Muhammad Yusran
ABSTRAK
1. PENDAHULUAN
Infeksi nosokomial merupakan salah satu risiko kerja yang dihadapi oleh tenaga
kesehatan di rumah sakit. Darah dan cairan tubuh merupakan media penularan penyakit dari
pasien kepada tenaga kesehatan. Virus Human Immunodeficiency Virus (HIV), Hepatitis B
(HBV), dan Virus Hepatitis C (HCV) merupakan ancaman terbesar pada tenaga kesehatan. Pada
tahun 2002, WHO memperkirakan terjadi 16.000 kasus penularan hepatitis C virus, 66.000
kasus penularan hepatitis B and 1.000 kasus penularan HIV pada tenaga kesehatan di seluruh
dunia.
Tingginya prevalensi penderita hepatitis B, heptitis C, dan HIV akan meningkatkan
angka terjadinya penularan penyakit ke pada tenaga kesehatan. Angka kejadian Hepatiti B per
10 000 penduduk sebesar 0,9 % pada tahun 2005. Pasien pengidap HIV di Indonesia
diperkirakan berjumlah 193.000 orang pda tahun 2006 dan termasuk negara dengan tingginya
angka perkembangan penyakit. Kejadian ini dicetuskan dengan tingginya pengguna jatum
suntik pada pengguna narkotika dan penularan secara seksual.
Tingginya frekuensi kontak dengan darah penderita akan meningkatkan risiko tejadinya
infeksi pada tenaga kesehatan. Penelitian yang dilakukan terhadap 24.000 tenaga kesehatan di
rumah sakit selama 3 tahun menunjukkan bahwa insiden kontak darah (exposure rate) 3,5 per
100 pekerja per tahun ( Denis, 2003). Centre for Disease Control (CDC) memperkirakan setiap
tahun terjadi 385.000 kejadian luka akibat benda tajam yang terkontaminasi darah pada tenaga
kesehatan di rumah sakit di Amerika.
Universal Precautions merupakan upaya pencegahan penularan penyakit dari pasien ke
tenaga kesehatan dan sebaliknya. Hal ini didasari oleh penyebaran penyakit infeksius melalui
medium darah. Pencegahan utama terhadap penularan tersebut yaitu meminimalisasi kejadian
kontak darah antara pasien dengan tenaga kesehatan. Bagi tenaga kesehatan, prinsip Universal
Precautions yang dijalankan berupa penggunaan alat pelindung diri (sarung tangan, apron,
masker, kaca mata) dan penggunaan benda-benda tajam secara aman (jarum suntik, pisau bedah,
jarum jahit).
Pelaksanaan prinsip Universal Precautiosn di Indonesia masih kurang (Bachroen, 2000
dikutip oleh Angraini, T 2000). Beberapa tindakan yang meningkatkan potensi penularan
penyakit yaitu tidak mencuci tangan, tidak menggunakan sarung tangan, penanganan benda
tajam yang salah, teknik dekontaminasi yang tidak adekuat, dan kurangnya sumber daya untuk
melaksanakan prinsip Universal Precaution. Penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Karyadi
Semarang menunjukkan angka kepatuhan tenaga kesehatan untuk menerapkan penerapan
beberapa elemen Universal Precaution kurang dari 50%. Studi pendahuluan yang dilakukan di
Rumah Sakit Abdoel Muluk pada tahun 2006 menunjukkan 58 % tenaga kesehatan mengalami
paparan terhadap darah dan cairan tubuh.
Tenaga perawat merupakan tenga kesehatan secara langsung berhadapan dengan pasien
dan paling. Frekuensi melakukan tindakan invasif dengan risiko terkena darah dan cairan tubuh
lainnya sangat tinggi. Tindakan invasif tersebut diantaranya pemasangan infus, penyuntikan
obat, pengambilan darah pasien, pemasangan kateter vena, dan lain-lain.
Faktor perilaku tenaga kesehatan dan lingkungan kerja mempunyai hubungan yang erat
dengan kepatuhan penerapan perilaku pencegahan kecelakaan pada pekerja. Penelitian ini
ditujukan untuk mengetahui faktor yang berperan terhadap kepatuhan tenaga perawat dalam
penerapan prinsip Universal Precautions di Rumah Sakit Abdoel Muluk, Bandar Lampung.
FAKTOR ORGANISASI
− Lingkungan kerja
− Pelatihan keterampilan
UP
FAKTOR DEMOGRAFI
DAN INDIVIDU
− Jenis kelamin
− Usia
Kepatuhan penerapan Universal
− Pekerjaan Precautions di Rumah Sakit
− Lama bekerja
− Pengetahuan tentang UP
FAKTOR PSIKOSOSIAL
− Persepsi kemungkinan
terkena infeksi HIV
− Persepsi tentang
keparahan penyakit HIV
− Persepsi tentang
efektivitas UP
mencegah penyakit
Gambar 1. Model faktor-faktor yang berpengaruh pada tingat kepatuhan penerapan UP.
2. METODE PENELITIAN
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Abdoel Muluk Bandar Lampung.
Rancangan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian Cross Sectional yang bersifat deskriptif dengan
menggunakan data primer.
Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada penelitian ini adalah:
Variabel terikat
Kepatuhan pelaksanaan Universal Precaution pada tenaga perawat
Variabel bebas
a. Jenis kelamin
b. Usia
c. Lama bekerja
d. Pengetahuan tentang UP
e. Lingkungan kerja
f. Sikap terhadap pasien dengan HIV
Definisi Operasional
Tingkat kepatuhan UP responden yang menjadi variabel dependen dibagi menjadi
dua kelompok yaitu lebih patuh dan kurang patuh. Responden dikelompokkan patuh apabila
mendapatkan nilai 56 atau lebih dari 14 pertanyaan yang menggambarkan pelaksanaan UP
(kisaran nilai 14-70). Variabel independent pada penelitian ini adalah usia, jenis kelamin,
lama bekerja, tingkat pengetahuan, tingkat lingkungan kerja, dan sikap responden terhadap
pasien dengan HIV. Usia diukur dalam tahun dan dalam analisis multivariabel
dikelompokkan diatas 40 tahun dan 40 tahun kebawah. Waktu kerja dibagi menjadi 2 tahun
kurang dan lebih dari 2 tahun. Pengetahuan baik dan pengetahuan kurang dibedakan untuk
mengetahui tingkat pengetahuan. Jika responden menjawab 12 benar atau lebih dari 16
pertanyaan di kelompokkan berpengetahuan baik. Lingkungan kerja diukur dengan 20
pertanyaan yang menggunakan skala Likert. Jika responden menghasilkan jawaban bernilai
80 (kisaran 20-100) maka responden dikategorikan memiliki lingkungan kerja yang baik.
Variabel independent terakhir yaitu sikap terhadap pasien dengan HIV. Responden dikatakan
toleran bila nilai keseluruhan skala Likert 48 atau lebih (kisaran 12-60).
Populasi
Populasi penelitian ini adalah tenaga perawat yang bertugas di RSAM Bandar
Lampung. Jumlah perawat yang bekerja di RSAM sebanyak 434 orang.
Jumlah sampel
Jumlah sample yang akan diambil sejumlah 220 orang dengan confident level 95 % dan
confident interval 10%. Pengambilan sample dilakukan secara random sampling.
Pengumpulan Data
Data yang diperoleh merupakan data primer yang dikumpulkan melalui pengisian
kuisoner RSAM Bandar Lampung dengan referensi waktu Juli-Desember 2007.
Analisis Data
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif berupa tabulasi
silang (cross tab) dan analisis inferensia berupa analisis regresi logistik. Analisis dilakukan
dengan menggunakan alat bantu perangkat lunak SPSS v 11.5.
dijumpai. Konflik kerja antar pekerja maupun dengan atasan masih menjadi masalah di
tempat kerja.
Dari hasil hasil analisis diatas, lingkungan kerja menjadi faktor yang berperan dalam
menentukan kepatuhan perawat dalam melaksanakan prinsip UP di rumah sakit.
Perawat yang memiliki lingkungan kerja yang baik akan 6 kali lebih patuh dalam
melaksanakan prinsip UP di tempat kerja (p<.000; CI 95 2.73-12.78). Penyedian alat
pelindung diri dan pengawasan dalam penggunaannya merupakan upaya yang penting
dalam pencegahan kecelakaan kerja di rumah sakit. Komitmen manajemen untuk
memprioritaskan iklim kerja yang baik akan mencegah penularan nosokomial di tempat
kerja.
4. KESIMPULAN
Penelitian ini memberikan informasi bahwa insiden kontak darah antara perawat dan
pasien cukup tinggi. Hal ini terjadi karena tingkat kepatuhan perawat dalam menerapkan prinsip
pencegahan infeksi (Universal Precautions) masih belum optimal. UP masih diterapkan secara
parsial. This study provides information about health care workers compliance with Universal
Precaution guidelines. This study indicates that UP guidelines were partially implemented by
health care workers. The high level of occupational exposure to blood found among this group
reveal the poor safety condition due to sub optimal compliance with UP guidelines.
Demographic factors, hospital safety climate and attitude towards HIV patients were measured
as determinants of the compliance. Among several determinants of suboptimal compliance with
UP, hospital safety climate and age were the most important determinants influencing the
compliance of health care workers with UP. This finding can be used to set an intervention
program improving the compliance of health care workers with UP guidelines.
DAFTAR PUSTAKA
WHO.Review of health sector response to HIVand AID in Indnesia 2007. available on the
Internet at http://www.searo.who.int/hiv-aids publications
Denis, M.A. Ecochard, R. Bernadet, A. Forissier, M.F. Porst, J.M. Robert, O. Volckmann, C.
Bergeret, A.2003. Risk of Occupational Blood Exposure in a Cohort of 24,000
Hospital Healthcare Workers: Position and Environment Analysis Over Three
Years. Journal of Occupational & Environmental Medicine. 45(3):pp283-288
Anggraini, T. (Ed.).2000. Universal Precautions Guidelines for Primary Health Care Centers in
Indonesia Initiatives. Surabaya.pp 1-28.
D.O. Duerink, H. Farida, N.J.D. Nagelkerke, H. Wahyono, M. Keuter, E.S. Lestari, U. Hadi,
P.J. Van den Broek. Preventing nosocomial infections: improving compliance with
standard precautions in an Indonesian teaching hospital. Journal of Hospital
Infection 64 (1), September 2006, Pages 36-43.
Yusran M. Pengaruh Penerapan Prinsip Universal Precaution Terhadap Kejadian Kontak Darah
Pada Tenaga Kesehatan Di Rumah Sakit Abdoel Muluk Bandar Lampung Tahun
2006.
Ji G, Yin H, Chen Y. Prevalence of and risk factors for non-compliance with glove utilization
and hand hygiene among obstetrics and gynaecology workers in rural China.
Journal of Hospital Infection. 59 (3).2005. Pp 235-241
Gershon R.R.M. Hospital safety climate and its relationship with safe work practices and
workplace exposure incidents.American Journal of Infection Control. 28(3).2000.Pp
211-221.
Gershon R.R.M. Compliance with Universal Precautions among health care workers at three
regional hospitals. American Journal of Infection Control.1995.