang mempunyai kemampuan baik apabila
dikombinasikan dalam membentuk varietas sintetis.
KEUNTUNGAN VARIETAS SINTETIS
a. Benih varietas ini dapat dihasilkan oleh petani sendiri
untuk generasi shingga lebih cocok dibanding varietas
hibrida bagi petani kurang mampu.
b. Keragaman yang lebih besar dalam varietas sintetis
memungkinkan lebih tahan menghadapi tekanan
lingkungan dibanding varietas hibrida.
c. Biasanya lebih unggul dibanding varietas silang terbuka,
karena varietas sintetis merupakankombinasi galur
terpilih dan teruji.
d. Pengembangan atau peningkatan varietas sintetis dapat
diusahakan melalui seleksi berulang beberapa daur. Juga
dapat digunakan sebagai sumber penghasil galur-galur
silang-dalam yang baru.
VARIETAS KOMPOSIT (COMPOSITE VARIETY)
• Varietas komposit adalah campuran berbagai macam bahan pemuliaan yang
telah diketahui potensi produksi, umur, ketahanan atau sifat lain, sehingga
bahan pembentuknya lebih beraneka daripada bahan untuk varietas sintetis.
• Dalam pembentukannya,biji dari berbagai galur dan hibrida dicampur jadi
satu dan ditanam beberapa generasi agar penyerbukan silang dapat terjadi
dengan baik.
• Setelah 4-5 generasi seleksi dapat dilakukan untuk peningkatan sifat populasi
tersebut yang disebabkan oleh peningkatan frekwensi gen yang dikehendaki.
• Di Indonesia pada th. 1967 telah dilepas varietas jagung Bogor composite-
2(BC-2). Dibentuk dari beberapa varietas bersari bebas dan hibrida
introduksi.
• Oleh karena terdiri dari campuran galur, varietas bersari bebas dan hibrida,
maka melalui kawin acak akan terjadi banyak kombinasi baru sehingga
varietas ini bertindak sebagai kumpulan gen (gene pool).
• Genepool bermanfaat bagi penyimpanan plasma nutfahyang diperlukan bagi
program peningkatan sifat suatu varietas menyerbuk silang.
METODE PEMULIAAN TANAMAN MEMBIAK VEGETATIF
• PERMASALAHAN DLM PEMBENTUKAN BIJI:
1. Sterilitas tinggi-kegagalan pembentukan biji
2. Heterosigositas tinggi-segregasi gen besar dan depresi
inbreeding pada keturunan selfingnya
3. Tingkat ploidi tinggi – membuka peluang terjadi gangguan
proses meiosis
4. Viabilitas benih rendah – mempengaruhi ketersediaan benih
5. Kondisi klimat dan kultur teknis yang tidak memungkinkan –
kegagalan pembentukan bunga dan biji.
6. Lama waktu mencapai satu siklus pertumbuhan.
KLON: keturunan dari satu tanaman tunggal atau sekelompok
tanaman hasil perbanyakan vegetatif.
KARAKTERISTIK KLON

1. Klon mempunyai susunan genetik identik, - klon bagian


tanaman tunggal yang berdiferensiasi secara mitosis-genetik
tidak berubah. Dalam satu klon tidak terjadi variasi.
Variasi yang ada – variasi oleh lingkungan-tidak diwariskan.
2. Klon-susunan genetik heterosigot.

Anda mungkin juga menyukai