Anda di halaman 1dari 9

STUDI TRANSFER MASSA OZONISASI GELEMBUNG MIKRO DALAM KOLOM

Pendahuluan
Keberadaan air bersih sangat penting bagi makhluk hidup. Perkembangan
teknologi dan industri meningkatkan polusi di lingkungan termasuk polusi air. Air
bersih menjadi sulit didapatkan khusunya di daerah kota besar. Cakupan riset air
bersih dan air limbah adalah untuk memproduksi air bersih untuk industri dan
kebutuhan domestik.
Proses Ozonisasi telah banyak digunakan pada air minum dan pengolahan
limbah. Proses ini menggunakan bagian ozon sebagai oksidan kuat dan
desinfektan, Namun, penggunaanya masih dibatasi oleh rendahnya kelarutan
ozon dan stabillitas di air. Ditambah, Ozon bersifat selektif yang beberapa bagian
tidak dapat dioksidasi seperti amonia, pestisida, aromatic compound dan pelarut
berklorinasi (Van Gunten, 2003)
Dosis ozon yang berlebihan digunakan untuk meningkatkan kelarutan ozon.
Hal ini menyebabkan tidak efektifnya ozon yang berimbas pada biaya yang
mahal. Selain itu, kadar yang berlebih menghasilkan formasi dari bromate yang
berbahaya bersifat recalcitrant dan karsinogenik.
Salah satu cara meningkatkan kelarutan ozon dalam air ialah mengunakan
fenomena kavitasi. Kavitasi ialah teknik untuk membuat gelembung mikro dalam
cairan. Hal tersebut merupakan fenomena dari pembentukan, pertumbuhan, dan
penghilangan gelembung mikro dalam cairan, mengerakkan energi lokal yang
sangat tinggi dalam interval yang pendek (Jyoti dan Pandit, 2004). Gelembung
mikro memiliki diameter kurang dari lima puluh mikron, yang jauh lebih kecil dari
gelembung biasa yang berdiameter sekitar milimeter. Penggunaan gelembung
mikro meningkatkan ozon kontak area permukaan sehingga transfer massa
terjadi lebih cepat. Dibanding gelembung biasa, gelembung mikro memiliki
interface yang sangat besar dan kerapatan gelembung, kecepatan gerak
permukaan yang rendah dalam bentuk cairan dan tekanan inner yang tinggi. (Li-
Bing Chu, 2008)
Dalam studi sebelumnya, Jyoti dan Pandit menggunakan metode hybrid
cavitasi dalam proses desinfeksi bakteri coliform dalam air. Hasil menunjukkan
bahwa presentase reduksi jumlah bakteri dalam lima belas menit ialah 80%.
Kehadiran dari jumlah gelembung yang banyak dalam cairan meningkatkan
persentase proses desinfeksi. (Jyoti dan Pandit, 2003).
Pada studi yang lain, gabungan antara ozonisasi dan kavitasi menurunkan
konsentrasi ozon setengah atau sepertiga dari desinfeksi yang dibutuhkan pada
proses biasa (Jyoti dan Pandit, 2004). Maka, penggunaan glembung mikro yang
digerakkan dengan teknik kavitasi membuat proses lebih ekonomis.
Penelitian ini mempelajari signifikasi dari dari penggunaan gelembung
mikro untuk meningkatkan kelarutan dalam air yang dievaluasi dengan nilai dari
transfer massa koefisien (KLa,O3) gas hold up (εG) dan perkiraan dari dekomposisi
ozon.
Ruang lingkup dari studi ialah proses semi batch, ozonator, ozonator berisi
udara (21% mol oksigen), cairan dari air aquades, Injektor Mazzei digunakan
untuk mengkontakkan ozon dalam air, debit dari gas dalam kolom gelembung
bergerak dari bawah dan kalkulasi dari koefisien transfer massa ozon
dipengaruhi dari hubungan antara KLa,O3 dan KLa,O2.
Riset ini diharapkan untuk memverifikasi penggunaan gelembung mikro
untuk meningkatkan efisiensi dari tranfer massa ozon, sehingga dalam
memproduksi sistem pengolahan air bersih menjadi solusi lebih baik dari
masalah kelangkaan air.

