Anda di halaman 1dari 8

Prosiding

Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008


Universitas Lampung, 17-18 November 2008

KEPATUHAN PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI


(UNIVERSAL PRECAUTION) PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH ABDOEL MULUK BANDAR LAMPUNG

Muhammad Yusran

Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Lampung


Jl. Sumantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung

ABSTRAK

Prinsip pencegahan universal (Universal Precautions/UP) merupakan instrumen yang


efektif untuk melindungi dan mengurangi angka kejadian infeksi di rumah sakit (infeksi
nosokomial) pada tenaga kesehatan, pasien dan masyarakat. Kepatuhan terhadap penerapan UP
yang suboptimal menjadi faktor utama terjadinya peningkatan infeksi nosokomial di pusat
pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mencari faktor-faktor yang berperan
terhadap pelaksanaan UP yang suboptimal pada tenaga perawat di Bandar Lampung. Penelitian
cross sectional dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Muluk, Bandar Lampung.
Dari 220 kuisoner yang disebar kepada perawat, 191 kuisoner dikembalikan dengan lengkap.
Faktor demografi (jenis kelamin, usia, lama bekerja, and pendidikan), tingkat pengetahuan,
keselamatan lingkungan kerja di rumah sakit, dan sikap perawat terhadap pasien dengan infeksi
HIV dinilai sebagai penentu tingkat kepatuhan. Hasil analisis menggunakan regresi logistik
multipel menunjukkan bahwa perawat yang menganggap lingkungan kerja yang aman enam kali
lebih patuh terhadap pelaksanaan UP (p<.001). Intervensi terhadap keselamatan lingkungan
rumah sakit dapat meningkatkan tingkat kepatuhan perawat untuk melaksanakan UP.

Kata Kunci: Universal Precaution, Perawat, Infeksi Nosokomial.

1. PENDAHULUAN
Infeksi nosokomial merupakan salah satu risiko kerja yang dihadapi oleh tenaga
kesehatan di rumah sakit. Darah dan cairan tubuh merupakan media penularan penyakit dari
pasien kepada tenaga kesehatan. Virus Human Immunodeficiency Virus (HIV), Hepatitis B
(HBV), dan Virus Hepatitis C (HCV) merupakan ancaman terbesar pada tenaga kesehatan. Pada
tahun 2002, WHO memperkirakan terjadi 16.000 kasus penularan hepatitis C virus, 66.000
kasus penularan hepatitis B and 1.000 kasus penularan HIV pada tenaga kesehatan di seluruh
dunia.
Tingginya prevalensi penderita hepatitis B, heptitis C, dan HIV akan meningkatkan
angka terjadinya penularan penyakit ke pada tenaga kesehatan. Angka kejadian Hepatiti B per
10 000 penduduk sebesar 0,9 % pada tahun 2005. Pasien pengidap HIV di Indonesia
diperkirakan berjumlah 193.000 orang pda tahun 2006 dan termasuk negara dengan tingginya
angka perkembangan penyakit. Kejadian ini dicetuskan dengan tingginya pengguna jatum
suntik pada pengguna narkotika dan penularan secara seksual.

ISBN : 978-979-1165-74-7 IV-83


Prosiding
Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008
Universitas Lampung, 17-18 November 2008

