Anda di halaman 1dari 19

Selasa, 17 November 2009

Rumus Kimia Hidrat (Air Kristal)


MENENTUKAN RUMUS KIMIA HIDRAT (AIR KRISTAL)

Hidrat adalah senyawa kristal padat yang mengandung air kristal (H2O). Rumus
kimia senyawa kristal padat sudah diketahui. Jadi pada dasarnya penentuan rumus
hidrat adalah penentuan jumlah molekul air kristal (H2O) atau nilai x.

Secara umum, rumus hidrat dapat ditulis sebagai :

Rumus kimia senyawa kristal padat : x.H2O

Sebagai contoh garam Kalsium Sulfat, memiliki rumus kimia CaSO4 . 2 H2O, artinya
dalam setiap mol CaSO4 terdapat 2 mol H2O. Beberapa senyawa berhidrat / berair
kristal dapat Anda lihat pada tabel berikut.

Tabel 06.10 Beberapa senyawa berhidrat

Untuk jelasnya Anda simak contoh berikut!

Contoh:

1. 5,0 gram hidrat dari Tembaga (II) Sulfat dipanaskan sampai semua air
kristalnya menguap. Jika massa Tembaga (II) Sulfat padat yang
terbentuk 3,20 gram. Tentukan rumus hidrat tersebut! (Ar Cu = 63,5 ; S
= 32 ; O = 16 ; H = 1)
Jawab :
Langkah-langkah penentuan rumus hidrat :
- Misalkan rumus hidrat adalah CuSO4 . x H2O
- Tulis persamaan reaksinya
- Tentukan mol zat sebelum dan sesudah reaksi
- Hitung nilai x, dengan menggunakan perbandingan mol CuSO4 : mol
H2O
CuSO4 . x H2O (s) CuSO4 (s) + x H2O
5 gram 3,2 gram 1,8 gram
Perbandingan, mol CuSO4 : mol H2O = :
= 0.02 : 0,10
Perbandingan, mol CuSO4 : mol H2O = 1 : 5
Jadi Rumus hidrat dari tembaga (II) sulfat adalah CuSO4 . 5 H2O.

2. Bagaimanakah Rumus kimia garam Barium Klorida Berhidrat (BaCl2.x


H2O) bila 12,2 gram garam tersebut dipanaskan menghasilakan zat yang
tersisa sebanyak 10,4 gram.
Ar Ba = 137 ; Cl = 35,5 ; O = 16 ; H = 1
Jawab:
....BaCl2 . x H2O .....BaCl2 .....+..... x H2O
............ ...........,.... ...................
....12,2 gram ..........10,4 gram .......(12,2 - 10,4) = 1,8 gram

....Perbandingan, mol BaCl2 : mol H2O =


...................................................= 0,05 : 0,1
...................................................= 1 : 2
Jadi rumus kimia garam tersebut BaCl2 . 2 H2O

Pahamkah Anda? Coba Anda kerjakan latihan berikut

LATIHAN

Kadar air kristal dalam suatu hidrat dari Na2CO3 adalah 14,5%. Tentukan rumus
hidratnya! (Ar Na = 23 ; C = 12 ; O = 16 ; H = 1)

Jika anda telah selesai membahasnya, cocokkan jawaban Anda

KUNCI LATIHAN
Misal: senyawa hidrat = 100 gram
.........Na2CO3 . x H2O ...===>....Na2CO3 ....+.... x H2O
.........100% ......... ..................85,5% ............14,5%
.........= 100 gram ............... ..= 85,5 gram .......= 14,5 gram

Perbandingan, mol Na2CO3 : mol H2O =


..................................................= 0,8 : 0,8
..................................................= 1 : 1
Jadi Rumus hidrat tersebut Na2CO3 . H2O

