Ma Ling
Ma Ling
mulai dari cendol, dawet, susu kedelai, hingga minuman kemasan, berjajar di
berharap agar semakin banyak orang yang kehausan, yang berarti makin banyak
orang yang akan membeli dagangan mereka. Di sisi kiri jalan yang lain juga
terdapat deretan. Kontras dengan sisi jalan di seberangnya, sisi jalan yang satu
mobil untuk parkir, tepat di depan tanda huruf P yang dicoret. Beberapa menit
kemudian, sang petugas parkir kembali mengarahkan mobil lain yang hendak
pahlawan nasional dari Maluku, tanpa ada bukti parkir apapun yang diberikan
padanya. Sesekali lewat beberapa pengemis yang membawa anak kecil, yang
mereka sewa untuk memancing rasa iba para penderma. Begitulah Jakarta,
apapun.
Ari adalah satu di antara para pencari celah itu. Ia berada di tempat parkir
itu untuk mencari celah. Celah untuk mempertahankan hidup, paling tidak hingga
esok hari. Kaus oblong warna birunya basah oleh keringat. Matanya menjelajah,
1
meneliti satu persatu mobil di sana. Pandangannya terhenti pada mobil sedan
tidak ada.. Setelah dirasa aman, ia mulai mengakali kunci mobil tersebut.
Ternyata Ari bisa mempraktekkan dengan baik ‘ilmu’ yang diajarkan Bang Jek
mencopoti monitor LCD mini yang ada di bagian depan interior mobil, dan
sebenarnya ia takut. Takut ketahuan. Takut tertangkap polisi. Takut ibunya yang
sedang dirawat di rumah sakit tahu, bahwa anak sulungnya yang sehari-hari
Naas, isteri sang pemilik mobil yang ingin menaruh barang di mobilnya
dihadiahi ratusan bogem mentah hingga wajahnya dipenuhi bengkak dan lebam.
terdekat. Dalam hati, Ari bersyukur orang-orang itu tak sampai membakarnya
2
hidup-hidup Akan sangat memalukan baginya, jika harus mati sebagai seorang
***
“Buat apa?”
“Ibu saya...”
“Bukan.”
“Siapa?!”
“…”
“Nggak ada, Pak…Nggak ada yang nyuruh saya. Semua kemauan saya
sendiri. ”
Ari tak mengaku, mengekspos identitas Bang Jek kepada polisi sama saja
Bang Jek. Ia menolong siapapun yang butuh uang, namun dengan bunga yang
sangat tinggi. Jika tak mampu bayar, maka si penghutang dipaksanya menjadi
anak buahnya dan mencuri atau menodong seperti yang lain. Ketahuan? “Bukan
urusan gue…” kata Bang Jek tempo hari. Setelah interogasi selesai, ia dikirim ke
suaminya.
3
“Pi…Mami sekarang lagi ada di kantor polisi. Itu lho, tadi ada orang buka
paksa mobil kita dan mau nyuri monitor LCD kita. Anaknya sih masih muda,
seumuran Tony anak kita…Mami jadi nggak tega sama dia. Papi ke sini dulu
deh…”
menjadi agak gaduh, karena ternyata si suami bukan orang biasa. Semua orang
mengenali siapa ia, karena pernah melihatnya di surat kabar dan televisi,
terlihat selayaknya tubuh biasa. Perutnya begitu buncit, tak serasi dengan
Ari pun tak kalah kaget melihat kedatangannya. Orang itu menyapa
arah Ari. Ia lalu berkata, “Jadi kamu yang sudah menjebol pintu mobil saya…
Masih muda kerjaannya mencuri, mau jadi apa kamu nanti? Nggak pernah
mana, muncul sebuah kekuatan dalam dirinya yang selama ini selalu merasa
rendah diri untuk membalas kata-kata sang tuan yang terhormat. Darahnya
4
terasa menggelegak. Ia merasa semua ini tak adil. Ia tahu siapa bapak paruh
“Gua gak butuh nasehat dari koruptor tua menjijikan kayak lu!!! Lu udah
tua bukannya taubat malah korupsi uang Negara. Gua nggak pernah tamat
sekolah, itu karena lu dan temen-temen lu yang bikin Negara ini tambah
miskin!!!. Karena koruptor kayak lu, gua dan temen-temen gua gak pernah bisa
mengalami indahnya masa sekolah. Kami harus kerja keras membanting tulang
untuk sekadar bertahan hidup. Karena lu, orang miskin kayak gua tambah
miskin. Gua nggak tahu kenapa lu yang udah masuk pengadilan bisa bebas.
Gua gak tahu udah berapa banyak uang Negara yang lu pakai foya-foya. Gua
mungkin gak pernah tamat SMU, tapi bukan berarti gua bego. Bahkan jika orang
kayak gua tahu kalau lu koruptor, rasanya hakim pengadilan seharusnya gak
sebegitu bodoh. Kalo gua pantas dihukum begini, lu pantas dihukum mati!!!” Ari
berteriak, ia tak peduli lagi tentang apa yang akan terjadi terhadap dirinya. Ia
kekesalan yang ia pendam selama ini. Kekesalan pada aparat Negara yang
meledak.
di kantor polisi tersebut. Istri si pemilik mobil terlihat melongo, para petugas tak
5
menguasai diri. Wajah sang pria paruh baya berubah memerah, napasnya
memburu, “Anak kurang ajar!!! Bocah tak tahu diri!! Pak, saya mau melaporkan
anak ini atas perbuatan tidak menyenangkan dan pencemaran nama baik !!!
Polisi yang dilapori oleh mantan pejabat itu menampakkan ekspresi wajah
seorang koruptor, dan apa yang Ari katakan benar adanya. Tindak KKN yang
“Lu seharusnya gak ngomong begitu. Lu cuma bikin tambah susah diri lu
Berharap Allah masih mau mengampuni dosanya, berharap ibunya tidak keburu