Teori umum
Koefisien transfer massa ozon (KLa,O3) ditentukan dengan metode tidak
langsung, yaitu korelasi antara KLa,O3 dan KLa,O2 . Maka, studi ini bertujuan untuk
mencari KLa,O2 yang akan dikonversi menjadi KLa,O3 melalui persamaan. Nilai dari
KLa,O2 dapat dihitug dengan rumus:

Dimana KLa,O2 adalah koefisien difusi oksigen, C*O2 adalah konsentrasi


saturasi oksigen terlarut. CO2 merupakan konsentrasi oksigen terlarut pada
waktu tertentu. Kemudian nilai KLa,O2 dikonversi ke KLa,O3 dengan rumus: n

Dimana DO3 adalah koefisien difusi ozon yang bernilai 1,26 x 10 -9 m2s-1
pada T = 200 C(Matrozov, at al 1978). DO2 merupakan koefisien difusi yang
bernilai 2,025 x 10-9 m2s-1 pada 200 C. (St. Denis dan Fell, 1971) dan n adalah
faktor yang tegabung dalam reaktor hidrodinamic. Nilai dari range antara 0,5
hingga 1. Untuk ozonisasi dalam gelembung kolom, n biasanya diasumsikan 1,
sehingga terjadi persamaan:

Persamaan 3, valid pada suhu 200 C. Pada temperatur yang berbeda, faktor
empiris yang disebut faktor theta Ө sering digunakan dengan perhitungan:

Dimana KLat adalah KLa pada temperatur T OC, KLa20 adalah KLa pada suhu
20OC dan Ө adlah faktor koreksi remperatur yang bernilai 1,024.

Penelitian
Penentuan nilai KLa,O3 pada studi transfer massa
Pada penelitian ini, studi transfer massa digunakan pada kolom gelembung
dengan dimensi 0,055 m dan tinggi 0,7 m. Generasi gelembung mikro
menggunakan Injektor Mazzei. Prototipe gelembung kolom di lihat pada gambar
1. Pencampuran udara ozon terjadi pada arus cairan dimana oksigen terlarut
ditentukan tiap menit selama 60 menit operasi.

Penentuan penguraian gas (εG)


Penguraian gas dilakuakan dengan persamaan:

εG adalah penguraian gas, VG adalah volume gas dalam kolom gelembung.


VL adalah volume cairan dalam kolom. VG + VL ditentukan selama operasi pada
kseluruhan perlengkapan, dimana VL ditentukan ketika tidak ada gas dan aliran
cairan dalam kolom.
Tes Dekomposisi Ozon
Tes Dekomposisi Ozon dilakukan untuk memperkirakan ukuran dekomposisi
ozon yang terjadi dalam sistem. Data didirekap dalam form nilai konduktivitas
dengan satuan mili siemens (mS). Konduktivitas menunjukkan jumlah dari ion
dalam larutan. Semakin banyak ion dalam larutan, makin besar nilai
konduktivitasnya.
Dalam studi, contoh air yang mengandung ozon. (100 mL) dicampur
dengan 0,12 M KI (10 mL). KI akan terdekomposisi menjadi K+ dan I- dalam air.
Kemudian ozon dalam air mengoksidasi I- menjadi I2 menghasilkan perubahan
nilai konduktivitas larutan.

Hasil dan Pembahasan


Koefisien tansfer Massa (KLa,O3)
Koefisien transfer masa ozon air adalah jumlah yang dapat diterangkan
melalui ozon yang ditransfer atau terlarut dalam bentuk cairan per waktu. Studi
dilakukan untuk memeperkirakan pengaruh dari gas dan aliran air pada
konsentrasi ozon terlarut dalam air.
Gambar 2 menunjukkan bahwa pada laju gas yang konstan, laju aliran air
yang lebih besar, nilai KLa adalah lebih tinggi, walaupun kecenderungannyanya
menurun pada debit yang lebih tinggi. Pada laju aliran air 0,06 m/s adalah
sangat kecil (0,0054 min-1) dibandingkan dengan KLa pada aliran lain (0,0273
/min hingga 0,291 /min). Nilai KLa yang rendah menunjukkan performa injektor
tidak optimum. Batas minimal untuk optimum injektor pada penelitan ini ialah
0,25 m/s.
Injektor Ozon bekerja berdasarkan prinsip venturi yag nampak pada
gambar 3. Ketika tekanan air memasuki injektor, air akan ditempatkan seperti
dalam ruangan injeksi dan diubah dalam aliran yang sangat cepat. Peningkatan
kecepatan akan mengurangi tekanan. Tekanan akan turun bersamaan ozon
masuk dalam bagian tesebut dan terbawa aliran. Semakin rendah kecepatan
masukannya membuat injektor gagal dalam memasukkan ozon di dalamnya.

Pada debit air sebesar 0,12 m/s, KLa bertambah lebih dari kali. Peningkatan
debit ini menyebabkan proses ozon nampak pada injektor menjadi lebih effektif
dimana transfer massa terjadi dengan baik. Sehingga, KLa bertambah. Pada air
dengan debit 0,19 hingga 0,25 m/s. Nilai KLa juga bertambah namun tidak
signifikan dan dipertimbangkan konstan ( dari 0,00280 /min hingga 0,0291/min).
Pada aliran air rata-rata 0,31 dan 0,37 m/s, transfer massa tidak
berlangsung secara efektif. KLa telah konstan dan nampak terjadi penurunan.
Penurunan disebabkan pendeknya waktu tinggal air di kolom. Hal ini
menyebabkan kontak gas dan air menjadi tidak efisien yag transfer massa
cenderung menurun.
Gambar 4 menunjukkan aliran konstan rata-rata, semakin tinggi aliran,
semakin besar nilai KLa. Hal ini membuat nergi kinetik yang lebih besar dari gas
ketika peningkatan aliran gas. Peningkatan energi kinetik gas menghasilkan
peningkatan kemampuan masuknya atau terlarutnya dalam fase cair. Ditambah,
gas yang berhenti bertambah ditiingkatkan melalui aliran aliran gas yang
dihasilkan dalam peningkatan kontak area permukaan dari cair gas. Hal ini
terjadi semakin banyk ozon yang terlarut ke dalam air seperti nilai KLa yang
meningkat.

