1. Refresentasi DTM
1.1. TIN
TIN – triangulated irregular network – merupakan suatu model alternatif bagi
DTM dan DEM raster-grid biasa. Model yang pertama kali dikembangkan di awal
tahun 1970-an ini merupakan cara yang sederhana dalam membangun sebuah
permukaan dijital dari sekumpulan titik-titik data terdistribusi secara tidak teratur.
Model ini sangat menarik karena kesederhanaannya dan sifat ekonomis. Oleh karena
itu, beberapa prototipe paket program aplikasi contouring yang bermunculan pada
tahun 1980-an meggunakan TIN sebagai model permukaaan dijital, ( Eddy Prahasta,
2008 )
Titik-titik sample yang terdistribusi secara tidak teratur ini dapat digunakan
untuk merepresentasikan permukaan tanah – dengan jumlah titik sample yang lebih
besar (rapat) untuk wilayah dengan detil yang banyak dan bervariasi, dan jumlah detil
minim. Oleh karena itu, sample ruang yang tidak teratur seperti ini lebih efisien dari
pada sample teratur (seperti halnya raster-grid) dalam merepresentasikan sebuah
permukaaan. Pada model TIN ini, setiap titik sample yang bersebelahan dihubungkan
satu sama lain dengan garis-garis untuk membentuk geometri segitiga-segitiga bebas
tetapi non-overlappping. Didalam setiap segitiga ini, permukaan yang bersangkutan
diwakili olegh sebuah bidang datar.
Dengan memanfaatkan bentuk segitiga-segitiga ini, setiap keping moasik
(bidang datar segitiga) permukaan dipastikan akan “pas” dengan bersebelahan. Oleh
karena itu, bentuk permukaaannya akan kontiyu – setiap permukaan segitiga
didefinisikan oleh nilai-nilai ketinggian yang terdapat pada ketiga sudutnya. Sebagai
ilustrasi, berikut ini adalah gambaran umum mengenai struktur DTM vector-based
yang diimplementasikan dalam bentuk TIN. Perbedaan antara TIN yang satu dengan
yang lainnya (software-specified dan standard) pada umumnya terletak pada struktur
detail, header, beserta implementasinya – struktur “topologi” (nodes, edges, adjacent,
x, y, z) yang jadi berbeda antara suatu standard dengan standard yang lain, ( Eddy
Prahasta, 2008 )
1.2. Breaklines
Breaklines adalah unsur-unsur spasial yang memiliki bentuk kurva-linier
(polyline atau polygon bila dilihat dari atas) dan kehadiranya akan mempresentasikan
suatu perubahan (gradien atau slope) permukaan tanah yang tiba-tiba (biasanya
digambarkan oleh garis-garis kontur yang cukup rapat). Pada umumnya, breaklines
diasosiasikan dengan adanya fenomena-fenomena unsur-unsur muka tanah seperti
halnya dinding vertikal (baik buatan manusia, termasuk bangunan maupun yang
bersifat alamiah), batas-batas jalan (dengan asumsi tertentu), garis-garis punggung
bukit, bahu-jalan, sungai, saluran air, batas air, dan lain sebagainya yang sejenis, (
Eddy Prahasta, 2008 )
3. Klik Views di Menu Window sehingga akan tampil layer View seperti gambar di
bawah ini. Kemudian klik Add Theme di Menu View atau dengan cara klik Crlt+T
atau . Cari data dalam bentuk format “.shp” (elevation.shp) kemudian klik
OK.
Maka akan tampil Window seperti gambar di bawah ini.
4. Klik Create TIN from Features pada Menu Surface. Pada kotak dialog ubah
Height Source (Z). Kemudian klik OK. Maka akan tampil Window Output TIN
Name untuk menyimpan data hasil TIN. Kemudian Klik OK.
5. Maka akan tampil Window seperti di bawah ini.
2. Atur semua data pada kotak dialog Enter Parameters sesuai dengan apa yang
diinginkan. Kemudian klik OK.
2.3. Membuat Slope
1. Untuk membuat Slope dengan cara klik Derive Slope pada Menu Surface.
2. Atur semua data pada kotak dialog Output Grid Specation sesuai dengan apa yang
diinginkan. Kemudian klik OK. Kemudian klik double pada layer Slope. Klik
kotak dialog Clasiffication kemudian atur sesuai keinginan. Klik OK.