Diposkan oleh Hamdan, S.Si di 19:35


http://kimiaman.blogspot.com/2009/11/rumus-kimia-hidrat-air-kristal.html
diakses 23 Maret 2011
Ekstraksi n-heksana Daun Saga. Sampel yang telah
ditimbang direndam dengan n-heksana sebanyak 2,5 L
dan dimaserasi selama satu malam. Hasil rendaman
disaring untuk memisahkan filtrat dan residunya.
Perendaman dilakukan empat kali sampai filtrat
mendekati bening. Filtrat dipekatkan dengan vacuum
rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak nheksana
daun saga dan ditimbang.
Penyiapan Ekstrak Etil Asetat Daun Saga. Residu
diangin-anginkan agar terbebas dari n-heksana. Residu
kering direndam dengan etil asetat. Hasil rendaman
disaring untuk memisahkan filtrat dan residunya.
Perendaman dilakukan empat kali sampai filtrat
mendekati bening. Filtrat dipekatkan dengan vacuum
rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak etil asetat
daun saga. Ekstrak etil asetat daun saga ditimbang.
Penyiapan Ekstrak Metanol Daun Saga. Residu
diangin-anginkan agar terbebas dari etil asetat. Residu
kering direndam dengan metanol, hasil rendaman
disaring untuk memisahkan filtrat dan residunya.
Perendaman dilakukan sampai filtrat mendekati bening,
filtrat dipekatkan dengan vacuum rotary evaporator
sehingga didapatkan ekstrak methanol daun saga.
Ekstrak metanol daun saga ditimbang.

Kandungan Senyawa Kimia Ekstrak Daun Saga.


Penelitian terhadap kandungan kimia ekstrak daun saga
(Abrus precatirius, L) dapat dilihat pada Tabel 1.
Dari Tabel 1 terlihat bahwa setelah dilakukan uji
fitokimia terhadap ketiga ekstrak didapatkan ekstrak nheksan
daun saga mengandung senyawa steroid, ekstrak
etil asetat mengandung senyawa flavonoid dan steroid,
sedangkan ekstrak metanol mengandung senyawa
steroid. Senyawa fenolik dan saponin tidak ditemukan
pada ketiga ekstrak daun saga (Abrus precatorius, L).
Hal ini dapat dilihat dari tidak terbentuknya busa pada
uji saponin dan tidak terbentuknya warna hijau, biru
atau ungu dalam pengujian senyawa fenolik.

Tabel 1. Uji Fitokimia Ektsrak Daun Saga (Abrus precatirius, L)

No. Senyawa kimia Hasil ekstrak Keterangan


n-heksana Etil asetat metanol
1. Flavonoid kuning (-) jingga (+) hijau (-) (+) bila
terbentuk warna
merah, kuning
atau jingga
2. Fenolik kuning (-) coklat (-) coklat (-) (+) bila
terbentuk warna
hijau, biru atau
ungu

3. Saponin tidak ada busa tidak ada busa tidak ada busa tidak ada busa
(-) tidak ada (-) tidak ada (-) tidak ada (-) tidak ada
busa (-) tidak busa (-) tidak busa (-) tidak busa (-) tidak
ada busa (-) (+) ada busa (-) (+) ada busa (-) (+) ada busa (-) (+)
bila terbentuk bila terbentuk bila terbentuk bila terbentuk
busa busa busa busa
permanen ± 15 permanen ± 15 permanen ± 15 permanen ± 15
menit menit menit menit
4. Steroid/ terpenoid hijau tua (+) hijau (+) hijau (+) Steroid (+) bila
terbentuk
warna biru atau
hijau,
triterpenoid (+)
bila warna
merah / violet

http://journal.ui.ac.id/upload/artikel/10_Edit-1_JUNIARTI_KANDUNGAN
%20SENYAWA%20KIMIA_Layout.pdf
MAKARA, SAINS, VOL. 13, NO. 1, APRIL 2009: 50-54
KANDUNGAN SENYAWA KIMIA, UJI TOKSISITAS (Brine Shrimp
Lethality
Test) DAN ANTIOKSIDAN (1,1-diphenyl-2-pikrilhydrazyl) DARI EKSTRAK
DAUN SAGA (Abrus precatorius L.)
Juniarti*), Delvi Osmeli, dan Yuhernita
Bagian Kimia, Fakultas Kedokteran, Universitas YARSI, Jakarta 10510, Indonesia
*)E-mail: juniarti@dosen.fk.yarsi.ac.id
CARA UJI ALKALOID
Mei 23, 2009 oleh ditha