Tingginya frekuensi kontak dengan darah penderita akan meningkatkan risiko tejadinya
infeksi pada tenaga kesehatan. Penelitian yang dilakukan terhadap 24.000 tenaga kesehatan di
rumah sakit selama 3 tahun menunjukkan bahwa insiden kontak darah (exposure rate) 3,5 per
100 pekerja per tahun ( Denis, 2003). Centre for Disease Control (CDC) memperkirakan setiap
tahun terjadi 385.000 kejadian luka akibat benda tajam yang terkontaminasi darah pada tenaga
kesehatan di rumah sakit di Amerika.
Universal Precautions merupakan upaya pencegahan penularan penyakit dari pasien ke
tenaga kesehatan dan sebaliknya. Hal ini didasari oleh penyebaran penyakit infeksius melalui
medium darah. Pencegahan utama terhadap penularan tersebut yaitu meminimalisasi kejadian
kontak darah antara pasien dengan tenaga kesehatan. Bagi tenaga kesehatan, prinsip Universal
Precautions yang dijalankan berupa penggunaan alat pelindung diri (sarung tangan, apron,
masker, kaca mata) dan penggunaan benda-benda tajam secara aman (jarum suntik, pisau bedah,
jarum jahit).
Pelaksanaan prinsip Universal Precautiosn di Indonesia masih kurang (Bachroen, 2000
dikutip oleh Angraini, T 2000). Beberapa tindakan yang meningkatkan potensi penularan
penyakit yaitu tidak mencuci tangan, tidak menggunakan sarung tangan, penanganan benda
tajam yang salah, teknik dekontaminasi yang tidak adekuat, dan kurangnya sumber daya untuk
melaksanakan prinsip Universal Precaution. Penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Karyadi
Semarang menunjukkan angka kepatuhan tenaga kesehatan untuk menerapkan penerapan
beberapa elemen Universal Precaution kurang dari 50%. Studi pendahuluan yang dilakukan di
Rumah Sakit Abdoel Muluk pada tahun 2006 menunjukkan 58 % tenaga kesehatan mengalami
paparan terhadap darah dan cairan tubuh.
Tenaga perawat merupakan tenga kesehatan secara langsung berhadapan dengan pasien
dan paling. Frekuensi melakukan tindakan invasif dengan risiko terkena darah dan cairan tubuh
lainnya sangat tinggi. Tindakan invasif tersebut diantaranya pemasangan infus, penyuntikan
obat, pengambilan darah pasien, pemasangan kateter vena, dan lain-lain.
Faktor perilaku tenaga kesehatan dan lingkungan kerja mempunyai hubungan yang erat
dengan kepatuhan penerapan perilaku pencegahan kecelakaan pada pekerja. Penelitian ini
ditujukan untuk mengetahui faktor yang berperan terhadap kepatuhan tenaga perawat dalam
penerapan prinsip Universal Precautions di Rumah Sakit Abdoel Muluk, Bandar Lampung.

1.1 KERANGKA KONSEP PENELITIAN


Pada penelitian ini, penulis akan melihat 3 faktor utama dalam menilai kepatuhan
penerapan Universal Precautions pada Rumah Sakit Abdoel Muluk, Bandar Lampung. Ketiga
faktor tersebut adalah faktor demografi/individu, faktor psikososial dan faktor organisasi.

ISBN : 978-979-1165-74-7 IV-84


Prosiding
Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008
Universitas Lampung, 17-18 November 2008

FAKTOR ORGANISASI
− Lingkungan kerja
− Pelatihan keterampilan
UP

FAKTOR DEMOGRAFI
DAN INDIVIDU
− Jenis kelamin
− Usia
Kepatuhan penerapan Universal
− Pekerjaan Precautions di Rumah Sakit
− Lama bekerja
− Pengetahuan tentang UP

FAKTOR PSIKOSOSIAL
− Persepsi kemungkinan
terkena infeksi HIV
− Persepsi tentang
keparahan penyakit HIV
− Persepsi tentang
efektivitas UP
mencegah penyakit

Gambar 1. Model faktor-faktor yang berpengaruh pada tingat kepatuhan penerapan UP.

2. METODE PENELITIAN
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Abdoel Muluk Bandar Lampung.

Rancangan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian Cross Sectional yang bersifat deskriptif dengan
menggunakan data primer.

Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada penelitian ini adalah:
Variabel terikat
Kepatuhan pelaksanaan Universal Precaution pada tenaga perawat
Variabel bebas
a. Jenis kelamin
b. Usia
c. Lama bekerja

ISBN : 978-979-1165-74-7 IV-85


Prosiding
Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008
Universitas Lampung, 17-18 November 2008

d. Pengetahuan tentang UP
e. Lingkungan kerja
f. Sikap terhadap pasien dengan HIV

Definisi Operasional
Tingkat kepatuhan UP responden yang menjadi variabel dependen dibagi menjadi
dua kelompok yaitu lebih patuh dan kurang patuh. Responden dikelompokkan patuh apabila
mendapatkan nilai 56 atau lebih dari 14 pertanyaan yang menggambarkan pelaksanaan UP
(kisaran nilai 14-70). Variabel independent pada penelitian ini adalah usia, jenis kelamin,
lama bekerja, tingkat pengetahuan, tingkat lingkungan kerja, dan sikap responden terhadap
pasien dengan HIV. Usia diukur dalam tahun dan dalam analisis multivariabel
dikelompokkan diatas 40 tahun dan 40 tahun kebawah. Waktu kerja dibagi menjadi 2 tahun
kurang dan lebih dari 2 tahun. Pengetahuan baik dan pengetahuan kurang dibedakan untuk
mengetahui tingkat pengetahuan. Jika responden menjawab 12 benar atau lebih dari 16
pertanyaan di kelompokkan berpengetahuan baik. Lingkungan kerja diukur dengan 20
pertanyaan yang menggunakan skala Likert. Jika responden menghasilkan jawaban bernilai
80 (kisaran 20-100) maka responden dikategorikan memiliki lingkungan kerja yang baik.
Variabel independent terakhir yaitu sikap terhadap pasien dengan HIV. Responden dikatakan
toleran bila nilai keseluruhan skala Likert 48 atau lebih (kisaran 12-60).

Populasi
Populasi penelitian ini adalah tenaga perawat yang bertugas di RSAM Bandar
Lampung. Jumlah perawat yang bekerja di RSAM sebanyak 434 orang.

Jumlah sampel
Jumlah sample yang akan diambil sejumlah 220 orang dengan confident level 95 % dan
confident interval 10%. Pengambilan sample dilakukan secara random sampling.

Pengumpulan Data
Data yang diperoleh merupakan data primer yang dikumpulkan melalui pengisian
kuisoner RSAM Bandar Lampung dengan referensi waktu Juli-Desember 2007.

Analisis Data
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif berupa tabulasi
silang (cross tab) dan analisis inferensia berupa analisis regresi logistik. Analisis dilakukan
dengan menggunakan alat bantu perangkat lunak SPSS v 11.5.

ISBN : 978-979-1165-74-7 IV-86


Prosiding
Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008
Universitas Lampung, 17-18 November 2008

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Data deskriptif
Respond rate pada penelitian ini cukup baik yaitu 87 %. Responden terdiri dari
58 (30.4%) orang pria dan 133 (69.6%) orang wanita. Rata-rata usia responden yaitu 34
tahun dengan rata-rata pengalaman kerja selama 11 tahun. Sebaran tingkat pendidikan
responden terbanyak pada tingkat pendidikan diploma sebanyak 149 (78.0%) orang.
a. Angka kejadian kotak darah
Kejadian kontak darah dalam priode 6 bulan sebanyak 124 kasus (64.9%).
Angka. Insiden terjadinya kontak darah pada penelitian ini cukup tinggi. Penyebab
utama terjadinya kontak darah pada responden adalah tertusuk jarum suntik. Prosedur
penutupan jarum suntik setelah digunakan merupakan penyebab tersering tertusuk
jarum.

b. Tingkat pengetahuan Universal Precautions


Tingkat pengetahuan responden terhadap prinsip UP cukup baik. Sebanyak 129
(67.5) responden masuk dalam kriteria dengan pengetahuan yang baik. Tidak ada
responden yang dapat menjawab benar semua pertanyaan yang diberikan. Dari 16
pertanyaan tentang UP, pengetahuan tentang keharusan pemeriksaan serologi darah
pada prosedur praoperasi untuk mendeteksi adanya infeksi HIV dan keharusan menutup
kembali jarum bekas dijawab benar benar oleh kurang dari 50.0 % responden. Hal ini
menunjukkan pengetahuan responden tentang prinsip UP masih parsial.