Nilai KLa dari gelembung mikro dibandingkan dengan gelembung


konventional menggunakan kolom yang sama, dimana gelembung konvensional
dibuat dai pengunaan diffuser dengan diameter lubang 2 mm pada aliran air
0,25 m/s dan aliran udara 11,69 m/s. Perbandingan nilai KLa dapat dilihat dari
gambar 5:

Nilai KLa gelembung mikro adalah 0,0499/min dimana gelembung biasa


0,0203 /min. KLa untuk gelembung mikro 2,45 kali lebih besar dari gelembuang
biasa. Gelembung mikro memiliki ukuran lebih kecil (1-50 mikron). Semakin kecil
ukuran gelembung menambah ukuran area kontak permukaan yang
meningkatkan transfer massa ozon dalam air. Sehingga KLa gelembung mikro
lebih besar dari pada gelembung biasa.
Gas Hold-up (εG)
Penguraian gas menunjukkan total gas dalam sistem pencampuran gas-air.
Maka εG adalah fraksi gas dalam sistem. Studi dilakukan memperkirakan
pengaruh aliran gas dan air.

Gambar 6 menunjukkan aliran konstan gas 0,71 m/s semakin tinggi dari
aliran air, makin rendah nilai εG dalam kolom. Hal ini menunjukkan semakin besar
volume dari air dalam kolom saat volume gas konstan seperti peningkatan aliran
air sehingga nilai εG semakin kecil.

Gambar 7 menunjukkan aliran konstan air 0,25 m/s, εG meningkat secara


linier dengan pertambahan laju aliran gas. Hal ini disebabkan semakin tinggi
volume gas dalam kolom seperti aliran gas dinaikkan, ketika volume air tetap
menghasilkan peningkatan nilai εG.
Dekomposisi Ozon
Dekomposisi ozon pada kolom telah diteliti pada periode konduktivitas
berubah dalan larutan. Larutan konduktivitas berasosiasi dengan kemampuan
dari larutan untuk menghasilkan arus listrik. Konduktivitas digunakan untuk
mengukur konsentrasi ion terlarut dalam pelarut polar seperti air pada saat
jumlah ion dalam larutan. Semakin banyak ion dalam larutan, semakin besar
konduktivitasnya.
Gambr 8 mengindikasikan dekomposisi dari ozon terjadi pada pH 7 hingga
11,23. Kedua kurva menunjukkan tren yang sama. Pada saat waktu nol, saat
ozon belum terdekomposisi, Konduktivitas larutan rendah. Hal ini mengidiksikan
kehadiran dari konsentrasi ozon yang tinggi akan mengoksidasi I- dan I2 sehingga
konduktivitas terukur rendah. Walaupun demikian nilai konduktivitas naik secara
periodik yang mengidentifikasikan bahwa konsentrasi ozon semakin menurun.
Indikasi kehadiran ozon telah mulai menghilang.

Gambar 8 menunjukkan bahwa nilai konduktivitas pada pH 11,23


cenderung lebih rendah dari pH 7. Kondisi semakin alkali semakin banyak io OH-.
OH- merupakan inisiator dekomposisi ozon seperti persamaan berikut:
Semakin besar nilai pH, semakin besar konsentrasi OH-, dekomposisi terjadi
lebih intensif, semakin banyak I- dioksidasi menjadi I2 menyebabkan konduktivity
yang rendah.

Kesimpulan

1. Nilai KLa sangat dipengaruhi oleh aliran air (UG)


2. Nilai KLa meningkat saat laju aliran gas ditambah pada laju aliran air yang
konstan
3. Nilai KLa gelembung mikro 2,45 kali lebih besar dari gelembung
konvensional
4. Nilai KLa gelembung mikro adalah 0,0499/min sedangkan gelembung
konvensional 0,0203/min
5. Pada laju alira air konstan, semakin besar laju aliras gas, semakin besar
gas berhenti (εG). Ketika laju gas konstan, semakin besar laj aliran air,
semakin kecil gas yang berhenti
6. Peningkatan pH air meningkatkan kecepatan dekomposisi ozon terlarut
dalam air.

Anda mungkin juga menyukai