Bagaimana cara untuk mengetahui dalam suatu ekstrak ada kandungan alkaloid…

1. Dengan uji meyer. Pada hasil positif menunjukkan warna yang keruh

2. Dengan uji wegner. Pada hasil positif menunjukkan warna merah kecoklatan

3. Dengan uji KLT. Pada uji ini digunakan penampak noda dragendorf yg menunjukkan
warna jingga

Tahap percobaan :

1. Ekstrak ditambah HCl 2N sebanyak 5 ml lalu panaskan selama 2-3 menit

2.  Dinginkan dan tambahkan 0,3gram NaCl lalu aduk dan saring.

3. Tambahkan dengan HCl 2N kembali sebanyak 5ml, kocok.

4. Tambahkan NH4OH pekat ad basa

5. Tambahkan kloroform 5 ml, kocok.

6.  Ambil bagian kloroform (lapisan bawah) lalu uapkan

7. Totolkan dengan pipa kapiler.

8. masukkan dalam chamber dengan fase gerak etil asetat : methanol : air = 6 : 4 : 2

9. Lalu semprot dengan penampak noda dragendorf.

http://ditapunya.wordpress.com/2009/05/23/cara-uji-alkaloid/
Uji Fitokimia

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

PERCOBAAN 6

Uji Fitokimia

NAMA : RADEN ALIP RAHARJO

STAMBUK : A1C4 08 027

KELOMPOK :

LABORATORIUM PENGEMBANGAN UNIT KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2010

Uji Fitokimia

I. Tujuan dan Prinsip Percobaan


A. Tujuan Praktikum

Suatu pendekatan untuk mengetahui golongan kelompok senyawa (alkaloid, triterpenoid,


steroid, saponin, flavonoid, tannin, polifenol dan kuinon) yang terkandung pada bagian-
bagian tumbuhan (akar, batang, ranting, daun, bunga, biji dan buah).
B. Prinsip Percobaan
Adapun prinsip dari percobaan ini berdasarkan komposisi kandungan tumbuhan yang
dimiliki oleh senyawa target yang akan dianalisis. Analisis ini bersifat kulitatif sehingga
data yang dihasilkan adalah data kualitatif. Oleh karena itu dengan metode fitokimia
dapat diketahui secara kualitatif kandungan kimia, dalam jenis tumbuhan.

II. Teori
Dari hasil penelitian sebelumnya telah dipublikasikan senyawa saponin yang pertamadari
daun andong. Jenis saponin yang dikandungnya adalah saponin steroid yang merupakan
senyawa mayor ditinjau dari kestabilan busa yang terbentuk (Bogoriani,2001) dan
senyawa saponin steroid spirostananol dengan berat 7,5 mg berdasarkan
datakromatogram kromatografi cair kinerja tinggi dengan struktur pada atom C25 dan
C27 merupakan suatu ikatan rangkap dua (gugus elesometilin) yang mempunyai berat
molekul 866 dan golongan senyawa ini mempunyai sifat oksik terhadap Larva Udang
(Artenia salina Lich) yang diidentifikasikan berkorelasi positif terhadap senyawa
antitumor (Bogoriani, et al., 2007). Saponin merupakan golongan senyawa alam yang
rumit, yang mempunyai masa molekul besar, dan kegunaannya luas (Konoshima, et al.,
1995; Nakanishi, 1974; Agrawal, 992; Burger, et al., 1998). Pada penelitian ini akan
dilakukan isolasi dan identifikasi saponin steroid yang lain dari daun andong (Bogoriani,
2008) 