c. Tingkat kepatuhan pelaksanaan Universal Precautions


Pelaksanaan UP oleh responden masih suboptimal. Hanya 64 (33.5%)
responden yang masuk dalam kategori baik dalam menjalankan prinsip UP. Tingkat
kepatuhan untuk tidak menutup kembali jarum suntik habis pakai dan penggunaan alat
pelindung diri (gaun, pelindung mata, dan pelindung wajah) masih rendah.

d. Keadaan lingkungan dan organisasi kerja


Lingkungan kerja masih dikategorikan kurang baik oleh 111 (58.1%)
responden. Distribusi tugas yang terlalu banyak membuat perawat sulit untuk
menerapkan UP. Peran dari atasan langsung untuk mengkoreksi dan mendiskusikan
tentang UP masih kurang. Belum semua responden mendapatkan pelatihan UP. Rambu-
rambu keselamatan kerja dan panduannya pada beberapa tempat masih kurang.
Keadaan lingkungan kerja yang tidak bersih, berantakan dan terlalu penuh masih dapat

ISBN : 978-979-1165-74-7 IV-87


Prosiding
Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008
Universitas Lampung, 17-18 November 2008

dijumpai. Konflik kerja antar pekerja maupun dengan atasan masih menjadi masalah di
tempat kerja.

e. Sikap perawat terhadap pasien dengan HIV


167 (87.4%) responden masih memiliki sikap negatif terhadap pasien dengan
HIV AIDS. Perawat beranggapan setiap pasien yang akan mendapatkan prosedur
pembedahan harus diperiksa satus HIV. Pasien HIV harus diasingkan dari pasien
lainnya. Responden juga khawatir tertular HIV di tempat kerja. Sikap tersebut diatas
merupakan stigma negatif terhadap pasien dengan HIV yang masih tinggi pada tenaga
kesehatan.

f. Faktor-faktor yang berpengaruh pada tingkat kepatuhan tenaga


kesehatan dalam penerapan Universal Precautions.
Regresi logistik multipel dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap kepatuhan responden dalam melaksanakan prinsip UP di tempat
kerja. Hasil analisis tersebut dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Regresi logistik multipel
B S.E. Sig. Exp(B) 95.0% C.I.for EXP(B)
Lower Upper
Pengetahuan -.499 .364 .170 .607 .297 1.239
Sikap terhadap pasien
-.358 .532 .501 .699 .246 1.984
HIV
Lama kerja -.254 .551 .645 .776 .264 2.283
Usia -.559 .410 .172 .571 .256 1.276
Lingkuangan kerja 1.775 .394 .000 5.903 2.726 12.783
Jenis kelamin .271 .381 .477 1.311 .622 2.765
Constant -.985 .652 .131 .373
Cox & Snell R Square .132, Nagelkerke R Square .183

Dari hasil hasil analisis diatas, lingkungan kerja menjadi faktor yang berperan dalam
menentukan kepatuhan perawat dalam melaksanakan prinsip UP di rumah sakit.
Perawat yang memiliki lingkungan kerja yang baik akan 6 kali lebih patuh dalam
melaksanakan prinsip UP di tempat kerja (p<.000; CI 95 2.73-12.78). Penyedian alat
pelindung diri dan pengawasan dalam penggunaannya merupakan upaya yang penting
dalam pencegahan kecelakaan kerja di rumah sakit. Komitmen manajemen untuk
memprioritaskan iklim kerja yang baik akan mencegah penularan nosokomial di tempat
kerja.