Piperine adalah suatu senyawa alkaloid yang banyak ditemukan pada tanaman diantanya
adalah piper ningrum atau black pepper dan piper longum atau long pepper. Piperine
adalah trans-trans stereoisomer dari 1-piperoylpiperidine atau disebut juga (E, E)-1-
piperoylpiperidine dan (E, E)-1-[5-(1, 3-benzodioxol-5-y1)-1-oxo-2, 4-pentdienyl]
piperidine. Senyawa turunan piperine biasa digunakan sebagai obat antiepilepsirine.
Bioaktifitas Piperine telah dilaporkan sebagai anti-inflammatory, antioxidant dan inhibit
lipid peroxidation. Senyawa piperine bersifat carcinogenic dan cytotoxic dan dapat
mempengaruhi proses reproductive dan memberikan efek negative pada sperma.
Senyawa piperine berpotensi sebagai antimicrobial, antiprotozoal, antihelmintic,
antihistaminic, non-steroidal anti-inflammatory, muscle-relaxant dan anticancer
(Rustanto, 2007) 

Flavonoid mengandung sistem aromatik yang terkonjugasi dan karena itu menunjukkan
pita serapan kuat pada daerah spektrum UV dan spektrum tampak. Akhirnya flavonoid
umumnya terdapat pada tumbuhan , terikat pada gula sebagai glikosida dan aglikon
flavonoid yang mana pun mungkin saja terdapat dalam satu tumbuhan dalam beberapa
bentuk kombinasi glikosida. Karena alasan itu, maka dalam menganalisis Flavonoid
biasanya lebih baik bila kita memeriksa aglikon yang terdapat dalam ekstrak tumbuhan
yang telah dihidrolisis sebelum memperhatikan kerumitan glikosida yang mungkin
terdapat dalam ekstrak asal (Harborne, 1967).
Pada tahun 1896, Meyer-Lexikon memberikan batasan alkaloid sebagai berikut : “
Alkaloid terjadi secara karakteristik dalam tumbuhan dan sering dikenal karena aktifitas
fisiologisnya. Alkaloid mengandung karbon, hidrogen dan nitrogen, dan pada umumnya
mengandung ataom oksigen. Dalam banyak hal, mereka mirip alkali”. Walaupun banyak
alkaloid yang merupakan pengecualian dari definisi tersebut, terutama setelah
berkembangnya penelitian tentang alkaloid, definisi tersebut masih dapat digunakan
(Sastrohamidjojo, 1996).
Menurut Harborne (1987 dalam Abraham 2009:13) fitokimia adalah suatu tehnis analisis
kandungan kimia didalam tumbuhan. Analisis ini bersifat kualitatif sehingga data yang
dihasilkan adalah data kualitatif. Oleh karena itu dengan metode fitokimia dapat
diketahui secara kualitatif kandungan kimia tumbuh dalam suatu jenis tumbuhan. Secara
umum kandungan kimia tumbuhan dapat dikelompokan kedalam golongan senyawa
alkaloid, saponin, flavanoid, tannin, polifenol dan kuinon. Senyawa-senyawa tersebut
tersebar luas didalam tumbuhan. Untuk menentukan senyawa-senyawa tersebut dapat
digunakan pereaksi-pereaksi khusus dan spesifik, misalnyaa pereaksi dragendorf, meyer,
Wegner, asam pikrat dan pereaksi asam tannat untuk alkaloid. Pereaksi liebermenn-
burehard untuk terpenoid, FeCl2 untuk mengidentifikasi flavanoid dan larutan gelatin
untuk senyawa tannin. Selama dasawarsa terakhir penelitian mengenai kandungan kimia
semakin pesat sehingga manfaat ujifitokimia semakin sangat dibutuhkan dan memberi
sumbangan yang sangat bermakna (Abraham, 2010).

III. Metode Praktikum


A. Alat dan bahan yang digunakan
Alat – alat yang digunakan pada praktikum ini adalah
a. Pemanas
b. Tabung reaksi
c. Penjepit tabung reaksi
d. Lumpang
e. Corong pisah
f. Corong
g. Gelas kimia
h. Neraca
Bahan – bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah
a. Aquades
b. Air
c. N-heksan
d. Etil asetat
e. Metanol
f. Etanol
g. Asam sulfat
h. Asam klorida
i. Asam asetat
j. Kloroform
k. Eter
l. Amoniak 10%
m. Pereaksi uji fitokimia (HgCl2, KI, Bi(NO3)3, HNO3, logam Mg, Larutan FeCl3,
gelatin 10%)
n. Bahan sampel tumbuhan
C. Pembahasan

Fitokimia atau kadang disebut fitonutrien, dalam arti luas adalah segala jenis zat kimia
atau nutrien yang diturunkan dari sumber tumbuhan, termasuk sayuran dan buah-buahan.
Dalam penggunaan umum, fitokimia memiliki definisi yang lebih sempit. Fitokimia
biasanya digunakan untuk merujuk pada senyawa yang ditemukan pada tumbuhan yang
tidak dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh, tapi memiliki efek yang menguntungkan
bagi kesehatan atau memiliki peran aktif bagi pencegahan penyakit. Karenanya, zat-zat
ini berbeda dengan apa yang diistilahkan sebagai nutrien dalam pengertian tradisional,
yaitu bahwa mereka bukanlah suatu kebutuhan bagi metabolisme normal, dan ketiadaan
zat-zat ini tidak akan mengakibatkan penyakit defisiensi, paling tidak, tidak dalam jangka
waktu yang normal untuk defisiensi tersebut.

Indonesia merupakan salah satu Negara yang paling kaya akan keanekaragaman hayati
dan sumber daya alam dengan beberapa jenis spesies tumbuhan yang dapat dimanfaatkan
sebagai sumber obat-obatan dan insektisida. Sumber daya alam hayati dapat berasal dari
flora, fauna dan mikroorganisme. Salah satu sumbangan penting dari kekayaan alam flora
Indonesia adalah tersedianya senyawa-senyawa bioaktif. Metode yang dapat
dipergunakan untuk mencari dan menemukan senyawa bioaktif adalah pendekatan
fitofarkologi (Phytopharmacologic approaches) dan pendekatan skrining fitokimia
(Phytopharmacologic screening approaches)(Linskens, 1963 dalam Abraham 2007:13).

Pada percobaan ini, uji-uji yang dilakukan yaitu uji alkaloid, uji steroid, triterpenoid,
saponin, uji flavanoid dan uji tannin/polifenol. Untuk Uji Tanin dan polifenol, yang
digunakan sebagai bahan uji adalah Daun pepaya, Kunyit, dan Daun pecah beling.
Sedangkan untuk uji Flavonoid dan uji alkaloid hanya digunakan daun pecah beling. Uji
ini dilakukan untuk mencari tahu isi kandungan dari suatu bagian-bagian tubuh tumbuhan
yang dapat dimanfaatkan untuk sebagai obat alternatif.

Pada uji yang pertama yakni uji tannin dan polifenol. Sudah dikatakan sebelumnya, uji
tanin dan polifenol dilakukan pada sample Daun pepaya, Kunyit, dan daun pecah beling.
Untuk menguji keberadaan suatu tannin dan polifenol maka terlebih dahulu sampel
dihaluskan. Hal ini bertujuan untuk mnghancurkan dinding sel yang sifatnya kaku
sehingga senyawa target (metabolic sekunder) yang berada dalam vakuola mudah
diambil. Kemudian sample diekstraksi dengan aquadest dengan bantuan pemanasan
untuk melarutkan tannin/polifenol agar terpisah dari bagian tubuh tumbuhan sampel,
kemudian disaring. Filtrat yang diperoleh dibagi dalam dua tabung. Tabung reaksi
pertama ditambahkan larutan FeCl3 menghasilkan warna hitam yang menandakan (+)
tannin/polifenol. Untuk daun pepaya yang telah digerus kemudian ditambahkan dengan
larutan FeCl3 2-3 tetes. Setelah penambahan larutan tersebut, warna sampel daun pepaya
berubah warna menjadi warna hitam. Hal ini menandakan bahwa dalam dau pepaya
terdapat atau + terhadap tanin dan polifenol. Sama halnya dengan sampel Kunyit, Setelah
sampel dihaluskan dan di tambahkan dengan larutan FeCl3 maka larutan berubah
menjadi warna hitam. Hal ini menandakan bahwa dalam kunyit mengandung tanin dan
polifenol. Lain halnya dengan Daun pecah beling, Setelah sampel dihaluskan dan
ditambahkan dengan larutan FeCl3 maka larutan berubah warna menjadi warna coklat.
Ini membuktikan bahwa dalam Daun pecah beling tidak terdapat senyawa tanin dan
polifenol.