ISBN : 978-979-1165-74-7 IV-88


Prosiding
Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008
Universitas Lampung, 17-18 November 2008

4. KESIMPULAN
Penelitian ini memberikan informasi bahwa insiden kontak darah antara perawat dan
pasien cukup tinggi. Hal ini terjadi karena tingkat kepatuhan perawat dalam menerapkan prinsip
pencegahan infeksi (Universal Precautions) masih belum optimal. UP masih diterapkan secara
parsial. This study provides information about health care workers compliance with Universal
Precaution guidelines. This study indicates that UP guidelines were partially implemented by
health care workers. The high level of occupational exposure to blood found among this group
reveal the poor safety condition due to sub optimal compliance with UP guidelines.
Demographic factors, hospital safety climate and attitude towards HIV patients were measured
as determinants of the compliance. Among several determinants of suboptimal compliance with
UP, hospital safety climate and age were the most important determinants influencing the
compliance of health care workers with UP. This finding can be used to set an intervention
program improving the compliance of health care workers with UP guidelines.

DAFTAR PUSTAKA

Pruss-Ustun A, Rapiti E, Hutin Y. Estimation of the global burden of disease attributable to


contaminated sharps injuries among health-care workers. Am J Ind Med. 2005;
48:482–490. doi: 10.1002/ajim.20230

Indonesian health profile 2005. Ministry of Health Republic of Indonesia.

WHO.Review of health sector response to HIVand AID in Indnesia 2007. available on the
Internet at http://www.searo.who.int/hiv-aids publications

Denis, M.A. Ecochard, R. Bernadet, A. Forissier, M.F. Porst, J.M. Robert, O. Volckmann, C.
Bergeret, A.2003. Risk of Occupational Blood Exposure in a Cohort of 24,000
Hospital Healthcare Workers: Position and Environment Analysis Over Three
Years. Journal of Occupational & Environmental Medicine. 45(3):pp283-288

Anggraini, T. (Ed.).2000. Universal Precautions Guidelines for Primary Health Care Centers in
Indonesia Initiatives. Surabaya.pp 1-28.

D.O. Duerink, H. Farida, N.J.D. Nagelkerke, H. Wahyono, M. Keuter, E.S. Lestari, U. Hadi,
P.J. Van den Broek. Preventing nosocomial infections: improving compliance with
standard precautions in an Indonesian teaching hospital. Journal of Hospital
Infection 64 (1), September 2006, Pages 36-43.
Yusran M. Pengaruh Penerapan Prinsip Universal Precaution Terhadap Kejadian Kontak Darah
Pada Tenaga Kesehatan Di Rumah Sakit Abdoel Muluk Bandar Lampung Tahun
2006.

Jovanović J, Aranđelović M, Jovanović M. Multidisciplinar aspects of occupational accidents


and injuries. Working and Living Environmental Protection Vol. 2, No 4, 2004, pp.
325 - 333

ISBN : 978-979-1165-74-7 IV-89


Prosiding
Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008
Universitas Lampung, 17-18 November 2008

Kermode M, Jolley D, Langkham B. Complieance with Universal/Standard Precautions among


health care worker in rural north India. American Journal of Infection control. Vol
33 (1),2005. pp 27-33.

Ji G, Yin H, Chen Y. Prevalence of and risk factors for non-compliance with glove utilization
and hand hygiene among obstetrics and gynaecology workers in rural China.
Journal of Hospital Infection. 59 (3).2005. Pp 235-241

Duerink D.O., Farida H, Nagelkerke N.J.D. Preventing nosocomial infections: improving


compliance with standard precautions in an Indonesian teaching hospital. Journal of
Hospital Infection. 64 (1).2006. Pp 36-43.

Gershon R.R.M. Hospital safety climate and its relationship with safe work practices and
workplace exposure incidents.American Journal of Infection Control. 28(3).2000.Pp
211-221.

Gershon R.R.M. Compliance with Universal Precautions among health care workers at three
regional hospitals. American Journal of Infection Control.1995.

ISBN : 978-979-1165-74-7 IV-90

Anda mungkin juga menyukai