Pada uji flavanoid, sampleyang digunakan hanya daun pecah beling. Daun pecah beling
dihaluskan dengan tujuan untuk menghancurkan dinding sel yang sifatnya kaku sehingga
senyawa targetnya (metabolic sekunder) yang berada dalam vakuola mudah diambil.
Sampel diekstraksi dengan methanol kemudian larutan disaring untuk memisahkan
filtrate dan residunya. Filtratnya diuapkan sehingga filtratnya menjadi pekat. Setelah
diuapkan, filtrate diekstraksi lagi dengan n-heksan agar senyawa-senyawa non polar
dibawa ke n-heksan, kemudian disaring untuk memisahkan filtrate dan residunya. Residu
diekstraksi dengan etanol 80% dan ditambahkan Logam Mg dan dibagi kedalam dua
tabung, tabung pertama ditambahkan 0,5 ml HCl untuk mendeteksi adanya senyawa
flavanoid akan bereaksi dengan Mg,setelah penambahan HCl, maka daun pecah beling
berubah warna menjadi warna merah muda. Hal ini menandakan bahwa dalam daun
pecah beling terdapat senyawa flavonoid.

Pada uji alkaloid ini sample digerus atau dihaluskan tujuannya untuk menghancurkan
dinding sel yang sifatnya kaku sehingga senyawa target (metabolit sekunder) yang berada
dalam vakuola mudah diambil. Kemudian sample diekstraksi dengan penambahan
kloroform dan diaduk perlahan-lahan. Ekstraksi dengan penambahan kloroform bertujuan
untuk memutuskan ikatan antara asam tannin dan alkaloid yang terikat secara ionic
dimana atom N dari alkaloid berikatan saling stabil dengan gugus hidroksil genolik dari
asam tannin. Dengan terputusnya ikatan ini alkaloid akan bebas, sedangkan asam tannin
akan terikat oleh kloroform. Sedangkan pengadukan bertujuan untuk memperbanyak
kontak yang terjadi antara kloroform dengan bubur target semakin banyak. Hal ini
memungkinkan ikatan antara asam tannin dan alkaloid semakin banyak sehingga alkaloid
bebas semakin banyak yang terekstraksi. Setelah diekstraksi, larutan ini disaring dan
larutannya ditambahkan asam sulfat 2N dan dikocok kuat-kuat. Penambahan asam sulfat
2N ini berfungsi untuk mengikat kembali alkaloid menjadi garam alkaloid agar dapat
bereaksi dengan pereaksi-pereaksi logam berat yaitu spesifik untuk alkaloid yang
menghasilkan kompleks garam anorganik yang tidak larut sehingga terpisah dengan
metabolic sekundernya. Penambahan asam sulfat 2N menyakibatkan larutan terbentuk
menjadi dua fase karena adanya perbedaan tingkat kepolaran antara fase aqueous yang
polar dan kloroform yang relative kurang polar. Garam alkaloid akan larut pada lapisan
atas, sedangkan lapisan kloroform berada pada lapisan paling bawah karena memiliki
massa jenis yang lebih besar. Sedangkan pengocokan dengan kuat bertujuan untuk
melarutkan senyawa-senyawa pada tiap-tiap lapisan secara tepat dan sempurna. Lapisan
atas (lapisan atas sulfat) diuji dengan pereaksi meyer dan pereaksi dragendorf. Pada uji
dengan peeaksi meyer larutan menghasilkan endapan putih yang menandakan (+)
alkaloid. Pereaksi meyer bertujuan untuk mendeteksi alkaloid, dimana pereaksi ini
berikatan dengan alkaloid melalui ikatan koordinasi antara atom N alkaloid dan Hg
pereaksi meyer sehingga menghasilkan senyawa kompleks merkuri yang nonpolar
mengendap berwarna putih. Reaksi pada uji alkaloid ini dengan pereaksi meyer adalah :
N + KHgI4 Hg-N Putih
Atom N menyumbangkan pasangan electron bebas dan atom Hg sehingga membentuk
senyawa kompleks yang mengandung atom N sebagai ligannya.Setelah pengujian
dilakukan, pengujian alkaloid ini tidak berhasil. Mungkin dikarenakan oleh larutan asam
sulfat yang digunakan merupakan larutan asam sulfat tehnik dan larutan yang seharusnya
digunakan adalah larutan kloroform amoniakal akan tetapi pada percobaan ini hanya
digunakan larutan kloroform.

V. Simpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, bahwa pada uji Tanin dan Polifenol
untuk bahan uji Daun pepaya, Kunyit, dan daun pecah beling, yang positif terhadap
senyawa tanin dan polifenol adalah Daun pepaya dan Kunyit sedangkan Daun pecah
beling negatif. Untuk Uji flavonoid, Daun pecah beling Positif mengandung senyawa
flavonoid. Dan untuk uji senyawa alkaloid, Daun pecah beling negatif terhadap senyawa
alkaloid.

Daftar Pustaka

Abraham. 2010.Penuntun Praktikum Kimia Organik II. Universitas Haluoleo. Kendari


Bogoriani, N.W.2008.Isolasi dan Identifikasi Glikosida Steroid Dari Daun Andong
(Cordyline terminalis Kunth). Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit
Jimbaran
Harborne, J.B.1967. Metode Fitokimia. ITB. Bandung
Rusnato.2007. isolasi dan Karakterisasi Senyawa Bioaktif Tanaman Ceraken (Croton
tiglium L)Sebagai Larvasida Pencegah Demam Berdarah Dengue. Fakultas Teknik
Untirta

Sastrohamdjojo, H. 1996. Sintesis Bahan Alam. UGM. Yogyakarta.

Tugas Setelah Praktikum


1. Tuliskan reaksi umum yang terjadi pada:
a. Uji alkaloid
b. Uji steroid
c. Uji flavonoid
d. Uji tannin dan polifenol
2. Pada uji alkaloid, kesimpilan yang akan saudara berikan (+) atau (-). Jika uji dengan
pereaksi meyer (+) sementara uji dengan dragendorf (-) ?
Jawab:
1. a. Reaksi umum pada uji alkaloid
2. Pada uji alkaloid dengan menggunakan uji pereaksi meyer (kalium tetraiodo merkurat)
dan pereaksi gragendorf (kalium tetraiodo bismulat).
a. Pada uji pereaksi meyer dihasilkan (+) alkaloid, apabila terbentuk endapan putih.
Dimana pereaksi meyer bersifat elektrofilik (Hg2+), mengadisi atom C no 2, dimana
terlebuh dahulu K2HgI4 terlarut dalam air secara reversibel dengan mensorvasi asam
iodida + KI + HgO. Hg2+ dari HgO membentuk kompleks dengan dua molekul kolid
sebagai endapan putih.
b. Menggunakan pereaksi dragendrof (kalium tertaiodo bismutat) hasilnya (+) alkaloid
apabila terbentuk endapan hijau atau hitam.

Grab This Comment Form

Diposkan oleh alip@art di 04:35


Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke
Google Buzz
Label: LAPORAN

0 komentar:

Poskan Komentar

Anda mungkin juga menyukai